Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Infeksi salmonella terjadi di seluruh dunia.Penyakit ini di sebabkan oleh salmonella typhi
ditemukan terutama di Negara berkembang,tetapi dapat terjadi pula di Negara-negara
lain.Demam typoid masih merupakan penyakit endemik di Indonesia.Penyakit ini merupakan
penyakit menular.
Badan kesehatan dunia WHO memeperkirakan jumlah typoid di seluruh dunia mencapai
16 sampai 33 juta dengan 500 sampai 600 ribu kematian tiap tahunnya.Di indonesia insiden
demam typoid berkisar antara 350-810 kasus per 100.000 penduduk per tahun dengan angka
kematian 2 %.
Demam tyipoid suatu penyakit sistemik yang hampir semua organ utama tubuh dapat di
serang.Tyipoid dapat mengakibatkan komplikasi pada usus halus seperti perdarahan usus.Efek
yang terjadi pada anak adalah gangguan pada saluran pencernaan dan gangguan kesadaran.
Atas uraian di atas dan permasalahan yang terjadi membuat penulis untuk memberikan
asuhan keperawatan pada klien dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.
1.2.Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
1.2.1. Tujuan umum
Adalah untuk memberikan ganbaran secara langsung mengenai penyakit demam typoid
serta dapat melakukan asuhan keperawatan terhadap penderita penyakit tersebut.
1.3.Manfaat Penulisanhan
1.3.1. Untuk institusi
Sebagai tambahan literatur sebagai bahan acuan dalam pembuatan asuhan keperawatan
1.3.2. Dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan riset keperawatan serta
peningkatan pelayanan masyarakat dalam menentukan rencana keperawatan yang sesuai dengan
kebutuhan pada pelayanan kesehatan
1.3.3. Bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis dalam melakukan asuhan keperawatan.
1.4.Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari 3 Bab yang sistematis disusun berurutan terdiri dari :
4.1. BAB 1, Pendahuluan
menguraiakan latar belakang,tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan sistematika penulisan.
4.2. BAB 2, Tinjauan pustaka
menguraikan tentang konsep medis dan konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan
demam typhoid
4.3. BAB 3, Tinjauan kasus,menguraikan tentang rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Konsep Dasar Demam Typhoidij
2.1.1. Pengertian
Demam typoid adalah penyakit infeksi akut usus halus sistemik yang di sebabkan oleh
salmonella typhi salah satu bakteri gram negative :salmonella(Soewondo,eddy,2002).
Demam typoid adalah penyakit menular yang bersifat akut, yang ditandai dengan
bakteremia.Disebabkan salmonella thypi, ditandai adanya demam 7 hari atau lebih, gejala
saluran pencernaan dan gangguan kesadaran”. (Soegijanto, 2002: 1).
Demam typhoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan
dengan gejala demam yang lebih dari satu minggu,gangguan pada pencernaan,dan gangguan
kesadaran.(Ngastiyah,2005)
2.1.2. Etiologi
Etiologi demam typhoid adalah salmonella typhi,salmonella paratyphi A,B dan C yang
merupakan bakteri negative dan menghasilkan spora.Bakteri salmonella typhi resisten terhadap
banyak agen fisik tetapi dapat di bunuh dengan pemanasan sampai 130°F(54,4C)atau
140oF(60oC) selama 15 menit.Mereka dapat hidup pada suhu sekeliling atau suhu yang rendah.
(Nelson,2005)
2.1.3. Patofisiologi
Kuman salmonella typhi masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut dengan makanan
dan air yang tercemar.sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung,sebagian lagi masuk ke
usus halus dan selanjutnya berkembang biak.Bila respon imunitas usus kurang baik maka kuman
akan menembus sel-sel epitel.Demam typoid di sebabkan karena salmonella tyhpi dan
endotoksinnya merangsans sintesis dan pelepasan zat pirogen oleh leokosit pada jaringan yang
meradang.(Widodo,Djoko,2006)
2.1.4.Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan leukosit
pada demam typhoid tidak terdapat leucopenia tidaklah sering di jumpai, pada kebanyakan
kasus demam typhoid,jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada dalam batas normal.
b. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
SGOT dan SGPT sering kali meningkat tetapi kembali normal setelah sembuhnya demam
typhoid
a.Demam
Gejala timbul selama masa inkubasi sekitar dua minggu. Pada minggu pertama suhu
berangsur naik dan febris bersifat remitten atau panas hanya pada waktu sore dan malam hari.
