Sunteți pe pagina 1din 6

ANGIOGRAFI KORONER

INDIKASI, KONTRAINDIKASI, DAN PROTEKSI TERHADAP RADIASI

1
Loretta C. Wangko
2
Bambang Budiono
1
Reginald L. Lefrandt

1
Bagian Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Heart and Vascular Centre Rumah Sakit Awal Bross Makassar
Email: lorettawangko@yahoo.com

Abstract: Coronary angiography is the main component in cardiac catheterization. Its aim is
to determine all coronary vessels, whether with original or graft bypass. According to
ACC/AHA guidelines, coronary angiography is indicated (class 1) for patients with chest
pain that survived after an acute cardiac arrest; chronic coronary disease with clear
symptoms or high risks in non invasive tests; or there is clinical evidence of heart failure.
There is no absolute contraindication for coronary angiography, so far. Albeit, renal and
non-renal disturbances have to be taken care of while analysing the risks and benefits of
coronary angiography, which involve the patient, a cardiologist, a nephrologist, and the other
competent specialists. Protection of radiation for the patient, staff, and operators has to be
considered very carefully by using the principle of as low as reasonably achievable
(ALARA). By understanding the indications and contraindications of coronary angiography,
and protection from radiation to all the involved people in the catheterization laboratory,
coronary angiography can be used safely, precisely, economically, with highly optimal
diagnostic results.
Key words: coronary angiography, indication, contraindication, radiation, risk and benefit

Abstrak: Angiografi koroner merupakan komponen utama dalam kateterisasi jantung yang
bertujuan untuk memeriksa keseluruhan cabang pembuluh darah koroner baik pembuluh
darah asli maupun graft bypass. Menurut Guidelines ACC/AHA, angiografi koroner
diindikasikan (Kelas 1) untuk pasien dengan keluhan nyeri dada yang bertahan hidup setelah
henti jantung mendadak; penyakit koroner kronis dengan simtom jelas atau tanda-tanda
risiko tinggi pada pemeriksaan non-invasif; serta terdapatnya bukti klinis yang menunjukkan
adanya gagal jantung. Sampai saat ini tidak terdapat kontraindikasi absolut untuk angiografi
koroner. Walaupun demikian, adanya gangguan renal maupun non-renal perlu diatasi
terlebih dahulu dengan mempertimbangkan analisis risiko dan manfaat yang melibatkan
pasien, kardiologi, nefrologi, serta para ahli yang berkompetensi menangani pasien tersebut.
Proteksi terhadap radiasi perlu dicermati baik terhadap pasien, staf dan operator dengan
prinsip as low as reasonably achievable (ALARA). Dengan memahami indikasi dan
kontraindikasi dari angiografi koroner serta proteksi terhadap radiasi baik bagi staf maupun
pasien dalam laboratorium kateterisasi maka pemanfaatan angiografi koroner dapat dicapai
dengan aman, tepat, ekonomis, dan disertai keberhasilan diagnostik yang optimal.
Kata kunci: angiografi koroner, indikasi, kontraindikasi, radiasi, risiko dan manfaat

