Sunteți pe pagina 1din 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel
kulit yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis
sel, maka kanker kulit juga bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang
terkena.Akan tetapi yang paling sering terdapat adalah karsinomasel basal
(KSB), karsinoma sel skuamosa (KSS) dan melanoma maligna
(MM).Karsinomasel basal dan karsinoma sel skuamosa seringkali
digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor
lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan
faktor utama penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak
terdapat pada orang dengan pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan
sinar matahari.
Kanker kulit nonmalenoma adalah kanker yang tersering ditemukan di
Amerika Serikat,dengan perkiraan insidensi setiap tahunnya lebih dari
600.000 kasus. Diantara beberapa jenis kanker di Indonesia, saat ini kanker
kulit merupakan salah satu jenis kanker yang menunjukkan angka kejadian
yang meningkat dari tahun ke tahun. Prevalensi kejadian kanker kulit pada
tahun 2008 diperkirakan dibawah 5.000 kasus. Karsinoma Sel Basal (KSB)
merupakan 70 ± 80% dari semua kanker kulit non malenoma.Karsinoma Sel
Skuamosa (KSS) walaupun hanya merupakan 20% dari semua kanker kulit
non malenoma, namun lebih bermakna karena kemampuan metastasinya.
Tingginya insidensi kanker kulit membuat penulis tertarik untuk membahas
tentang kanker kulit.Selain itu penulis juga berkeinginan membahas tentang
peran perawat dalam kasus kanker kulit.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat di rumuskan permasalahan
sebagai berikut:
“Adakah issue etik dalam asuhan keperawatan pada pasien dengan
penyakit kanker kulit?”

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum yang dapat di capai adalah sebagai berikut :
Secara umum tenaga kesehatan dapat menjadikan makalah ini sebagai
sumber pembelajaran mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan
astigmatisma.
2. Tujuan khusus yang dapat di capai adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana definisi Kanker kulit ?
b. Bagaimana anatomi Kanker kulit?
c. Bagaimana klasifikasi Kanker kulit ?
d. Bagaimana etiologi kanker kulit?
e. Bagaimana manifestasi klinik Kanker kulit?
f. Bagaimana patofisiologi Kanker kulit?
g. Bagaimana pathway Kanker kulit ?
h. Bagaimana komplikasi Kanker kulit?
i. Bagaimana pemeriksaan diagnostic Kanker kulit?
j. Bagaimana penatalaksanaan medik Kanker kulit?
k. Bagaimana pengkajian mengenai Kanker kulit?
l. Bagaimana diagnosa keperawatan Kanker kulit?
m. Bagaimana intervensi keperawatan Kanker kulit?

D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam makalah ini adalah dengan melakukan
studi pustaka. Kami mencari bahan bahan tentang Kanker kulit melalui
internet, juga melalui buku buku.

2
E. Manfaat Penulisan
1. Sebagai bahan pembelajaran untuk pasien dengan penderita Kanker kulit
agar lebih menjaga kesehatannya.
2. Sebagai tambahan membuat asuhan keperawatan tentang Kanker kulit
3. Sebagai sumber informasi bagi para pembaca tentang Kanker kulit

F. Sistematika penulisan
1. Pembagian pembuka
a. Sampul
b. Kata pengantar
c. Daftar isi

2. Bagian tubuh
a. Bab I
1) Latar belakang
2) Tujuan penulisan
3) Metode penulisan
4) Manfaat penulisan
5) Sistematika penulisan
b. Bab II
1) Definisi Kanker kulit
2) Anatomi Kanker kulit
3) Klasifikasi Kanker kulit
4) Etiologi Kanker kulit
5) Manifestasi Kanker kulit
6) Patofisiologi Kanker kulit
7) Pathway Kanker kulit
8) Komplikasi Kanker kulit
9) Pemeriksaan diagnostik Kanker kulit
10) Penatalaksanaan medik Kanker kulit
11) Pengkajian Kanker kulit
12) Diagnosa Keperawatan Kanker kulit
13) Intervensi Keperawatan Kanker kulit

3
3. Bagian penutup
c. Bab III
1) Kesimpulan
2) Saran
d. Daftar pustaka

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

I. KONSEP DASAR MEDIK


A. Definisi
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan
kemampuannya untuk generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit
yang sehat secara normal dapat membelah diri secara teratur untuk
menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan
kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul
dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat
melakukan pengobatan (Mangan,2005). Kanker kulit dapat menyerang
siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang sering terjadi
seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar
matahari, seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).

