Sunteți pe pagina 1din 51

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama

untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki

kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki

derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global

diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang

rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan

kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. (Depkes RI, 2008).

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan

mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.Berbagai upaya

kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan

yaitu melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini

merupakan Sistem Pelayanan Kesehatan yang dianut dan dikembangkan

dalam Sistem Kesehatan Nasional dengan melibatkan peran serta

masyarakat.

Upaya untuk mengoptimalkan kesehatan masyarakat yang

memerlukan dukungan dan peran serta aktif masyarakat antara lain adalah :

Pelayanan Kesehatan dasar Puskesmas khususnya Kesehatan Ibu dan

Anak, Perbaikan Gizi, Keluarga Berencana, Pemberantasan Penyakit

Menular, Penyuluhan Kesehatan, Perawatan Kesehatan Masyarakat,

Perawatan Usia Lanjut, dan sebagainya. (Departemen Kesehatan RI pada

tahun 2008)

1
Di Wilayah Dusun Bunihilir terdiri dari 6 RW 13 RT terdiri dari 344 KK

dengan jumlah penduduk 889 jiwa, laki- laki 445 orang dan perempuan 444

orang. Kondisi lingkungan di Dusun Bunhilir merupakan daerah pemukiman

dengan tanah subur dan tidak berdebu, bentangan lahan dengan ketinggian

tempat ± 700 M dari permukaan laut, curah hujan per tahun rata-rata 2500

mm, keadaan suhu rata-rata 25-26 derajat Celcius.

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Membantu dan memfasilitasi masyarakat untuk meningkatkan

derajat kesehatan yang optimal serta mampu mengenal dirinya sendiri

tentang masalah kesehatan Dusun Bunihilir.

2. Tujuan Khusus

Tujuan yang ingin dicapai pada Praktek Community Health

Development (CHD), yaitu:

1) Melakukan pengumpulan data komunitas yang berhubungan dengan

kesehatan bersama masyarakat dengan menggunakan format Survey

Kesehatan Masyarakat.

2) Menganalisa data kesehatan yang didapatkan di masyarakat.

3) Merumuskan diagnosa/masalah kesehatan

4) Melakukan tindakan keperawatan

5) Menggerakan masyarakat melakukan kegiatan yang telah

direncanakan

6) Mengubah perilaku kesehatan masyarakat

7) Melakukan evaluasi keperawatan.

2
C. MANFAAT LAPORAN

Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Masyarakat Dusun Bunihilir

Memberikan gambaran demografi, jumlah populasi penduduk,

kesehatan lingkungan perumahan, pendidikan, keselamatan dan

permasalahan kesehatan yang ada serta pelayanan sosial yang ada /

kegiatan sosial kemasyarakatan.

2. Puskesmas

Memberikan gambaran tentang status kesehatan dan kegiatan-

kegiatan kesehatan serta sosial kemasyarakatan yang ada di

masyarakat Dusun Bunihilir.

3. Mahasiswa / Penyusun

Menambah pengetahuan dan pengalaman secara langsung dalam

memberikan asuhan keparawatan komunitas khususnya di Dusun

Bunihilir.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP KEPERAWATAN KOMUNITAS

1. Definisi

Komunitas (community) adalah sekelompok masyarakat yang

mempunyai persamaan nilai (values), perhatian (interest) yang

merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi yang jelas,

dengan norma dan nilai yang telah melembaga (Sumijatun dkk, 2006).

Misalnya di dalam kesehatan di kenal kelompok ibu hamil, kelompok ibu

menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia, kelompok masyarakat

dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam

kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,

masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya (Mubarak,

2006).

Keperawatan komunitas sebagai suatu bidang keperawatan yang

merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan masyarakat

(public health) dengan dukungan peran serta masyarakat secara aktif

serta mengutamakan pelayanan promotif dan preventif secara

berkesinambungan tanpa mengabaikan perawatan kuratif dan rehabilitatif

secara menyeluruh dan terpadu yang ditujukan kepada individu, keluarga,

kelompok serta masyarakat sebagai kesatuan utuh melalui proses

keperawatan (nursing process) untuk meningkatkan fungsi kehidupan

manusia secara optimal, sehingga mampu mandiri dalam upaya

kesehatan (Mubarak, 2006).

4
Proses keperawatan komunitas merupakan metode asuhan

keperawatan yang bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontiniu, dan

berkesinambungan dalam rangka memecahkan masalah kesehatan klien,

keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti

pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan

(Wahyudi, 2010).

2. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

a. Tujuan keperawatan komunitas

Tujuan proses keperawatan dalam komunitas adalah untuk

pencegahan dan peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya-

upaya sebagai berikut.

1) Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap

individu, keluarga, dan keluarga dan kelompok dalam konteks

komunitas.

2) Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan

atau isu kesehatan masyarakat yang dapat memengaruhi keluarga,

individu, dan kelompok.

Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga,

kelompok, dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;

2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah

tersebut;

3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;

4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;

5
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka

hadapi, yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam

memelihara kesehatan secara mandiri (self care).

b. Fungsi keperawatan komunitas

1) Memberikan pedoman dan bimbingan yang sistematis dan ilmiah

bagi kesehatan masyarakat dan keperawatan dalam memecahkan

masalah klien melalui asuhan keperawatan.

2) Agar masyarakat mendapatkan pelayanan yang optimal sesuai

dengan kebutuhannya dibidang kesehatan.

3) Memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan pemecahan

masalah, komunikasi yang efektif dan efisien serta melibatkan

peran serta masyarakat.

4) Agar masyarakat bebas mengemukakan pendapat berkaitan

dengan permasalahan atau kebutuhannya sehingga mendapatkan

penanganan dan pelayanan yang cepat dan pada akhirnya dapat

mempercepat proses penyembuhan (Mubarak, 2006).

3. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas

Strategi intervensi keperawatan komunitas adalah sebagai

berikut:

a. Proses kelompok (group process)

Seseorang dapat mengenal dan mencegah penyakit,

tentunya setelah belajar dari pengalaman sebelumnya, selain

faktor pendidikan/pengetahuan individu, media masa, Televisi,

penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan dan sebagainya.

