Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Diagnosa Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,
kerusakan serabut syaraf dan spasme otot.
b) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan kerangka neuromuskuler,
pembatasan gerak.
c) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan barier pertahanan tubuh sekunder terhadap
terputusnya kontinuitas jaringan.
d) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran
darah, cidera vaskuler langsung, edema berlebih.
e) Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan status metabolik, sirkulasi, dan
sensori, penurunan aktivitas.
f) Kurang pengetahuan kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurang mengingat, salah interprestasi, kurang informasi.
3. Intervensi Keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan,
kerusakan serabut syaraf dan spasme otot.
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang
Kriteria hasil : nyeri berkurang, Tekanan darah normal, nadi normal, dan pasien lebih rileks
yang ditandai dengan pernapasan normal.
Intervensi :
1) Kaji dengan pendekatan P,Q,R,S,T
Rasional : Membantu tentukan nyeri dan intervensi selanjutnya.
2) Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, masase sekitar nyeri.
Rasional : Membantu mengurangi rasa nyeri
3) Monitor TTV
Rasional : Ketahui adanya peningkatan TTV sebagai salah satu indikasi nyeri.
4) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
Rasional : Meningkatkan kenyamanan
5) Kolaborasi pemberian analgetik
Rasional : Mengurangi nyeri
c) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan barier pertahanan tubuh sekunder terhadap
terputusnya kontinuitas jaringan.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil : TTV normal, mencapai penyembuhan luka yang optimal, dan tidak terjadi
infeksi
Intervensi :
1) Kaji tanda-tanda infeksi
Rasional : Mengetahui adanya infeksi seperti adanya PUS pada luka.
2) Monitor TTV
Rasional : Mengetahui tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu.
3) Memberikan perawatan luka anti septik
Rasional : mengurangi resiko terjadinya infeksi
4) Kolaborasi pemberian antibiotic
Rasional : Mengurangi terjadinya infeksi
d) Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan atau interupsi aliran
darah, cidera vaskuler langsung, edema berlebih.
Tujuan : Tidak terjadi disfungsi neurovaskuler perifer
Kriteria Hasil : Mempertahankan perfusi jaringan dibuktikan oleh terabanya nadi, kulit hangat,
sensasi normal, dan sensasi biasa.
Intervensi :
1) Auskultasi frekuensi dan irama jantung
Rasional : Mengetahui adanya bunyi dan irama tambahan
2) Observasi penurunan status mental
Rasional : Mengetahui tingkat kesadaran pasien
3) Observasi warna, suhu kulit, dan membrane mukosa
Rasional : Mengetahui derajat gangguan perfusi jaringan
4) Evaluasi ekstremitas ada tidaknya kualitas nadi, nyeri tekan, dan edema.
Rasional : Mengetahui keoptimalan fungsi jantung
5) Hangatnya ekstremitas yang dingin
Rasional : penyesuaian suhu
e) Kerusakan integritas kulit atau jaringan berhubungan dengan status metabolik, sirkulasi, dan
sensori, penurunan aktivitas.
Tujuan : Tidak terjadi kerusakan lebih lanjut
Kriteria hasil : - Menyatakan ketidaknyamanan hilang
- Menunjukkan perilaku teknik untuk mencegah kerusakan kulit lebih lanjut
- Mencapai penyembuhan luka sesuai waktu
Intervensi :
1) Inspeksi kulit terhadap perubahan warna turgor dan vaskuler
Rasional : Mendadak area sirkulasi buruk
2) Pantau masukan cairan dan hidrasi serta membrane mukosa
Rasional : Untuk mencegah kerusakan kulit lebih luas.
4. Evaluasi Keperawatan
klien mengatakan nyeri berkurang/hilang
Klien dapat melakukan fisik seoptimal mungkin
Infeksi tidak terjadi
Klien menyatakan pemahaman tentang kondisi, prognosis, dan pengobatan.
1. Survey primer
a. Pengkajian
A ( Airway )
Adanya sumbatan / obstruksi jalan nafas oleh adanya penumpukan secret akibat kelemahan
reflex batuk.
B ( Breathing )
Kelemahan menelan / batuk / melindungi jalan nafas, timbulnya pernafasan yang sulit dan atau
tak teratur, suara nafas terdengar ronchi/aspirasi.
C ( Circulation )
Nadi : teraba turgor kulit : normal
Frekuensi : 92 X/m TD : 130/100
Kekuatan : lemah
Akral : dingin
Kulit dan membrane mukosa pucat
Sianosis (+)
D ( Disability )
- GCS = 15 ( E = 4, m = 6, V = 5 )
- Pupil respon cahaya ( miosis )
- Kekuatan otot 4
E ( Exposure )
- Trauma : (+)
- Luka : (+) lokasi daerah tibia fibula kanan
- Nyeri : (+) daerah tibia fibula. Jenis tajam skala 8 ( berat )
2. Pengkajian sekunder
masuk RS : nyeri pada daerah tibia dan fibula kanan pada saat kecelakaan
Keluhan utama : nyeri berat pada tibia kanan dan susah tidur
P : jika bergerak
Q : tajam
R : pada daerah tibia fibula kanan
S : skala 8 ( berat )
T : 5-10 menit
b. Head to toe
Kepala dan leher
- Rambut : hitam dan kusam
- Kulit kepala : bersih
- Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
Dada, paru-paru dan jantung
- Dada simetris kiri dan kanan
- Mammae : simetris kiri dan kanan
Abdomen dan pelvis
- Abdomen : tidak terdapat pembengkakan.