B. Anatomi fisiologi
Kulit merupakan bagian tubuh yang paling utama diperhatikan dalam tata
kecantikan kulit Pemahaman tentang anatomidan fisiologi kulit akan membantu
mempermudah perawatan kulit untukmendapatkan kulit wajah yang segar, lembab,
halus, lentur dan bersih.Kulit merupakan organ tubuh paling besar yang melapisi
seluruhbagian tubuh, membungkus daging dan organ-organ yang ada didalamnya. Luas
kulit pada manusia rata-rata + 2 meter persegi denganberat 10 kg jika ditimbang dengan
lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemakatau beratnya sekitar 16 % dari berat badan
seseorang.Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai
macamgangguan dan rangsangan luar.

5
1. Lapisan Epidermis (kutikel
a. Stratum Korneum (lapisan tanduk) lapisan kulit paling luar yang terdiri

dari sel gepeng yang mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi
keratin (zat tanduk)
b. Stratum Lusidum terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng
tanpa inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.
c. Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)merupakan 2 atau 3 lapis sel
gepeng dengan sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya.
Butir kasar terdiri dari keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai
lapisan ini.
d. Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer(lapisan
akanta) terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya jernih
karena banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin gepeng bila
semakin dekat ke permukaan. Di antara stratum spinosum, terdapat
jembatan antar sel (intercellular bridges) yang terdiri dari protoplasma dan
tonofibril atau keratin. Perlekatan antar jembatan ini membentuk
penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel
spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.
e. Stratum Basalis terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal
pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade). Sel
basal bermitosis dan berfungsi reproduktif.

a) Sel kolumnar : protoplasma basofilik inti lonjong besar, di hubungkan


oleh jembatan antar sel.
b) Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel berwarna
muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung pigmen
(melanosomes)

6
2. Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) terdiri dari lapisan elastik
dan fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut.
a. Pars Papilare bagian yang menonjol ke epidermis, berisi ujung serabut
saraf dan pembuluh darah.
b. Pars Retikulare bagian bawah yang menonjol ke subkutan. Terdiri dari
serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin. Dasar
(matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut kolagen
dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan (bundel) yang
mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin. Kolagen muda bersifat
elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi kurang larut dan makin
stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya
bergelombang, berbentuk amorf, dan mudah mengembang serta lebih
elastis.

3. Lapisan Subkutis (hipodermis) lapisan paling dalam, terdiri dari jaringan


ikat longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan inti mendesak ke
pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini berkelompok dan
dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan sel lemak disebut dengan
panikulus adiposa, berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini
terdapat saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Lapisan lemak
berfungsi juga sebagai bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa
kulit. Di kelopak mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3
cm). Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian
atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis)
a. Adneksa Kulit
a) Kelenjar Kulit terdapat pada lapisan dermis
Kelenjar Keringat (glandula sudorifera) Keringat mengandung air,
elektrolit, asam laktat, dan glukosa. pH nya sekitar 4-6,8. Kelenjar
Ekrin kecil-kecil, terletak dangkal di dermis dengan secret encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28 kehamilan dan
berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya berbentuk spiral dan

7
bermuara langsung pada kulit dan terbanyak pada telapak tangan, kaki,
dahi, dan aksila. Sekresi tergantung beberapa faktor dan saraf
kolinergik, faktor panas, stress emosional.
b) Kelenjar Apokrin lebih besar, terletak lebih dalam, secretnya lebih
kental.Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola
mammae, pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum
diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih
besar dan mengeluarkan secret
c) Kelenjar Palit (glandula sebasea)Terletak di seluruh permukaan kuli
manusia kecuali telapak tangan dan kaki. Disebut juga dengan
kelenjar holokrin karena tidak berlumen dan sekret kelenjar ini
berasal dari dekomposisi sel-sel kelenjar. Kelenjar palit biasanya
terdapat di samping akar rambut dan muaranya terdapat pada lumen
akar rambut (folikel rambut). Sebum mengandung trigliserida, asam
lemak bebas, skualen, wax ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi
oleh hormon androgen. Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada
dewasa menjadi lebih banyak dan berfungsi secara aktif