Begitu juga dengan masalah kesehatan di lingkungan sekitar

6
masyarakat, tentunya gambaran penyakit yang paling sering

mereka temukan sebelumnya sangat mempengaruhi upaya

penangan atau pencegahan penyakit yang mereka lakukan. Jika

masyarakat sadar bahwa penangan yang bersifat individual tidak

akan mampu mencegah, apalagi memberantas penyakit tertentu,

maka mereka telah melakukan pemecahan-pemecahan masalah

kesehatan melalui proses kelompok.

b. Pendidikan Kesehatan (Health Promotion)

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku

yang dinamis, dimana perubahan tersebut bukan hanya sekedar

proses transfer materi/teori dari seseorang ke orang lain dan

bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan

tersebut terjadi adanya kesadaran dari dalam diri individu,

kelompok atau masyarakat sendiri. Sedangkan tujuan dari

pendidikan kesehatan menurut Undang-Undang Kesehatan No. 23

Tahun 1992 maupun WHO yaitu ”meningkatkan kemampuan

masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan; baik fisik, mental dan sosialnya; sehingga produktif

secara ekonomi maupun secara sosial.

c. Kerjasama (Partnership)

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam

lingkungan masyarakat jika tidak ditangani dengan baik akan

menjadi ancaman bagi lingkungan masyarakat luas. Oleh karena

itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan

asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini berbagai

7
persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi

dengan lebih cepat.

4. Model Konseptual Dalam Keperawatan Komunitas

Model adalah sebuah gambaran deskriptif dari sebuah praktik

yang bermutu yang mewakili sesuatu yang nyata atau gambaran yang

mendekati kenyataan dari konsep. Model praktik keperawatan

didasarkan pada isi dari sebuah teori dan konsep praktik (Riehl &

Roy, 1980 dalam Sumijatun, 2006).

Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu

Model Health Care System (Betty Neuman, 1972). Model konsep ini

merupakan model konsep yang menggambarkan aktivitas

keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress

dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat

fleksibel, normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah

komunitas (Mubarak & Chayatin, 2009).

Menurut Sumijatun (2006) teori Neuman berpijak pada

metaparadigma keperawatan yang terdiri dari yang terdiri dari klien,

lingkungan, kesehatan dan keperawatan. Asumsi Betty Neuman

tentang empat konsep utama yang terkait dengan keperawatan

komunitas adalah:

a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari

keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari

variabel yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural,

perkembangan dan spiritual

8
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau

pengaruh-pengaruh dari sekitar atau sistem klien. Sehat,

merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan

kebutuhan.

c. Sehat menurut Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko,

cultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan klien, yaitu garis

pertahanan fleksibel, normal dan resisten. Sehat merupakan

keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan

menghindari atau mengatasi stresor. Model ini menganalisi

interaksi anatara empat variabel yang menunjang keperawatan

komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis, aspek psikologis,

aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.

5. Hubungan Konsep Keperawatan Komunitas Dengan Pelayanan

Kesehatan Utama

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan

yang merupakan perpaduan antara keperawatan dan kesehatan

masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang

bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan

masyarakat dengan menekankan kepada peningkatan peran serta

masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan perventif dengan

tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga diharapkan

masyarakat mampu mengenal, mengambil keputusan dalam

memelihara kesehatannya (Mubarak, 2009).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu

sebagai klien yang menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan

9
komunitas terdiri dari individu dan masyarakat. Berdasarkan pada

model pendekatan totalitas individu dari Neuman (1972 dalam

Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model komunitas

sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan

keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan

masyarakat dan keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya

menjadi model komunitas sebagai mitra, untuk menekankan filosofi

pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :

a. Tingkat individu

Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila

individu tersebut mempunyai masalah kesehatan maka perawat

akan memberikan asuhan keperawatan pada individu tersebut.

Pelayanan pada tingkat individu dapat dilaksanakan pada rumah

atau puskesmas, meliputi penderita yang memerlukan pelayanan

tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan keperawatan di

rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi seperti

penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu

yang memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan

seperti ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita.

b. Tingkat keluarga

Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan

keperawatan keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada

keluarga yang mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga

dengan resiko tinggi diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi

10
rendah dan keluarga yang anggota keluarganya menderita

penyakit menular dan kronis. Hal ini dikarenakan keluarga

merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang menyakut

kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap

juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara

kesehatan anggotanya.

c. Tingkat komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat

dilakukan dalam lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas

didalam suatu wilayah kerja puskesmas. Pelayanan ditingkat

masyarakat dibatasi oleh wilayah atau masyarakat yang

mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan, pekerjaan,

pendidikan dan sebagainya.

Asuhan keperawatan komunitas diberikan dengan

memandang komunitas sebagai klien dengan strategi intervensi

keperawatan komunitas yang mencakup tiga aspek yaitu primer,

sekunder dan tertier melalui proses individu dan kelompok dengan

kerja sama lintas sektoral dan lintas program.

Pelayanan yang diberikan oleh keperawatan komunitas

mencakup kesehatan komunitas yang luas dan berfokus pada

pencegahan yang terdiri dari tiga tingkat yaitu:

a. Pencegahan primer

Pelayanan pencegahan primer ditunjukkan kepada

penghentian penyakit sebelum terjadi karena itu pencegahan

primer mencakup peningkatan derajat kesehatan secara umum

11
dan perlindungan spesifik. Promosi kesehatan secara umum

mencakup pendidikan kesehatan baik pada individu maupun

kelompok. Pencegahan primer juga mencakup tindakan spesifik

yang melindungi individu melawan agen-agen spesifik misalnya

tindakan perlindungan yang paling umum yaitu memberikan

imunisasi pada bayi, anak balita dan ibu hamil, penyuluhan gizi

bayi dan balita.

b. Pencegahan sekunder

Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk

menditeksi penyakit lebih awal dengan mengobati secara tepat.

Kegiatan-kegiatan yang mengurangi faktor resiko

dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder misalnya

memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan

secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.

c. Pencegahan tertier

Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada

seseorang dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang

yang mengalami kecacatan agar dapat secara optimal

berfungsi sesuai dengan kemampuannya, misalnya

mengajarkan latihan fisik pada penderita patah tulang.

6. Proses Pelaksanaan Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas merupakan suatu bidang khusus

keperawatan yang merupakan gabungan dari ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan ilmu sosial yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan yang diberikan kepada individu,

12
keluarga, kelompok khusus dan masyarakat baik yang sehat maupun

yang sakit (mempunyai masalah kesehatan/keperawatan), secara

komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif

dan resosialitatif dengan melibatkan peran serta aktif masyarakat

secara terorganisir bersama tim kesehatan lainnya untuk dapat

mengenal masalah kesehatan dan keperawatan yang dihadapi serta

memecahkan masalah-masalah yang mereka miliki dengan

menggunakan pendekatan proses keperawatan sesuai dengan hidup

sehat sehingga dapat meningkatkan fungsi kehidupan dan derajat

kesehatan seoptimal mungkin dan dapat diharapkan dapat mandiri

dalam memelihara kesehatannya (Chayatin, 2009). Menjamin

keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan

melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan,

pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kesehatan. Pelayanan

keperawatan profesional yang merupakan perpaduan antara konsep

kesehatan masyarakat dan konsep keperawatan yang ditujukan pada

seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi

(Efendi, 2009).

