Sunteți pe pagina 1din 10

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No.

1, 2009 ISSN : 1907 - 9958

PENGARUH PENGAWASAN INTERN


DAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
TERHADAP KINERJA PEMERINTAH DAERAH
( Survei pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Tasikmalaya )

Wawan Sukmana
Dosen Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi
Lia Anggarsari
Alumni Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Abstract
The research aim to know (1) internal control, execution of local financial
accounting system and performance of local government of Tasikmalaya City (2) the
corelation between internal control with execution of local financial accounting system of
Tasikmalaya City, (3) the inflluence by partially and also simultaneously of internal control
and execution of local financial accounting system to performance of local government at
duty of Tasikmalaya City. The research method use explanatory research with survei
approach. analyzes used is path analysis with measurement interval scale. Hypothesis
examination by partially using t-test and by simultaneously using F-test with level
signifikansi (α) by equal to 0.05. The result of research indicate that : (1) internal control,
execution of local financial accounting system, and performance of local government at
duty of Tasikmalaya City very good; (2) there is correlation of internal control with
execution local financial accounting system; (3) internal control by partially have an effect
on significant to performance of local government, execution local financial accounting
system government by partially have an effect on significant to performance of local
government and by simultaneously is internal control and execution local financial
accounting system have an effect on significant to performance local government.

KeyWord : internal control, execution of local financial accounting system,


performance of local government

I. Pendahuluan tujuan tersebut Pemerintah Daerah diberi


Negara mempunyai suatu wewenang untuk melaksanakan urusan
Pemerintahan yang berfungsi sebagai pembangunan sebagai urusan rumah
kesatuan organisasi. Pemerintahan pusat tangganya sendiri yang disebut otonomi.
maupun Pemerintahan daerah mengemban Sebagaimana yang dimaksudkan di dalam
amanat untuk menjalankan tugas Undang-undang No.22 tahun 1999 yang
Pemerintahan melalui peraturan diamandemen dengan Undang-Undang
perundang-undangan. Untuk Nomor 32 Tahun 2004 tentang otonomi
menyelenggarakan Pemerintahan, daerah dan Undang-Undang No. 25 tahun
Pemerintah memungut berbagai macam 1999 tentang perimbangan keuangan pusat
jenis pendapatan dari rakyat yang dan daerah. Salah satu wewenang yang
digunakan untuk penyelenggaraan menjadi urusan rumah tangganya sendiri
Pemerintah dalam rangka pelayanan adalah bidang Keuangan Daerah. Pengurus
kepada rakyat, pelaksanaan pembangunan, keuangan ini diantaranya adalah
dan banyak kegiatan yang harus penyelenggaraan penyusunan
dilaksanakan. Untuk dapat melaksanakan pertanggungjawaban dan pengawasan
Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