C. Klasifikasi
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu,
malenoma maligna dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna
terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel basal (KSB) dan karsinoma sel
skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
Berdasarkan tingkat penyebaran, Siregar (2005) membedakan
melanoma maligna dalam 5 stadium yaitu:
1. Stadium I
Sel Melanoma hanya terdapat intraepidemal (Melanoma in situ)
2. Stadium II
Sel Melanoma sampai papilla dermis bagian atas
3. Stadium III
Sel Melanoma sampai mengisi papilla dermis
4. Stadium IV
Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis

8
5. Stadium V
Sel Melanoma sampai jaringan lemak dan subkutan

6. Stadium VI
Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi
dengan kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel
berkelompok atau bergerombol. Pada dermis ditemukan infiltrate
limfosit atau makrofag yang mengandung melanin

D. Etiologi
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,
namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit yaitu:
1. Paparan Sinar Ultraviolet (UV)
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari
matahari maupun dari sumber yang lain. Lama paparan,
intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit baik
dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh
terhadap terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulit
daripada orang yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini
dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit putih lebih
sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari
paparan berbahaya sinar matahari, sehingga mengurangi risiko
terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang memiliki kulit
gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya
cenderung lebih kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak
diyakini dapat meningkatkan risiko terkena kanker kulit.Namun,
dalam banyak kasus paparan dalam jangka panjanglah yang
biasanya menyebabkan kanker kulit.Gen pembawa kanker atau

9
tumor sudah dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun
dengan ‘bantuan’ zat atau bahan karsinogen terjadi mutasi sel
dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para
peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika
telah memukan virus-virus yang dapat menyebabkan kanker kulit
diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV (Isselbacher, et
al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap
munculnya kanker kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga
yang terkena kanker kulit, maka risiko terkena kanker kulit pada
anggota keluarga yang lain juga akan meningkat

E. Manifestasi Klinis
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu :
1. Benjolan kecil yang membesar
Benjolan terdapat diwajah, berwarna pucat seperti lilin,permukaannya
mengkilap, tidak terasa sakit atau gatal, dan yang semula kecil makin
lama makin membesar. Apabila diraba, benjolan terasa keras
kenyal.Kadang –kadang benjolan menjadi hitam atau kebiruan, bagian
tengah mencekung dan tertutup kerak atau keropeng yang mudah
berdarah dila dangkat.
2. Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah
Benjolan ini membasah dan tertutup keropeng, teraba keras kenyal,
dan mudah berdarah bila disentuh.
3. Tahi lalat yang berubah warna
Tahi lalat menjadi lebih hitam, gatal, sekitarnya berwarna kemerahan
dan mudah berdarah.Tahi lalat ini bertambah besar dan kadang-kadang
di sektarnya timbul bintik-bintik.

10
4. Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh
Koreng dan luka yang sudah lama, tidak pernah sembuh walaupun
sudah diobati, koreng ini pinggirnya meninggi dan teraba keras serta
mudah berdarah, adanya koreng karena terjadi benturan, bekas luka
ang sudah lama atau terinfeksi.
5. Bercak kecoklatan pada orang tua
Bercak ini banyak ditemukan pada muka dan lengan, bercak ini makin
lama permukaannya makin kasar,bergerigi,tetapi tidak rapuh,tidak
gatal, dan tidak sakit.
6. Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan
Bercak ini ditemukan pada kulit yang berwarna pucat seperti ditelapak
kaki dan telapak tangan. Bercak ini mula-mula dangkal, berwarna
hitam keabuan,batas kabur,tepi tidak teraba, tidak sakit maupun gatal.
Kemudian bercak cepat berubah menjadi lebih hitam, menonjol diatas
permukaan kulit , dan tumbuh ke dalam kulit serta mudah berdarah.
(Dalimartha, 2005)