Keperawatan komunitas merupakan Pelaksanaan

keperawatan komunitas dilakukan melalui beberapa fase yang

tercakup dalam proses keperawatan komunitas dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dinamis. Fase-

fase pada proses keperawatan komunitas secara langsung

melibatkan komunitas sebagai klien yang dimulai dengan pembuatan

13
kontrak/partner ship dan meliputi pengkajian, diagnosa, perencanaan,

implementasi dan evaluasi (Efendi, 2009).

Asuhan keperawatan yang diberikan kepada komunitas atau

kelompok adalah (Mubarak, 2005):

a. Pengkajian

Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara

lengkap dan sistematis terhadap mesyarakat untuk dikaji dan

dianalisis sehingga masalah kesehatan yang dihadapi oleh

masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang

menyangkut permasalah pada fisiologis, psikologis, sosial

ekonomi, maupun spiritual dapan ditentukan.

1) Pengumpulan Data

Hal yang perlu dikaji pada komunitas atau kelompok

antara lain :

a) Inti (Core) meliputi : Data demografi kelompok atau

komunitas yang terdiri atas usia yang beresiko, pendidikan,

jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan, serta

riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.

b) Mengkaji 8 subsistem yang mempengaruhi komunitas,

antara lain:

(1) Lingkungan Fisik, bagaimana penerangannya, sirkulasi,

bagaimana kepadatannya karena dapat menjadi stresor

bagi penduduk

14
(2) Pendidikan komunitas, apakah ada sarana pendidikan

yang dapat digunakan untuk meningkatkan

pengetahuan masyarakat

(3) Keamanan dan keselamatan, bagaimana keselamatan

dan keamanan tempat tinggal, apakah masyarakat

merasa nyaman atau tidak, apakag sering mengalami

stres akibat keamanan dan keselamatan yang tidak

terjamin

(4) Kualiti dan kebijakan pemerintah terkait kesehatan,

apakah cukup menunjang, sehingga memudahkan

masyarakat mendapatkan pelayanan di berbagai bidang

termasuk kesehatan

(5) Pelayanan kesehatan yang tersedia, untuk melakukan

deteksi dini dan merawat atau memantau gangguan

yang terjadi

(6) Sistem komunikasi, serta komunikasi apa saja yang

dapat dimanfaatkan masyarakat untuk meningkatkan

pengetahuan yang terkait dengan gangguan penyakit

(7) Sistem ekonomi, tingkat sosial ekonomi masyarakat

secara keseluruhan, apakah pendapatan yang terima

sesuai dengan Upah Minimum Registrasi (UMR) atau

sebaliknya

(8) Rekreasi, apakah tersedia sarana rekreasi, kapan saja

dibuka, apakah biayanya dapat dijangkau masyarakat

15
2) Jenis Data

Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data

subjektif dan data objektif (Mubarak, 2005):

a) Data Subjektif

Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah

yang dirasakan oleh individu, keluarga, kelompok, dan

komunitas, yang diungkapkan secara langsung melalui lisan.

b) Data Objektif

Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan,

pengamatan dan pengukuran

3) Sumber Data

a) Data primer

Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dari

individu,keluarga, kelompok, masyarakat berdasarkan hasil

pemeriksaan atau pengkajian.

b) Data sekunder

Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat

dipercaya, misalnya: kelurahan, catatan riwayat kesehatan

pasien atau medical record.

4) Cara Pengumpulan Data

a) Wawancara yaitu: kegiatan timbale balik berupa Tanya

jawab

b) Pengamatan yaitu: melakukan observasi dengan panca

indra

16
c) Pemeriksaan fisik: melakukan pemeriksaan pada tubuh

individu

5) Pengelolaan Data

a) Klasifikasi data atau kategorisasi data

b) Perhitungan presentase cakupan dengan menggunakan telly

c) Tabulasi data

d) Interpretasi data

6) Analisa Data

Kemampuan untuk mengkaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki

sehingga dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah

yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah kesehatan

atau masalah keperawatan.

7) Penentuan Masalah atau Perumusan Masalah Kesehatan

Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah

kesehatan dan masalah keperawatan yang dihadapi oleh

masyarakat sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan.

8) Prioritas Masalah

Prioritas masalah dapat ditentukan berdasarkan

hierarki kebutuhan Abraham H Maslow:

a) Keadaan yang mengancam kehidupan

b) Keadaan yang mengancam kesehatan

c) Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

17
b. Diagnosa Keperawatan

Kesehatan Diagnosis keperawatan ialah respon individu

pada masalah kesehatan baik yang actual maupun potensial.

Diagnose keperawatan komunitas akan memeberikan gambaran

tentang masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang

nyata dan yang mungkin terjadi. Diagnosa ditegakkan berdasarkan

tingkat rekreasi komunitas terhadap stresor yang ada. Selanjutnya

dirumuskan dalam tiga komponen, yaitu problem/masalah (P),

etiology atau penyebab (E), dan symptom atau manifestasi/data

penunjang (S) (Mubarak, 2005).

1) Problem : merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari

keadaan normal yang seharusnya terjadi.

2) Etiologi : penyebab masalah kesehatan atau keperawatan

yang dapat memeberikan arah terhadap intervensi

keperawatan.

3) Symptom : tanda atau gejala yang tampak menunjang

masalah yang terjadi.

c. Perencanaan/ Intervensi

Perencanaan keperawatan merupakan penyusunan

rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk

mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis keprawatan yang

sudah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan pasien.

Perencanaan intervensi yang dapat dilakukan berkaitan dengan

diagnosa keperawatan komunitas yang muncul diatas adalah

(Mubarak, 2005):

18
1) Lakukan pendidikan kesehatan tentang penyakit

2) Lakukan demonstrasi ketrampilan cara menangani penyakit

3) Lakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan penyakit

4) Lakukan kerja sama dengan ahli gizi dalam mennetukan diet

yang tepat

5) Lakukan olahraga secara rutin

6) Lakukan kerja sama dengan pemerintah atau aparat setempat

untuk memperbaiki lingkungan komunitas

7) Lakukan rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

d. Pelaksanaan/Implementasi

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana

asuhan keperawatan yang telah disusun. Dalam pelaksanaannya

tindakan asuhen keperawatan harus bekerjasama dengan angoota

tim kesehatan lain dalam hal melibatkan pihak puskesmas, bidan

desa, dan anggota masyarakat (Mubarak, 2005). Perawat

bertanggung jawab dalam melaksanakan tindakan yang telah

direncanakan yang bersifat (Efendi, 2009), yaitu:

1) Bantuan untuk mengatasi masalah gangguan penyakit

2) Mempertahankan kondisi yang seimbang dalam hal ini perilaku

hidup sehat dan melaksanakan upaya peningkatan kesehatan

3) Mendidik komunitas tentang perilaku sehat untuk mencegah

gangguan penyakit

4) Advocat komunitas yang sekaligus memfasilitasi terpenuhinya

kebutuhan komunitas

19
e. Penilaian/Evaluasi

Evaluasi memuat keberhasilan proses dan keberhasilan

tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan

membandingkan antara proses dengan dengan pedoman atau

rencana proses tersebut. Sedangkan keberhasilan tindakan dapat

dilihat dengan membandingkan tingkat kemandirian masyarakat

dalam perilaku kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan

masyarakat komunitas dengan tujuan yang sudah ditentukan atau

dirumuskan sebelumnya (Mubarak, 2005). Adapun tindakan dalam

melakukan evaluasi adalah:

1) Menilai respon verbal dan nonverbal komunitas setelah

dilakukan intervensi

2) Menilai kemajuan oleh komunitas setelah dilakukan intervensi

keperawatan

3) Mencatat adanya kasus baru yang dirujuk ke rumah sakit

B. Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)

Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan

masyarakat diantaranya adalah:

1. Sebagai Pendidik (Health Education)

Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,

kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat

secara terorganisirdalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga

terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai

derajat kesehatan yang optimal.

20
2. Sebagai Pengamat Kesehatan (Health Monitor)

Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang

menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul

serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,

pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

3. Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Servises)

Mengkoordinir seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan

masyarakat dan puskesmas dalam mencapai tujuan kesehatan melalui

kerjasama dengan team kesehatan lainnya sehingga tercipta keterpaduan

dalam sistem pelayanan kesehatan. Dengan demikianpelayanan

kesehatan yang diberikan merupakan suatu kegiatan yang menyeluruh

dan tidak terpisah-pisah antara satu dengan yang lainnya.

4. Sebagai Pembaharuan (Inovator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan sebagai agen

pembaharu terhadap individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

terutama dalam merubah perilaku dan pola hidup yang erat kaitannya

dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan.

5. Pengorganisir Pelayanan Kesehatan (Organisator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat berperan serta dalam

memberikan motivasi dalam meningkatkan keikutsertaan masyarakat

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam setiap upaya

pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh masyarakat misalnya:

kegiatan posyandu, dana sehat, mulai dari tahap perencanaan,

pelaksanaan sampai dengan tahap penilaian, sehingga ikut dalam

21
berpartisipasi dalam kegiatan pengembangan pengorganisasian

masyarakat dalam bidang kesehatan.

6. Sebagai Panutan (Role Model)

Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh

yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat

ditiru dan di contoh oleh masyarakat.

7. Sebagai Tempat Bertanya (Fasilitator)

Perawat kesehatan masyarakat dapat dijadikan tempat bertanya

oleh individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk memecahkan

berbagai permasalahan dalam bidang kesehatan dan keperawatan yang

dihadapi sehari-hari. Dan perawat kesehatan diharapkan dapat

membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi masalah kesehatan

dan keperawatan yang mereka hadapi.

8. Sebagai Pengelola (Manager)

Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola

berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat

sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan

kepadanya

22
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DUSUN BUNIHILIR DESA

SITUMANDALA KECAMATAN RANCAH KABUPATEN CIAMIS

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu kepearwatan di komunitas dan untuk

menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam

konteks keperawatan dasar, maka kelompok mendapatkan tugas keperawatan

komunitas di Wilayah Dusun Bunihilir Desa Situmandala.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi

tahap-tahap sebagai berikut : pengkajian, Intervensi, Implementasi dan evaluasi.

Geografi

- Tanah subur dan tidak berdebu

- Bentangan lahan dengan ketinggian tempat sekitar ±700 M dari

permukaan laut

- Curah hujan per tahun rata-rata 2500 mm

- Keadaan suhu rata-rata 25-26 derajat Celsius

Demografi

- Jumlah KK : 344 KK

- Jumlah penduduk : 889 Jiwa

- Mobilitas penduduk : Penduduk jarang di rumah ketika pagi dan siang

hari karena bekerja, sedangkan anak-anak pada sekolah.

- Kepadatan penduduk : Jarang (dari satu rumah ke rumah lain)

23
A. PENGKAJIAN INTI KOMUNITAS

1. PENGKAJIAN TAHAP I

a. Riwayat Wilayah

1) Desa Situmandala

Desa Situmandala secara geografis terletak di sebelah utara

Kabupaten Ciamis yang berbatasan dengan sebelah utara desa

Patakaharja dan sungai Cijolang Kabupaten Kuningan, Sebelah

timur berbatasan dengan Desa Sukasari, sebrlah Barat

berbatasan dengan Desa Rancah dan sebelah selatan berbatasan

Cisontrol.

Kemudian pada Tahun 1903 atas perintah Kanjeng Dalem

desa-desa yang terdiri dari Desa Sitularang, Desa Cisema, dan

Desa Rancah digabungkan menjadi Desa Rancah. Dan Pada

Tahun 1979 Desa Rancah dimekarkan kembali menjadi 2 (dua)

desa yaitu terbentuk Desa Pemekaran Desa Situmandala, Nama

Desa Situmandala diambil oleh mendiang Camat Maming yang

kebetulan saat itu beliau tinggal di Cimandala, tepatnya pada

Tanggal 23 Maret 1979 yang semula pusat Pemerintahan Desa

Situmandala untuk sementara berlokasi di Dusun Jatibunder,

dengan dijabat oleh pejabat sementara Kepala Desa M. Sukiman.

Desa Situmandala sampai pada saat ini telah terjadi 4 (empat) kali

pergantian Kepemimpinan, Yaitu;

1. Tahun 1980-1990 dipimpin oleh Kepala Desa Bpk. Abdul

Rahman

24
2. Tahun 1990-1998 dipimpin oleh Kepala Desa Bpk. R.

Samsudin

3. Tahun 1999-2007 dipimpin oleh Kepala Desa Bpk. Iwa

Sutaryono

4. Tahun 2007-2013 dipimpin oleh Kepala Desa Bpk. Tarjan

Hendarna Dan Pada saat ini Periode Tahun 2014-2018

dipimpin oleh Kepala Desa Bpk. Sunarya Sastrawijaya, A. Md

Pusat Pemerintahan Desa Situmandala berpindah ke Utara

sejauh 100 meter dari Pusat Pemerintahan Desa Sitularang

dahulu. Untuk Nama Dusun dan Jumlah Dusun dari Tahun 1979-

sampai dengan sekarang tetap termasuk jumlah RT dan RW.