Keuangan Daerah sebagaimana yang akuntansi yang tidak saja berfungsi sebagai
dimaksud di dalam Peraturan Pemerintah alat pengendalian transaksi keuangan, akan
No. 58 tahun 2005. tetapi sistem akuntansi keuangan tersebut
TAP MPR Nomor XV/MPR/1998 hendaknya mendukung pada pencapaian
tentang “Penyelenggaraan Otonomi kinerja. Karena penilaian Pemerintahan
Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan yang baik dapat dilihat dari pencapaian
Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang kinerja Pemerintahan itu sendiri,
berkeadilan serta Perimbangan Pusat dan pengukuran dalam pencapaian kinerja
Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan sangat penting untuk menilai akuntabilitas
Republik Indonesia” merupakan landasan organisasi dan manager dalam
hukum bagi dikeluarkannya UU No. 22 menghasilkan pelayanan publik yang lebih
Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 baik.
sebagai dasar penyelenggaraan Otonomi Di Pemerintah Kota Tasikmalaya
Daerah. (Mardiasmo 2002). berdasarkan Hasil Pemeriksaan BPK
Sejalan dengan pelaksanaan Tahun 2007 mengungkapkan bahwa dalam
Otonomi Daerah, diperlukan sistem pelaksanaan masih ditemukan kelemahan
pengelolaan keuangan daerah yang baik pada bidang pengawasan terutama
dalam rangka mengelola dana dengan pengawasan atasan langsung kepada
sistem desentralisasi secara transparan, bawahan di Pemerintah Kota Tasikmalaya
efisien, efektif, dan dapat sehingga masih ditemukan penyimpangan-
dipertanggungjawabkan kepada penyimpangan dalam pelaksanaan
masyarakat luas. Untuk mewujudkan hal pengendalian intern dan kepatuhan
tersebut diperlukan suatu pemikiran yang terhadap peraturan perundang-undangan
cerdas melalui inovasi sistem akuntansi. yang disebabkan oleh lemahnya
(Indra Bastian 2002) pengawasan atasan langsung. Selain itu
Tata kelola penyelenggaraan terdapat kelemahan pada Bagian umum
Pemerintah yang baik dalam suatu negara dalam hal ini Sub Bagian Perlengkapan
merupakan suatu kebutuhan yang tidak dan Rumah Tangga serta Bendaharawan
terelakan. Pemerintah wajib menerapkan Barang pada setiap SKPD yang belum
kaidah-kaidah yang baik dalam melakukan pengamanan dan pengawasan
menjalankan roda Pemerintahan, termasuk secara maksimal, kemudian Bagian
didalamnya kaidah-kaidah dalam bidang keuangan Pemerintah Kota Tasikmalaya
pengelolaan keuangan. Dalam rangka belum melaksanakan sistem dan prosedur
mewujudkan tata kelola Pemerintahan pengelolaan keuangan daerah sesuai
yang baik itulah Pemerintahan Republik dengan Standar Akuntansi Pemerintah.
Indonesia melakukan Reformasi di bidang Pembukuan dan pencatatan pada tingkat
pengelolaan keuangan negara. Pengelolaan SKPD belum dilaksanakan dengan baik.
keuangan dilaksanakan berdasakan sistem Hasil pemeriksaan di tinjau dari Sistem
akuntansi keuangan, pelaksanaan sistem ini Pengendalian Intern, mengungkapkan
tidak ada jaminan bahwa terdapat bahwa masih ditemukan kelemahan pada
kesalahan atau penyimpangan sehingga pelaksanaan APBD Kota Tasikmalaya
diperlukan suatu metode pengawasan yaitu sistem dan prosedur akuntansi belum
intern yang memadai dan dapat diterapkan pada bagian Keuangan dan
memberikan bantuan untuk memverifikasi masing-masing SKPD. (www.bpk.go.id)
transaksi-transaksi agar dapat ditelusuri Hal tersebut menggambarkan
dana-dana sesuai dengan tujuannya, serta bahwa kinerja Pemerintah daerah belum
mengecek otoritas, efisiensi dan keabsahan dinyatakan baik, oleh karena itu
pembelajaran dana. Oleh karena itu, dilakukannya pengawasan intern dan
pemerintahan perlu memiliki sistem sistem akuntansi keuangan yang baik dapat

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 577


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

menggambarkan bagaimana kinerja dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus


Pemerintah daerah untuk menunjukan akuntansi. Sedangkan menurut Masisi
pencapaian hasil yang dicapai. Dalam hal (1978), Gylnn (1993) dalam Mardiasmo
ini, pelaksanaan pengawasan yang efektif (2002 : 147-148) menjelaskan bahwa
dan efisien sangat penting untuk aturan dasar sistem akuntansi keuangan
menghindari adanya penyimpangan yang sebagai berikut : Identifikasi,
terjadi. Oleh karena itu, para pimpinan Pengklasifikasian, Adanya sistem
harus mengetahui siklus pencatatan yang pengendalian untuk menjamin reliabilitas,
ada pada sistem akuntansi keuangan daerah Menghitung pengaruh masing-masing
yang menggambarkan tahapan dalam operasi. Pencatatan dan pelaporan
proses. diperlukan untuk memenuhi 3 kebutuhan
yaitu: legal, managerial dan stewardship.
II. Telaah Literatur Dan Pengembangan Setiap organisasi memerlukan
Hipotesis sistem pengukuran kinerja untuk menilai
Hakikat Pengawasan adalah pencapaian organisasi atas tujuan yang
mencegah sedini mungkin terjadinya telah ditetapkan. Kinerja berasal dari kata
penyimpangan, pemborosan, performance yang artinya manner of
penyelewenangan, hambatan, kesalahan functioning, artinya sejauh
dan kegagalan dalam mencapai tujuan dan mana/bagaimana suatu organisasi ataupun
pelaksanaan tugas-tugas organisasi. individu berfungsi sesuai dengan posisi
Menurut Arifin Sabeni dan Imam Gozali dan/atau tugasnya. Dalam kaitannya
(1997:67) mendefinisikan Pengawasan dengan lingkup kerja Pemerintah Daerah,
Intern Merupakan suatu alat pengawasan kinerja Pemerintah Daerah berarti
dari pimpinan organisasi yang bagaimana atau sejauh mana Pemerintah
bersangkutan untuk mengawasi apakah Daerah menyelenggarakan urusan-urusan
kegiatan-kegiatan bawahannya telah sesuai tersebut. Informasi yang digunakan untuk
dengan rencana dan kebijakan yang telah pengukuran kinerja dibagi dua yaitu
ditentukan. Berdasarkan subyek yang Informasi financial dan Informasi
melakukan pengawasan, dalam sistem Nonfinancial. Menurut Levine dkk.(1990),
administrasi Negara Indonesia (LAN-RI, Dwiyanto (1995) dalam Tangkilisan
1992 : 146-147) dikembangkan 4 (empat) (2005:170-171) mengemukakan tiga
macam pengawasan yaitu: 1). Pengawasan konsep yang dapat dijadikan acuan untuk
melekat yang menetapkan 6 (enam) sarana mengukur kinerja organisasi publik yakni
pelaksanaan pengawasan diantaranya: Responsiveness, Responsibility,
Penciptaan struktur organisasi, Penyusunan Accountability.
kebijaksanaan pelaksanaan, Penyusunan Pelaksanaan Pengawasan Intern
rencana kerja, Penyelenggaraan pencatatan yang dilakukan secara efektif dapat
dan pelaporan, Pembinaan personil, mengakibatkan sistem akuntansi keuangan
Prosedur kerja. 2) Pengawasan fungsional, daerah yang diterapkan berjalan dengan
3) Pengawasan legislatif, 4) Pengawasan baik, agar tidak terjadi penyimpangan dan
masyarakat. penyelewengan dalam pelaksanaan sistem
Menurut Eko Hariyanto (2007:10) akuntansi keuangan daerah, pemberian
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yaitu wewenang dan keleluasaan harus diikuti
Serangkaian secara sistematik dari dengan pengawasan yang kuat. Demikian
prosedur, penyelenggara, peralatan, dan pula bahwa pengawasan pada pelaksanaan
elemen lain untuk mewujudkan fungsi keuangan daerah baik oleh DPRD maupun
akuntansi sejak analisis transaksi sampai pengawasan fungsional pada prinsipnya
dengan pelaporan keuangan di lingkungan tidak akan mengalami banyak hambatan
organisasi pemerintah. Sistem akuntansi apabila sistem akuntansi yang diterapkan

