Sunteți pe pagina 1din 35

B PENYEMBUHAN LUKA

A Fase penyembuhan luka


Penyembuhan luka optimal terjadi pada lingkungan yang lembab (tidak terlalu
basah atau kering).fase pertama adalah fase inflamasi ,yang terjadi sesaat
setelah terjadi luka.pada saat cedera ,segera terjadi vasokonstriksi ini

merupakan cara tubuh untuk mengontrol perdarahan.setelah terjadi


vasokonstriksi,trombosit berkumpul di tempat tersebut dan menumpuk fibrin
untuk membentuk bekuan.vasokonstriksi menahan luka untuk merapat dan
trombosit dengan formasi bekuan fibrinnya pada intinya ‘menyumbat
lubang”.Fagositosis juga terjadi selama fase inflamasi.Fagositosis adalah
pelepasan makrofag ditempat cedera untuk menghancurkan setiap bakteria
yang mungkin ada dan untuk menghilangkan debris seluler luka.ini merupakan
cara tubuh untuk menyediakan lingkungan optimal guna penyembuhan luka
(yaitu dasar luka yang bersih) .pada saat ini factor pertumbuhan juga ada di
tempat cedera.secara keseluruhan ,fase inflamasi di perkirakan berlangsung
antara 4 sampai 6 hari,pengkajian luka secara visual selama fase inflamasi
memperlihatkan luka dengan eritema ,edema,dan nyeri.
Fase penyembuhan luka adalah fase proliferasi.faktor pertumbuhan
menstimulasi fibroblast untuk menghasilkan kolagen.kolagen,bersamaan
dengan pembuluh darah yang baru dan jaringan ikat,menghasilkan jaringan
granulasi..pengkajain luka secara visual pada saat ini memperlihatkan luka
yang berwarna kemerahan seperti daging dan mengilap dengan permukaan
yang kasar dan tidak teratur.penampakan jaringan granulasi dengan cepat
mendorong tepi luka untuk merapat.penarikan tepi luka mengurangi ukuran
luka.langka terakhir dalam fase profilase adalah epitelialisasi atau
reepiteliasasi.epiteliasasi menghasilkan sebuah jaringan parut.perkiraan durasi
fase proliferasi adalah 4 samapai 24 hari.
Fase terakhir dan fase ketiga dari penyembuhan luka adalah fase
maturasi.selama fase maturasi,serat kolagen mengalami remodeling.tujuannya
adalah meningkatkan daya regang jaringan parut.deperkirakan bahwa hanya
sekitar 70% sampai 80% kekuatan alami kulit yang di pertahankan saat luka
telah sembuh .fase malnutrisi dapat memanjang dari 21 hari sampai 2
tahun.hasilnya selalu merupakan sebuah area jaringan yang beresiko lebih
besar untuk mengalami cedera dan lebih rapuh dibandingkan jaringan yang
tidak mengalami kerusakan.
Apabila luka menjadi sangat basah atau kering.fase penyembuhan luka
terjadi,tetapi dengan kecepatan lambat.ini dapat memengaruhi kualitas akhir
jaringan parut berkenaan dengan integritas anatomis dan fungsional,serta daya
regang.usia dan status fisik pasien juga berdampak pada seberapa baik proses
penyembuhan terjadi .
Factor yang mempengaruhi penyembuhan luka pada pasien lansia
1. Jaringan subkutan lebih sedikit
2. Kulit lebih rapuh yang merupakan akibat sekunder dari usia dan terapi obat
3. Peningkatan jumlah factor risiko pencetus untuk ulkus tekan
4. Peningkatan jumlah factor risiko pencetus untuk luka kronis
5. Nutrisi:kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
6. Penurunan kemampuan untuk merawat diri akibat penuaan.
7. Penurunan fungsi system imun.
8. Penurunan fungsi paru dan kardiovaskuler.
9. Peningkatan kemungkinan untuk mengalami inkontinensia(urine dan fekal)
Factor yang mempengaruhi pemulihan luka pada pasien pediatric
1. Keadaan preterm (bayi premature memiliki kulit yang sangat rapuh
sehingga sangat beresiko untuk mengalami kerusakan kulit.
2. Jaringan subkutan lebih sedikit.
3. Tidak mampu merawat diri sendiri (sesuai dengan usianya).
4. Mengalami inkontinensia sampai anak mendapatkan pelatihan ke toilet.
5. Mengalami deficit ambulasi,yang berkurang sesuai dengan pertambahan
usia.
6. Bermasalah dengan diet karena kurangnya gigi,yang berkurang seiring
dengan pertambahan usia.

B Metode penyembuhan luka.


Luka dapat pulih melalui cara primer ,cara skunder atau cara tersier.digunakan
untuk luka akut atau bedah.tepi luka ditarik bersamaan
(merapat),mempersingkat waktu yang di butuhkan luka untuk sembuh sampai
sekitar 4 hingga 14 hari.cara primer berhubungan dengan penurunan resiko
infeksi dan pembentukan jaringan parut minimal.pada cara primer ,tidak hanya
jaringan parut yang minimal dan risiko infeksi berkurang.tetapi jumlah
kehilangan jaringan juga lebih sedikit.
Cara sekunder paling sering terlihat pada luka kronik.tetapi dapat terjadi
pada luka akut.apabila tepi luka tidak dapat saling merapat akibat kehilangan
jaringan yang bermakna.suatu contoh cara sekunder adalah ulkus tekan atau
ulkus stasis vena .potensial infeksi meningkat karena ketidakmampuan untuk
merapatkan tepi luka sehingga membiarkan area luka tetap terbuka terhadap
bakteria.jaringan parut juga dapat bermakna,bergantung pada jumlah jaringan
yang hilang.
Bentuk terakhir dari perbaikan luka adalah cara tersier ,yang juga dapat
disebut cara primer yang terlambat.cara tersier (primer yang terlambat) tidak
boleh di bingungkan dengan cara primer.pada jenis penyembuhan luka ini,luka
tidak tertutupselam satu periode (biasanya 3 sampai 5 hari) sehingga
membiarkan infeksi,edema,atau keduanya untuk pulih.pada saat ini ,luka
dibalut atau diirigasi untuk menghilangkan eksudat dan debis selular.saat
edema dan resiko infeksi berkurang ,tepi luka merapat dan luka menutup seperti
dalam cara primer.jaringan parut biasanya lebih besar dari yang dilihat pada
cara primer tetapi lebih kecil dari yang dilihat pada cara sekunder.

C PENGKAJIAN LUKA

Pengkajian luka dilakukan secara teratur dan berurutan

Lokasi:catat lokasi,dengan menggunakan posisi anatomi

Ukuran:catat ukuran ,dalam sentimeter atau millimeter,ukur panjang dari posisi 12


sampai 18.ukur lebar dari posisi jam 9 sampai 3.

Kedalaman:gunakan swab steril untuk menentukan kedalaman.prosedur untuk


mengukur kedalam luka:
1. Pasang sarung tagan.secara perlahan masukkan swab ke bagian terdalam luka
yang dapat anda lihat
2. Pegang swab dengan ibu jari dan telunjuk anda di titik batas luka.
3. Secara perlahan Tarik swab sambil mempertahankan posisi ibu jari dan telunjuk
anda.ukur dari ujung swab ke posisi ibu jari dan telunjuk anda.ukur dari ujung
swab ke posisi tersebut.(Dari Thomas Hess C.Clinical Guide.

Pembentukan rongga atau saluran:catat apakah ada pembentukan rongga atau


saluran atau tidak .

Jenis jaringan:uraikan dasar luka.jika dasar luka tidak terlihat ,catat keberadan dan
kondisi eskar(keropeng),jahitan,staples,atau penutup luka lain.

Drainase:catat keberadaan atau ketiadaan drainase.jika terdapat drainase


,gambarkan bau,warna,jumlah,dan konsistensinya.

