Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
C PENGKAJIAN LUKA
Jenis jaringan:uraikan dasar luka.jika dasar luka tidak terlihat ,catat keberadan dan
kondisi eskar(keropeng),jahitan,staples,atau penutup luka lain.
Drain dan selang:catat jenis drain atau selang,dan lokasinya (menggunakan posisi
anatomis atau posisi jam).
Kedalaman luka diukur dengan menaruh swab steril di area luka terdalam dan
menandai lokasi batas luka pada swab .rendam swab steril dalam salin normal
sebelum memasukannya kedalam luka ;tindakan ini mengurangi peluang
tertinggalnya serat kapas di dalam luka.setelah mengeluarkan swab ,ukur dari ujung
distal swab kearea yang telah ditandai.dokumentasi mencangkup kedalaman luka
dalam sentimeter dan juga lokasi dilakukannya pengkajian(mis.kedalam 5,8 cm ke
dasar luka pada posisi jam 9).dokumentasikan yang jelas dan ringkas
memungkinkan professional perawat kesehatan lain mengkaji kembali kedalam
luka di area yang sama pada setiap kali evaluasi ulang.
Pembentukan rongga atau saluran biasanya tidak terjadi pada luka akut,tetapi
perawat harus selalu mengkaji adanya hal ini pada luka.pembentukan rongga terjadi
jika terdapat kehilangan jaringan disepanjang batas luka,sam dengan ;bibir
jaringan’.pembentukan saluran tepat seperti maknanya ,yaitu saluran yang terbuka
di dasar luka.pembentukan saluran dapat mulai terjadi di luka akut yang terpasang
drain.(perhatikan bahwa jika terjadi pembentukan saluran ,luka bukanlah luka akut
melainkan telah menjadi luka kronis ).proses pengkajain arah dan kedalaman
pembentukan saluran ditunjukkan dalam gambar
Batas luka juga di kaji saat melakukan pengkajian luka .apakah tepi luka
merapat dengan baik?apakah jaringan di sekitar luka
bersih,kering,kemerahan,edema,pucat,utuh,atau terdapat lepuhan?sekali
lagi,gambarkan temuan anda dan jelaskan dengan tepat agar gambaran batas luka
yang akurat dapat tergambar untuk professional perawatan kesehatan yang akan
bertugas selanjutnta.
Drain atau selang mungkin terpasang di dalam atau di dekat dasar luka
.drain atau selang juga harus dikaji untuk mengetahui lokasi ,penmpakan jaringan
sekitar,dan karakteristik drainase.Anggap tempat insersi drainatau slang sebagai
sebuah luka akut.
D. PERAWATAN LUKA
1. Penutupan Luka
Tujuan perawatan luka pada akhirnya adalah penutupan luka dan pengembalian
integritas kulit. Penutupan luka biasanya dipercepat dengan berbagai
penanganan dan balutan.
2. Penutupan Luka Yang Dibantu Vakum
Penutupan luka yang dibantu vakum (VAC, vacuumassisted wound
closure) adalah sebuah sistem yang membantu penutupan luka dengan
memberikan tekanan negatif secara lokal ke dasar luka dan tepi luka. Balutan
oklusif meningkatkan lingkungan lembap untuk penyembuhan luka dan
tekanan negatif mengeluarkan drainase luka yang berlebihan, membantu
menarik tepi luka sehingga saling merapat.
Slang, sama dengan slang penghisap, ditempatkan ke balutan busa
khusus. Balutan busa dibentuk gulungan yang dipotong agar pas dengan luka.
Spons berbentuk gulungan dan slang kemudian ditutup dengan balutan
transparan oklusif. Slang kemudian dihubungkan ke unit vakum, pada tekanan
penghisap yang rendah (sesuai petunjuk pabrik). Tekanan negatif berfungsi
untuk menarik tepi luka sehingga saling merapat dengan mengempiskan
balutan busa dan mengeluarkan cairan luka saling mempertahankan lingkungan
luka tetap lembapsehingga meningkatkan penyembuhan. Jika balutan tidak
mengempis, terdapat kebocoran dalam sistem VAC dan balutan harus diganti
dengan hati-hati saat memasang balutan oklusif transparan. Balutan oklusif
transparan harus difiksasi di tempatnya untuk mempertahankan tekanan negatif
di dalam luka. Bslutan tampak seperti “dibungkus ruang kedap”saat balutan
difiksasi dan ditutup.