F. Patofisiologi

G. Pathway

H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Diagnostik
1. Laboratorium test dan Cuci darah.
Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker.
Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.
2. Biopsy jaringan
Hasil biopsy memastikan diagnosis melanoma. Spesimen biopsy
yang diperoleh dengan cara eksisi mengungkapkan informasi
histologik mengenai tipe, taraf invas dan ketebalan lesi. Biopsy insisi
harus dilakukan jika lesi yang dicurigai terlalu luas untuk dapat

11
diangkat dengan aman tanpa pembentukan sikatriks yang
berlebihan (Runkle & Zalonznik, 1994). Specimen biopsy yang
diperoleh dengan pemangkasan, kuratasee atau aspirasi jarum
dianggap bukan bukti histologik penyakit yang dapat diandalkan.
3. Pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.
Untuk melanoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin
diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit.Ini
meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CT scan.

J. Penatalaksanaan Medik
1. Penatalaksanaan medis
Penatalaksanaan medis yang dapat dilakukan yaitu pembedahan,
kemoterapi dan terapi biologis.
a. Pembedahan
Ahli bedah biasanya akan mengangkat lesi ditambah batas-batas
jaringan normal sekitarnya untuk mencegah berkembangnya
kembali tumor tersebut. Satu margin 1-2 cm sekeliling melanoma
dipertimbangkan secara adekuat untuk melanoma dengan ketebalan
kurang dari 3mm. lesi-lesi dengan kedalaman lebih dari 1mm tetapi
kurang dari 3mm ditangani melalui pembedahan dengan
kesembuhan kira-kira 70-80%. Lesi dalam lebih dari 3mm
kemungkinan akan mengalami kekambuhan sekitar 40-50%. Batas-
batas reseksi sekeliling melanoma yang dalam ini biasanya
direkomendasikan menjadi paling sedikit 2-3cm. Terapi radiasi
merupakan bentuk pengobatan lainnya. Dengan penggunaan energi
sinar X dosis tinggi, kobalt, electron, tau sumber-sumber radiasi
lainnya untuk menghancurkan atau membunuh sel-sel melanoma.
b. Kemoterapi
kemoterapi dapat diberikan dengan berbagai cara salah satunya
adalah secara topical, dimana agen-agen tersebut diberikan secara
langsung ada lesi. Agen-agen yang digunakan meliputi 5-
fluorourasil atau psorelen. Obat-obat yang paling umum digunakan
untuk ini meliputi melpalan, dakarbazasin ( DTIC), dan sisplatin.

12
Cara yang dilakukan dalam memberikan kemoterapi adalah secara
sistemik. Saat ini, kemoterapi sistemik belum apat membuktikan
efektivitasnya dalam mencegah kambuhnya penyakit pada pasien
dengan jenis kanker fase dini. Tapi biasanya digunakan pada orang
pada penyakit yang menyebar secara luas.

c. Terapi biologis
Terapi biologis juga disebut bioterapi atau immunoterapi, bekerja
baik secara langsung ataupun tidak langsung melawan kanker
dengan mengubah cara-cara tubuh untuk bereaksi terhadap kanker.
Bentuk umum dari bioterapi dibawah penyelidikan untuk
melanoma meliputi paksin, injeksi bskterium yang diketahui
sebagai BSG (basilus calmeete Guerin) dan enggunaan interperon,
interleunkin, dan antibiotic monoclonal. Vaksinasi tersebut dibuat
dari melanoma yang diradiasi dan di nonaktifkan. Diharapkan
vaksin-vaksin tersebut akan mensintesis system imun untuk
mengenal melanoma dan oleh karenanya akan meningkatkan
kemampuan system untuk menghancurkan melanoma tersebut.
Injeksi BSG mempengaruhi stimulasi non spesifik dari system
imun dan sedang dipelajari sebagai terapi untuk asien-pasien fase
awal. Diharapkan bahwa bahwa injeksi BSG secara langsung
kedalam metastase nodul-nodul subkutan dapat menyebabkan
regresi lesi.Penatalaksanaan karsinoma ini bergantung pada lokasi
tumor, tipe sel (lokasi dan kedalaman), sifat-sifat yang invasif atau
tidak anvasif dan ada tidaknya kelenjar limfe yang mengalami
metastase, tindakannya adalah:

1) Eksisi bedah: tujuannya untuk mengangkat keseluruhan tumor


2) Pembedahan mikrografik moh: merupakan metode untuk
mengangkat lesi kulit yang malignan.
3) Bedah elektro: merupakan tekhnik penghancuran atau
penghilangan jaringan dengan menggunakan energi listrik.