Batas luka:uraikan batas luka(kerapatan,kondisi jaringan sekitar).

Drain dan selang:catat jenis drain atau selang,dan lokasinya (menggunakan posisi
anatomis atau posisi jam).

Kondisi balutan:gambarkan jumlah dan jenis drainase pada balutan ,serta


kemudahan pelepasan balutan .

Nyeri:evaluasi berdasarkan skala 0 sampai 10 (atau skala pengkajian nyeri lain


yang di akaui institusi).berikan pereda nyeri sebelum ,selama,dan setelah
pengkajain atau pembalutan luka.

Kondisi luka didefinisikan secara tepat dengan menggunakan istilah


anatomis(mis,aspek medial tungkai bawah kiri,10cm arah distal
kelutut).penggunaan istilah anatomis yang tepat memungkinkan profesiona
perawatan kesehatan lain memvisualisasi lokasi luka.lokasi yang tepat terutama
penting jika pasien memiliki lebih dari satu luka.foto dapat digunakan dan lebih
serig digunakan pada luka kronis dibandingkan luka akut.

Besar luka harus selalu diukur dalam sentimeter ,millimeter atau


keduanya.hindari istilah seperti”ukuran luka sebesar uang logam”.pencatatan
seperti itu menyebabkan dokumentasi yang tidak konsisten dan tidak
akurat.panjang diukur dari utara keselatan(posisi jam 12 sampai 18).lebar di ukur
dari timur ke barat(posisisi jam 9 samapai 3).

prosedur untuk mengukur kedalam luka:

4. Pasang sarung tagan.secara perlahan masukkan swab ke bagian terdalam luka


yang dapat anda lihat
5. Pegang swab dengan ibu jari dan telunjuk anda di titik batas luka.
6. Secara perlahan Tarik swab sambil mempertahankan posisi ibu jari dan telunjuk
anda.ukur dari ujung swab ke posisi ibu jari dan telunjuk anda.ukur dari ujung
swab ke posisi tersebut.(Dari Thomas Hess C.Clinical Guide.

Kedalaman luka diukur dengan menaruh swab steril di area luka terdalam dan
menandai lokasi batas luka pada swab .rendam swab steril dalam salin normal
sebelum memasukannya kedalam luka ;tindakan ini mengurangi peluang
tertinggalnya serat kapas di dalam luka.setelah mengeluarkan swab ,ukur dari ujung
distal swab kearea yang telah ditandai.dokumentasi mencangkup kedalaman luka
dalam sentimeter dan juga lokasi dilakukannya pengkajian(mis.kedalam 5,8 cm ke
dasar luka pada posisi jam 9).dokumentasikan yang jelas dan ringkas
memungkinkan professional perawat kesehatan lain mengkaji kembali kedalam
luka di area yang sama pada setiap kali evaluasi ulang.

Pembentukan rongga atau saluran biasanya tidak terjadi pada luka akut,tetapi
perawat harus selalu mengkaji adanya hal ini pada luka.pembentukan rongga terjadi
jika terdapat kehilangan jaringan disepanjang batas luka,sam dengan ;bibir
jaringan’.pembentukan saluran tepat seperti maknanya ,yaitu saluran yang terbuka
di dasar luka.pembentukan saluran dapat mulai terjadi di luka akut yang terpasang
drain.(perhatikan bahwa jika terjadi pembentukan saluran ,luka bukanlah luka akut
melainkan telah menjadi luka kronis ).proses pengkajain arah dan kedalaman
pembentukan saluran ditunjukkan dalam gambar

Prosedur untuk menentukan arah dan kedalaman pembentukan saluran.

1. Untuk mengkajai arah pembentukan saluran ,pasang sarung tangan dan


masukkan swab ketempat terjadnya saluran.telususri sesuai arah jarum
jam,dokumentasikan tempat terdalam luka memebentuk saluran.(jam 12
menunjukan arah kepala pasien,sehingga dalam contoh ini,salura lka terjadi
pada pada jam 3)
2. Untuk mengkajai kedalaman pembentukan saluran,masukkan swab ke area
saluran dan tempelkan swab ke batas luka.keluarkan swab,tempatkan di dekat
alat ukur dan dokumentasikan pengukuran dalam sentimeter.(Dari Thomas
Hess C:Clinical Guide:Wound Care .

Menentukan jenis jaringan memerlukan pengkajain dasar luka secara visual


.jarngan dalam dasar luka harus berwarna merah daging (bukan pucat).catat
keberadaan atau ketiadaan jaringan granulasi (jaringan berwarna merah
mengilap,kasar,atau tidak rata).kaji adanya jaringan nekrotik,yang terlihat sebagai
jaringan berwarna hitam atau coklat.jaringan yang terkelupas juga mungkin
terdapat di dasar luka .jaringan yang terkelupas juga mungkin terdapat di dasar
luka.jaringan yang terkelupas berwarna kuning dan tampak berserat.gambarkan apa
yang anda lihat bahakan jika anda tidak yakin istilah tepatnya.jika dasar luka tidak
terlihat ,catat keberadaan atau ketiadaan eskar(keropeng),jahitan,staples,steri-
strips,atau perekat luka.

Keberadaan atau ketiadaan drainase juga penting untuk di catat


(diperhatikan),bersamaan dengan lokasi drainase atau eksudat
(mis,drainase/eksudat dicatat berada di ujung proksimal luka).drainase atau
eksudat perlu dikahi untuk mengetahui bau,warna,konsistensi,dan
jumlah(mis,balutan abdomen meluputi berukuran4x4 basah dengan drainase
serosanguineosa setiap 2 jam).

Batas luka juga di kaji saat melakukan pengkajian luka .apakah tepi luka
merapat dengan baik?apakah jaringan di sekitar luka
bersih,kering,kemerahan,edema,pucat,utuh,atau terdapat lepuhan?sekali
lagi,gambarkan temuan anda dan jelaskan dengan tepat agar gambaran batas luka
yang akurat dapat tergambar untuk professional perawatan kesehatan yang akan
bertugas selanjutnta.

Drain atau selang mungkin terpasang di dalam atau di dekat dasar luka
.drain atau selang juga harus dikaji untuk mengetahui lokasi ,penmpakan jaringan
sekitar,dan karakteristik drainase.Anggap tempat insersi drainatau slang sebagai
sebuah luka akut.

Balutan dikaji setelah di angkat .gambarakan dengan jelas kondisi balutan


yang telah kotor (mis,basah).kemudahan pelepasan balutan (mis,menempel
kuat).dan lokasi serta tipe drainasi pada balutan.apabila balutan telah lepas tanpa di
lepaskan oleh perawat ,catat juga kondisinya(mis,balutan di temukan berada
ditempat tidur,luka dalam keadaan terbuka).

Sebuah area terakhir,tetapi paling penting dalam pengkajian luka,adalah


nyeri.Nyeri dikaji dengan menggunakan skala baku yang diberlakukan
institusi,seperti skala 0 sampai 10 .obat nyeri selalu diberikan sebelum penggantian
balutan,jika diperlukan.pasien tidak boleh mengalmi nyeri saat luka dikaji atau
dibalut.apabila pasien mengalami nyeri saat luka dikaji atau dibalut.apabila pasien
mengalami nyeri selama prosedur penggantian balutan,hentikan prosedur tersebut
dan beri pasien obat sebelum menyelesaikan prosedur.pilihlah obat nyeri dan
metode pemberiannya bergantung pada status pasien.metode pemberian dapat
terdiri atas infus kontinu,anesthesia epidural,pompa analgesia yang dikontrol
pasien (PAC,patient-controlled analgesia),atau anastesia local.