Ekstremitas atas
- Terpasang infuse pada tangan bagian kanan
Ekstremitas bawah
- Luka pada daerah tibia sebelah
No
Data Subjektif Data Objektif
Klien menyatakan nyeri pada Ekspresi wajah klien tampak meringis
daerah tibia Klien tampak lemah
Klien menyatakan sebagian Pemenuhan kebutuhan klien sebagian
pemenuhan sehari-hari dibantu dibantu
Klien menyatakan keadaan kulit Tampak terjadi kerusakan pada ribia
disekitar tibia luka Klien tampak gelisah
Klien menyatakan sdlit tidur
Analisa Data
Diskontinuitas
Perubahan jari
sekitar
Pergeseran fra
tulang
Deformita
Gangguan fu
Gangguan mobilit
Ds:klien mengatakan keadaan kulit disekitar tibia luka
Do:tampak terjadi kerusakan jaringan pada tibia Dekontinuitas t
Perubahan jari
sekitar
Laserasi kulit
DO : - Klien tampak Lemah
- Klien tampak gelisah. vena atau arte
DS : - Klien mengatakan Kerusakan integrit
sulit tidur.
Nyeri
Menstimulasi pus
REM menuru
Gangguan Pola T
1. Nyeri b/d spasme Nyeri dapat berkurang1. Lakukan pendekatan pada 5. Hubungan yang baik
otot, pergeseran atau hilang dengan klien dan keluarga. membuat klien dan keluarga
fragmen tulang kriteria hasil: 2. Kaji tingkat intensitas dan kooperatif.
- Nyeri hilang/berkurang frekuensi nyeri. 6. Tingkat intensitas nyeri dan
frekuensi menunjukkan skala
- Klien tampak tenang
nyeri.
3. Jelaskan pada klien penyebab7. Memberikan penjelasan akan
dari nyeri. menambah pengetahuan klien
tentang nyeri.
8. Untuk mengetahui
perkembangan klien.
4. Observasi TTV 9. Merupakan tindakan
dependent, perawat dimana
5. Melakukan kolaborasi dengan analgesic berfungsi untuk
tim medis dalam pemberian memblok stimulasi nyeri.
analgesic. 1. Mengidentifikasi masalah,
memudahkan intervensi.
2. Mempengaruhi penilaian
Klien mampu
1. Kaji kebutuhan akan terhadap kemampuan aktivitas
menunjukkan tingkat
Gangguan pelayanan kesehatan dan apakah ketidakmampuan atau
mobilitas optimal
2. mobilitas fisik b/d kebutuhan akan peralatan. ketidakmauan.
dengan kriteria :
cedera jaringan 2. Tentukan tingkat motivasi 3. Mempertahankan/
- Penampilan yang
sekitar fraktur. seimbang. pasien dalam melakukan meningkatkan kekuatan dan
- Melakukan pergerakan aktivitas. ketahanan otot.
Intervensi :
Tid
-Tidak lembab dan2. Kaji lokasi,ukuran,warna,bau,serta
2. Mengidentifikasi
tidak kotor jumlah dan tipe cairan luka tingkat keparahan
-Tidak ada tanda- luka akan
tanda infeksi mempermudah
intervensi
3. Pantau peningkatan suh tubuh
-TTV dalam batas 3. Suhu tubuh yang
normal meningkat dapat
didentifikasikan
sebagai adanya
proses peradangan
IMPLEMENTASI
NO. Hari/tg DIAG IMPLEMENTA
l/jam NOSA SI
3. Mengobservasi
TTV
H / TD = 130 /
100 mmHg
21.45 N = 80
x/m
2. S = 36 C
N = 20
22.15 x/m
4. Pemberian
Gangg analgetik
uan H / Ketorolac 1
22.20 mobilit amp / 8 jam
as fisik Ranitidin 1
b/d amp / 8 jam
cedera
jaringa1. Mengkaji
22.30 n kebutuhan akan
sekitar pelayanan
fraktur kesehatan dan
kebutuhan akan
peralatan
H / berhasil
2. Menentukan
tingkat motivasi
pasien dalam
melakukan
aktifitas
H / klien
mampu
melakukannya
3. Mengajarkan
pasiendalam
latihan ROM
aktif dan pasiif
H / klien
mampu
mengikutinya
okupasi H/.
EVALUASI