Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
TUGAS AKHIR
Oleh:
Fatma Suryani
2012011247
2016
PERNYATAAN
NIM : 2012011427
Dengan ini menyatakan bahwa pada Tugas Akhir ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar sarjana di suatu perguruan
tinggi manapun dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah dan telah disebutkan dalam daftar pustaka.
Fatma Suryani
ii
PENGESAHAN
NIM : 2012011247
Tim Penguji
Noor Faidah, S.Kep, Ns, M.Kep Wahyu Yusianto, S.Kp, Ns, M.Kep
Penguji Pendamping
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
PERSEMBAHAN :
Untuk Allah SWT, karena atas ridho - NYA tugas akhir ini dapat selesai tepat
pada waktunya.
Untuk Orang Tua tercinta, Bapak Suripan (ALM) dan Ibu Harni, kakak
tercinta Sukliswanto yang berperan sebagai ayah muda bagi saya, dan kakak-
kakak saya Musyafak sebagai kakak tertua, kakak Agus Harianto, kakak Dwi
Haryanto, kakak Mukhlisin, kakak Arif Sugiharto, kakak Widi, adik Dadang
serta semua keluarga yang selalu memberikan do’a dan harapan terbaik
mereka.
Untuk seluruh dosen dan rekan-rekan mahasiswa PSIK regular angkatan
2012 STIKES Cendekia Utama yang telah memberikan dukungan, motivasi
dan semangat terkhusus kepada Wahyu Kristiani, Putri Dyan Kristanti, Dwi
Putri Rahayu, Devi Nurul Hidayah, Dara Maria Maghdalena, Lani Setyowati,
Kuntininsih, Fitriyani Lailatul Muna, Fitri Rohmawati, dan Erika Ratna.
Untuk yang terkasih dan sahabat-sahabatku semua yang selalu setia menemani
dalam setiap proses hidupku.
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
E-mail : fatmaierf@gmail.com
Pendidikan:
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan
tugas akhir ini dengan judul “Studi Kasus Asuhan Keperawatan Gawat Darurat
dengan Luka Bakar”.
Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini tidak dapat selesai tanpa kerja
keras, semangat dan doa dari berbagai pihak. Dengan segenap ketulusan dan
kerendahan hati penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Noor Faidah S.Kep.,Ns., M.Kep. selaku pembimbing utama yang telah banyak
memberikan masukan kepada penulis.
2. H.Ilham Setyo Budi, S.Kp. M.Kes. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Cendekia Utama Kudus.
3. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar STIKES Cendekia Utama Kudus yang telah
membantu selama penulis menyelesaikan studi di STIKES Cendekia Utama
Kudus.
4. Kedua Orang tercinta yang telah membesarkan dan melimpahkan kasih
sayang yang begitu besar.
5. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyusunan skripsi ini dan diharapkan adanya adanya saran dan kritik yang
sifatnya membangun untuk perbaikan yang lebih baik.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
HALAMAN PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN............................................ iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. x
ABSTRACK .................................................................................................. xi
ABSTRAK ..................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Tujuan Penelitian .................................................................... 2
1.3 Manfaat Penelitian .................................................................. 3
BAB II TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi .................................................................................. 4
2.2 Etiologi .................................................................................. 4
2.3 Manifestasi Klinis ………………………………………….. 5
2.4 Klasifikasi .............................................................................. 6
2.5 Patofisiologi .......................................................................... 7
2.6 Komplikasi ............................................................................ 9
2.7 Penatalaksanaan ...................................................................... 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Asuhan Keperawatan ................................................ 10
3.2 Etika Penelitian ...................................................................... 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................... 22
4.2 Pembahasan ............................................................................ 26
vii
4.3 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 31
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 33
5.2 Saran ....................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
STUDI KASUS KEPERAWATAN PASIEN LUKA BAKAR
DI RUANG IGD RSUD RAA SOEWONDO PATI
Fatma Suryani1
Background: Burn is damage or loss tissue caused contact with a heat source or a
very low temperature. Purpose of this study was to perform emergency nursing
care in a comprehensive manner at Mr. A with Burns at the Emergency Room
(ER) Hospital RAA Soewondo Pati.