150
Angiografi Koroner Indikasi, Kontraindikasi ... 151

Dewasa ini, angiografi koroner diagnostik Dalam melakukan angiografi koroner


merupakan komponen utama dalam kate- perlu diperhatikan berbagai hal penting dari
terisasi jantung yang bertujuan untuk me- segi keamanan baik pada pasien maupun
meriksa keseluruhan cabang pembuluh da- operator berkaitan dengan fasilitas bangun-
rah koroner baik pembuluh darah asli an dan peralatan yang tersedia. Indikasi dan
maupun graft bypass. kontraindikasi angiografi koroner harus di-
Prosedur angiografi koroner dilakukan pahami dengan jelas, dan analisis manfaat
dengan anastesi lokal, umumnya ber- risiko harus menjadi bahan pertimbangan
langsung ≤30 menit pada pasien rawat oleh setiap operator.1,4,5
jalan, dengan persentasi komplikasi mayor
akibat tindakan (kematian, stroke, infark INDIKASI PENGGUNAAN ANGIO-
miokard) <0,1%.2-4 GRAFI KORONER
Guidelines untuk angiografi koroner
pertama kali dipublikasikan pada tahun Menurut Guidelines ACC/AHA, angio-
1987 oleh the American College of Cardio- grafi koroner diindikasikan (Kelas 1) untuk
logy (ACC) dan the American Heart Asso- pasien dengan keluhan nyeri dada yang
ciation (AHA), kemudian direvisi pada ta- bertahan hidup setelah henti jantung men-
hun 1999 bekerjasama dengan the Society dadak; penyakit jantung koroner (PJK)
for Cardiac Angiography and Interven- kronis dengan simptom jelas atau tanda
tions. Rekomendasi penggunaan angiografi tanda risiko tinggi pada pemeriksaan non
koroner terdapat pada beberapa pedoman invasif; serta bukti klinis adanya gagal
praktis yaitu antara lain pada angina stabil, jantung.1,4 Guidelines ini tidak mendukung
unstable angina (UA) dan infark miokard angiografi koroner sebagai pemeriksaan
non ST elevasi (NSTEMI), infark miokard lini pertama untuk pasien asimtomatik
akut dengan ST elevasi (STEMI), pembe- dengan komorbiditas yang bermakna,
dahan non-kardiak, gagal jantung, serta dimana risiko lebih tinggi dibanding
penyakit katup.1,2 manfaat dari angiografi dan pasien dengan
Sampai saat ini tidak terdapat gejala minimal yang memberi respon baik
kontraindikasi absolut untuk angiografi dengan pemberian terapi medikamentosa
koroner. Kontraindikasi relatif angiografi tanpa tanda iskemia pada pemeriksaan non-
koroner dapat ditinjau dari aspek renal dan invasif.1,3
non-renal, yang sebaiknya dikoreksi dahulu
sebelum melakukan angiografi koroner.5 Angiografi koroner pada pasien dengan
STEMI
Pada angiografi koroner, perekaman
anatomi koroner mencakup pola distribusi Guidelines ACC/AHA merekomen-
arteri, anatomi atau patologi fungsional dasikan angiografi koroner pada kandidat
(aterosklerosis, trombosis, diseksi, myo- yang akan dilakukan intervensi koroner pri-
cardial bridging, anomali kongenital, atau mer atau penyelamatan gagal trombolisis,
spasme koroner fokal), serta adanya hu- serta pasien dengan syok kardiogenik atau
bungan kolateral antara arteri koroner de- cedera jantung struktural (misalnya ruptur
ngan arteri koroner yang lain atau antar septum ventrikel atau regurgitasi mitral yang
segmen pada arteri koroner yang sama. Di- berat) atau komplikasi mayor lainnya.5,6
samping itu, angiografi koroner juga dapat Angiografi koroner seharusnya tidak
menetapkan atau menyingkirkan adanya dilakukan pada pasien dengan komorbiditas
stenosis koroner, penentuan pemilihan tera- yang ekstensif dimana risiko revaskulari-
pi serta prognosis. Angiografi koroner me- sasi melebihi manfaatnya. Setelah terapi re-
rupakan standar penilaian gangguan ana- perfusi awal atau pasien yang tidak diobati
tomi koroner dan juga dipakai untuk follow dengan percutaneous transluminal coro-
up prosedur invasif atau terapi farmako- nary angioplasty (PTCA) primer, angio-
logik.2,3 grafi koroner sebaiknya dilakukan bila
152 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 150-155