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 578


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

sudah baik. (Iriyansyah:2000:3). Oleh instrumen penelitian tersebut digunakan


sebab itu, pengawasan yang dilakukan mampu memenuhi aspek validitas maupun
dapat menjadi jaminan yang cukup tidak aspek reliabilitas, artinya instrumen
hanya untuk sistem akuntansi keuangan tersebut mampu menjadi alat pengumpul
daerah, namun memberikan pula jaminan data yang andal dan konsisten. Program
yang cukup bagi sasaran kinerja yang ingin statistik yang digunakan adalah SPSS For
dicapai. Dilaksanakannya Pengawasan Windows and Microsoft exel. Adapun
Intern yang efektif dan kontinyu pada sampel penelitian sebanyak 11 Dinas yang
kegiatan dapat menjamin kinerja berada di Kota Tasikmalaya. Teknik
pemerintah daerah tercapai dengan baik. penarikan sampel dalam penelitian ini
Berdasarkan uraian di atas, maka adalah metode pengambilan sampel
penulis mencoba mengemukakan hipotesis nonprobability sampling dengan
sebagai berikut: pendekatan purposive sampling (sampling
1) Terdapat hubungan Pengawasan bertujuan), yang menjadi pertimbangan
Intern dengan Pelaksanaan Sistem penulis dalam penentuan sampel penelitian
Akuntansi Keuangan Daerah yaitu 1).Dinas merupakan lembaga
2) Pengawasan Intern secara parsial pelayanan masyarakat yang senantiasa
berpengaruh terhadap Kinerja dapat melayani setiap kebutuhan
Pemerintah Daerah masyarakat, salah satunya melayani
3) Pelaksanaan Sistem Akuntansi penelitian yang dilakukan oleh peneliti. 2)
Keuangan Daerah secara parsial Mekanisme pencatatan yang digunakan
berpengaruh terhadap Kinerja oleh setiap dinas sama. 3) Dinas
Pemerintah Daerah merupakan suatu entitas akuntansi
4) Pengawasan Intern dan Pelaksanaan pemerintah daerah yang didasarkan pada
Sistem Akuntansi Keuangan pengertian bahwa pengukuran kinerja akan
Daerah secara simultan lebih tepat jika dilakukan atas suatu fungsi.
berpengaruh terhadap Kinerja Dalam penelitian ini penulis menggunakan
Pemerintah Daerah. tiga variabel, dua variabel independen
yaitu Pengawasan Intern dan Sistem
III. Metodologi Akuntansi Keuangan Daerah dan satu
Metode yang digunakan dalam variabel dependen yaitu Kinerja
penelitian ini adalah explanatory research, Pemerintah Daerah. Analisis data yang
artinya penelitian ini akan menjelaskan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
secara mendalam hubungan sebab akibat analisis deskriptif untuk melihat
antara variabel penelitian atau tentang karakteristik sampel yang terjaring dalam
sesuatu hal (Achmad, Harapan:2003). penelitian ini dan analisis jalur (path
penelitian ini dilakukan dengan cara survei analysis). Jenis data yang digunakan dalam
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah yang penelitian meliputi dua jenis data : Data
menggunakan pengumpulan data utamanya Primer data yang diperoleh secara langsung
dengan menggunakan kuisioner dari dari subjek penelitian dalam hal ini Dinas
sampel terpilih (Sekaran, 2003 : 250). di wilayah Pemerintah Kota Tasikmalaya
Suatu instrumen penelitian dikatakan baik dan Data Sekunder data yang diperoleh
jika dapat memenuhi tiga persyaratan dari pihak ketiga (selain Dinas di wilayah
utama yaitu : Valid, sahih, atau absah; Pemerintah Kota Tasikmalaya); sumber
Reliable atau andal; dan Praktis (Cooper, litelatur, hasil publikasi penelitian serta
Schindler :2005). Sebelum instrumen sumber-sumber lain yang relevan dengan
penelitian tersebut disebar, peneliti penelitian ini.
melakukan beberapa kali uji coba
pengujian dengan harapan pada saat