Methods: The method used was the case study method, the respondents in this
study is Burns patients in Emergency Room (ER) Hospital RAA Soewondo Pati.
Conclusion: The nursing care is done in accordance with interventions that have
been adapted to the concept and conditions of Mr. A.
xi
STUDI KASUS KEPERAWATAN PASIEN LUKA BAKAR
Latar belakang: Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilanagn
jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas atau suhu yang sangat
rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melaukan asuhan keperawatan
gawat darurat secara komprehensif pada Tn. A dengan Luka Bakar di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUD RAA Soewondo Pati.
Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus, responden
pada penelitian ini adalah pasien Luka Bakar di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUD RAA Soewondo Pati.
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Definisi
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia,
listrik, dan radiasi (Artawan, 2013).
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas dan suhu sangat rendah (Adhy
dkk, 2014:386).
Luka bakar adalah salah satu cedera yang paling luas yang
berkembang di dunia. Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan
yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan
morbiditas dan mortalitas yang tinggi (Pitoyo, 2013:2).
2.2 Etiologi
Etiologi luka bakar antara lain adalah sebagai berikut: 1) Luka bakar
suhu tinggi (thermal burn) yang disebabkan oleh karena terpapar atau kontak
dengan api, cairan panas dan bahan padat. Luka bakar api berhubungan
dengan asap atau cedera inhalasi. 2) Luka bakar bahan kimia (chemical burn)
disebabkan oleh kontaknya jaringan kulit dengan asam atau basa yang kuat.
Konsentrasi zat kimia, lamanya kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar
menentukan luasnya injuri karena zat kimia ini. Luka bakar kimia dapat
terjadibmisalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih yang sering
digunakan untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang
digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25.000
produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar kimia. 3) Luka
bakar sengatan listrik (electrical burn) disebabkan karena lewatnya tenaga
4
5
2.3 Manifestasi
Manifestasi luka bakar antara lain adalah nyeri lokal, eritema, kemerahan,
pucat, menggigil, sakit kepala, mual dan muntah, lepuh berisi air dan
berselaput tipis, area yang rusak berlilin dan putih, perubahan suara, batuk,
mengi, sputum gelap pada luka bakar mukosa (Wolters dkk, 2013).
Manifestasi tentang luka bakar dapat ketahui dengan derajat luka yang
dibagi menjadi 4 derajat yaitu: 1) Grade I dengan kerusakan jaringan hanya
terjadi pada epidermis, nyeri, warna kulit kemerahan, kering, pada tes jarum
terdapat hiperalgesia, lama sembuh ±7 hari kulit menjadi normal. 2) Grade II:
terdapat grade II a dimana jaringan yang rusak adalah sebagian dermis, folikel
rambut, dan kelenjar keringat utuh, rasa nyeri, warna kemerahan pada lesi,
adanya cairan pad bula, waktu sembuh 7-14 hari. Dan pada grade II b dimana
jaringan yang rusak sampai dermis, hanya kelenjar keringat yang utuh,
6
eritema, terkadang ada sikatrik, waktu sembuh 14-21 hari. 3) Grade III yaitu
jaringan yang rusak meliputi seluruh epidermis dan dermis, kulit kering, kaku,
terlihat gosong, terasa nyeri karena ujung saraf rusak, waktu sembuh lebih dari
21 hari. 4) Grade IV dimana luka bakar mengenai seluruh lapisan kulit, otot
bahkan tulang, penderita tidak akan merasakan nyeri karena kerusakan saraf,
warna kulit menjadi abu-abu, kehitaman, kering dan mengelupas (Muttaqin
dan Kumala, 2011)
.