terdapat episode spontan iskemia miokard, koroner tidak dianjurkan sebagai bagian
iskemia yang diprovokasi oleh aktivitas follow up rutin dari pasien yang tidak
minimal, atau pemeriksaan non-invasif de- mengalami perubahan status klinis.1,3,4
ngan gambaran risiko sedang atau tinggi.
Juga diindikasikan pada pasien dengan Angiografi koroner untuk evaluasi dan
komplikasi mekanis akibat infark.1,5,6 penilaian gagal jantung
Guidelines ACC/AHA 2009 mengenai
Angiografi koroner pada pasien dengan gagal jantung merekomendasikan angio-
UA/NSTEMI grafi koroner pada pasien dengan gagal
Secara umum, angiografi koroner tidak jantung atau fungsi ventrikel kiri terganggu
direkomendasikan sebagai bagian dari eva- dan bukti klinis iskemia, yang akan ber-
luasi rutin pada UA/NSTEMI. Walaupun manfaat untuk revaskularisasi, pada ke-
demikian, guidelines ACC/AHA mere- lompok risiko tinggi ini.1,3
komendasikan angiografi sebagai bagian
dari strategi invasif dini untuk pasien de- Angiografi koroner pada pasien dengan
ngan indikator risiko tinggi seperti ber- penyakit katup
ulangnya gejala iskemia meskipun telah Angiografi koroner umumnya dilaku-
diberikan terapi medikamentosa yang ade- kan sebelum pembedahan untuk memberi-
kuat, hasil tes non-invasif berisiko tinggi, kan informasi apakah pasien juga mende-
berkurangnya fungsi sistolik ventrikel kiri, rita PJK penyerta yang juga memerlukan
aritmia berat, dan mendahului revaskular- tindakan revaskularisasi. Guidelines ACC/
isasi.1-3
AHA mengenai penyakit katup jantung me-
rekomendasikan untuk melakukan angio-
Angiografi koroner pada pasien dengan grafi koroner prabedah pada laki-laki yang
nyeri dada non spesifik berusia >35 tahun, perempuan pre meno-
Baik guidelines ACC/AHA tahun 1999 pause >35 tahun dengan faktor risiko koro-
maupun pedoman 2007 mengenai UA/ ner, dan pasca menopause yang mempu-
NSTEMI tidak menganjurkan angiografi nyai gejala penyakit jantung koroner atau
koroner untuk pasien dengan nyeri dada disfungsi ventrikel kiri.1,2
non-spesifik, kecuali bila terdapat temuan Angiografi koroner rutin tidak diindi-
berisiko tinggi pada pemeriksaan non-inva- kasikan untuk pasien lebih muda (<45
sif. Pedoman ini juga menyokong angio- tahun) yang menjalani pembedahan regur-
grafi untuk pasien dengan nyeri dada gitasi mitral yang disebabkan oleh degene-
setelah penggunaan kokain bila segmen ST rasi katup mitral tanpa adanya gejala dan
tetap elevasi setelah terapi medikamentosa. faktor risiko.1,7
Angiografi koroner juga dianjurkan untuk Berdasarkan guidelines dari European
pasien yang disertai bukti klinis spasme Society of Cardiology tahun 2007, indikasi
koroner.1,2 angiografi koroner dilakukan sebelum pem-
bedahan katup pada pasien dengan penyakit
Angiografi koroner untuk follow up katup jantung berat disertai salah satu di
pasien bawah ini:
Angiografi koroner juga dianjurkan  Adanya riwayat PJK
pada pasien dengan status fungsional yang  Diduga iskemia miokard (nyeri dada,
sangat terbatas meskipun telah mendapat pemeriksaan non invasif tidak normal)
terapi medikamentosa yang maksimal atau  Disfungsi sistolik ventrikel kiri
terbukti mengalami iskemia yang tetap ber-  Laki-laki berusia >40 tahun dan
lanjut, setelah tindakan revaskularisasi, perempuan pasca menopause
sebagai contoh oklusi tiba-tiba atau reste-  ≥1 faktor risiko kardiovaskular
nosis setelah intervensi koroner. Angiografi Juga bila PJK diduga menjadi penyebab
Angiografi Koroner Indikasi, Kontraindikasi ... 153

regurgitasi mitral berat (regurgitasi mitral masi mengenai keterlibatan arteri koroner
iskemia).8 atau adanya PJK.1

