Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Appendix vermiformis atau yang sering disebut apendiks merupakan organ sempit,
berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang
apendiks bervariasi dari 3–4 inci (8–13 cm). Dasarnya melekat pada permukaan sekum. Sekum
adalah bagian dari usus besar yang terletak di perbatasan ileum dan usus besar. Bagian apendiks
lainnya bebas. Apendiks ditutupi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan bawah
mesenterium intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek yang dinamakan
Apendiks terletak di regio iliaka dekstra dan pangkal diproyeksikan ke dinding anterior
abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior
kanan dan umbilikus. Ujung apendiks mudah bergerak dan mungkin ditemukan pada tempat-
tempat berikut ini: 1. Tergantung ke bawah ke dalam pelvis berhadapan dengan dinding pelvis
kanan, 2. Melengkung di belakang sekum, 3. Menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral sekum,
dan 4. Di depan atau di belakang pars terminalis ileum. Posisi pertama dan kedua merupakan
posisi yang paling sering ditemukan (Snell, 2006). Posisi apendiks sangat variabel dibandingkan
daripada organ-organ lainnya. Yang paling sering, sekitar 75 % terletak di belakang sekum.
parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika superior dan
arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus thorakalis X. Perdarahan
apendiks berasal dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa kolateral. Jika arteri ini
tersumbat, misalnya pada thrombosis, apendiks akan mengalami gangren (Sjamsuhidajat & de
Jong, 2007).
Apendiks merupakan suatu jaringan limfoid. Jaringan limfoid adalah jaringan yang
lendir sebanyak 1-2ml per hari, yang dikeluarkan ke dalam lumen dan mengalir ke sekum.
Imunoglobulin yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yang terdapat di
sepanjang saluran cerna termasuk apendiks ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat efektif sebagai
sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfoid disini kecil sekali jika dibandingkan dengan
jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh (Sjamsuhidajat & de Jong, 2007).
Colon ( Ascendens )
Panjang usus besar (kolon dan rectum) 1.500cm, yang terdiri dari sekum, kolon asenden,
kolon tranversum, kolon desenden, kolon sigmoid dan rektum. Dinding usus besar mempunyai
tiga lapis yaitu lapisan mukosa (bagian dalam), yang berfungsi untuk mencernakan dan absorpsi
makanan, lapisan muskularis (bagian tengah) yang berfungsi untuk menolak makanan ke bagian
bawah, dan lapisan serosa (bagian luar), bagian ini sangat licin sehingga dinding usus tidak
Usus besar atau colon mengabsorbsi 80% sampai 90% air dan elektrolit dari kimus yang
tersisa dan mengubah kimus dari cairan menjadi massa semi padat. Usus besar hanya
memproduksi mucus. Sekresinya tidak mengandung enzim atau hormon pencernaan. Sejumlah
bakteri dalam colon mampu mencerna sejumlah kecil selulosa dan memproduksi sedikit kalori
nutrien bagi tubuh dalam setiap hari. Bakteri juga memproduksi vitamin K, riboflavin, dan
tiamin, dan berbagai gas. Usus besar mengekskresi zat sisa dalam bentuk feses.
Anatomi Intestinum crassum (usus besar) terdiri dari caecum, appendix vermiformiis, colon ,
rectum dan canalis analis. Caecum adalah bagian pertama intestinum crassum dan beralih
menjadi colon ascendens (Moore, 2002). Panjang dan lebarnya kurang lebih 6 cm dan 7,5 cm.
Caecum terletak pada fossa iliaca kanan di atas setengah bagian lateralis ligamentum inguinale
(Widjaja, 2009).
Colon ascendens memanjang dari caecum ke fossa iliaca kanan sampai ke sebelah kanan
abdomen, terletak di bawah abdomen sebelah kanan, dan dibawah hati membelok ke kiri.
Lengkungan ini disebut fleksura hepatica (fleksura coli dextra) dan dilanjutkan dengan colon
transversum. Di dalam kolon asenden terjadi proses penyerapan air dan juga nutrisi yang belum
Sumber :
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/20869/4/Chapter%20II.pdf
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24995/4/Chapter%20II.pdf
gilib.unila.ac.id/2316/10/BAB%20II.pdf