2.4 Klasifikasi
Macam-macam luka bakar antara lain yaitu:
1. Berdasarkan kedalaman luka:
a. Derajat 1 (superficial)luka bakar akan sembuh dalam waktu singkat,
paling lambat satu minggu tanpa dilakukannya pengobatan atau dapat
diberikan analgetik apabila merasa kesakitan dan berikan obat-obatan
topikal pada kulit yang tampak kemerahan tanpa ada kerusakan jaringan
kulit.
b. Derajat 2 (partial thickness) terdiri dari superfisial (superficial partial
thickness) dan dalam (deep partial thickness). Pada luka derajat 2
superfisial kulit berwarna merah dan adanya bula (gelembung), organ
kulit seperti kelenjar sebasea dan kelenjar kulit masih utuh. Pada luka
bakar ini terjadi keruskan epidermis yang ditandai rasa nyeri dan akan
sembuh dalam waktu 10 sampai dengan 14 hari dan dapat dilakukan
kompres dengan menggunakan NaCl. Untuk luka bakar derajat 2 dalam
kulit menjadi kemerahan disertai adanya jaringan yang terkelupas
(kerusakan dermis dan epidermis), organ-organ kulit seperti kelenjar
keringat folikel rambut, kelenjar sebasea sebagian besar masih utuh,
proses penyembuhan pada luka derajat 2 dalam biasanya memerlukan
waktu penyembuhan yang lama tergantung jaringan epitel yang masih
tersisa.
7
2.5 Patofisiologi
Jaringan lunak akan mengalami cedera bila terkena suhu diatas 1150F
(460C). Luasnya kerusakan bergantung pada suhu permukaan dan lama
kontak. Sebagai contoh pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang
dewasa, kontak selama 1 detik dengan air yang panas dari shower dengan
suhu 68,90C dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis dan
dermis sehingga terjadi cedera derajat tiga (full-thickness injury). Sebagai
8
manifestasi dari cedera luka bakar panas, kulit akan melakukan pelepasan zat
vasoaktif yang menyebabkan pembentukan oksigen reaktif dan menyebabkan
peningkatan permeabilitas kapiler dan menyebabkan penurunan tekanan
onkotik. Hal ini menyebabkan kehilangan cairan serta viskositas plasma
meningkat dengan menghasilkan suatu formasi mikrotrombus. Cedera luka
bakar dapat menyebabkan keadaan hipermetabolik yang dimanifestasikan
dengan adanya demam, peningkatan laju metabolisme, peningkatan ventilasi,
peningkatan curah jantung, peningkatan glukoneogenesis, serta meningkatkan
katabolisme otot viseral dan rangka. Adanya luka pada sistem pernafasan
misalnya pada wajah yang merusak mukosa sehingga terjadi udema pada
laring dapat menimbulkan obstruksi jalan nafas dan menyebabkan
ketidakefektifan pola nafas. Terjebak kebakaran dalam ruangan tertutup juga
dapat menyebabkan cedera inhalasi sehingga terjadi cedera alveolar yang
ditandai dengan adanya sputum berkarbon yang memunculkan diagnosa
ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang diakibatkan karena keracunan gas
(PCO2 yang meningkat sedangkan PO2 turun). Keracunan gas tersebut dan
sebagai akibat dari peningkatan permeabilitas kapiler akan menyebabkan
adanya penurunan cairan intravaskuler sehingga terjadi hipovolemia dan
hipoksia jaringan dan memunculkan diagnosa ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer (Muttaqin & Kumala, 2012: 200, Nurarif dan Hardhi, 2015:
212 ).