Angiografi koroner sebelum dan sesudah KONTRAINDIKASI ANGIOGRAFI


pembedahan non kardiak KORONER
Umumnya, indikasi angiografi koroner Sampai saat ini tidak terdapat kontra-
pre-operatif menyerupai non operatif. Guide- indikasi absolut untuk angiografi koroner.
lines ACC/AHA mengenai evaluasi kardio- Kontraindikasi relatif angiografi koroner
vaskular perioperatif untuk pembedahan ialah:5
non kardiak, mengindikasikan bahwa angio-
grafi koroner merupakan intervensi yang
Non renal
sesuai untuk pasien dengan risiko tinggi
pada tes non invasif, seperti halnya mereka  Jantung (uncontrolled ventricular irri-
dengan gejala angina yang memerlukan tability, gangguan keseimbangan elek-
revaskularisasi meskipun bukan merupakan trolit, hipertensi yang tidak terkontrol,
kandidat untuk bedah non-kardiak. kegagalan ventrikel kiri yang tidak
Guidelines ACC/AHA juga merekomen- terkontrol, intoksikasi digitalis)
dasikan angiografi koroner pada pasien  Penyakit yang disertai demam; harus
dengan hasil tes non invasif yang tidak dicari dahulu sumber infeksinya
jelas dengan risiko klinis tinggi untuk  Gangguan hemapoetik seperti trombo-
menjalani pembedahan berisiko tinggi.1 sitopenia (<80.000/mm3), neutropenia
berat (hitung jenis neutrofil <0.5),
Angiografi koroner pada pasien dengan anemia berat (Hemoglobin <8gr/dL,
penyakit jantung kongenital gangguan koagulasi)
Terdapat dua indikasi utama untuk  Perdarahan saluran cerna
angiografi koroner pada pasien dengan  Psikologi/neurologi (informed consent
penyakit jantung kongenital yaitu penilaian dari pasien sendiri, riwayat stroke)
dampak hemodinamik dari lesi koroner  Riwayat alergi terhadap kontras
kongenital dan adanya anomali koroner
yang berpotensi membahayakan jantung Renal
selama koreksi lesi jantung kongenital
Adanya gangguan ginjal yang me-
lainnya. Guidelines ACC/AHA mengindi-
rupakan faktor risiko penting terhadap
kasikan bahwa angiografi koroner sebaik-
mortalitas dan morbiditas bedah jantung
nya dilakukan pada pasien yang akan men-
dan umum. Juga merupakan salah satu fak-
jalani koreksi penyakit jantung kongenital
tor risiko yang paling penting pada angio-
bila ditemukan nyeri dada, iskemia pada
grafi koroner. Adanya gangguan ginjal ha-
pemeriksaan non invasif, atau terdapatnya
rus ditentukan sejak awal sebagai kontra-
banyak faktor risiko koroner. Guidelines
indikasi yang potensial untuk angiografi
ACC/AHA juga merekomendasikan angio-
koroner. Umumnya indikasi angiografi ko-
grafi koroner pada pasien muda dengan
roner dan dampak penyakit jantung akan
henti jantung yang tidak dapat dijelaskan
mengarahkan ke penentuan kontraindikasi
kausanya.1
relatif. Yang paling penting yaitu penge-
nalan gangguan ginjal, dampak outcome,
Pemanfaatan lainnya dari angiogarafi penggunaan peralatan yang sesuai untuk
koroner minimalisasi risiko terkait gangguan ginjal.
Guidelines ACC/AHA merekomen- Terdapat dua penyebab utama gang-
dasikan angiografi koroner pada pasien de- guan ginjal pasca kateterisasi jantung yaitu
ngan aneurisma aorta, kardiomiopati hiper- nefrotoksisitas yang diinduksi oleh kontras
trofi, dan kondisi lain bila diperlukan infor- dan renal ateroemboli.
154 Jurnal Biomedik, Volume 4, Nomor 3, November 2012, hlm. 150-155