Dengan sistem VAC, jaringan granulasi distimulasi, infeksi dan
kolonisasi bakteri berkurang, dan penutupan luka terjadi dalam lingkungan
“kedap udara” yang lembap. Selain itu, sistem VAC mengurangi frekuensi
penggantian balutan, sehingga mengurangi ketidaknyamanan pasien dan waktu
intervensi keperawatan.
Sistem VAC dapat digunakan pada luka akut maupun kronis. Sistem
VAC dapat diindikasikan untuk luka kronis(termasuk luka diabetik dan ulkus
tekan nonpenyembuhan derajat III dan VI), flap dan tandur (keduanya luka
bedah akut), insisi dehisens, luka akut dan traumatik, dan luka bakar. Sistem
VAC harus digunakan dengan sangat hati-hati pada pasien yang mengalami
perdarahan aktif, mereka yang sedang menjalani terapi antikoagulan, atau
pasien yang mengalami riwayat perdarahan tidak terkontrol. Sistem VAC
dikontraindikasikan pada pasien osteomletitis yang tidak diobati, kondisi
jaringan nekrotik dengan keropeng, keganasan lika, fistula, pembuluh darah
atau organ yang terbuka, atau luka didekat organ mayor. Spons VAC harus
diposisikan pada jaringan yang hidup, oleh karena itu, jika terdapat jaringan
nekrotik atau mati, luka perlu didebridmen sebelum spons VAC dapat
digunakan. Sistem VAC dapat digunakan pada luka terinfeksi, tetapi hanya
dengan terapi antibiotik yang tepat.
Mengetahui cara pemakaian dan pemeliharaan sistem VAC merupakan
tanggung jawab perawat. Tanggung jawab keperawatan terdiri atas pengkajian
luka dan dokumentasi, bersamaan dengan menempatkan pasien pada sistem
vakum, mengganti selubung, dan mempertahankan sistem. Luka harus
menunjukkan penyembuhan progresif. Jika dokumentasi gagal menunjukkan
penyembuhan luka secara progresif dalam 30 hari, maka terapi alternatif harus
dievaluasi.
3. Jahitan, Staples,Dan Perekat Luka
Jahitan atau staples harus dibersihkan dengan salin normal steril atau
pembersih luka. Segera setelah pembedahan, luka perlu ditutup dengan balutan
steril yang kering. Sering kali setelah awal periode pascaoperasi, staples atau
jahitan ditinggalkan tetap terbuka sehingga terpajan udara
Perekat luka dapat digunakan pada luka bedah atau traumatik untuk
merapatkan tepi luka, pada kedua kondisi tersebut, jahitan digunakan untuk
menutup jaringan di bawah luka dan perekat luka digunakan secara topikal ke
batas luka saat batas luka tersebut saling didekatakan. Perekat luka tampak
memiliki lapisan berkilau yang bening di atas insisi. Pemakaian perekat luka
harus dilakukan denga hati-hati karena kondisi perekat yang cair. Perekat luka
secara tidak sengaja dapat menyebar kearea lain. Insisi tempat pengolesan
perekat luka tidak dibersihan atau direndam dengan pembersih luka, meskipun
mungkin telah dibilas dengan cermat. Luka yang menggunakan perekat luka
dibiarkan tetap terbuka.
4. Drainase Luka.
Sering kali, sebuah drain dimasukkan ke dalam luka untuk mencegah
tergenangnya eksudat di dasar luka. Genangan eksudat di dasar luka
mengurangi penyembuhan dan meningkatkan kemungkinan infeksi. Jenis drain
yang paling umum adalah drain hemovac, drain Penrose, dan drain Jackson-
pratt, serta slang dada. Perawatan dasar untuk semua drain dan slang dada
terdiri atas pembersihan dengan salin normal steril dan di pakaikan balutan
steril kering. Balutan menstabilkan drain dan mencegah tempat insersi drain
agar tidak bersentuhan dengan drainase dan permukaan lain yang berpotensi
menyebabkan infeksi. Drain dan tempat insersi selang jangan pernah dibiarkan
terbuka di udara karena adanya resiko infeksi. Apabila drainase dari sumber
lain berpotensi membasahi balutan (di atas terpasangnya drain), maka balutan
yang digunakan harus balutan oklusif. Slang drain distabilkan dengan plester
untuk mengurangi kemungkinan pencabutan dan pengeluaran slang yang tidak
disengaja. Pengeluaran drain secara tidak sengaja meningkatkan nyeri dan
infeksi dan beresiko mengubah luka akut menjadi luka kronis.