Masalah yang dapat timbul pada luka bakar yang luas yaitu gangguan
pada sistem hormonal dan gangguan keseimbangan cairan elektrolit. Hal
tersebut terjadi akibat kehilangan cairan serta dapat menyebabkan penurunan
jumlah limfosit sehingga luka beresiko mengalami sepsis. Mediator inflamasi
seperti (sitokin, TNF-α dan sel fagosit nekrotik) dan gangguan metabolisme
(protein, karbohidrat dan lemak) dapat muncul sebagai akibat dari luka bakar
yang luasnya >20% . Meningkatnya stress oksidatif juga dapat menyebabkan
9
2.6 Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada kasus luka bakar yaitu infeksi
luka yang gejalanya sama dengan proses penyembuhan luka yaitu adanya
eritema, edema, dan nyeri tekan. Demam, malaise, dan gejala yang lebih
buruk dapat menyebabkan sepsis dan kerusakan yang lebih dalam. Luka
bakar juga dapat menyebabkan timbulnya syok, cedera inhalasi apabila pasien
menghirup udara di dalam ruangan tertutup (Lalani, 2013, Pamela, 2011:
189).
Luka bakar terutama dengan luas >20% dapat menyebabkan gangguan
metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Selain itu, semakin berat
kerusakan jaringan maka proses inflamasi juga semakin lama terjadi dan tidak
terkendali. Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya inflamasi sistemik dan
penekanan sistem imun yang berbahaya karena dapat menjadi SIRS dan
MODS (Adhy dkk, 2014: 386).
2.7 Penatalaksanaan
Prioritas pertama perawatan pasien luka bakar adalah menghilangkan
sumber panas bila masih ada. Pakaian dan perhiasan yang menghasilkan
panas harus dilepas, dan setiap bahan kimia dalam bentuk bubuk kering harus
disingkirkan dari kulit. Bila sumber luka bakar telah dihilangkan, perhatian
pemberi perawatan beralih pada ABC (Airway, Breathing dan Circulation).
Cedera inhalasi harus dicurigai pada pasien yang berada dalam lingkungan
yang terbakar dalam ruangan tertutup atau pasien yang tampak mengalami
perubahan tingkat kesadaran. Cedera inhalasi mungkin gejalanya tidak
muncul selama beberapa jam setelah waktu cedera. Siapkan untuk intubasi
endotrakea profilaktik kemudian beri oksigen melalui mask face atau
10
BAB III
METODE PENELITIAN
11
12
b. Sistem respirasi
Periksa bagian wajah, dada, dan leher pasien atas
adanya tanda-tanda distress pernafasan seperti penggunaan
otot aksesori, keteraturan retraksi dada, keteraturan pola
nafas, dan suara nafas abnormal (Kartika, 2011: 61).
Pada kasus luka bakar dapat ditemukan adanya
batuk, suara serak, stridor, takipne, dispnea, agitasi adanya
sputum mengandung karbon, penggunaan otot bantu
pernafasan, pasien sulit bernafas, RR lebih atau kurang dari
24x/menit, irama nafas tidak teratur, nafas cepat dan
pendek, suara nafas wheezing(Pamela, 2011).
c. Sistem kardiovaskuler
Kaji atas adanya keluhan nyeri pada dada,
normalitas tanda-tanda vital, dan denyut jantung yang
cepat, pelan atau tidak teratur (Kartika, 2011).
Dalam pengkajian sistem kardiovaskuler pada kasus
luka bakar akan terjadi peningkatan curah jantung dalam
beberapa menit cedera, dan nadi sulit diraba (Pamela,
2011).
d. Sistem pencernaan
Periksa adanya distensi abdomen, jejas, dan adanya
luka. Auskultasi keempat kuadran dan pastikan status
peristaltik usus. Palpasi adanya nyeri, hepatomegali, dan
limpa. Perkusi untuk mngetahui ukuran organ dan
memeriksa daerah cairan atau rongga intra abdominal
(Kartika, 2011).
Pada luka bakar akan ditemukan adanya penurunan
metabolik sebagai akibat dari respon sistemik pada 24 jam
pertama cedera (Gurnida, 2011).