13
4) Bedah beku: tujuannya menghancurkan tumor dengan cara dee
freezing (alat jarumtermokopel). Dilakukan setelah
dikemoterapi.
5) Terapi radiasi: terapi ini sering dilakukan untuk kanker keloak
mata, ujung hidung dan daerah didekat struktur yang vital.

2. Penatalaksanaan perawat
Karena banyak kanker kulit yang diangkat dengan tindakan eksisi, eran
perawat adalah:
a. Meredakan nyeri dan ketidaknyamanan.
b. Pemberian analgetik yang tepat.
c. Meredakan ansietas
d. Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan dirumah.

14
II. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata
a. Identitas klien meliputi:
1) Nama :
2) Umur :
3) Agama :
4) Jenis kelamin :
5) Pendidikan :
6) Tanggal masuk rumah sakit :
7) Tanggal pengkajian :
8) No register :
9) Dignosa medis :
b. Identitas orang tua yang terdiri dari :
1) Nama Ayah dan Ibu :
2) Agama :
3) Alamat :
4) Pekerjaan :
5) Penghasilan :
6) Umur :
7) Pendidikan terakhir :
c. Identitas wali meliputi :
1) Nama :
2) Umur :
3) Jenis kelamin :
4) Pendidikan :
5) Hubungan dengan klien :

2. Keluhan Utama
Keluhan utama yang klien rasakan adalah

15
3. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
b. Riwayat Kesehatan Dahulu

c. Riwayat kesehatan keluarga


Menurut klien tidak ada anggota keluarga yang mengalami
penyakit yang sama dengan klien.

4. Pemeriksaan Fisik

11 Pola Gordon
1. Aktivitas/ istirahat
Gejala : kelemahan atau keletihan. perubahan pola istirahat dan
jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor – faktor yang
mempengaruhi tidur misal nya nyeri, ansietas, berkeringat malam.
Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latiahan. Pekerjaan atau
profesi dengan karsinogen lingkungan, tingakat stres tinggi.
2. Sirkulasi
Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengaruh kerja.
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.
3. Integritas ego
Gejala : faktor stress ( keuangan, pekerjaan perubahan peran) dan
cara mengatasi stress ( misal merokok, minum alkohol, menunda
mencari pengobatan, keyakinan religius/ spritual). Menyangkal
diagnosis,perasaan tidak berdaya,putus asa,tidak mampu,tidak
bermakna,rasa bersalah,kehilangan kontrol,depresi.
Tanda : menyangkal,menarik diri,marah.(Doenges : hal 997- 998)
4. Eliminasi
Gejala:perubahan pada pola defekasi mis.,darah pada feses,nyeri
pada defekasi.

16
Perubahan eliminasi urinarius mis.,nyeri atau rasa terbakar pada
saat berkemih,hematuria,sering berkemih. Tanda:perubahan pada
bising usus,distensi abdomen. ( doenges : hal 998)
5. Makanan/Cairan :
Gejala : Kebiasaan diet buruk(mis.,rendah serat,tinggi
lemak,aditifbahan pengawet). Anoreksia,mual/muntah.Intoleransi
makanan. Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan
hebat, kakaksia, berkurangnya massa otot .
Tanda : perubahan pada kelembapan/ tiurgor kulit; edema
6. Neurosensorik
Gejala : pusing; sinkope
7. Nyeri / kenyamanan
Gejala : tidak ada nyeri, atau derajat bervariasi misal ketidak
nyamanan ringan sampai nyeri berat ( di hubingkan dengan proses
penyakit).
8. Pernafasan
Gejala : merokok ( tembakau, mariyuanandan hidup dengan
seseorang perokok.). pemajananan asbes.
9. Keamanan
Gejala : pemajanan pada kimia toksik, karsinogen. Pemajanan
matahari lama/ berlebihan.
Tanda : demam. Ruam kulit, ulserasi.
10. Seksualitas
Gejala : masalah seksual misal dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasaan. Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun.
Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.
Herpes genital
11. Interaksi Sosial
Gejala : ketidakadekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat
perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan,
atau bantuan). Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran

17
B. Diagnosa Keperawatan

C. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

1 Perubahan Setelah dilakukan 1. Jelaskan 1. Pengetahuan tentang


sensori-persepsi tindakan keperawatan penyebab penyebab mengurangi
(visual) yang selama ..x24 jam terjadinya kecemasan dan dalam
berhubungan diharapkan kemampuan gangguan tindakan keperawatan.
dengan perubahan klien untuk melihat pengliha
kemampuan Kriteria hasil : 2. Lakukan uji 2. Mengetahui
memfokuskan -Ketajaman Penglihatan ketajaman perkembangan klien
sinar pada retina klien meningkat dengan penglihatantan setelah dilakukan
bantuan alat. tindakan
- Klien mengenal 3. Kolaborasi 3. Monitor lingkungan
gangguan sensori yang dengan tim kornea yang berlebihan
terjadi dan melakukan medis dalam yang mengganggu
kompensasi terhadap pemberian lensa pemfokusan cahaya
perubahan. kontak yang tepat melalui lensa
2 Gangguan rasa Setelah dilakukan 1. Menjelaskan 1. mengurangi kecemasan
nyaman (pusing) tindakan keperawatan penyebab dan meningkatkan
yang berhubungan selama ..x24 jam pusing, mata pengetahuan
dengan usaha diharapkan rasa nyaman lelah, berair
memfokuskan klien terpenuhi. 2. Anjurkan klien 2. mengurangi kelelahan
mata Kriteria hasil : istirahat dan mata sehingga pusing
-Keluhan klien (pusing, tidak berkurang
mata lelah, berair) melakukan
- Klien mengenal gejala aktivitas
gangguan sensori dan membaca terus
dapat berkompensasi menerus
terhadap perubahan yang
terjadi.
3 Resiko cedera Setelah dilakukan 1. Menyediakan 1. Memantau kenyamanan
yang berhubungan tindakan keperawatan lingkungan pasien
dengan selama ..x24 jam yang aman

18
keterbatasan diharapkan tidak terjadi untuk pasien 2. Pantau lingkungan
penglihatan. cedera 2. Menghindari pasien yang akan
Kriteria Hasil : lingkungan menyebabkan cedera
-Klien terbebas dari yang berbahaya
3. Memberikan
cidera 3. Menganjurkan
pengetahuan terhadap
-Klien mampu keluarga untuk
keluarga
menjelaskan metode menemani
untuk mencegah cidera pasien

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Astigmatisme adalah sebuah gejala penyimpangan dalam
pembentukkan bayangan pada lensa, hal ini disebabkan oleh cacat lensa yang
tidak dapat memberikan gambaran/ bayangan garis vertikal dengan horizotal
secara bersamaan.cacat mata ini dering di sebut juga mata silinder.
Astigmatisma terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea. Bayi
yang baru lahir biasanya mempunyai kornea yang bulat atau sferis yang di
dalam perkembangannya terjadi keadaan apa yang disebut astigmatisme with

19
the rule (astigmat lazim) yang berarti kelengkungan kornea pada bidang
vertikal bertambah atau lebih kuat atau jari-jarinya lebih pendek dibanding
jari-jari kelengkungan kornea di bidang horizontal.

B. Saran
Para mahasiswa/mahasiswi hendaknya mengerti dan memahami
asuhan keperawatan pada klien dengan astigmatisma, agar dapat menerapkan
asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/presentation/232311644/PPT-PERSENTASE-

ASTIGMATISMA diakses pada tanggal 26 April 2017 pukul 15:00 WIB

Rezaa http://dokumen.tips/documents/proses-fisiologi-struktur-mata-dan-

astigmatisma-rezza.html diakses tanggal 27 April 2017 pukul 20:30 WIB

http://4sinaps.blogspot.co.id/2013/01/anatomi-dan-fisiologi-mata.html diakses

tanggal 27 April 2017 pukul 19:05 WIB

20
Reza 2015 https://reza.wordpress.com/2015/03/09/tinjauan-pustaka-astimatisme-

miopia-kompositus/ diakses tanggal 26 April 2017 pukul 20:00 WIB

21

S-ar putea să vă placă și