Sunteți pe pagina 1din 5

Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

Efektivitas dental health education dengan media animasi kartun terhadap


perubahan perilaku kesehatan gigi dan mulut
Siswa SD Advent 02 Sario Manado

1
Meartriecs Tandilangi
2
Christy Mintjelungan
2
Vonny N.S Wowor

1
Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
2
Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: tmeartriec
s@yahoo.com

Abstract: In Indonesia, dental health is still an issue dominated by caries and periodontal
disease. The poor behavior of dental health maintenance plays an important role in the
occurrence of these two diseases. Intervention through education can improve the behavior.
Educational success in terms of behavior change is influenced by using auxiliary media.
Animated cartoon is an auxiliary media that is more attractive than the other media because
it combines sound and moving images in the delivery of information.This study aimed to
obtain the effectiveness of dental health education using cartoon animation media to
behavioral change of oral health maintenance among students of SD Advent 02 Sario. This
was a quasi-experimental study with a nonequivalent control group design. Samples were
students of SD 02 Advent Sario aged 10-12 years obtained by using the purposive sampling
method. The samples were divided into two groups: the treatment group using cartoon
animation media and the control group without auxilary media. The measurement of the
behavior of dental and oral health care of children resulted in an increase in the scores of pre-
test to post-test 2 by 633 which was categorized as good. Statistical analysis showed that the
p-values (significance) of dental health education with media animated cartoons from pre-
test to post-test 1 and from post-test 1 to post-test 2 both were 0.000 (<0.05). Conclusion:
Dental health education using animated cartoon media effectively improved the behavior of
oral health maintenance.
Keywords: dental health education, cartoon animated, behavior

Abstrak: Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut masih menjadi masalah yang didominasi
oleh penyakit karies dan periodontal. Perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yang buruk
berperan penting bagi terjadinya kedua penyakit tersebut. Intervensi melalui pendidikan
dengan menggunakan media bantu dapat dilakukan untuk merubah perilaku. Animasi kartun
merupakan media bantu yang mempunyai daya tarik lebih dibandingkan dengan media
lainnya karena memadukan suara dan gambar bergerak dalam penyampaian informasi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dental health education media animasi
kartun terhadap perubahan perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak SD Advent
02 Sario. Jenis penelitian ialah quasi eksperimen dengan nonequivalent control group
design. Sampel penelitian yaitu siswa SD Advent 02 Sario yang berusia 10-12 tahun yang
diperoleh dengan purposive sampling. Sampel dibagi menjadi dua kelompok, yakni
kelompok perlakuan menggunakan media animasi kartun dan kelompok kontrol tanpa media
bantu. Hasil pengukuran perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak menunjukkan
adanya kenaikan jumlah skor nilai pre-test ke post-test 2, dengan selisih kenaikan sebesar

106
Tandilangi, Mintjelungan, Wowor: Efektivitas dental heath education ...

633 yang termasuk pada kategori baik. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p (signifikansi)
dental health education dengan media animasi kartun dari pre-test ke post-test 1 maupun
post-test 1 ke post-test 2 masing-masing sebesar 0,000 (<0,05). Simpulan: Dental health
education dengan media animasi kartun efektif merubah perilaku pemeliharaan kesehatan
gigi dan mulut menjadi lebih baik.
Kata kunci: dental health education, animasi kartun, perilaku