15
e. Sistem muskuloskeletal
Gangguan muskuloskeletal di unit gawat darurat
berhubungan dengan trauma dan infeksi. Kaji luka atas
adanya edema, eritema, jejas, dan nyeri. Periksa pergerakan
dan status neurovaskular pasien untuk mendeteksi masalah.
Lepaskan semua perhiasan dan pakaian ketat dari daerah
luka (Kartika, 2011: 62).
Pada pasien luka bakar dapat ditemukan edema
jaringan dan nekrosis (Lalani, 2013: 357).
f. Sistem perkemihan
Catat frekuensi urin, adanya inkontinensia, terasa
panas, atau bau aneh dan status nyeri pada sistem urinaria.
Pada pasien luka bakar akan ditemukan urine
berwarna kemerahan yang menunjukkan adanya
hemokromogen dan mioglobin akibat kerusakan otot karena
luka bakar yang dalam (Muttaqin dan Kumala, 2012: 207).
g. Sistem integumen
Meliputi pemeriksaan warna, tekstur, turgor, suhu,
kepucatan, sianosis dan kekuningan (Kartika, 2011: 62).
Pada sistem integumen pasien luka bakar
mengalami gangguan integritas kulit seperti kulit berwarna
abu-abu dan pucat, dan adanya krustal (Pamela, 2011,
Nurarif dan Hardhy, 2015).
h. Sistem endokrin
Perhatikan adanya gangguan endokrin jika pasien
merasa sering lelah, lemah, terjadi penurunan BB, poliuri,
polidipsi dan polifagi (Kartika, 2011:64).
3. Pemeriksaan penunjang
16
3.1.4 Intervensi
Tabel 3.1 Intervensi Keperawatan
No. Intervensi
Dx NOC & KH NIC
1. NOC: a. Kaji kepatenan jalan jalan
i. Respiratory status: nafas.
ventilation. b. Lakukan pembebasan jalan
j. Respiratory status: airway nafas.
patency. c. Berikan O2 sesuai resep.
KH: d. Siapkan untuk intubasi
a. Suara nafas bersih, tidak endotrakea
ada dyspnea. e. Pasang slang nasogastrik
b. Tidak ada sputum. untuk mencegah aspirasi
c. Irama dan frekuensi nafas pada pasien tidak sadar.
dalam rentang normal f. Kolaborasi pemberian
(RR=16-24x/menit, irama bronkodilator jika perlu.
nafas teratur).
4. NOC:
20
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
22
23
yaitu gawat tidak darurat. Pasien datang dengan keluhan lemas, merasa
kepanasan dan kedua kakinya membengkak. Luka bakar meliputi kedua
kaki, genitalia sampai perut akibat konsleting listrik ketika memasang
sound. Setelah mendapat perawatan di rumah sakit terdekat pasien
akhirnya pulang namun luka tidak kunjung sembuh selama ± 1tahun dan
kedua kaki pasien bertambah bengkak tetapi pasien tidak merasakan nyeri
sehingga keluarga memutuskan untuk membawa pasien ke rumah sakit
RSUD RAA SOEWONDO Pati agar mendapat perawatan. Sebelumnya
belum ada keluarga yang mengalami penyakit seperti yang diderita oleh
pasien saat ini dan dari keluarga mengatakan bahwa pasien beserta
keluarga tidak memiliki riwayat penyakit kronis seperti Diabetes Mellitus
ataupun Hipertensi. Keluarga pasien juga mengatakan bahwa pasien tidak
memiliki riwayat alergi apapun baik dari makanan, minuman ataupun
obat-obatan. Berdasarkan analisa terhadap hasil pengumpulan data
didapatkan masalah diantaranya yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan
berhubungan dengan edema dan hipovolemia, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan akibat peningkatan evaporasi, dan
kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan kerusakan jaringan
subkutis.
1) Diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema dan hipovolemia
Tindakan keperawatan dilakukan selama 1x30 menit untuk kriteria
hasil dari ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan
edema dan hipovolemia yaitu TTV dalam batas normal(TD:
sistole<130, diastol<90 mmHg, S: 36,5-37,5˚C, RR: 16-24x/menit,
HR: 60-100x/menit), menunjukkan perhatian, konsentrasi dan
orientasi.