Dokumentasi luka terdiri atas semua deskripsi dan ukuran,kebradaan dan


ketiadaan nyeri selama prosedur,dan jenis balutan yang dipakai.banyak institusi
menggunakan perangkat pengukuran luka ,perangkat pengkajain luka,dan
perangkat dokumentasi khusus)mis,lembar alir) untuk mendokumentasikan
luka.format lembar air memungkinkan pemberi perawatan kesehatan untuk
melacak proses pemulihan luka dan untuk mengidentifikasi ,di awal ,luka tidak
mengalami proses penyembuhan secara teratur dan berurutan.

D. PERAWATAN LUKA

Diagnosis keperawatan untuk pasien yang mengalami luka berkisar di


beberapa tema dasar.Contoh diagnosis keperawatan dan masalaha kolaboratif
untuk pasien luka akut atau kronis1. Nyeri akut yang berhubungan denga
dibredemen dan perwatan luka,2.ketidakefektifan perfusi jaringan,3. Kerusakan
integritas jaringan yang berhubungan dengan luka,4. Ketidakseimbangan
nutrisi:kurang dari kebutuhan tubuh,5. Risiko infeksi yang berhubungan dengan
luka dan keberadaan bakteria,6. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan
luka terbuka disfungsional atau pembentukan jaringan parut,7. Risiko kekurangan
volume cairan yang berhubungan dengan peningkatan metabilisme.Perawat luka
bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ini.

1. Penutupan Luka
Tujuan perawatan luka pada akhirnya adalah penutupan luka dan pengembalian
integritas kulit. Penutupan luka biasanya dipercepat dengan berbagai
penanganan dan balutan.
2. Penutupan Luka Yang Dibantu Vakum
Penutupan luka yang dibantu vakum (VAC, vacuumassisted wound
closure) adalah sebuah sistem yang membantu penutupan luka dengan
memberikan tekanan negatif secara lokal ke dasar luka dan tepi luka. Balutan
oklusif meningkatkan lingkungan lembap untuk penyembuhan luka dan
tekanan negatif mengeluarkan drainase luka yang berlebihan, membantu
menarik tepi luka sehingga saling merapat.
Slang, sama dengan slang penghisap, ditempatkan ke balutan busa
khusus. Balutan busa dibentuk gulungan yang dipotong agar pas dengan luka.
Spons berbentuk gulungan dan slang kemudian ditutup dengan balutan
transparan oklusif. Slang kemudian dihubungkan ke unit vakum, pada tekanan
penghisap yang rendah (sesuai petunjuk pabrik). Tekanan negatif berfungsi
untuk menarik tepi luka sehingga saling merapat dengan mengempiskan
balutan busa dan mengeluarkan cairan luka saling mempertahankan lingkungan
luka tetap lembapsehingga meningkatkan penyembuhan. Jika balutan tidak
mengempis, terdapat kebocoran dalam sistem VAC dan balutan harus diganti
dengan hati-hati saat memasang balutan oklusif transparan. Balutan oklusif
transparan harus difiksasi di tempatnya untuk mempertahankan tekanan negatif
di dalam luka. Bslutan tampak seperti “dibungkus ruang kedap”saat balutan
difiksasi dan ditutup.
Dengan sistem VAC, jaringan granulasi distimulasi, infeksi dan
kolonisasi bakteri berkurang, dan penutupan luka terjadi dalam lingkungan
“kedap udara” yang lembap. Selain itu, sistem VAC mengurangi frekuensi
penggantian balutan, sehingga mengurangi ketidaknyamanan pasien dan waktu
intervensi keperawatan.
Sistem VAC dapat digunakan pada luka akut maupun kronis. Sistem
VAC dapat diindikasikan untuk luka kronis(termasuk luka diabetik dan ulkus
tekan nonpenyembuhan derajat III dan VI), flap dan tandur (keduanya luka
bedah akut), insisi dehisens, luka akut dan traumatik, dan luka bakar. Sistem
VAC harus digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien yang mengalami
perdarahan aktif, mereka yang sedang menjalani terapi antikoagulan, atau
pasien yang mengalami riwayat perdarahan tidak terkontrol. Sistem VAC
dikontraindikasikan pada pasien osteomletitis yang tidak diobati, kondisi
jaringan nekrotik dengan keropeng, keganasan lika, fistula, pembuluh darah
atau organ yang terbuka, atau luka didekat organ mayor. Spons VAC harus
diposisikan pada jaringan yang hidup, oleh karena itu, jika terdapat jaringan
nekrotik atau mati, luka perlu didebridmen sebelum spons VAC dapat
digunakan. Sistem VAC dapat digunakan pada luka terinfeksi, tetapi hanya
dengan terapi antibiotik yang tepat.
Mengetahui cara pemakaian dan pemeliharaan sistem VAC merupakan
tanggung jawab perawat. Tanggung jawab keperawatan terdiri atas pengkajian
luka dan dokumentasi, bersamaan dengan menempatkan pasien pada sistem
vakum, mengganti selubung, dan mempertahankan sistem. Luka harus
menunjukkan penyembuhan progresif. Jika dokumentasi gagal menunjukkan
penyembuhan luka secara progresif dalam 30 hari, maka terapi alternatif harus
dievaluasi.
3. Jahitan, Staples,Dan Perekat Luka
Jahitan atau staples harus dibersihkan dengan salin normal steril atau
pembersih luka. Segera setelah pembedahan, luka perlu ditutup dengan balutan
steril yang kering. Sering kali setelah awal periode pascaoperasi, staples atau
jahitan ditinggalkan tetap terbuka sehingga terpajan udara
Perekat luka dapat digunakan pada luka bedah atau traumatik untuk
merapatkan tepi luka, pada kedua kondisi tersebut, jahitan digunakan untuk
menutup jaringan di bawah luka dan perekat luka digunakan secara topikal ke
batas luka saat batas luka tersebut saling didekatakan. Perekat luka tampak
memiliki lapisan berkilau yang bening di atas insisi. Pemakaian perekat luka
harus dilakukan denga hati-hati karena kondisi perekat yang cair. Perekat luka
secara tidak sengaja dapat menyebar kearea lain. Insisi tempat pengolesan
perekat luka tidak dibersihan atau direndam dengan pembersih luka, meskipun
mungkin telah dibilas dengan cermat. Luka yang menggunakan perekat luka
dibiarkan tetap terbuka.
4. Drainase Luka.
Sering kali, sebuah drain dimasukkan ke dalam luka untuk mencegah
tergenangnya eksudat di dasar luka. Genangan eksudat di dasar luka
mengurangi penyembuhan dan meningkatkan kemungkinan infeksi. Jenis drain
yang paling umum adalah drain hemovac, drain Penrose, dan drain Jackson-
pratt, serta slang dada. Perawatan dasar untuk semua drain dan slang dada
terdiri atas pembersihan dengan salin normal steril dan di pakaikan balutan
steril kering. Balutan menstabilkan drain dan mencegah tempat insersi drain
agar tidak bersentuhan dengan drainase dan permukaan lain yang berpotensi
menyebabkan infeksi. Drain dan tempat insersi selang jangan pernah dibiarkan
terbuka di udara karena adanya resiko infeksi. Apabila drainase dari sumber
lain berpotensi membasahi balutan (di atas terpasangnya drain), maka balutan
yang digunakan harus balutan oklusif. Slang drain distabilkan dengan plester
untuk mengurangi kemungkinan pencabutan dan pengeluaran slang yang tidak
disengaja. Pengeluaran drain secara tidak sengaja meningkatkan nyeri dan
infeksi dan beresiko mengubah luka akut menjadi luka kronis.
Bacitracin atau Neosporin dapat digunakan, meslipun salep hydrogen
peroksida dan povidone-iodine (Betadine) selalu dihindari karena zat tersebut
merusak jaringan granulasi dan memperlama proses penyembuhan. Salin
normal tidak menyebabkan kerusakan di dasar luka dan bersifat normal secara
fisiologis serta harganya lebih murah. Beberapa institusi dapat menggunakan
pembersih luka yang telah dikemas. Sebagian besar pembersih luka memiliki
sedikit potensi untuk merusak jaringan granulasi (jika dibandingkan dengan
salin normal), tetapi tidak terlalu toksik terhadap jaringan granulasi jika
dibandingkan dengan hydrogen peroksida atau betadine. Pembersih luka yang
telah dikemas berkembang dengan cepat, menjadi lebih sedikit sitotoksik dan
lebih efisien dari segi waktu dan efektif dari segi biaya.
Kassa yang telah mengandung obat untuk membalut dari berbagai
balutan (mis, Betadine dan larutan Dakin) dapat digunakan pada luka terinfeksi,
tetapi tidak boleh digunakan sebagai obat luka yang rutin dalam waktu yang
lama karena merusak jaringan granulasi dan menghambat proses penyembuhan.
Ingat bahwa penggunaan produk ini menandai bahwa luka bukanlah luka akut
tetapi telah menjadi luka kronis.
5. Balutan Luka
Tujuan balutan luka adalah melindungi luka dari infeksi dan
meningkatkan lingkungan yang lembap. Tersedia ratusan produk balutan.
Pilihan balutan bergantung pada luka. Robekan kulit (luka dengan ketebalan
parsial) merupakan luka akut akibat penggunaan plester atau balutan oklusif
transparan dan harus dirawat dengan menggunakan balutan tipe Adaptik (tanpa
zat aditif iodin/Betadine) yang kemudian ditutupi dengan balutan tipe Kling
atau Kerlix untuk menghindari robekan kulit lebih lanjut. Sangat penting untuk
meminimalkan penggunaan plester dalam segala bentuk pada pasien yang
rentan mengalami robekan kulit.