Gejala panas tidak akan turun dengan antipiretik, tidak menggigil, tidak berkeringat, kadang-
kadang disertai dengan epistaksis.
c. Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran dari ringan sampai berat, pada umumnya apatis sampai
samnolen bahkan dapat terjadi koma. Penurunan kesadaran ini disebabkan karena panas tubuh
yang tinggi.
d. Bradikardi
Peningkatan suhu tidak disertai dengan peningkatan nadi dimana seharusnya setiap
kenaikan suhu 1oC diikuti dengan kenaikan nadi 10 – 15 x/menit, sedangkan pada penderita ini
kenaikan nadi lebih rendah dari kenaikan suhu.
2.1.6. Penatalaksanaan
Terdiri dari 2 bagian yaitu :
a. Perawatan
Pasien Demam typhoid perlu di rawat di rumah sakit untuk isolasi,observasi dan
pengobatan.Pasien harus tirah baring absolute sampai minimal 7 hari bebas demam atau kurang
lebih 14 hari.Pasien dengan kesadaran yang menurun,posisi tubuhnya harus di ubah-ubah pada
waktu-waktu tertentu untuk menghindari komplikasi dekubitus serta kebersihan perorangan juga
peril di perhatikan dan di jaga.
b. Diet
Pasien ini di beri bubur saring,kemudian bubur kasar dan akhirnya nasi sesuai dengan
tingkat kesembuhan pasien.
2.1.7. Prognosis
Umumnya prognosis demam pada anak baik asal penderita cepat berobat. Mortalitas pada
penderita yang dirawat adalah 6%. Prognosis menjadi kurang baik atau buruk bila terdapat gejala
klinis yang berat seperti :
a. Panas tinggi (hiperpireksia) atau febris kontinue.
b. Kesadaran turun sekali seperti delirium, sopor atau koma.
c. Terdapat komplikasi yang berat seperti dehidrasi dan asidosis, peritonitis, bronkhopneumonia dan
lain-lain.
d. Keadaan gizi penderita anak (malnutrisi energi protein)
2.1.8. Pencegahan
Usaha pencegahan typhoid fever dibagi dalam :
a. Usaha terhadap lingkungan hidup
1). Penyediaan air minum atau bersih
2). Pembuangan kotoran manusia yang higienis pada tempatnya
3). Pemberantasan lalat dan senantiasa menutup makanan
4). Pengawasan terhadap rumah makan dan penjual makanan
2.2.2.Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menguraikan respon actual atau
potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawat mempunyai izin dan berkompeten
untuk mengatasinya.
Diagnosa yang mungkin muncul pada pasien dengan demam tyipoid menurut
Harnawatia(2008) adalah :
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh ketidakmampuan mecerna makanan
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
c. Diare berhubungan dengan inflamasi
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familier dengan sumber informasi
Menurut Nanda 2012-2014 uraian dignosa di atas adalah
a. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Batasan Karakteristik :
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih di bawah berat badan ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebihan
Bising usus hiperaktif
Kurang makanan
Kurang informasi
Kurang minat pada makanan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
b. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
Batasan Karakteristik
Konvulsi
Kulit kemerahan
Peningkatan suhu tubuh di atas kisaran normal
Kejang
Takikardia
Takipnea
Kulit terasa hangat
c. Diare berhubungan dengan inflamsi
Batasan karateristik
Nyeri abdomen
Sedikitnya tiga kali buang air besar cair per hari
Kram
Bising usus hiperaktif
Ada dorongan
d. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan aktif
Batasan karakteristik
Perubahan pada status mental
Penurunan pada tekanan darah
Penurunan pada tekanan nadi
Penurunan volume pada nadi
Penurunan turgor kulit
Penurunan turgor lidah
Penurunan haluaran urine
Penurunan pengisian vena
Membrane mukosa kering
Kulit kering
Peningkatan hematokrit
Peningkatan suhu tubuh
Peningkatan frekuensi nadi
Peningkatan konsentrasi urine
Penurunan berat badan tiba-tiba
Haus
kelemahan
e. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
Batasan karakteristik
Perilaku hiperbola
Ketidakakuratan mengikuti perintah
Ketidakakuratan perfoma uji
Perilaku tidak tepat
Pengungkapan masalah
2.2.3.Perencanaan
Perencanaam adalah kategori dari perilaku keperawatam\n dimana tujuan yang berpusat
pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi keperawatan di pilih untuk
mencapai tujuan tersebut(Perry,poter,2005).
Tabel 2.1. perencanaan keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
1). Nutrisi Klien akan dapat Timbang berat badan setiap hariMemberikan informasi
kurang dari melaporkan
atau sesuai indikasi. tentang kebutuhan
kebutuhan Berat badan
tubuh. stabil dan diet/keefektifan terapi.
peningkatan
berat badan
sesuai sasaran
dan tidak ada
tanda-tanda mal
nutrisi. Anjurkan istirahat sebelumMenenangkan peristaltic
makan. dan meningkatkan energy
untuk makan
Mulut yang bersih dapat
Berikan kebersihan mulutmeningkatkan rasa
terutama sebelum makan. makanan.