Desa Situmandala adalah sebuah Desa di kawasan

Kecamatan Rancah Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat

berjarak 40 KM dari pusat Kabupaten Ciamis, dengan kondisi jalan

beraspal yang dapat di tempuh dengan kendaraan umum Ciamis-

Rancah atau Cisaga-Rancah.

Gamabaran pola kehidupan masyarakat Desa Situmandala

sesuai degnan letak Astronomis dan Geografis yang di miliki

sebagai berikut:

1. Masyarakat mayoritas Petani dan Buruh Tani Sawah dan

penggarap lahan kering berupa palawija dan sebagian petani

Holtikultura.

2. Untuk menopang biaya kebutuhan hidup sehari-hari

masyarakat berusaha dengan berternak ayam kampung,

25
kambing, sapi, pengrajin mebeuler, pandai besi, pengrajin gula

aren, dan makanan lainnya.

3. Sebagaian besar kehidupan masyarakat sangat tergantung

pada alam, sehingga iklim/cuaca sangat menentukan

kelangsungan kehidupan perekonomian masyarakat., dan

bagi sebagian masyarakat mata pencahariannya sebagai

pedagang, wiraswasta, PNS, TNI/Polri dan Buruh Harian

Lepas dll.

2) Dusun Bunihilir

Dusun Bunihilir dahulunya tempat persembuyian rakyat

dan tentara Indonesia dari serangan tentara penjajah.

b. Pemekaran Wilayah

Untuk Dusun Bunihilir tidak ada pemekaran wilayah RT maupun

RW.

c. Usia Penduduk yang paling tua

Untuk usia yang paling tua yaitu mencapai 80 Tahun.

d. Tingkat Penghasilan Masyarkat

Tingkat penghasilan masyarakat di Desa situmandala

khususnya Dusun Bunihilir angka penghasilan masyarakat masih di

bawah UMR Kabupaten Ciamis hanya sebagian dari jumlah

pendudukan yang mendapatkan penghasilan lebih dari UMR.

e. Angka Prevalensi Masalah Kesehatan di komunitas

Menurut ketua RT dan beberapa kader penyakit yang diderita di desa

Situmanda;a khususnya Dusun Bunihilir yang paling dominan di derita

26
oleh masyarakat adalah hipertensi, remtatik, gastritis, batuk, dan

influenza.

f. Angka Kesakitan dan Angka Kematian dalam 2 tahun terakhir

Untuk angka kesakitan dan angka kematian dalam 2 tahun terakhir di

Dusun Bunihilir yaitu tahun 2015. Penyakit yangpaling dominan di

Dusun Bunihilir yaitu Hipertensi, rematik, influenza dan gastristis.

Data 10 besar penyakit yang terdapat di Dusun Bunihilir Desa Situmanala


Tahun 2017
No Jenis penyakit Jumlah kasus
Umum BPJS Umum BPJS
1 Neuralgia Gastritis 12 38
2 Hipertensi Neuralgia 10 34
3 Gastritis Batuk 8 28
4 Batuk Dermatitis 7 24
5 Demam Hipertensi 4 22
6 Influenza Influenza 4 18
7 Dermatitis Demam 3 13
8 Stomatitis 4
9 Asma 4
10 Conjungtivitis 3
Jumlah 48 188
Sumber: Data Poskesdes tahun 2017

g. Latar Belakang Budaya yang Mempengaruhi Prilaku Masyarakat

Kebudayaan yang ada di desa situmandala merupakan modal dasar

pembangunan yang melandasi pembangunan yang akan

dilaksanakan, warisan budaya yang bernilai luhur merupakan dasar

dalam rangka mengembangkan pariwisata budaya yang di jiwai oleh

mayoritas keluhuran nilai-nilai budaya. Salah satu aspek yang

ditangani dan terus dilestarikan secara berkelanjutan adalah berbagai

kelompok kesenian.

Pemerintah terus membina kelompok organisasi kesenian yang ada

walaupun dengan keterbatasan dana yang dialokasikan, namun

27
semangat para pewaris kebudayaan di Desa Situmandala terus

berusaha menjaga, merawat, memelihara, dan melestarikan.

Adapun dibidang pariwisata akan dijalin dan terus berupaya

dikembangkan dengan dibentuk wisata alam yang berlokasi daerah

bunihilir (Wisata Alam Saninten) dan di Dusun Tarikolot (Wisata Alam

Cekdam).

h. Bangunan Tempat Ibadah

1) Dusun Bunihilir

Terdapat 7 tempat ibadah di Dusun Bunihilir.

i. Keyakinan dan Kepercayaan Terhadap suatu penyakit

Masyarakat Dusun Bunihilir mayoritas sudah mempercayai

tentang pengobatan medis hal ini di buktikan dengan apabila ada

anggota keluarga yang sakit mereka meminta tolong ke petugas

kesehatan terdekat seperti mantri dan bidan.

2. PENGKAJIAN TAHAP II

a. Lingkungan Fisik

1) Peta RW Rawan Masalah

28
2) Keberadaan Pasar

Terdapat pasar di daerah Rancah

3) Tempat Rekreasi

Tempat rekreasi yang berada di Desa Situmandala

a. Mata Air Lebak Citomo

b. Mata Air Lebak Cikoja

c. Mata Air Lebak Cikidang

d. Mata Air Sirah Dayeuh

e. Mata Air Lewi Goong

f. Mata Air Pangangonan

g. Mata Ait Batu Tewel

h. Mata Air Baru Awi

i. Mata Air Salakading

j. Mata Air Cigobang

k. Mata Air Lebak Cikupa

l. Mata Air Sima Wetan

m. Mata Air Lebak Cikupa

Tempat Rekreasi Dusun Bunihilir

a. Sungai Cijolang

b. Puncak Bangku

4) Kondisi Iklim dan Cuaca

Berdasarkan letak astronomi Desa Situmandala termasuk

wilayah Dususn Bunihilir yang beriklim tropis. Luas

wilayah 9.393,68 Km2 dengan iklim curah hujan 2.500 Mm, Suhu

29
rata-rata 26-27 ˚C, ketinggian ± 700 m/dpl, areal berbukit-bukit,

hutan, dan sawah tadah hujan.

5) Kondisi Lingkungan dan Rumah Statistic

Kondisi lingkungan dan rumah


Permanen Semi Permanen

13%

87%

Perumahan: permanen dan rata-rata dalam kategori baik ada 87%,

sedangkan yang semi permanen 13%.

Halaman, Jalan, dan Pekarangan


Ya Tidak
0% 0%

16%

84%

Dusun Bunihilir 84% sudah terdapat halaman, jalan, dan pekarangan

halaman rumahnya sudah di manfaatkan untuk tanaman, tanaman

yang mendominasi di daerah tersebut yaitu ada bawang daun,

seledri, dan tanaman hias/bunga.