Kesehatan tubuh termasuk kesehatan gigi kesehatan gigi dan mulut merupakan suatu
dan mulut merupakan hal yang penting dari usaha atau aktivitas yang dapat
setiap individu. Demikian pula halnya mempengaruhi individu untuk memiliki
dengan kesehatan gigi dan mulut karena perilaku kesehatan gigi dan mulut yang
gigi dan gusi yang rusak dan tidak dirawat baik.5 Tujuan akhir pendidikan kesehatan
akan menyebabkan rasa sakit, gangguan gigi dan mulut yakni terjadinya perubahan
pengunyahan, gangguan pada estetik dan perilaku yang meliputi pengetahuan, sikap
kesehatan secara keseluruhan. Jika dan tindakan yang mengarah kepada upaya
kesehatan gigi dan mulut terganggu dapat hidup sehat.6
menyebabkan berbagai penyakit di rongga Keberhasilan pendidikan dalam hal
mulut. Rongga mulut merupakan tempat perubahan perilaku dipengaruhi oleh
yang rentan dan sering mengalami infeksi metode pendidikan yang digunakan.
peradangan di dalam tubuh karena Metode pendidikan dengan menggunakan
merupakan pintu masuk mikroorganisme. 1 alat bantu pendidikan yang melibatkan
Di Indonesia kesehatan gigi dan mulut indera sebanyak mungkin akan memenga-
masih menjadi masalah. Masalah ini ruhi keberhasilan pemahaman sasaran
tergambar dari tingginya prevalensi pendidikan. Metode pendidikan yang
penduduk yang bermasalah gigi dan mulut menggunakan animasi kartun merupakan
di Indonesia melalui hasil laporan Riset salah satu bentuk media audiovisual yang
Kesehatan Dasar (Riskesdas). Berdasarkan dikenal sebagai metode pendidikan
Riskesdas tahun 2013 angka permasalahan kesehatan gigi yang menarik. Media
gigi dan mulut di Indonesia mencapai audiovisual dapat menyampaikan penger-
25,9%.2 Penyakit gigi dan mulut tian atau informasi dengan cara lebih nyata
menempati peringkat ke-6 dari 10 penyakit melalui gambar bergerak dan suara.
rawat jalan terbesar di Indonesia,3 dimana Animasi kartun mempunyai daya tarik
penyakit gigi dan mulut yang paling lebih dibandingkan dengan media lain
banyak diderita ialah karies dan penyakit karena memiliki simbol-simbol tertentu
periodontal.4 Data Riskesdas 2013, yang menyebabkan kelucuan. Media ini
menunjukkan bahwa anak pada kelompok memanfaatkan indera pendengaran dan
usia 10-14 tahun yang memiliki penglihatan. Semakin banyak indera yang
permasalahan kesehatan gigi dan mulut digunakan untuk merekam informasi,
sebesar 25,2%.2 Salah satu faktor penyebab semakin besar kemungkinan memahami
terjadi kedua penyakit ini ialah faktor maksud informasi yang disampaikan.7
perilaku. Perilaku yang cenderung menga- Masa perkembangan anak merupakan
baikan kebersihan gigi dan mulut umumnya awal dari pembentukan perilaku, oleh
dilandasi kurangnya pengetahuan tentang sebab itu pendidikan kesehatan gigi dan
kesehatan gigi dan mulut serta pemeliha- mulut pada anak sangat menentukan
raannya. pembentukan perilaku kesehatan gigi
Upaya meningkatkan pengetahuan anak.8 Pada kelompok usia 10-12 tahun
tentang pemeliharaan kesehatan gigi dan minat belajar anak tinggi, didukung oleh
mulut dapat dilakukan antara lain melalui ingatan yang kuat serta kemampuan dalam
dental health education (Pendidikan memahami materi yang diberikan.9
kesehatan gigi dan mulut). Pendidikan Penelitian ini bertujuan untuk

107
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

mengetahui efektivitas dental health Tabel 3. Distribusi skor perilaku pemeliharaan


education dengan media animasi kartun kesehatan gigi dan mulut
terhadap perubahan perilaku pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut pada anak. Skor Perilaku
Posttest Posttest
Peneliti memilih SD Advent 02 Sario Kelompok Pretest
1 2
Selisih
sebagai lokasi penelitian dikarenakan hasil
Perlakuan 916 1199 1549 633
survei awal menunjukkan penyakit karies
Kontrol 903 988 1141 238
gigi masih menjadi masalah utama pada
kesehatan gigi dan mulut siswa SD Advent
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon
02 Sario. Di samping itu selama ini belum
pernah ada penyuluhan kesehatan gigi dan Perilaku Mean p
mulut yang dilakukan di sekolah tersebut. Pretest 35,23 0,000
Posttest 1 46,12
BAHAN DAN METODE PENELITIAN Posttest 2 59.58 0,000
Jenis penelitian ini ialah quasi
eksperimental dengan nonequivalent BAHASAN
control group design. Penelitian Pada penelitian ini didapatkan data
dilaksanakan di SD Advent 02 Sario pada karakteristik berdasarkan usia dan jenis
bulan Februari-Agustus 2016. Populasi kelamin. Responden terbanyak berusia 10
dalam penelitian ialah seluruh siswa SD tahun (57,7%) (Tabel 1). Hal ini
Advent 02 Sario berusia 10-12 tahun yang disebabkan karena responden merupakan
berjumlah 105 murid. Besar sampel siswa SD kelas 4 dan 5 dimana populasi
dihitung dengan rumus Slovin didapatkan usia 10 tahun banyak tersebar. Berdasarkan
sebesar 52 responden. Responden dibagi jenis kelamin, subjek berjenis kelamin
dalam 2 kelompok, 26 pada kelompok perempuan (55,8%) lebih banyak
perlakuan dan 26 pada kelompok kontrol. disbandingkan dengan subjek berjenis
Penilaian perilaku pemeliharaan kesehatan kelamin laki-laki (44,2%) (Tabel 2).
gigi dan mulut dilakukan dengan Data Tabel 3 menunjukkan bahwa
menggunakan kuesioner perilaku pemeliha- jumlah skor pre-test pada kedua kelompok
raan kesehatan gigi dan mulut. Data diolah rendah; hasil ini menunjukkan bahwa siswa
mengunakan SPSS dengan uji Wilcoxon SD Advent 02 Sario masih memiliki
dan disajikan berdasarkan distribusi dalam perilaku yang kurang baik tentang
bentuk tabel. pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut,
karena sebelumnya siswa belum pernah
HASIL PENELITIAN diberikan penyuluhan tentang pemeliharaan
Tabel 1. Distribusi karateristik responden
kesehatan gigi dan mulut. Tabel 3 juga
berdasarkan usia
menunjukkan bahwa adanya peningkatan
Usia jumlah total skor hasil pengukuran perilaku
n (%) anak dari pre-test ke post-test 1 dan dari
(tahun)
10 30 57,7 post-test 1 ke post-test 2 pada responden
11 17 32,7 kelompok perlakuan maupun kelompok
12 5 9,6 kontrol. Keadaan ini menunjukkan bahwa
Total 52 100,00 pemberian dental health education dengan
media animasi kartun dan tanpa media
Tabel 2. Distribusi karakteristik responden bantu memiliki kemampuan untuk merubah
berdasarkan jenis kelamin perilaku responden dalam pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut. Hasil skor akhir
Jenis kelamin n (%) menunjukkan bahwa skor perilaku
Laki-laki 23 44,2 kelompok perlakuan sebesar 1549 termasuk
Perempuan 29 55,8 pada kategori baik. Skor akhir kelompok
Total 52 100,00