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 579


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

IV. Hasil Analisis Dan Pembahasan mengenai Kinerja Pemerintah Daerah dari
Dari hasil penelitian menyatakan 9 pertanyaan yang penulis ajukan
bahwa nilai yang diperoleh dari memberikan respon : sangat baik sebanyak
perhitungan terhadap tanggapan responden 2 pertanyaan (22,22%), baik sebanyak 7
mengenai Pengawasan Intern pada Dinas pertanyaan (77,78%), dengan demikian
Kota Tasikmalaya adalah sebesar 576. Hal Kinerja Pemerintah Daerah Kota
ini menunjukkan ke dalam interval Tasikmalaya dapat dinyatakan baik.
berkategori baik, yang berarti bahwa Untuk mengetahui hubungan antara
tanggapan responden mengenai Pengawasan Intern dan Pelaksanaan Sistem
Pengawasan Intern dari 13 pertanyaan yang Akuntansi Keuangan Daerah pada Dinas
penulis ajukan memberikan respon : sangat yang berada di Kota Tasikmalaya maka
baik sebanyak 1 pertanyaan (7,69%), baik dilakukan uji statistik koefisien korelasi.
sebanyak 11 pertanyaan (84,62%), dan Hasil analisis dari pengolahan data SPSS
cukup baik sebanyak 1 pertanyaan menunjukan bahwa koefisien korelasi
(7,69%), dengan demikian Pengawasan hubungan variabel Pengawasan Intern
Intern yang dilakukan atasan langsung dengan Pelaksanaan Sistem Akuntansi
terhadap bawahan telah dilakukan dengan Keuangan Daerah adalah sebesar 0,889
baik pada Dinas Kota Tasikmalaya, atau atau 88,9%, yang mana hubungan antara
dengan kata lain Dinas Kota Tasikmalaya variabel Pengawasan Intern dengan dengan
telah melakukan Pengawasan Intern Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
dengan baik. Adapun hasil penelitian Daerah sangat kuat.
menyatakan bahwa nilai yang diperoleh Untuk pengujian secara parsial
dari perhitungan terhadap tanggapan antara Pengawasan Intern dengan Kinerja
responden mengenai Pelaksanaan Sistem Pemerintah Daerah. Dengan kriteria
Akuntansi Keuangan Daerah pada Dinas penolakan Ho, jika thitung > ttabel. Diperoleh
yang berada di Kota adalah sebesar 623. thitung sebesar 5,530 kemudian thitung ini
Hal ini menunjukkan ke dalam interval dibandingkan dengan ttabel, diperoleh ttabel
berkategori sangat baik, artinya bahwa 2,262, Sehingga thitung (5,530) > ttabel
tanggapan responden mengenai (2,262) dan diperoleh signifikansi sebesar
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan 0,001. Koefisien jalur tersebut memiliki
Daerah dari 13 pertanyaan yang penulis makna bahwa hipotesis Ho ditolak dan
ajukan memberikan respon : sangat baik hipotesis alternatif diterima. Dengan
sebanyak 1 pertanyaan (7,69%), baik diterimanya hipotesis alternatif (Ha)
sebanyak 12 pertanyaan (92,31%), dengan menunjukkan bahwa pada tingkat
demikian Pelaksanaan Sistem Akuntansi keyakinan 95% Pengawasan Intern (X1)
Keuangan Daerah telah dilaksanakan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
dengan baik pada Dinas yang berada di Pemerintah Daerah (Y).
Kota Tasikmalaya, hal tersebut dinyatakan Untuk pengujian secara parsial
bahwa Sistem Akuntansi Keuangan Daerah antara Pelaksanaan Sistem Akuntansi
merupakan faktor yang penting dalam Keuangan Daerah dengan Kinerja
reformasi keuangan dalam rangka Otonomi Pemerintah Daerah. Dengan kriteria
Daerah. Kemudian hasil penelitian penolakan Ho, jika thitung > ttabel, diperoleh
menyatakan bahwa nilai yang diperoleh thitung sebesar 3,433 kemudian thitung ini
dari perhitungan terhadap tanggapan dibandingkan dengan ttabel, diperoleh ttabel
responden atas Kinerja Pemerintah Daerah 2,262, Sehingga thitung (3,433) > ttabel
yang berada di Kota Tasikmalaya adalah (2,262) dan diperoleh signifikansi sebesar
sebesar 479. Hal ini menunjukkan ke 0,009. Koefisien jalur tersebut memiliki
dalam interval berkategori sangat baik, makna bahwa hipotesis Ho ditolak dan
yang berarti bahwa tanggapan responden hipotesis alternatif diterima. Dengan