30
Jenis Rumah
Permanen Semi Permanen
0% 0%

43%
57%

Dusun Bunihilir 57% jenis rumah permanen dan masih ada yang semi

permanen 43%.

Polusi Udara
Ada Tidak
0% 0%

41%

59%

Dusun Bunihilir sekitar 59% tidak terdapat polusi udara.

Cara Pengolahan Sampah


Dibakar Dibuang ke sungai Dikubur Daur Ulang

14% 3%

16%
67%

Dusun Bunihilir sekitar 67% cara pengolahannya dengan cara dibakar.

31
Area Bermain Berbahaya
Ada Tidak
0% 0%

18%

82%

Dusun Bunihilir 82% tidak terdapat area bermain yang berbahaya.

Transfortasi
Pribadi Umum

0% 0%
19%

81%

Dusun Bunihilir 81% menggunakan alat transportasi pribadi.

Kondisi Lingkungan Rumah


Bersih Tidak
0% 0%

40%

60%

Dusun Bunihilir 60% kondisi lingkungan rumahnya bersih.

32
Jendela atau Lubang Angin di
Rumah
Ada Tidak
0% 0%
19%

81%

Dusun Bunihilir 81% terdapat jendela atau lubang angin di rumah.

Jendela Disetiap Kamar


Ada Tidak

0% 0%

47%
53%

Dusun Bunihilir 53% terdapat jendela disetiap kamar.

Jendela Dibuka Setiap Hari


Ya Tidak
0% 0%

42%

58%

33
Dusun Bunihilir 58% rat-rata rumah jendelanya dibuka setiap hari.

Pembuangan Air Limbah


Kolam Sungai Di pekarangan Dan Lain- lain

6% 6%

29%
59%

Pembuangan air limbah rumah tangga masyarakat di Dusun Bunihilir yaitu

kebanyakan membuang limbah ke kolam dengan nilai 59% dan diikuti oleh

sungai, di perkarangan dan lain-lain.

Kondisi Saluran pembuangan


Limbah
terbuka tertutup

13%

87%

Kondisi saluran pembuangan air limbah mayarakat Dusun Bunihilir rata-rata

sudah menggunakan saluran air limbah yang tertutup/ pipa yaitu 87 %.

34
Kepemilikan Septic Tank
Ya Tidak

19%

81%

Kepemilikan Septic Tank masyarakat Dusun Bunihilir Rata-rata sudah

mempunyai septik tank yaitu 81 %.

Tempat Melakukan BAB


Kamar mandi Sungai Kolam Dll

5%

18%

13%
64%

Tempat melakukan BAB masyarakat Dusun Bunihilir yaitu mayoritas sudah

dikamar mandi yaitu 64 % namun masih ada 18% yang BAB dikolam hal ini

selaras dengan di temukannya jamban-jamban di atas kolam

35
Penerangan Ruangan
Bagus Tidak Bagus

9%

91%

- Penerangan : di lingkungan penerangan pada malam hari sudah cukup,

tapi banyak rumah warga yang kurang pencahayaannya pada siang hari

6) Dukungan Sosial dari keluarga, Kelompok maupun masyarakat

sekitarnya

Dukungan sosial di masyarakat dusun Bunihilir, masyarakat

juga memiliki iuran untuk santunan apabila ada penduduk yang

sakit dan penduduk yang meninggal.

7) Sistem Sosial Perumahan, Tempat Ibadah, Tempat Bisnis.

Untuk tempat ibadah di dusun bunihilir terdapat 7 masjid di


setiap RW.

b. Pelayanan Kesehatan

1) Pelayanan yang di berikan

Pelayanan kesehatan yang terdapat di Dusun Bunihilir ada

Posyandu untuk balita maupun lansia yang bertempat di balai

dusun. Puskesmas rancah yang terletak di Dusun Tarikolot dan

Poskesdes terletak di Desa Situmandala.

36
2) Waktu pelayanan

Waktu peayanan untuk Puskesmas Rancah 24 jam karna sudah

memiliki rawat jalan, rawat inap dan poned. Sedangkan

Poskesdes mulai pukul 07.00-12.00 WIB dan untuk pelayanan

posyandu dilakukan 1 bulan sekali.

3) Karakteristik pengguna pelayanan

Pengguna pelayanan didominasi oleh masyarakat yang memiliki

jaminan kesehatan, namun di Dusun Bunihilir masih banyak yang

belum memiliki jaminan kesehatan hal ini dibuktikan dengan

statistic kepemilikan jaminan kesehatan.

Jaminan Kesehatan
Umum Jaminan
13%

87%

Kepemilikan Jaminan Kesehatan untuk warga Dusun Bunihilir

belum mempunyai jaminan kesehatan yaitu sebanyak 87%.

4) Angka statistic jumlah pengguna setiap hari, mingguan atau

bulanan

Data kunjungan Poskesdes Desa Situmandala Tahun 2017

2017
No Jumlah kunjungan Januari Februari Maret April

1 Umum 54 56 58 58

37
2 Askes/jamkesmas/ 170 327 315 310
BPJS/KIS
Jumlah 224 383 373 368

5) Keadekuatan, aksebilitas dan penerimaan fasilitas oleh pengguna

pelayanan

Masyarakat dengan baik memanfaatkan fasilitas kesehatan

yang ada di susun Bunihlir dengan baik hal ini dibuktikan dengan

kebiasaan mita tolong masyarakat apabila ada anggota keluarga

yang sakit di bawa ke Mantri atau Perawat 69%.

Kebiasaan Minta Tolong Bila


Sakit
Pusksmas Dokter Perawat Bidan dll
6% 1% 15%
9%

69%

6) Kegiatan posyandu ( waktu, kegiatan dan penyuluhan yang di

berikan oleh posyandu) dan (Kader/Puskesmas)

Kegiatan posyandu balita dan ibu hamil dilaksanakan setiap satu

bulan sekali biasanya dilakukan pada tanggal 15 setiap bulannya

yang bertempat di Balai Pengobatan Dusun Bunihilir pelayanan

yang di berikan di posyandu balita dan ibu hamil yaitu berupa

pendaftaran, penimbangan berat badan, pengukuran tekanan

darah bagi ibu hamil, pembagian makanan sehat, imunisasi,

senam ibu hamil dan penyuluhan juga dilakukan kepada para ibu

38
yang memiliki anak balita seperti manfaat ASI, Gizi yang baik

untuk anak dan untuk ibu hamil yaitu berupa penyuluhan tentang

persiapan persalinan kegiatan posyandu ini di bantu oleh

beberapa kader, perawat dan bidan desa. Untuk posyandu Lansia

dilakukan tiap tanggal 18 di dusun Tarikolot hal yang dilakukan di

posyandu lansia yaitu berupa pendaftaran, pemeriksaan tekanan

darah, pelayanan pengobatan untuk yang sakit dan beberapa

penyuluhan berupa hipertensi,rematik dan nutrisi yang baik untuk

lansia.

c. Ekonomi (RW)

1) Pekerjaan penduduk

Keadaan ekonomi masyarakat Dusun Bunihilir dalam kategori baik

dan diatas garis kemiskinan. Warga masyarakat juga tidak yang

menganggur di rumah. Rata-rata pekerjaan warga setempat

adalah petani, buruh, wiraswasta.

