Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Jambi
Merdeka.com/Arie Basuki
"Selain menangkap seorang oknum pelajar SMK itu, polisi juga mengamankan dua
pelaku tindak pidana penyalahgunaan narkoba lainnya yang juga satu jaringan dari
Lapas," kata Kanit III Subdit II AKP Rismayardi, dilansir Antara, Kamis (30/3).
Ketiga pelaku narkoba jaringan lapas itu ditangkap beberapa hari lalu oleh anggota
Subdit II Direktorat Reserse Narkoba (Ditresnarkoba) Polda Jambi. Ketiganya
adalah Sud (37) warga Kenali, Kecamatan Kotabaru, Sus (31) warga Mestong,
Kabupaten Muaro Jambi serta seorang pelajar berinisial Fi (18) warga Kenali Asam
Bawah, Kecamatan Kotabaru.
Orang yang diduga bandarnya saat ini masih berada di dalam Lapas Klas II A
Jambi bernama Aan dan dari penangkapan ketiga tersangka tersebut polisi
mengamankan barang bukti berupa dua paket kecil dan tujuh paket. Sedang yang
diduga narkotika jenis sabu dan satu timbangan digital, satu alat hisap atau pirek,
plastik bening kosong serta empat 'handphone' berbagai merk.
Selanjutnya ketiga tersangka beserta barang bukti dibawa ke Polda Jambi guna
proses lebih lanjut dan pasal 114 ayat (2), pasal 112 ayat (1) serta pasal 132 ayat
(1) Undang-Undang RI Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman
hukumannya lima tahun penjara.
Analisis :
Menurut saya, meningkatnya penyebaran narkoba sangat berdampak luas
terhadap Komunikasi Indonesia, bukan hanya menyinggung sistem komunikasi
dalam bidang sosial saja, tapi kasus ini juga berpengaruh terhadap beberapa
bidang lainnya.
Di bidang sosial, hal ini memberikan dampak luar biasa. Dimana si
pengguna narkoba berani untuk melakukan perbuatan tidak panas kepada orang
lain, tidak segan untuk mengambil milik orang lain demi membeli barang haram
narkoba tersebut dan juga mengganggu keamanan serta keselamatan orang lain.
Bagi si pemakai sendiri dia akan dikucilkan dari lingkungannya, dihina serta
dijatuhkan. Lebih parahnya, dia bisa terkena terinfeksi HIV dan terkena AIDs serta
penyakit gangguan mental dan psikis (jiwa).
Di bidang ekonomi, pengguna narkoba tentu akan membebani keluarga dan
menimbulkan kerugian yang sangat besar terhadap bangsa dan negara seperti
rendahnya mutu atau hancurnya SDM generasi bangsa.
Di bidang poltik, maraknya kasus penyebaran narkoba dapat
disalahgunakan oleh para pelaku politik untuk menjatuhkan lawan politiknya baik
secara langsung maupun tidak langsung. Sehingga perkembangan kehidupan
politik menjadi terpuruk, karena digunakan dengan kegiatan yang negatif.
Di bidang budaya, peredaran narkoba berdampak menurunnya nilai
budaya. Si pemakai yang dulunya sangat ramah, sopan santun, dan beretika
setelah memakai narkoba dia menjadi acuh tak acuh, apatis, cuek, melakukan
tindak kererasan, kriminalitas dan kejahatan lain.
Di bidang sistem, pengguna narkoba akan kehilangan kesadarannya untuk
bisa melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan oleh orang normal. Mereka akan
cenderung menjadi seorang yang pemurung dan terkadang emosinya tidak
terkendali karena narkoba merusak saraf pikir seseorang.
Di bidang konglomerasi media, beberapa media akan cenderung membela
si pemakai narkoba. Seperti kasus narkoba yang peranh terjadi di kalangan artis
yaitu Raffi Ahmad. Pada saat penggeledahan polisi di rumahnya, dia sedang
bersama teman-temannya menikmati barang haram tersebut. Saat diperiksa polisi
dan dilakukan tes urin terhadap dirinya, terbukti hasilnya positif dia menggunakan
narkoba. Akan tetapi, karena pada saat itu dia masih terikat kontrak dengan salah
stasiun tv swasta di Indonesia yaitu RCTI , maka RCTI pun memberitakan bahwa
Raffi pada saat itu hanya menemani teman-temannya dan tidak ikut menghisap
barang haram tersebut.