6. Balutan Basah Kering.


Penyembuhan luka dengan cara sekunder atau tersier sering kali
menggunakan balutan basah kering. Penggunaan balutan basah kering bersifat
controversial. Luka memerlukan lingkungan lembap untuk sembuh tanpa
rintangan. Penggantian balutan basah kering setiap 8 sampai 12 jam
menyebabkan balutan menjadi sangat kering. Dengan demikian, saat
dilepaskan, terjadi debridement pada jaringan nekrotik dan granulasi yang tidak
pandang bulu. Debridement luka secara konstan ini meningkatkan
ketidaknyamanan pasien, meningkatkan infeksi (akibat seringnya penggantian
balutan), dan memperlambat proses penyembuhan. Walaupun balutan basah
kering sering kali digunakan dalam praaktik klinis, penelitian telah
menunjukkan bahwa baalutan tersebut sebenarnya merusak luka. Jika balutan
basah kering harus digunakan, metode optimal harusnya berupa basah lembap,
mengganti balutan setiap 4 jam dan menutup balutan basah kering dengan
balutan transparan untuk meningkatkan dan mempertahankan lingkungan luka
yang lembap.

7. Balutan Busa Dan Agar-Agar Kalsium.


Penyembuhan luka dengan cara sekunder atau tersier juga dapat
ditingkatkan dengan balutan busa atau agar-agar kalsium (berlawanan dengan
balutan basah kering). Agar-agar kalsium terbuat dari ganggang coklat.
Bentuknya seperti akar atau berbentuk datar atau harus “dilembutkan" dan
dimasukkan kedalam dasar luka. Agar-agar kalsium memiliki kualitas absorptif
dan dapat menahan drainase luka sampai 20 kali atau lebih dari berat aslinya,
bentuknya berubah dari serat yang kering dan lembut menjadi agar-agar yang
dengan mudah dilepaskan dari luka. Agar-agar kalsium dapat ditutup dengan
balutan hidrokoloid atau balutan transparan.
Balutan busa memiliki keuntungan yaitu memiliki daya serap yang
sangat tinggi. Balutan busa tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuruan dan
ditempatkan diatas luka. Saat diangkat, balutan busa dengan mudah diangkat
dari luka. Trauma hanya terjadi secara minimal pada dasar luka dan jaringan
sekitarnya. Balutan busa, seperti agar-agar kalsium, memberikan lingkungan
luka yang lembap.
Kontraindikasi terhadap pemakaian agar-agar kalsium dan balutan busa
beragam sesuai dengan pabrik pembuatannya. Kehati-hatian harus selalu
diterapkan jika luka mengalami infeksi.
8. Hidrokoloid
Hidrokoloid paling sering digunakan dalam perawatan dan penanganan
ulkus tekan derajat 1 dan 2. Hidrokoloid bersifat menyumbat, merekat sendiri,
dan menyerap, walaupun daya serapnya tidak sebesar agar-agar kalsium atau
balutan busa. Keuntungan hidrokoloid, yaitu penggantiannya hanya setiap 3-5
hari atau jika hidrokoloid terlepas secara tidak sengaja. Kontaindikasi ari
hidrokoloid bergantung pada rekomendasi pabrik pembuatnya dan, sekali lagi,
kehati-hatian selalu diterapkan apabila luka mengalami infeksi.
9. Debridemen Luka.
Kadang kala, luka akut dan kronis perlu didebridemen. Debridement
didefinisikan sebagai pengangkatan jaringan nekrotik (mati) atau jaringan yang
lemah.jaringan yang nekrotik atau lemah terlihat warna coklat gelap, hitam,
kuning, pucat, sianotik, atau keropeng yang keras. Untuk menigkatkan
penyembuhan luka secara optimal, jaringan ini perlu diangkat dari luka.
Debridemen dapat dilakukan dalam beberapa cara: otolitik, kimia, mekanis,
atau laser. Kadang kala, kombinasi metode debridemen dapat digunakan
disepanjang proses penyembuhan. Terapi kombinasi bergantung pada jenis
luka dan lokasinya, status pasien, dan pilihan dokter.
10. Debridement Otolitik.
Pada debridement otolitik, tubuh menghancurkan jaringan nekrotik atau
jaringan yang lemah. Balutan hidrokoloid sering kali digunakan untuk
debridement otolitik. Debridement otolitik bukanlah pilihan optimal pada luka
yang memiliki jaringan nekrotik luas. Debridement otolitik memerlukan waktu
sehingga tubuh dapat menggunakan kemampuannya sendiri untuk lisis dan
melarutkan jaringan nekrotik.
11. Debridement Kimia.
Debridement kimia dilakukan dengan menggunakan enzim atau obat-
obatan yang mengandung kolagen yang dioleskan secara topikal ke luka.
Contoh obat debridement kimia adalah collagenase santyl, accuzyme, dan
panafil. Agens debridement kimia melarutkan jaringan yang mati. Debridement
kimia perlu dipakai dengan hati-hati karena beberapa agens enzim dapat
merusak beberapa jaringan sehat saat mengangkat luka yang mengalami
nekrosis atau mengangkat jaringan yang lemah. Petunjuk pemakaian harus
dibaca sebelum produk tersebut digunakan.
12. Debridement Mekanis.
Debridement mekanis dapat dilakukan dengan balutan basah kering,
whirlpool, atau menggunakan benda tajam. Walaupun balutan basah kering
merupakan metode debridement yang efektif, hati-hati mengganti metode ke
metode perawatan lain saat dasar luka didebridemen. Penggunaan whirlpool
masih dipertentangkan karena walaupun dapat mengangkat (tetapi tidak secara
efektif), potensi infeksinya meningkat pada banyak pasien yang menggunakan
whirlpool yang sama (walaupun whirlpool dibersihkan diantara pasien).
Penggunaan whirlpool juga menyebabkan tepi luka mengalami maserasi, yang
meningkatka kehilangan jaringan, menghambat penutupan luka. Apabila
debridement menggunakan benda tajam, yaitu pisau bedah atau gunting, dasar
luka dibersihkan dari semua jaringan nekrotik dan jaringan yang lemah melalui
pembedahan. Ini merupakan prosedur bedah yang dapat memerlukan anastesi,
sedasi kesadaran per intravena, anastesi local, atau kombinasi dari ketiganya.
13. Debridement Laser.
Debridement laser juga dapat digunakan untuk membersihkan dasar
luka. Baru-baru ini, debridement laser tidak sering dilakukan seperti
debridement otolitik, kimia, dan mekanis. Seiring kemajuan teknologi,
penggunaan debridement laser akan menjadi lebih umum.
14. Kultur Luka.
Kultur luka secara rutin tidak direkomendasikan kecuali terdapat tanda
dan gejala infeksi seperti demam, eritema, edema, pengerasan, eksudat purulen,
dan peningkatan hitung sel darah putih. Semua luka dianggap terkontaminasi
dan berpotensi mengalami infeksi. Beberapa metode dapat digunakan untuk
mengkultur luka, termasuk biopsi cairan, biopsy (jaringan) luka, dan kultur
permukaan (swab kultur).
Kultur permukaan biasanya dilakukan pertama kali.luka diberssihkan
atau dibilas dengan menggunakan salin normal steril sebelum melakukan swab
luka.eksudat dan jaringan nekrotik tidak dikultur-jika dilakukan, akan
memberikan hasil yang tidak valid. Setelah luka dibersihkan, swab secara
perlahan digulung atau diputar, dimulai dari posisi jam 12 dan bergerak dengan
pola berkelok-kelok menurun dari satu sisi ke sisi lainmenuju posisi jam 6.
Optimalnya, harus ada 10 titik kontak. Jumlah koloni sebessar 100.000
organisme/mL, mengindikasikan adanya infeksi yng perlu ditangani dengan
antibiotic yang tepat. Apabila jumlah koloni lebih banyak dari 100.000
organisme/mL, penyembuhan luka normal terhambat dan luka menjadi luka
kronis. Luka yang tidak berespon terhadap terapi antibiotik perlu dikultur
ulang. Bentuk kultur yang paling tepat dalam kasus ini adalah biopsi luka. Luka
yang mengandung jaringan nekrotik atau membentuk saluran memerluka kultur
aeron dan anaeronb.