Intervensi keperawatan dibuat sesuai dengan diagnosa keperawatan
yang ditegakkan pada Tn.A: kaji keadaan umum dan TTV,
24
4.2 Pembahasan
Diagnosa keperawatan yang muncul pada Tn. A dengan kasus luka
bakar berdasarkan analisa data yang diperoleh saat pengkajian tanggal 25
Mei 2015 pukul 11.45 WIB adalah ketidakefektifan perfusi jaringan
berhubungan dengan adema dan hipovolemia, kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan akibat peningkatan evaporasi dan
kerusakan integritas jaringan berhubungan dengan kerusakan jaringan
subkutis. Berikut ini adalah pembahasan dari masing-masing diagnosa :
4.2.1 Ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan edema dan
hipovolemia
Apabila luas luka bakar menutupi tubuh >30%, maka perpindahan
cairan akan terjadi, baik pada jaringan yang terbakar atau jaringan
yang tidak terbakar. Edema yang berkembang sebagian besar
disebabkan oleh hiponatremia akibat dari kehilangan protein di
dalam jaringan yang terbakar dan luasnya berkurang oleh kerja
substansi vasoaktif yang bersirkulasi. Selain itu cedera panas
menurunkan potensial membran sel, membiarkan natrium dan air
27
total luas permukaan tubuh dengan luka bakar derajat kedua dan
ketiga. Volume ini diberikan dalam 24 jam pertama sejak waktu
perlukaan, separuhnya pada 8 jam pertama. Penderita dengan
tambahan cedera inhalasi dapat memerlukan sampai 40-50% cairan
lebih banyak. Untuk memperkirakan total luas permukaan tubuh
yang terkena, gunakan luasaan telapk tangan terbuka (jari
mengumpul) untuk setiap 1 persennya (Ledbetter, 2010:8).
Pemberian cairan pada Tn.A adalah infus RL 30 tpm sesuai teori
yaitu bertujuan mengganti cairan untuk melawan
ketidakseimbangan osmotik karena kehilangan cairan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 Mei 2015 di ruang Instalasi
Gawat Darurat. Pengkajian meliputi data umum, keadaan umum, pengkajian
primer dan pengkajian sekunder. Dari pengkajian tersebut didapatkan
diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan berhubungan dengan edema dan
hipovolemia, kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
cairan akibat peningkatan evaporasi, dan kerusakan integritas jaringan
berhubungan dengan kerusakan jaringan subkutis. Intervensi, implementasi,
dan evaluasi yang dilakukan berdasarkan dengan diagnosa keperawatan.
5.2 Saran
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan penulis memperoleh beberapa saran
yang dapat dipertimbangkan sebagai tambahan acuan untuk program
selanjutnya yaitu antara lain:
1. Bagi perawat
Dapat melaksanakan metode triase kegawatdaruratan yang sesuai
sehingga akan meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan gawat
darurat yang komprehensif dan meminimalkan masalah yang timbul pada
pasien luka bakar.
2. Bagi Mahasiswa
Sebagai sumber materi untuk menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai asuhan keperawatan gawat darurat pada pasien luka bakar di
instalasi gawat darurat dengan harapan dapat meningkatkan kualitas
33
34
DAFTAR PUSTAKA
Artawan, IK dkk, 2013, “Efek Ekstrak Gel Daun Pegangan (Centella Asiatica)
dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Tikus Putih
(Rattus Norvegicus Strain Wistar)”, Jurnal Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana.
Azhari Nefrianita, 2012, “Hubungan Body Image dengan Mekanisme Koping
yang Digunakan Penderita Luka Bakar yang Pernah Dirawat Di Ruang
Khusus Luka Bakar Bangsal Bedah RSUP Dr.M.Djamil Padang”,
Naskah Publikasi Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan
Universitas Andalas.