Angiografi koroner dilakukan pada • Menggunakan kolimasi dan cone untuk


sejumlah individu yang telah mengalami meminimalkan daerah iradiasi.
aterosklerosis yang berisiko tinggi untuk • Menggunakan resolusi yang lebih
terjadinya komplikasi gangguan ginjal. rendah bila memungkinkan.
Analisis risiko dan manfaat perlu meli- • Menggunakan sesedikit mungkin frame/
batkan pasien, kardiologi dan nefrologi. detik untuk memungkinkan pencitraan
Untuk individu yang berisiko tinggi ter- yang memadai.
utama diabetes dan gangguan ginjal perlu • Untuk prosedur yang membutuhkan
dilakukan konsultasi sebelumnya dengan waktu lama, penguat gambar harus dige-
nefrologi. Semua pilihan untuk meminimal- rakkan secara perlahan beberapa derajat
kan cedera ginjal harus dilakukan pen- untuk meminimalkan kemungkinan luka
catatan. Penjelasan yang komprehensif pa- bakar.
da pasien mengenai risiko cedera ginjal dan • Dengan pemberian tambahan 1 Sv per
kemungkinan dialisis dapat terjadi setelah 100 orang, lima orang akan berkembang
angiografi tersebut. menjadi kanker dalam 40 tahun ke
depan. Hal ini berarti bahwa peluang
PROTEKSI TERHADAP RADIASI 0,023-0,033% untuk 40 tahun kemudian.
DALAM LABORATORIUM KATE- Hal ini dapat diabaikan bila disbanding-
TERISASI kan dengan risiko klinis dari penyakit
primer. Peluang untuk terjadinya kanker
Keamanan radiasi dalam laboratorium
yang fatal akibat intervensi sangat kecil;
kateterisasi dimulai sejak perencanaan dan
pembangunan. Selama konstruksi, peralat- oleh karena itu analisis manfaat/risiko
an protektif harus diikutsertakan. Staf ru- sangat menentukan dilakukannya suatu
ang pemeriksaan mendapat radiasi dari dua intervensi kardiologi.
sumber yaitu pasien dan tabung sinar X.
Meminimalkan dosis operator dilakukan
Pengurangan dosis pada staf dapat
dengan cara sebagai berikut:10,11
diperoleh dengan cara penambahan jarak,
pemendekan waktu radiasi, penggunaan • Apron dan kerah harus dipakai.
peralatan alat proteksi dan pelindung. Staf • Apron harus sampai di bawah meja.
yang bekerja di laboratorium kateterisasi • Layar yang bergerak sebaiknya berada
harus selalu memakai badge pemantau ra- di antara operator dan sumber.
diasi bagi tubuh dan leher saat di labora- • Meminimalkan paparan sinar-X dengan
torium. Badge ini harus diperiksa setiap bu- mengurangi waktu skrining dan waktu
lan untuk menilai dosis radiasi yang diteri- paparan.
ma oleh petugas.9-11 • Beberapa proyeksi (misalnya left
Pengurangan dosis pada pasien di- anterior oblique /LAO) menyebarkan
peroleh dengan teknik modern. Pemantauan paparan sinar-X lebih tinggi yang harus
radiasi dilakukan untuk menghindari ke- disadari oleh operator. Dosis untuk
rusakan kulit, registrasi dari radiasi untuk operator intervensi yang sudah dikal-
optimalisasi prosedur dan setting dosis kulasi yaitu sebesar 50-60 mSv per
detektor yang dapat disesuaikan (prinsip as tahun (berdasarkan 150 hari kerja per
low as reasonably achievable/ALARA).9,11 tahun dan empat intervensi per hari).
Kalkulasi efektif jika operator memakai
Meminimalkan dosis pasien dilakukan apron dan thyroid collar yang benar <5
dengan cara sebagai berikut:10,11 mSv /tahun. Dosis maksimum yang di-
• Meminimalkan waktu skrining dan izinkan yaitu 20 mSv /tahun. Kemung-
waktu paparan. kinan terjadinya kanker yang fatal akibat
• Menjaga jarak minimum antara tabung paparan kecil dibandingkan dengan ri-
X-ray dan penguat gambar. siko harian.
Angiografi Koroner Indikasi, Kontraindikasi ... 155

SIMPULAN Taylor & Francis Group, 2004; p.1-10.