Gambar prosedur mengumpulkan kultur luka.

15. Penggunaan Alat Pereda Tekanan.


Pereda tekanan adalah komponen utama dalam perawatan luka.
Beragam metode dapat digunakan, berkisar dari teknologi rendah sampai
teknologi tinggi. Tetapi paling mudah dan paling efektif untukulkus tekan pada
tumit adalah mempertahankan tumit untuk tidak menyentuh tempat tidur
dengan menempatkan bantal dibawah tungkai bawah (terapi berteknologi
rendah, berbiaya murah). Jadwal mengubah posisi adalah tindakan yang efektif,
mudah diimplementasikan, dan berbiaya murah. Pasien yang menderita
penyakit kritis mungkin memerlukan tempat tidur khusus yang dirancang untuk
mengurangi tekanan. Banyak tempat tidur khusus yang dapat menggembung,
mengempis, mengubah tekanan, dan memutar secara lateral. Di banyak
institusi, pasien harus memenuhi beberapa kriteria spesifik untuk mendapatkan
tempat tidur khusus. Alat pereda tekanan lain adalah alat vollman-turner, yang
menempatkan pasien dalam posisi prone (sehingga meredakan semua tekanan
pada punggung pasien). Alat vollman-turner bukan sebuah tempat tidur khusus.
Melainkan, alat yang ditempelkan ke kerangka tempat tidur. Keuntungan alat
vollman-turner yaitu jumlah orang yang dibutuhkan hanya minimal untuk
memindahkan pasien saat alat digunakan. Progman yang menggunakan solusi
yang berteknologi tinggi dan rendah saat disesuaikan untuk memenuhi
kebutuhan pasien pada beragam tahap proses pemulihan cenderung menjadi
program yang paling berhasil.
16. Penatalaksanaan Nyeri.
Disemua area perawatan luka (pengkajian, pembersihan, penggantian
balutan), perawat perlu memfokuskan pada pengkajian dan pengontrolan nyeri.
Tidakboleh ada prosedur yang dilakukan tanpa mengkaji nyeri dan kemudian
mengobati pasien sesuai kebutuhan.pengkajian luka dan perawatan luka harus
dihentikan jika perlu untuk memastikan bahwa nyeri pasien terkontrol. Setelah
nyeri terkontrol, perawat dapat melanjutkan perawatan luka. Pilihan obat nyeri
dan metode pemberian digunakan (misalnya: infuse kontinu, anesthesia
epidural, pompa PCA, anastesi lokal) bergantung pada status pasien.
17. Farmakoterapi.
Farmakoterapi dalam perawatan luka melibatkan penggunaan obat
nyeri dan, dalam beberapa kasus, hormone pertumbuhan dan steroid. Obat nyeri
digunakan untuk mengendalikan nyeri selama pengkajian luka, pembersihan
luka, dan penggantian balutan. Hormone pertumbuhan
(misalnya:bekaplermin,[regranex gel 0,01%] dapat digunakan untuk
menstimulasi penyembuhan luka. Regnarex dioleskan secara topikal dalam
dosis yang telah diukur yang dihitung lagi per minggu atau per dua minggu. Gel
dioleskan secara merata keatas luka dan ditutup oleh kasa yang telah dibasahi
salin. Krim steroid topikal, seperti klokortolone privalate (kloderm) dan
doksepin hidroklorida (prudoxin), dapat diresepkan untuk perawatan luka guna
meredakan inflamasi permukaan dan pruritus ditepi luka.

E. PERAWATAN LUKA SPESIFIK


1. Ulkus Tekan.
Penanganan ulkus tekan bergantung pada derajat luka. Ulkus tekan
derajat 1 dan II biasanya ditangani dengan balutan hidrokoloid. Ulkus tekan
derajat III dan IV mungkin ditangani dengan balutan basah kering yag
dipadatkan ke dalam dasar luka atau ditangani dengan agar-agar kalsium yang
“diembutkan” dan ddiletakkan ke dalam dasar luka dan kemudian ditutup
dengan balutan transparan oklusif atau hidrokoloid. Walaupun digunakan,
balutan basah kering bukanlah penanganan yang optimal, seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya. Pilihan lain untuk ulkus tekan derajat III dan IV adalah
balutan busa dan system VAC.
2. Luka Bakar.
Luka bakar adalah luka akut, dibagi menjadi derajat satu, dua, atau tiga,
dan digambarkan dengan ketebalan parsial atau penuh. Tujuan perawatan luka
dalam luka bakar adalah luka bersih yang bebas dari infeksi. Luka bakar
dibersihkan dengan ssalin normal steril atau sabun lembut dan air. Salep topikal
seperti baritrasin, polimiksin, atau sulfadiazine perak dapat digunakan. Setelah
dibersihkan luka, balutan dipasang. Jenis balutan bergantung pada jenis luka
bakar, jumlah jaringan yang terkena, kebijakan institusi, dan pilihan dokter.
Pilihan lain adalah balutan yang melepaskan perak ke dasar luka saat basah,
seperti acticort atau aquacel, hidrokoloid, agar-agar kalsium, dan balutan busa
juga dapat digunakan, bergantung pada jenis dan lokasi luka bakar.
Terapi antibiotic spectrum luas tidak digunakan secara rutin karena
kemungkinan adanya resistensi terhadap antibiotic. Infeksi hanya ditangani jika
terjadi dan terdokumentasi hasil kultur positif. Antibiotic yang dipilih
berdasarkan hasil sensitivitas.
3. Drainase Luka Bervolume Besar.
Beberapa luka mungkin memiliki eksudat (drainase) bervolume
besar.eksudat merupakan respon tubuh terhadap fase inflamasi. Drainase luka
terdiri atas neutrofil, makrofag, debris seluler, protein, dan toksin. Drainase
luka bervolume besar menghasilkan drainase yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang dapat ditangani oleh balutan kassa biasa, pada keadaan diatas
digunakan balutan hidrokoloid, agar-agar kalsium, hidrogel atau balutan busa.
Balutan gabungan juga dapat digunakan. Balutan jenis ini menggunakan sifat
fisik dua atau lebih balutan untuk meningkatkan kemampuan absortif.
Apabila eksudat tidak apat dikontrol dengan tindakan ini, maka harus
dipertimbangkan alternative lain. Tujuan perawatan luka dalam hal ini adalah
menampung drainase dan melindungi jaringan disekitarnya dari kerusakan.
Sering kali, luka dapat “dibuat kantong”. Suplai yang sama yang digunakan
untuk kantong ostomi juga digunakan untuk kantong luka, atau sebuah prodduk
yang teah dirancang khusus untuk tujuan menampung drainase luka bervolume
besar juga dapat digunakan. Menampung luka bervolume besar dalam kantong
memungkinkan pengukuran drainase yang keluar dari luka secara akurat dan
dan melindungi area disekeliling tepi luka.
Untuk menampung drainase luka, kulit pertama kali dibersihkan dengan
salin atau sabun antibakteri dan air, kemudian dikeringkan. Kulit kemudian
dapat dipersiapkan dengan mengoleskan barier pelindung kulit, yang
melindungi kulit dan meningkatkan daya rekat wafer. Luka diukur, dan sebuah
wafer dipotong dan disesuaikan ke luka. Pasta stoma diberikan di sekitar area
yang dipotong untuk mencegah kebocoran drainase ke kulit. System kantong
satu atau dua buah dapat digunakan. Pada sistem kantong satu bagian,
wafer/kantong dipasangkan ke luka. Pada sistem dua bagian, wafer
dipasangkan pertama kali, dan kemudian kantong dipasang. Kedua sistem
memerlukan alat klem penutup diujung kantong. Keuntungan dari sistem dua
bagian adalah bahwa sistem tersebut memungkingkan kantong dilepaskan
sehingga luka dapat dikaji tanpa mengganggu wafer.