Pekerjaan
Petani Wiraswasta PNS
3%

39%
58%

Masyarakat di Dusun Bunihilir rata-rata pekerjaan yaitu perani

58%.

39
Penghasilan Keluarga Setiap
Bulan
Dibawah UMR Di atas UMR
9%

91%

Penghasilan keluarga di Dusun Bunihilir rata-rata masih di bawah

UMR wilayah Kabupaten Ciamis yaitu sebanyak 91%.

d. Keamanan dan transportasi

1. Keamanan

a. Pelayanan polisi (Kapolsek)

a) Angka kriminal dari akhir tahin 2016-2017

 Kejahatan penipuan di Dusun Tarikolot

 Kejahatan pencurian sepeda motor di Mesjid Agung

Rancah terjadi kepada kepala dusun Situlatang Landeuh

 Kejahatan pencurian tabung gas alat steam dengan

kerugian sekitar 4 juta.

 Di Desa Situmandala juga pernah terjadi kekerasan

dalamrumah tangga (KDRT)

b) Program Keamanan

Peningkatan Siskamling di setiapDusun dan Desa

Sirumandala tetapi Program Siskamling di desa

Situmandala tidak semua aktif.

40
c) Remaja

Desa situmandala tidak ada penyalahgunaan

narkoba atau penyalahgunaan obat terlarang tetapi dusun

Tarikolot ada geng remaja Laki-laki diberinama gaputra

Geng.

b. Kebakaran

Kebakaran di desa situmandala dusun bunihilir ada

kasus kebakaran dari tahun ke tahun.

c. Kualitas air

Sumber air bersumber dari sumur dan dari sumber air

dari pegunungan yang sangat bersih dan jernih.

2. Transportasi (Dusun Bunihilir)

a. Jenis transportasi yang di gunakan oleh masyarakat di

Dusun Bunihilir 90% memiliki kendaraan bermotor dan 10%

tidak memiliki kendaraan bermotor.

b. Pelayanan transportasi di Dusun Bunihilir tidak ada alat

transportasi umum

c. Kondisi jalan

Kondisi jalan di Dusun Bunihilir Kecamatan Rancah

kurang baik terutama pada daerah Dusun Bunihilir lebak,

selain kondisi jalan rute jalannya juga curam dan juga

terdapat jurang pada pinggir jalan.

e. Politik dan pemerintah (Kepala Desa dan Dusun)

1) Kebijakan pemerintah setempat dalam mengatasi masalah

kesehatan yang ada di masyarakat

41
Di Dusun Bunihilir masyarakat melakukan pemungutan uang iuran

bulanan sebanyak Rp.5000/bulan untuk biaya apabila ada warga

yang sakit atau meninggal dunia.

2) Kegiatan yang telah di lakukan oleh pemerintah untuk

meningkatkan status kesehatan masyarakat

Melakukan posyandu secara rutin tiap bulannya bagi anak, ibu

hamil serta lansia.

3) Kemitraan yang di lakukan dalam menanggulangi masalah

kesehatan

Dusun Bunihilir selalu berkomunikasi dengan Dinas Kesehatan

untuk kegiatan posyandu.

f. Komunikasi

1) Media komunikasi di masyarakat (arisan, pengajian,dll)

Jenis Komunikasi
Mulut ke mulut hp atau Tlp speaker masjid

20%
11%
69%

Media penyebaran informasi Di Dusun Bunihilir yaitu mayoritas

menggunakan speaker masjid. Di Dusun Bunihilir rutin dilakukan

pengajian Dusun tiap minggu pada hari jum”at.

2) Media Komunikasi Keluarga

Media komunikasi di keluarga memakai telepon atau hp.

42
g. Pendidikan

1) Presentase keluarga yang buta huruf

Presentase keluarga yang buta hurup sekitar 27% menurut kepala

Dusun Bunihilir sekitar 87 orang yang di dominasi oleh lansia .

2) Fasilias pendidikan atau informasi yang ada di masyarakat yang di

ada di masyarakaat yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga seperti

Koran dinding dan taman baca yang ada di balai dusun bunihilir.

3) Tingkat pendidikan

Dari segi pendidikan lulus SD menempati urutan tertinggi di

Dusun Bunihilir lalu diikuti lulusan SMP, SMA, dan Perguruan tinggi.

SD SMP SMA PT

3% 1%

51%
45%

Tingkat pendidikan terbanyak yaitu sekitar 51% adalah lulusan SD.

4) Rekreasi

Jenis Rekreasi
Menonton Tv Wisata Berenang dll
6%
0%3%

91%

43
Untuk jenis rekreasi yang pernah di lakukan di keluarga Dusun Bunihilir

yaitu kebanyakan menonton Televisi 91 %.

B. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH

DS : Dari hasil wawancara Kurangnya pengetahuan Resiko tinggi

dengan kepala Dusun Bunihilir masyarakat terhadap peningkatan angka

mengatakan bahwa rata-rata pencegahan penyakit kejadian hipertensi

lansia menderita hipertensi dan hipertensi dan reumatik dan reumatik pada

Rematik lansia

1. DO : Berdasarkan data yang di

dapat dari poskesdes Desa

Situmandala bulan April 2017

penyakit hipertensi masuk

kedalam 10 penyakit terbanyak

yaitu berjumlah 32 orang.

DS : Dari hasil wawancara Kurangnya Kesadaran Ketidakefektifan

dengan kepala Dusun Bunihilir masyarakat akan pengelolaan

mengatakan bahwa sekitar 65% pengelolaan sampah sampah.

pengolahan sampah warga yang baik

2. Dusun Bunihilir di bakar, 25% di

biarkan berserakan di kebun

ataupun di pinggir jalan, dan

10% dibuang ke sungai.

DO :

44
- Masih banyak sampah

berserakan di jalan

khususnya untuk daerah

Dusun Bunihilir lebak.

- Pada saat pengajian dusun

terlihat ada beberapa warga

yang sedang membuang

sampah ke sungai dan ada

juga yang membakarnya.