108
Tandilangi, Mintjelungan, Wowor: Efektivitas dental heath education ...

kontrol sebesar 1141 termasuk pada berupa gambar bergerak dan suara yang
kategori kurang baik. memudahkan responden dalam mengingat
Hasil uji statistik menunjukkan data materi yang diberikan.13 Penelitian yang
tidak terdistribusi normal, maka dilanjutkan dilakukan Nurhidayat14 tentang pening-
dengan uji alternatif t-berpasangan, yaitu katan pengetahuan siswa tentang kesehatan
uji Wilcoxon. Berdasarkan hasil uji gigi dan mulut dengan menggunakan media
Wilcoxon (Tabel 4) didapatkan nilai menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan
signifikansi pre-test ke post-test 1, maupun kemampuan mengingat siswa, diperlukan
dari post-test 1 ke post-test 2 dengan media sebagai alat bantu dalam
pemberian dental health education menyampaikan informasi. Media animasi
menggunakan media animasi kartun kartun mempunyai kemampuan besar untuk
sebesar 0,000. Data ini menunjukkan menarik perhatian, memengaruhi sikap
adanya adanya peningkatan skor nilai rata- maupun tingkah laku.7 Pada penelitian
rata perilaku pada kelompok perlakuan yang dilakukan terlihat bahwa penggunaan
setelah pemberian dental health education media animasi kartun juga memengaruhi
dengan media animasi kartun. perubahan sikap responden menjadi
Hasil penelitian ini sejalan dengan semakin baik setelah melihat tayangan
penelitian yang dilakukan oleh Sinor10 yang animasi kartun. Azwar15 menyatakan
membandingkan promosi kesehatan gigi bahwa faktor-faktor yang memengaruhi
metode konvensional dengan animasi sikap ialah media penyampaian informasi
kartun dalam menyampaikan pendidikan sebagai tugas pokok yang berisi sugesti
kesehatan gigi di Kuala Lumpur. Simpulan untuk mengarahkan opini seseorang. Bila
yang diperoleh menunjukkan media sugesti cukup kuat maka akan memberi
animasi kartun efektif dan berkelanjutan dasar afektif dalam menilai sesuatu hal
dalam menyampaikan pesan-pesan sehingga terbentuk arah sikap yang
kesehatan gigi.10 Hasil yang hampir serupa diwujudkan melalui tindakan.
disimpulkan lewat penelitian yang
dilakukan oleh Riyanti11 tentang upaya SARAN
kesehatan gigi dan mulut melalui 1. Disarankan agar pemerintah dapat
perubahan perilaku. Simpulan penelitian mendorong penggunaan media bantu
Riyanti menyatakan bahwa dental health animasi kartun guna meningkatkan
education merupakan salah satu upaya efektivitas pendidikan kesehatan gigi
yang dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut pada anak sekolah dasar.
dan mulut pada anak melalui perubahan 2. Disarankan kepada masyarakat dalam
perilaku anak terhadap pemeliharaan hal ini anak-anak sekolah dasar yang
kesehatan gigi dan mulut. telah menerima pendidikan kesehatan
Pemanfaatan media animasi kartun gigi lewat media animasi kartun, agar
dalam dental health education tidak hanya dapat mempraktekkan informasi
dapat menghasilkan cara belajar yang kesehatan yang telah diterima guna
efektif dalam waktu singkat tetapi terjadinya perubahan perilaku pemeli-
menghasilkan kesimpulan bahwa sesuatu haraan kesehatan gigi dan mulut ke arah
yang diterima melalui audiovisual akan yang lebih baik.
lebih lama dan lebih baik dalam ingatan 3. Disarankan hasil penelitian dapat
karena melibatkan lebih banyak panca dipraktekkan oleh para mahasiswa
indera.10 Notoatmodjo12 menyatakan bahwa dalam pembelajaran yang dilakukan di
video merupakan alat bantu pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
yang bertujuan untuk menyampaikan pesan Unsrat terlebih dalam bidang Ilmu
kesehatan dengan menstimulasi indra Kedokteran Gigi Masyarakat dan
penglihatan dan pendengaran. Peningkatan Pencegahan.
pengetahuan responden dipengaruhi oleh
adanya bantuan media animasi kartun