Adhy A Syuma dkk, 2014, “Manfaat Suplementasi Ekstrak Ikan Gabus
Terhadap Kadar Albumin, MDA pada Luka Bakar Derajat II”, Jurnal
JST Kesehatan, Vol.4 No.4 Oktober: 385 – 393.
Fitri Y, Eka Yulia, 2014, “Respon Stres Pada Pasien Kritis”, Jurnal
Keperawatan Sriwijaya, Volume 1-Nomor 1, Juli 2014, ISSN No 2355
5459.
Gurnida Dida A. dan Melisa Lilisari, 2011, “Dukungan Nutrisi pada Penderita
Luka Bakar”, Naskah Publikasi Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung.
Kartika, Dewi. 2011. “Dasar-dasar Keperawatan Gawat Darurat”. Salemba
Medika: Jakarta.
Kline, Glaxo Smith Inc. 2015. “Zantac”. Ontario: Johnson Inc.
Kusmastuti, Nurina, 2012, “Asuhan Keperawatan Pada Tn. K Dengan
Decompensasi Cordis Di Instalasi Gawat Darurat RSUD Sragen”,
Naskah Publikasi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Lalani,MD Amina dan Suzan Schneeweiss, MD. 2013. Kegawatdaruratan
Pediatri. EGC: Jakarta.
Lia kartika dan Laura S. Himawan, 2007, “Penatalaksanaan Kasus Gangguan
Sendi Temporomandibula dengan Latihan Rahang”, Indonesian Jurnal
Of Dentistry,14(1): 12-17, ISSN 1693-9697.
Ledbetter, Kelly.2010. “Panduan HELP untuk Kontraktur Akibat Luka Bakar di
Negara Berkembang”. Health Education: Global HELP.
2
Mima, M Horne. 2010. Keseimbangan Cairan, Elektrolit Dan Asam Basa. Jakarta:
EGC.
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat. Nusa Medika: Yogyakarta.
Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem
Integumen. Salemba Medika: Jakarta.
Nugroho, Dr. Taufan. 2011. Asuhan Keperawatan Maternitas, Anak, Bedah,
Penyakit Dalam. Nusa Medika: Yogyakarta.
Nurarif, Amin Huda dan Kusuma Hardhy. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NOC-NIC, Media Action:
Yogyakarta.
Pamela S. Kidd,2011, “Pedoman Keperawatan Emergensi”. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta.
Pharmaceuticals, AFT, 2016. “Ceftriaxone – AFT”. Takapuna Auckland: Po Box
33 – 203.
Pitoyo, 2013, “Efektivitas Perawatan Luka Bakar Derajat Dua Dalam Antara
Meggunakan Madu dan Minyak Zaitun pada Punggung Tikus Galur
Wistar”, Naskah Publikasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Purwanti dan Winarsih, 2008, “Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Perubahan
Suhu Tubuh Pada Pasien Anak Hipertermia Di Ruang Rawat Inap RSUD
Dr. Moewardi Surakarta”, Jurnal, Berita Ilmu Keperawatan ISSN 19-2697,
Volume 1, No 2, Juni.
Pusat Pengembangan Pendidikan (PPP) UGM, 2011,”Laporan Perkembangan
Hibah Pembelajaran”,e-learning, Yogyakarta.
Riskesdas, 2013, “Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013”, http://www.profil-
kesehatan-indonesia-2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,
Jakarta. (diakses pada 25 Maret 2016)
Stander, Melanie, 2011. “The Emergency Management And Treatment Of
Severe Burns”. Emergency Medicine International.
Wasis, S.Kep, Ns, S.Pd. Pedoman Riset Praktis Untuk Profesi Perawat. EGC:
Jakarta
Wolters dkk. 2013. Kapita Selekta Penyakit dengan Implikasi. Penerbit Buku
Kedokteran EGC: Jakarta