45
C. URUTAN MASALAH

Masalah Kesehatan Kriteria Penafisan Jumlah Skor

A B C D E F G H I J K L

Hipertensi dan
4 5 5 3 4 4 3 5 4 5 5 5 52
reumatik

Ketidakefektifan
3 3 4 2 1 3 2 4 3 4 5 5 33
Pengelolaan Sampah

46
Berdasarkan urutan masalah dapat disusun masalah keperawatan

komunitas sebagai berikut :

1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi dan reumatik pada

lansia b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat

Ditandai dengan:

DS : Dari hasil wawancara dengan kepala Dusun Bunihilir mengatakan

bahwa rata-rata lansia menderita hipertensi dan Rematik

DO : Berdasarkan data yang di dapat dari poskesdes Desa Situmandala

bulan April 2017 penyakit hipertensi masuk kedalam 10 penyakit terbanyak

yaitu berjumlah 32 orang

2. Ketidakefektifan pengelolaan sampah b/d Kurangnya Kesadaran masyarakat

akan pengelolaan sampah yang baik ditandai dengan :

DS : Dari hasil wawancara dengan kepala Dusun Bunihilir mengatakan

bahwa sekitar 65% pengolahan sampah warga Dusun Bunihilir di bakar, 25%

di biarkan berserakan di kebun ataupun di pinggir jalan, dan 10% dibuang ke

sungai.

DO :

- Masih banyak sampah berserakan di jalan khususnya untuk daerah Dusun

Bunihilir lebak.

- Pada saat pengkajian dusun, terlihat ada beberapa warga yang sedang

membuang sampah ke sungai dan ada juga yang membakarnya.

47
D. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI

NO DIAGNOSA INTERVENSI IMPLEMENTASI EVALUASI


Resiko tinggi - Lakukan Pengkajian di Dusun Bunihilir - Tanggal 10 Mei 2017 S : Masyarakat mengatakan
peningkatan Melakukan pencarian bahwa banyak dari lansia
angka kejadian - Musyawarah dengan Kader dan - Tanggal 11-13 Mei 2017 yang menderita hipertensi
hipertensi dan Kepala Dusun untuk dilaksanakannya Melakukan Pengkajian di Dusun dan reumatik
reumatik pada kegiatan Loka Karya Mini Bunihilir O:
lansia - Loka Karya Mini dengan Tokoh - Tanggal 14 Mei 2017 - Terdapat bapak-bapak
Masyarakat dan masyarakat Dusun Musyawarah dengan Kader dan dan Ibu- Ibu yang aktif
Bunihilir Kepala Dusun untuk bertanya dan
dilaksanakannya kegiatan Loka mendengarkan materi
1.
- Penyuluhan kepada warga tentang Karya Mini yang disampaikan.
penyakit hipertensi dan reumatik - Tanggal 15 Mei 2017 - Masyarakat mengerti penyebab
Melaksanakan Loka Karya Mini dan dampak penyakit hipertensi
dengan Tokoh Masyarakat dan dan reumatik
masyarakat Bunihilir A : Masalah teratasi
- Tanggal 15 Mei 2017 P:-
Memberikan penyuluhan kepada
warga tentang penyakit hipertensi
dan reumatik.

48
Ketidakefektifan - Penyuluhan kesehatan tentang - Tanggal 15 Mei 2017 S : Dari hasil wawancara dengan
pengelolaan dampak buruk sampah bagi Memberikan penyuluhan kepala Dusun Bunihilir mengatakan
sampah b/d kesehatan tubuh. kesehatan dan menjelaskan pada bahwa sekitar 65% pengolahan
Kurangnya masyarakat dampak dari sampah warga Dusun Bunihilir di
Kesadaran lingkungan tidak sehat akibat bakar, 25% di biarkan berserakan
masyarakat limbah sampah yang tidak diolah di kebun ataupun di pinggir jalan,
akan dengan benar. dan 10% dibuang ke sungai.
pengelolaan - Ajarkan metoda mengolah dan - Tanggal 15 Mei 2017 O:
sampah yang memilah sampah yang benar. Mengajarkan metoda mengolah - Masih banyak sampah
2. baik. dan memilah sampah yang benar berserakan di jalan khususnya
- Instruksikan pada masyarakat - Tanggal 15 Mei 2017 untuk daerah Dusun Bunihilir
untuk menjaga kebersihan Menginstruksikan pada lebak.
lingkungan. masyarakat untuk menjaga - Pada saat pengajian dusun
kebersihan lingkungan. terlihat ada beberapa warga
yang sedang membuang sampah
ke belakang sungai da nada juga
yang membakarnya.
A : Masalah Teratasi
P:-

49
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal yang telah disebutkan pada BAB sebelumnya

maka dapat kami simpulkan sebagai berikut :

Masalah keperawatan komunitas yang muncul di wilayah Dusun

Bunihilir antara lain adalah:

1. Resiko tinggi peningkatan angka kejadian hipertensi dan reumatik pada

lansia b.d Kurangnya pengetahuan masyarakat.

2. Ketidakefektifan pengelolaan sampah b/d Kurangnya kesadaran

masyarakat akan pengelolaan sampah yang baik.

Implementasi yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut

antara lain adalah memberikan penyuluhan kepada warga tentang

penyakit hipertensi dan reumatik di tiap RW di Dusun Bunihilir,

melakukan pengukuran tekanan darah di tiap RW didusun Bunihilir.

Menginstruksikan pada masyarakat untuk menjaga kebersihan

lingkungan di tiap RW didusun Bunihilir, mengajarkan metoda mengolah

dan memilih dan mengolah sampah yang benar di tiap RW didusun

Bunihilir.

Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan mendapat dukungan

dari masyarakat dilingkungan di wilayah Dusun Bunihilir, hal ini dapat

dilihat dari partisipasi warga selama kegiatan berlangsung.

50
B. SARAN

Berdasarkan dari kesimpulan diatas, maka disarankan untuk :

1. Masyarakat

Peran serta dari masyarakat, tokoh masyarakat dan pengurus RT

– RW perlu ditingkatkan terus dalam berbagai kegiatan dibidang

kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan seoptimal

mungkin. Antara lain warga lebih aktif lagi memiliki kesadaran untuk

membuang sampa pada tempatnya, melakukan pengolahan sampah

dengan benar, dan meningkatkan pola hidup sehat untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat Dusun Bunihilir.

2. STIKes Muhammadiyah Ciamis

Kegiatan praktek komunitas yang telah dilaksanakan di Dusun

Bunihilir Desa Situmandala Kecamatan Rancah perlu ditindaklanjuti oleh

mahasiswa angkatan berikutnya untuk mempertahankan dan

mengoptimalkan hal-hal yang telah dicapai serta menindaklanjuti hal-hal

yang belum tercapai.

51

S-ar putea să vă placă și