Gambar prosedur memasang kantong pada drainase luka.

F. NUTRISI DAN PENYEMBUHAN LUKA.


Salah satu aspek yang paling di abaikan dalam perwatan luka adalah
nutrisi.Nutrisi sangan pentng pada pasien yang menderita penyakit kritis atai pasien
yang memiliki luka,baiak luka akaut maupun luka kronis.Untuk sembuh
sebagaimana mestinya , tubuh memerlukan karbohidrat , lemak , protein , mineral
,kalori,vitamin,dan hidrasi yang adekuat.

Zat gizi yang di butuhkan untuk penyembuhan luka


Zat Gizi Fungsi Akibat Defisiensi
Protein 1. Penyembuhan luka. 5. Penyembuhan luka buruk .
2. Produksi factor pembekuan 6. Hipoalbuminemia dan edema
darah. general,yang memperlambat
3. Produksi dan migrasi sel difusi oksigen dan
darah putih. mekanisme pengangkutan
4. Fagositosis yang di mediasi- metabolic dan kapiler dan
sel. membrane sel.
5. Proliferasi fibroblast. 7. Linfopenia.
6. Neurovaskularisasi. 8. Gangguan imunitas seluler.
7. Sintesis kolagen.
8. Proliferasi sel epitel.
9. Remodeling luka.

Karbohidrat. 1. Menyuplai energy seluler 1. Tubuh menggunakan protein


2. Menghemat protein. visceral dan protein otot
untuk enegi.

Lemak. 1. Menyuplai energy seluler 1. Menghambat perbaikan


2. Menyuplai asam lemak jaringan.
esensial. 2. Menggunakan protein
3. Struktur membrane sel. visceral dan otot untuk
4. Produksi prostaglandidn. energy.

Vitamin A 1. Sintesis kolagen. 1. Penyembuhan luka bururk.


2. Epitelisasi. 2. Gangguan imunitas.

Vitamin C 1. Integritas membrane. 1. Gangguan imunitas.


2. Antioksidan. 2. Penyembuhan luka buruk.
3. Kerapuhan kapiler.

Vitamin K. 1. Pembekuan darah normal.


1. Peningkatan risiko
perdarahan dan pembentukan
Zat Besi. 1. Sintesis kolagen. hematoma.
2. Meningkatkan aktivitas 1. Anemia,menyebabkan
bacterial leukositik. peningkatan risiko iskemia
3. Sintesis hemoglobin. jaringan local.
2. Gangguan kekuatan daya
regang.
Zink 1. Proliferasi sel.
2. Kofaktor untuk enzim. 1. Gangguan Ikatan Silang
3. Pemanfaatan vitamin A. Kolagen.
2. Penyembuhan luka lambat.
3. Gangguan rasa.
4. Anoreksia.
5. Gangguan imunitas.
Timah 1. Berikatan dengan kolagen.
2. Sintesis sel darah merah. 1. Penurunan sintesisnkolagen
2. Anemia.
Piridoksin, 1. Produksi energy.
Riboflavin dan 2. Imunitas seluler. 1. Penurunan resistensi terhadap
tiamin 3. Sintesis sel darah merah. infeksi
ariginin. 4. Meningkatkan system imun 2. Gangguan pemulihan luka
local 3. Penurunan system imun luka
5. Kaya nitrogen(32% local
nitrogrn,sementara rata-rata
asam amino adalah 16%
nitrogren).
6. Precursor prolin,yang dapat
di konversi menjadi
hidroksiprolin dan
kemudian kolagen.
Glutamin.
1. Bahan bakar utama untuk 1. Lebih sedikit bahan bakar
fibroblast untuk fibroblast.
2. Pemeliharaan massa tubuh
tanpa lemak.

Protein adalah komponen dasar dan penting dalam semua kativitas


seluler.tanpa protein ,proses inflamasi terganggu dan resiko infeksi
meningkat.protein juga memengaruhi tekanan onkotik,yang menyebabkan pasien
mengalami edema.Edema pada luka menurunkan difusi oksigen dan nutrient,yang
makin menghambat proses penyembuhan.

Walaupun protein merupakan sebuah komponen ini dalam proses


penyembuhan ,zat gizi lain memainkan peranan utama .karbohidrat merupakan
sumber energy tubuh dan menyimpan protein sehingga dapat digunakan dalam
pembentukan sel.lemak memelihara fungsi membrane sel dan membantu
pergerakan mineral dan vitamin larut lemak ke dalam dan keluar dari sel.vitamin
bekerja sebagai katalis dalam reaksi kimia tubuh dan juga dibutuhkan untuk sintesis
protein dan replikasi sel.mineral dibutuhkan dalam reaksi biokimia tubuh dan
mengendalikan pergerkan cairan ke dalam dan keluar dari sel,melalui proses
osmosis.

Asupan kalori yang adekuat dibutuhkan untuk penyembuhan luka.asupan


kalori dewasa normal adalah 25 sampai 30kkal/kg/hari dan asupan protein dewasa
normal adalah 0,8 g/kg/hari.pada seorang pasien sakit kritis atau luka kritis ,asupan
kalori dan protein harus dtingkakan secara bermakna.kebutuhan asupan kalori
meningkat menjadi 35 sampai 40kkal/kg/hari dan kebutuhan protein meningkat
menjadi 1,5 sampai 2 g/kg/hari.

Kebutuhan zat gizi berdasarkan berat badan.


Zat Gizi Kebutuhan
Kalori
Normal 25 sampai 30 kkal/kg/hari
Malnutrisi kalori-protein 30 sampai 35 kkal/kg/hari
(PCM,protein-calorie
malnutrition)
Sakit keritis atau cedera protein 35 sampai 40 kkal/kg/hari
Anjurkan angka kecukupan 0,8 g/kg/hari
harian (RDA,recommended daily
allowance)
PCM 1,5g/kg/hari
Penyakit kritis atau cedera 1,5 sampai 2 g/kg/hari.
Lemak <30% kkal
Air 30 mL/kg berat badan atau 1/1.000 kkal.