Keragu-raguan untuk
Dorong klien untuk menyatakanmakan mungkin
perasaan masalah mulaidiakibatkan oleh takut
makanan/diet. makan.
Memungkinkan saluran
Kolaborasi dengan tim ahli giziusus untuk mematikan
sesuia indikasi. kembali proses pencernaan.
Memberikan informasi
Klien akan dapat Kolaborasi dengan tim medistentang keseimbangan
melaporkan
dalam pemberian obat. cairan.
cairan adekuat.
2.2.4. Pelaksanaan
Menurut (Lyer et al,1976 :Nursalam 2001) mengemukakan bahwa pelaksanaan adalah
inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.Tahap pelaksanaan di mulai
setelah rencana tindakan di susun dan di tujukan untuk membantu klien mencapai tujuan yang di
harapkan.
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah di
tetapkan,yang mencakup peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit,pemulihan kesehatan dan
memfasilitasi koping.
Ada tiga fase implementasi keperawatan menurut (Griffith et al,1986;Nursalam 2001 )
yaitu :
1. Fase persiapan
2. Fase operasional
3. Fase terminasi
2.2.5. Evaluasi
Fase akhir dari proses keperawatan adalah evaluasi terhadap asuhan keperawatan yang di
berikan.
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnose keperawatan,rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil di capai melalui evaluasi memungkinkan perawat memonitor yang terjadi selama tahap
pengkajian,analisa,perencanaan dan pelaksanaan tindakan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Kasus
An S berumur 2 tahun masuk rumah sakit pada tanggal 13 september 2012.Ibu klien
mengatakan anaknya sudah seminggu mengalami demam naik turun,anaknya tidak mau
makan,mual,muntah dan rewel serta berat badan anaknya turun drastis dari 9 Kg turun menjadi 7
Kg.Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah sejak lama mengalami hal seperti ini tetapi
ibunya tidak mengetahui tentang penyakitnya dan hanya mengira anaknya mengalami demam
biasa.
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas klien
An.S(perempuan)berusia 2 tahun beragama islam di diagnosa demam typhoid oleh
dokter.Klien tinggal di Jl.Mulawarman,Samarinda.kliem masuk pada tanggal 13 september 2012
dan di kaji oleh perawat pada tanggal 14 september 2012.
3.2). Natal
a. melahirkan di bidan
b. jenis persalinan normal
c. komplikasi persalinan tidak ada
2). Cairan
Tabel 3.2.Cairan An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman ASI ASI
2. Frekuensi Bila Haus Bila Haus
3. Kebutuhan cairan Terpenuhi Tidak terpenuhi
4. Cara pemenuhan Peroral Peroral dan intravena
3). Olahraga
Tabel 3.3.Olahraga An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Program olahraga - -
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olahraga - -
4). Eliminasi
Tabel 3.4.Eliminasi An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat pembuangan Di WC Di WC
2. Frekuensi Tidak tentu 1x BAB
3. Konsistensi Lembek Lembek
4. Kesulitan Tidak ada Tidak ada
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
5). Istirahat Tidur
Tabel 3.5.Istirahat tidur An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur 11.00-13.00 Tidak tentu
2. Pola tidur 20.00-05.00 Rewel dan menangis
3. Kebiasaan tidur Minum ASI Minum ASI
4. Kesulitan tidur Tidak ada Tidak ada
6). Olahraga
Tabel 3.6.Olahraga An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Program olahraga - -
2. Jenis dan frekuensi - -
3. Kondisi setelah olahraga - -
7).Personal hygiene
Tabel 3.7.Personal hygiene An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Mandi Di mandikan Di seka
2. Cuci rambut Dikeramasi Tidak di cuci
3. Gunting kuku Di bantu Di bantu
4. Gosok gigi Di bantu Di bantu
9). Rekreasi
Tabel 3.9.Rekreasi An.S
No Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Perasaan saat sekolah - -
2. Perasaan waktu pulang - -
3. Perasaan setelah rekreasi Senang -
4. Waktu senggang keluarga Ke tempat bermain -
5. Kegiatan hari libur Tempat keluarga -
3). Antropometri
a. BB : sebelum sakit 9 kg saat sakit turun 7 Kg
b. TB : 79 Cm
c. Lingkar kepala : 43 Cm
d. Lingkar lengan atas : 14 Cm
e. Lingkar dada : 49 Cm
f. Lingkar perut : 47 Cm
g. Skin fold : Tipis
4). Sistem pernapasan
a. Hidung
Hidung simetris,tidak ada secret
b. Leher
Tidak ada tumor yang teraba
c. Dada
Gerakan dada saat bernapas simetris,dan tidak ada suara napas tambahan
b. Sistem syaraf
1. Tingkat kesadaran compos mentis
2. Gearakan tubuh lemah
3. Fungsi sensorik bereaksi terhadap rangsangan nyeri
3.1.6. Terapi
a. Amoxan 4 x 250 gram
b. Vomitas 3x 1/2 sendok teh
c. Sanmol 3 x ¾ sendok teh
3.1.7. Klasifikasi Data
Tabel 3.11.Klasifikasi Data
Data Subjektif Data objektif
“Badan anak saya panas” Suhu tubuh 37,5oC
Keadaan umum lemah
Kulit teraba hangat
“Anak saya tidak mau makan” Berat badan sebelum sakit 9 kg setelah
sakit 7 kg
Frekuensi makan 2-3 sendok
Klien mual dan muntah
“saya tidak tahu tantang penyakit yang di Ibu klien banyak bertanya
derita oleh anak saya”
Endotoksin
Menggigil
Peningkatan HCL
Mual,muntan,anorexian
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan mencerna makanan
Ds : “Anak saya tidak mau makan,ada sariawan di mulutnya,diare,dan jika melihat makanan dia tidak
mau dan perutnya sakit kalau di tekan”.