Bacitracin atau Neosporin dapat digunakan, meslipun salep hydrogen
peroksida dan povidone-iodine (Betadine) selalu dihindari karena zat tersebut
merusak jaringan granulasi dan memperlama proses penyembuhan. Salin
normal tidak menyebabkan kerusakan di dasar luka dan bersifat normal secara
fisiologis serta harganya lebih murah. Beberapa institusi dapat menggunakan
pembersih luka yang telah dikemas. Sebagian besar pembersih luka memiliki
sedikit potensi untuk merusak jaringan granulasi (jika dibandingkan dengan
salin normal), tetapi tidak terlalu toksik terhadap jaringan granulasi jika
dibandingkan dengan hydrogen peroksida atau betadine. Pembersih luka yang
telah dikemas berkembang dengan cepat, menjadi lebih sedikit sitotoksik dan
lebih efisien dari segi waktu dan efektif dari segi biaya.
Kassa yang telah mengandung obat untuk membalut dari berbagai
balutan (mis, Betadine dan larutan Dakin) dapat digunakan pada luka terinfeksi,
tetapi tidak boleh digunakan sebagai obat luka yang rutin dalam waktu yang
lama karena merusak jaringan granulasi dan menghambat proses penyembuhan.
Ingat bahwa penggunaan produk ini menandai bahwa luka bukanlah luka akut
tetapi telah menjadi luka kronis.
5. Balutan Luka
Tujuan balutan luka adalah melindungi luka dari infeksi dan
meningkatkan lingkungan yang lembap. Tersedia ratusan produk balutan.
Pilihan balutan bergantung pada luka. Robekan kulit (luka dengan ketebalan
parsial) merupakan luka akut akibat penggunaan plester atau balutan oklusif
transparan dan harus dirawat dengan menggunakan balutan tipe Adaptik (tanpa
zat aditif iodin/Betadine) yang kemudian ditutupi dengan balutan tipe Kling
atau Kerlix untuk menghindari robekan kulit lebih lanjut. Sangat penting untuk
meminimalkan penggunaan plester dalam segala bentuk pada pasien yang
rentan mengalami robekan kulit.
Asuhan nutrisi secara optimal untuk pasien yang mengalami luka dapat
diperoleh dengan berkonsultasi dengan seseorang ahli gizi dan memantau hasil uji
laboratorium beserta asupan dasar pasien,haluaran,dan berat badan harian.
Kadar total protein serum juga di pantau .kadar normal protein total serum
adalah 6 sampai 8g/dl.seperti telah disebutkan sebelumnya ,protein juga
memengaruhi tekanan onkotik dan kadar yang kurang dari 6 g/dl menyebabkan
edema.perhatikan bahwa kadar protein serum,seperti kadar albumin,beragam
sesuai dengan usia.bersamaan dengan elektrolit ,hitung darah lengkap
(CBC,complete blood count),albumin serum ,dan protein total serum ,dua uji
laboratorium lain,yang mungkin di kaji adalah transferrin serum dan hitung total
limfosit(TLC,total lymphocyte count).kadar transferrin serum merupakan indicator
kemampuan tubuh untuk memindahkan zat besi melalui plasma.kadar transferrin
serum normal adalah 180 sampai 260 mg/dl.penurunan kadar transferrin serum
menyebabkan anemia,seperti yang ditunjukan dengan CBC.parameter normal TLC
adalah 1.500 sampai 3,000 sel/ul.TLC membantu pengkajian status imun pasien
dan nilainya dapat berkurang pada kasus malnutrisi.
Bagian penting dalam perencanaan pulang adalah memastikan bahwa pasien atau
anggota keluarga mengetahui cara merawat luka stelah pasien meninggalkan rumah
sakit. Contoh panduan penyuluhan pasien untuk perawatan luka dalah sebagai
berikut:
Bagian penting dalam perencanaan pulang adalah memastikan bahwa pasien atau
anggota keluarga mengetahui cara merawat luka setelah pasien meninggalkan
rumah sakit.contoh panduan penyuluhan pasien untuk perawatan luka diberikan
dalam