Asuhan nutrisi secara optimal untuk pasien yang mengalami luka dapat
diperoleh dengan berkonsultasi dengan seseorang ahli gizi dan memantau hasil uji
laboratorium beserta asupan dasar pasien,haluaran,dan berat badan harian.

Albumin serum adalah suatu nilai yang harus di perhatikan karena


merupakan indicator utama protein yang tersedia untuk pembentukan dan replikasi
seluler.dalam setiap kasus ,jika kadar albumin lebih rendah dari parameter
minimal,terapi penggantian dibutuhkan untuk memberikan lingkungan
penyembuhan luka yang optimal.albumin serum normal didenisikan sebesar 3,8
sampai 5g/dL.pada orang dewasa ,kadar albumin serum yang kurang dari 3,5 g/dl
membutuhkan terapi penggantian.

Kadar total protein serum juga di pantau .kadar normal protein total serum
adalah 6 sampai 8g/dl.seperti telah disebutkan sebelumnya ,protein juga
memengaruhi tekanan onkotik dan kadar yang kurang dari 6 g/dl menyebabkan
edema.perhatikan bahwa kadar protein serum,seperti kadar albumin,beragam
sesuai dengan usia.bersamaan dengan elektrolit ,hitung darah lengkap
(CBC,complete blood count),albumin serum ,dan protein total serum ,dua uji
laboratorium lain,yang mungkin di kaji adalah transferrin serum dan hitung total
limfosit(TLC,total lymphocyte count).kadar transferrin serum merupakan indicator
kemampuan tubuh untuk memindahkan zat besi melalui plasma.kadar transferrin
serum normal adalah 180 sampai 260 mg/dl.penurunan kadar transferrin serum
menyebabkan anemia,seperti yang ditunjukan dengan CBC.parameter normal TLC
adalah 1.500 sampai 3,000 sel/ul.TLC membantu pengkajian status imun pasien
dan nilainya dapat berkurang pada kasus malnutrisi.

Pasien yang puasa lebih dari 24 jamsampai 48 jam beresiko mengalami


perlambatan penyembuhan luka karena kurangnya suplai protein,karbohidrat,dan
zat gizi lain yang adekuat.penatalaksanaan nutrisi meliputi pemantauan hasil
pemeriksaan laboratorium :mendokumentasikan asupan dan haluaran serta berat
badan harian;pengkajian nutrisi oleh seorang ahli gizi ;nutrisi parenteral total atau
nutrisi parenteral perifer atau pemberian makan enteral;dan penghitungan
kalori,nutrisi perlu di kaji lebih awal pda saat pasien masuk kerumah sakit untuk
meningkatkan kesempatan dan lingkungan yang optimal bagi penyembuhan
luka.pada perawatan kritis ,pemantauan status nutrisi sama pentingnya seperti
pemantauan hemodinamik.
Hidrasi yang adekuat peting untuk memastikan penghantaran oksigen ke
jaringan.apabila pasien mengalami hypovolemia ,transport oksigen kejaraingan
perifer akan terganggu.tjuan optimal adalah mempertahankan stabilitas
hemodinamik .pada pasien penyakit keritis ,perfusi jaringan harus diperhatikan
berdasarkan gejala dan penyebab.misalnya,jika curah jantung menurun,pasien
mengalami hypovolemia,untuk meningkatkan perfusi jaringan pada pasien kritis
ini,cairan harus diberikan .Hemoglobin dan hemotokrit juga harus dikaji dan,jika
rendah ,pasien harus mendaptkan transfuse.dengan meningkatkan hidrasi dan
memperbaiki anemia,volume sirkulasi dan kemampuan darah untuk mengangkut
oksigen meningkat,sehingga meningkatkan perfusi jaringan.peningkatan perfusi
jaringan meningkatkan lingkungan untuk penyembuhan luka.

G. PENDIDIKAN PASIEN DAN RENCAN PULANG.


Pendidikan pasien dan perencanaan pulang adalah proses berkelanjutan
yang berlangsung selama masa rawat inap pasien dirumah sakit. Perencaaan pulang
untuk yang mengalami luka adalah tantangan dari berbagai disiplin. Banyak faktor
yang harus dipertimbangkan jika pemulangan ingin berhasil dengan baik, antara
lain:
1. Tentukan apakah pasien dapat dipulangkan ke rumah, atau apakah dibutuhkan
perawatan terampil.
2. Evaluasi keamanan dilingkungan rumah
3. Tentukan ketersediaan sumber-sumber financial untuk pengeluaran seperti
perlengkapan balutan dan dukungan untuk dirumah.
4. Tentukan kesiapan pasien atau anggota keluarga untuk belajar merawat luka.
5. Tentukan jenis penanganan atau perawatan luka. Ini akan di tentukan
berdasarkan jenis luka, misalnya: derajat akut, kronis, luka bakar.
6. Tentukan akses pasien untuk transportasi ked an keluar dari tempat praktik
penyedia perawatan kesehatan untuk tindak lanjut.
7. Sebelum pulang, pengkajian nutrisi harus diselesaikan dan masalah diet harus
ditangani oleh perawat dan ahli gizi.
8. Defisit perawatan diri harus ditangani. Perawat kesehatan dirumah atau
pembantu perawtan kesehatan di rumah mungki di butuhkan untuk tindak lanjut
saat pulang jika pasien tidak mampu melaksanakan aktifitas hidup sehari-
hari(ADL). Anggota keluarga mungkin memerlukan instruksi dalam membantu
pasien dirumah.
9. Dokumentasikan lokasi luka dan ajarkan pasien dan anggota keluarga mengenai
cara melakukan perawatan luka.
10. Kaji sistem pendukung psikososial pasien. Rujukan keberbagai program
komunitas mungkin dibutuhkan.
11. Sediakan untuk pasien dan anggota keluarga sumber-sumber yang mudah
diaksses untuk mengatasi masalah, misalnya: petunjuk spesifik mengenai
kapan harus menghubungi 118, versus tempat praktik penyedia perawatan
primer.

Bagian penting dalam perencanaan pulang adalah memastikan bahwa pasien atau
anggota keluarga mengetahui cara merawat luka stelah pasien meninggalkan rumah
sakit. Contoh panduan penyuluhan pasien untuk perawatan luka dalah sebagai
berikut:

 Perawatan luka (jahitan, staples, dan perekat luka)