6. Levine GN, Bates ER, Blankenship JC,
Dengan memahami indikasi dan kon- Bailey SR, Bittl JA, Cercek B, et al.
traindikasi dari angiografi koroner serta ACCF/AHA/SCAI Guideline for
proteksi terhadap radiasi baik bagi staf Percutaneous Coronary Intervention:
maupun pasien dalam laboratorium kate- Executive Summary: A Report of the
terisasi maka pemanfaatan angiografi koro- American College of Cardiology
ner dapat dicapai dengan aman, tepat, eko- Foundation/American Heart Association
nomis, dan disertai keberhasilan diagnostik Task Force on Practice Guidelines and the
yang optimal. Society for Cardiovascular Angiography
and Interventions. Circulation.
2011;124:2574-609.
DAFTAR PUSTAKA 7. Noc M, Nguyen TN, Dave V, Huan DQ,
Mahanonda N, Gibson CM. Acute ST
1. Popma JJ. Coronary arteriography. In:
Segment Elevation Myocardial Infarction.
Bonow RO, Man DL, Zipes DP, Libby P,
Braunwald E, editors. Braunwald’s Heart In: Nguyen TN, Colombo A, Hu D, Grines
Disease: A Textbook of Cardiovascular CL, Shigeru Saito S, editors. Practical
Medicine (Ninth Edition), Volume 1. Handbook of Advanced Interventional
Philadelphia: Elsevier Saunders, 2012; Cardiology (Third Edition), Chapter 1.
p.433-9. Massachusetts: Blackwell Publishing,
2. Baim DS, Grossman W. Coronary 2008; p.217-21.
Angiography. In: Baim DS, editor. 8. Vahanian A, Baumgartner H, Bax J,
Grossman's Cardiac Catheterization, Leiden, Butchart E, Cardiff, Dion R, et
Angiography, and Intervention (Seventh al. Guidelines on the management of
Edition). San Fransisco: Lippinncott valvular heart disease. European Heart
Williams & Wilkins; 2006; p.98-114. Journal. 2007;28:230-68.
3. Scanlon PJ, Faxon DP, Audet AM, 9. Fernandes GK. Cathlab basics. [homepage
Carabello B, Dehmer GJ, Eagle KA, et on the Internet]. Nodate [cited 2012
al. ACC/AHA guidelines for coronary September 15]. Available from:
angiography: a report of the American http://www.radiographers.org/professional
College of Cardiology/American Heart info/seminars/Basics%2520of%2520cath%
Association Task Force on Practice 2520Lab.ppt
Guidelines (Committee on Coronary 10. Abrams D, Ismail T, Astrouklakis Z,
Angiography). J Am Coll Cardiol. Jackson G, Campbell R, Jain A, et al.
1999;33:1756-824. Cardiac Catheterization and Intervention.
4. Nikus KC. Coronary Angiography. In: Ramrakha R, Hill J, editors. Oxford
Chapter 4 [homepage on the Internet]. Handbook of Cardiology (Second Edition).
Nodate [2012 September 14]. Available Oxford: Oxford University Press, 2012;
from: http://www.mhprofessional.com/ p.310-56.
downloads/products/0071613463/pahlm4.p 11. Boer AD. Radiation safety in the
df catheterization laboratory. In: Kay P,
5. Kay P, Walker RJ. Who should not go to Sabate M, Costa MA, editors. Cardiac
the cathlab? In: Kay P, Sabate M, Costa Catheterization and Percutaneous
MA, editors. Cardiac Catheterization and Interventions. London: Taylor & Francis
Percutaneous Interventions. London: Group, 2004; p.15-45.

S-ar putea să vă placă și