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 580


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

diterimanya hipotesis alternatif (Ha) berarti Fhitung > Ftabel. Dengan demikian
menunjukkan bahwa pada tingkat maka kesimpulannya adalah Ho ditolak
keyakinan 95% Pelaksanaan Sistem dan Ha diterima, artinya bahwa variabel
Akuntansi Keuangan Daerah berpengaruh Pengawasan Intern dan Pelaksanaan Sistem
signifikan terhadap Kinerja Pemerintah Akuntansi Keuangan Daerah secara
Daerah. simultan berpengaruh signifikan terhadap
Pengaruh secara simultan dimana Kinerja Pemerintah Daerah.
2
( ρ Y X1X 2 ) yaitu sebesar 0,978. Dari hasil Secara lengkap pengaruh antara
analisis terlihat bahwa pengujian secara variabel Pengawasan Intern dan
keseluruhan memperoleh nilai signifikansi Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
0,000 dimana nilai 0,000 < 0,05. Dengan Daerah terhadap Kinerja Pemerintah
menggunakan uji F, Fhitung diperoleh Daerah dapat dilihat dalam tabel dibawah
181,800 sedangkan Ftabel 4,46. Hal ini ini:

No. Pengaruh Langsung Pengaruh Tidak Langsung Total Pengaruh


1. Y ÅX1 Æ Y = (ρ )
YX1
2
0,393

(ρ YX1 .rX1X 2 .ρ YX 2 ) 0,217

Total pengaruh X1 0,393 + 0,217 0,610

2 Y ÅX2 Æ Y = (ρ )
YX 2
2
0,151

(ρ YX 2 .rX1X 2 .ρ YX1 ) 0,217

Total pengaruh X2 0,151+ 0,217 0,368

Total pengaruh X1 dan X2


3 0,610 + 0,368 0,978
terhadap Y

Pengaruh faktor residu ε ÆY= ρ Yε 2 0,022

Total 1

Dari hasil analisis berdasarkan melalui Pelaksanaan Sistem Akuntansi


tabel di atas menunjukan bahwa koefisien Keuangan Daerah dan adalah sebesar
jalur untuk Pengawasan Intern terhadap 0,217 atau 21,7%. Kemudian Pengaruh
Kinerja Pemerintah Daerah adalah langsung Pelaksanaan Sistem Akuntansi
sebesar 0,610, sedangkan koefisien jalur Keuangan Daerah terhadap Kinerja
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah adalah sebesar 0,151
Daerah terhadap Kinerja Pemerintah atau sebesar 15,1%, sedangkan pengaruh
Daerah adalah sebesar 0,368. Dengan tidak langsung Pelaksanaan Sistem
demikian pengaruh langsung variabel Akuntansi Keuangan Daerah terhadap
Pengawasan Intern terhadap Kinerja Kinerja Pemerintah Daerah melalui
Pemerintah Daerah adalah sebesar 0,393 Pengawasan Intern adalah sebesar 0,217
atau sebesar 39,3%, sedangkan pengaruh atau 21,7%.Total pengaruh Pengawasan
tidak langsung Pengawasan Intern Intern, Pelaksanaan Sistem Akuntansi
terhadap Kinerja Pemerintah Daerah Keuangan Daerah terhadap Kinerja