Penutupan luka
1. Jahitan berupa benang. Jahitan dilakukan dengan menggunakan jarum untuk
menyatukan kulit. Anda dapat melihat adanya simpul.
2. Staples merupakan staplas bedah khusus. Staples dipasangkan dengan
menggunakan penembak stapes khusus untuk menyatukan kulit.
3. Perekat luka adalah suatu jenis lem yang menahan tepi kulit merapat.
Aktivitas pasien:
1. Pertahankan kebersihan jahitan/staples/perekat luka anda.
2. Cuci tangan anda sebelum anda mulai.
3. Jangan menggosok atau menarik area.
4. Bersihkan luka secara lembut dengan sabun lembut dan air dan kemudian bilas,
atau gunakan pembersih luka sesuai dengan anjuran dokter anda. Jangan
“merendam” jahitan/staples/perekat luka. Secara perlahan tepuk-tepuk area
untuk mengeringkannya.
5. Sebuah balutan kassa kering dapat ditempelkan untuk mempertahankan
kebersihan luka anda atau tepuk-tepuk area jika pakaian anda menggesek. Cuci
tangan anda jika anda sudah selesai.
Kapan saat menghubungi dokter anda:
1. Hubungi dokter jika anda menemukan kemerahan, nyeri tekan, drainase berupa
nanah,pembengkakan, adanya jahitan atau staples yang hilang, atau peingkatan
nyeri, atau jika area hangat atau panas saat disentuh
2. Hubungi dokter jika nada mengalami demam lebih dari 38,30oC.
3. Hubungi dokter segera dan pergi ke unit gawat darurat jika luka insisi anda
“terbuka”.
Pengobatan:
1. Minum obat anda sesuai resep.
2. Jika anda meminum antibiotic, minum semua pil yang telah diresepkan. Jangan
berhenti meminumnya meskipun anda merasa lebih baik.
Keamanan :
1. Anda dapat menyetir, menaiki tangga, bekerja, memulai aktivitas seksual, dan
mengangkat jika diinstruksikan oleh dokter.
 Perawatan luka (balutan kering)
Aktivitas pasien
1. Ganti balutan anda setiap hari.
2. Cuci tangan anda sebelum mulai.
3. Bersihkan luka dengan salin normal, sabun lembut dan air, atau pembersih luka
sesuaipetunjuk.
4. Tutupi luka dengan balutan kassa kering.
5. Cuci tangan anda saat anda telah selesai.
Kapan menghubungi dokter anda
1. Hubungi dokter jika anda menemukan kemerahan, nyeri tekan, drainase berupa
nanah,pembengkakan, adanya jahitan atau staples yang hilang, atau peingkatan
nyeri, atau jika area hangat atau panas saat disentuh.
2. Hubungi dokter jika nada mengalami demam lebih dari 38,30oC.
3. Hubungi dokter segera dan pergi ke unit gawat darurat jika luka insisi anda
“terbuka”.
Pengobatan:
1. Minum obat anda sesuai resep.
2. Jika anda meminum antibiotic, minum semua pil yang telah diresepkan. Jangan
berhenti meminumnya meskipun anda merasa lebih baik.
Keamanan :
1. Anda dapat menyetir, menaiki tangga, bekerja, memulai aktivitas seksual, dan
mengangkat jika diinstruksikan oleh dokter.

Bagian penting dalam perencanaan pulang adalah memastikan bahwa pasien atau
anggota keluarga mengetahui cara merawat luka setelah pasien meninggalkan
rumah sakit.contoh panduan penyuluhan pasien untuk perawatan luka diberikan
dalam

1. Perawatan luka (balutan Kering)


a. Aktivitas pasien
1) Ganti balutan anda setiap hari
2) Cuci tangan anda sebelum mulai
3) Bersihkan luka dengan salin normal, sabun lembut dan air, atau
pembersih luka sesuai petunjuk.
4) Tutupi luka dengan balutan kassa kering
5) Cuci tangan anda saat anda telah selesai
b. Kapan Menghubungi Dokter Anda
1) Hubungi dokter anda jika anda menemukan adanya kemerahan, nyeri
tekan, drainase berupah nanah, pembengkakan, adanya jahitan atau
staples yang hilang, atau peningkatan nyeri, atau jika area hangat atau
panas saat disentuh.
2) Hubungi dokter anda saat anda mengalami demam lebih dari 38,3º C
3) Hubungi dokter segera dan pergi ke unit gawat darurat jika insisi anda
“terbuka”
c. Pengobatan
1) Minum obat anda sesuai resep
2) Jika anda meminum antibiotik, minum semua pil yang telah diresepkan,
jangan berhenti meminumnya meskipun anda telah merasa lebih baik
d. Keamanan
1) Anda dapat menyetir,menaiki tangga, bekerja, memulai aktivitas
seksual dan mengangkat jika diinstruksikan oleh dokter.
2. Perawatan luka (agar-agar Kalsium)
Agar-agar kalsium adalah balutan yang dapat di padatkan (secara
ringan) ke dalam luka anda. Agar-agar kalsium dibuat dari ganggang jenis
khusus yang memiliki khasiat penyembuhan. Agar-agar kalsium tampak
menyerupai “pasta halus” jika dihaluskan.
a. Aktivitas pasien
1) Ganti balutan anda setiap 3 hari kecuali diarahkan lain oleh dokter anda.
2) Cuci tangan anda sebelum anda mulai.
3) Lepaskan balutan yang lama (balutan yang lama akan tampak sepeti
massa gelatin, bukan serat “pasta halus”seperti yang telah anda
masukkan kedalam luka)
4) Bersihkan luka anda dengan salin normal atau dengan pembersih luka
sesuai petunjuk.
5) Ambil agar-agar kalsium dari kemasannya dan secara perlahan
“haluskan”(tarik menjauh secara perlahan sehingga tampak ringan dan
halus).
6) Tempatkan agar-agar kalsium yang telah “dihaluskan”ke dalam luka
7) Tutupi luka dari agar-agar kalsium dengan jenis penutup yang telah
dijelaskan pada anda
8) Cuci tangan anda dengan jika anda telah selesai

b. Kapan Menghubungi Dokter Anda


1) Hubungi dokter anda jika anda menemukan adanya kemerahan, nyeri
tekan, drainase berupah nanah, pembengkakan, adanya jahitan atau
staples yang hilang atau peningkatan nyeri, atau jika area hangat atau
panas saat disentuh.
2) Hubungi dokter anda saat anda mengalami demam lebih dari 38,3 ºC.
c. Pengobatan
1) Minum obat anda sesuai resep
2) Jika anda meminum antibiotik, minum semua pil yang telah diresepkan.
Jangan berhenti meminumnya meskipun anda telah merasa lebih baik.
d. Keamanan
1) Anda dapat menyetir, menaiki tangga, bekerja, memulai aktivitas
seksual dan mengangkat jika diinstrusikan oleh dokter.
3. Perawatan Luka (Hidrokoloid).
Sebuah hidrokoloid adalah jenis penutup luka yang lebih tebal yang
dapat di pasang di atas luka terbuka seperti luka akibat tekanan tempat tidur
(luka tekan). Hidrokolid juga dapat di pasang ke atas luka yang telah terisi
penuh oleh agar-agar kalsium. Hidrokoloid memiliki beragam bentuk dan
ukuran. Hidrokoloid memiliki sisi perekat (lengket), Sisi perekat menutup luka.
a. Aktivitas pasien
1) Ganti balutan anda setiap 3 sampai 5 hari kecuali diproramkan berbeda
oleh dokter anda, atau jika balutan tersebut terlepas.
2) Cuci tangan anda sebelum anda mulai
3) Secara perlahan kelupas hidrokoloid yang lama, hati-hati agar tidak
mengelupas terlalu cepat atau terlalu keras.
4) Bersihkan luka anda dengan salin normal atau dengan pembersih luka
sesuai petunjuk.
5) Jika anda mengisi luka dengan agar-agar kalsium, lakukan pada saat ini.
6) Kelupas kertas dari perekat hidrokoloid.
7) Lakukan “sisi bawa perekat” ke atas luka.
8) Tekan secara perlahan dan halus hidrokoloid ke atas luka
9) Letakkan tangan anda diatas hidrokoloid sekitar 1 menit. Ini akan
membantu perekat merekat lebih baik.
b. Kapan menghubungi Dokter anda
1) Hubungi dokter anda jika anda menemukan adanya kemerahan, nyeri
tekan, drainase berupa nanah, pembengkakan, adanya jahitan atau
staples yang hilang atau peningkatan nyeri, atau jika area hangat atau
panas saat disentuh.
2) Hubungi dokter anda saat anda mengalami demam lebih dari 38,3ºC.
c. Pengobatan
1) Minum obat anda sesuai resep.
2) Jika anda meminum antibiotik, konsumsi semua pil yang telah
diresepkan, jangan berhenti meminumnya meskipun anda telah
merasakan lebih baik.
d. Keamanan.
Anda dapat menyetir, menaiki tangga, bekerja, melalui aktivitas seksual
dan mengangkat jika diinstruksikan oleh doke

S-ar putea să vă placă și