Do :1).Berat badan turun
2). Membran mukosa pucat
3). Tonus otot menurun
4). Bising usus hiperaktif
5). Steaatorea
3.3.Intervensi keperawatan
Tabel 3.13.intervensi keperawatan
Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional
keperawatan
Peningkatan Klien akan dapatKaji suhu tubuh klien Menunjukkan
suhu tubuh melaporkan respon terhadap
berhubungan suhu tubuh adanya proses
dengan kembali normal infeksi
proses dalam waktu
inflamasi 1x24 jamBerikan kompres hangat bilaPemberian
dengan criteriabadan klien panas kompres hangat
hasil : akan membantu
1.suhu tubuh melebarkan
normal pelebaran
2.kulit normal pembuluh darah
3.Tidak terjadiObservasi kebutuhan klien danMemudahkan
kejang tingkat kesadaran tindakan yang
tepat sesuai
Nutrisi Klien akan dapatTimbang berat badan setiap hariMemberikan
kurang dari melaporkan atau sesuai indikasi informasi tentang
kebutuhan nutrisi dapat kebutuhan
tubuh terpenuhi dalam diet/keefektifan
waktu 1x24 jam terapi.
dengan criteriaAnjurkan istirahat sebelumMenenangkan
hasil : makan. peristaltic dan
1.klien mau makan meningkatkan
2.sariawan hilang energy untuk
3.nyeri hilang makan.
3.4.Pelaksanaan Keperawatan
Tabel 3.14.Pelaksanaan keperawatan
Hari/tanggal DX Implementasi Hasil
Senin,2 oktober
2012. 10.00 I 1.Mengkaji suhu tubuh 1. Suhu tubuh 37oc
10.10 2.Memberikan kompres hangat 2. Suhu tubuh klien menurun
3.Observasi tingkat kesadaran
10.20 3. Kesadaran compor mentis
1.Mengkaji pola nutrisi klien
10.30 II 2.Menganjurkan beri makanan
1.Klien makan 2-3 sendok
10.40 sedikit tapi sering 2.Ibu mengikuti anjuran perawat
3.Memberikan diet lunak/cair 3.Anak malas makan
10.50 4.Timbang BB klien 4.BB klien 7,5 kg
11.00
1.Mengkaji tingkat pengetahuan
1. Ibu belum mengerti
11.30 III keluarga tentang typoid
2.Memberikan kesempatan pada
keluarga untuk bertanya 2. Ibu cemas
3.5.Evaluasi keperawatan
No Hari/Tanggal Dx Kep Evaluasi
1. Senin, 2 oktober 2012 I S :”Badan anak saya masih hangat”
O : Suhu tubuh 38oC
A : hipertermi
P : Lanjutkan Intervensi
1). Mengkaji suhu tubuh
2). Obsevasi keadaan pasien
II S :”Anak saya belum mau makan”
O : 1). Berat badan turun
2). Membran mukosa pucat
3). Bising usus hiperaktif
A : Nutrisi tidak adekuat
P : Lanjutkan intervensi
1. Memberikan makanan selagi hangat
2.Menganjurkan makan sedikit tapi sering
3.Memberikan diet lunak/cair
4.Timbang BB klien
DAFTAR PUSTAKA
M.Nurs,Nursalam.(2005).Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak.Salemba medika.Jakarta
Fatimah,Sri.(2008).Asuhan keperawatan pada anak dengan demam typoid.Samarinda
Perry,potter.(1999).Fundamental keperawatan.EGC.Jakarta
Nanda.(2012).Diagnosa Keperawatan.EGC.Jakarta
Diposkan oleh asmaul husna di 18:58 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Beranda
Langganan: Entri (Atom)