109
Jurnal e-GiGi (eG), Volume 4 Nomor 2, Juli-Desember 2016

DAFTAR PUSTAKA Kehidupan (5th ed). Jakarta: Erlangga,


1. Indriastuti L. Pengaruh pendidikan kesehatan 2003.
gigi (DHE) terhadap indeks plak 9. Gambaran Oral Higiene Dan Perilaku
penderita schizophrenia di Rumah Sakit Kebersihan Gigi Pada Murid Kelas V
Jiwa Daerah Surakarta. Available from: SD Di Daerah Rural Dan Urban di
http://eprints.ums.ac.id/39438/ Kecamatan Medan Barat. [cited Jun
18/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf 2011. Available from:
2. Badan Penelitian dan Pengembangan http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
Kesehatan Republik Indonesia. Laporan 456789/6991/1/10E00144.pdf
Hasil Riset Kesehatan Dasar 10. Sinor MZ. Comparison between
(Riskesdas) Nasional 2013; p. 110-7. conventional health promotion and use
3. Badan Penelitian dan Pengembangan of cartoon animation in delivering oral
Kesehatan Republik Indonesia. Buletin health education. IJHSS.
Jendela Data dan Informasi Kesehatan. 2011;1(3):169-74.
Jakarta: Kementrian Kesehatan 11. Riyanti E, Saptarini R. Upaya peningkatan
Republik Indonesia, 2012; p. 8. kesehatan gigi dan mulut melalui
4. RM. Pentingnya kesehatan gigi dan mulut. perubahan perilaku anak. [cited Oct
[cited April 2016]. Available from: 2010]. Available from:
http://www.garutkab.go.id/download_fi http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DEN
les/article/Pentingnya%20Kesehatan%2 TJ-38-2-10.pdf.
0Gigi%20&%20Mulut.pdf 12. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu
5. Herijulianti L, Indriani TS, Artini S. Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta, 2007.
Pendidikan Kesehatan Gigi. Jakarta: 13. Purnama AP. Efektivitas penggunaan media
EGC, 2001; p. 6-8. video dan media leaflet terhadap
6. Afni F. Dental Health Education/DHE perubahan pengetahuan dan sikap siswa
Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan/ tentang bahaya napza di SMP Negeri 3
Gigi/PKG. Available from: Mojosongo Boyolali [Skripsi].
https://www.academia.edu/11729959/D Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan
ental_Health_Education_DHE_Pendidi Universitas Muhammadiyah; 2013.
kan_Penyuluhan_Kesehatan_Gigi_PK 14. Nurhidayat O. Perbandingan media power
G point dengan flip chart dalam
7. Sadiman AS, Rahardjo, Haryono A, meningkatkan pengetahuan gigi dan
Harjito CAS. Media Pendidikan mulut. Unnes Journal of Public. 2012.
Pengertian, Pengembangan dan Available from: healthhttp://
Pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph
Pers, 2014; p. 28-75. 15. Azwar S. Sikap Manusia Teori dan
8. Hurlock EB. Buku Psikologi Perkembangan Pengukurannya. Yogyakarta; Pustaka
Pendekatan Sepanjang Rentang Pelajar, 2010.

110

S-ar putea să vă placă și