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 581


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

Pemerintah Daerah yang merupakan memberikan dukungan terhadap


pengaruh secara simultan antara variabel responsivitas, responsibilitas, dan
Pengawasan Intern, Pelaksanaan Sistem akuntanbilitas Pemerintah. Semakin baik
Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Pengawasan Intern yang dilaksanakan
Kinerja Pemerintah Daerah adalah akan memberi dampak semakin baik
sebesar 0,978 atau sebesar 97,8%. Kinerja Pemerintah Daerah yang dicapai.
Sedangkan faktor residu atau faktor lain Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
yang mempengaruhi Kinerja Pemerintah Daerah pun secara parsial berpengaruh
Daerah yang tidak masuk dalam variabel signifikan terhadap Kinerja Pemerintah
penelitian adalah sebesar 0,022 atau Daerah artinya sistem akuntansi keuangan
sebesar 2,2%. Pengaruh tersebut daerah dapat menimbulkan dukungan
merupakan hal yang memberikan makna yang kuat terhadap Kinerja Pemerintah
selain Pengawasan Intern dan Daerah yang dicapai.
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan Sedangkan secara simultan
Daerah masih ada variabel penting lain Pengawasan Intern dan Pelaksanaan
yang mempengaruhi Kinerja Pemerintah Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Daerah. Pengaruh tersebut disebabkan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
oleh faktor lain diantaranya yaitu sistem Pemerintah Daerah. Hal ini memberikan
perencanaan dan pengendalian, makna bahwa pencapaian Kinerja
spesifikasi teknis dan standardisasi, dan Pemerintah Daerah dipengaruhi oleh
anggaran kinerja. Pengawasan Intern dan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang dilaksanakan
V. Simpulan dan Saran dengan baik.
Simpulan
Setiap Dinas yang berada di Kota
Saran
Tasikmalaya sudah melaksanakan
Pengawasan Intern, Sistem Akuntansi 1. Bagi Dinas dan Pemerintah Kota
Keuangan Daerah diterapkan dengan Tasikmalaya
baik. Sehingga Kinerja Pemerintah ‚ Diharapkan pada setiap Dinas di
Daerah khususnya di Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya dapat
dinyatakan baik. melaksanakan pengawasan intern,
Pengawasan Intern dan dan sistem akuntansi keuangan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan daerah dengan sebaik mungkin
Daerah mempunyai hubungan yang sesuai dengan peraturan dan
sangat kuat artinya Pengawasan Intern prosedur yang ada.
yang dilaksanakan efektif dan kontinyu ‚ Untuk mengefektifkan aktivitas, dan
mempengaruhi Pelaksanaan Sistem mencegah terjadinya penyelewengan
Akuntansi Keuangan Daerah yang khususnya pada pencatatan,
diterapkan akan lebih baik dan sebaliknya pelaksanaan sistem akuntansi
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan keuangan daerah diharapkan setiap
Daerah yang telah diterapkan dengan baik Dinas yang berada di Kota
pada prinsipnya mempengaruhi Tasikmalaya melaksanakan
pengawasan intern, karena pengawasan pengawasan intern secara maksimal.
intern yang dilaksanaka tidak akan ‚ Dalam pelaksanaan sistem
mengalami banyak hambatan. akuntansi keuangan daerah, selain
Secara parsial Pengawasan Intern mempersiapkan sistem yang baik
berpengaruh signifikan terhadap Kinerja hendaknya sumber daya manusianya
Pemerintah Daerah. Hal ini menunjukan harus terlebih dahulu dipersiapkan.
bahwa Pengawasan Intern dapat Apabila menggunakan sumber daya

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 582


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

manusia yang telah ada maka Antar M.T Sianturi. 2005. Pengaruh
terlebih dahulu dilakukan pendidikan Peran Pimpinan Tertinggi
dan pelatihan untuk memberikan Instansi Pemerintah Dan
pengetahuan yang cukup, mengenai Dukungan Kebijakan Pemerintah
sistem secara terprogram dan Serta Pelaksanaan Fungsi
berkelanjutan oleh Pemerintah Pengawasan Terhadap
Daerah. Akuntanbilitas Kinerja Instansi
‚ Pemberian penghargaan dan Pemerintah. Disertasi pada
hukuman yang adil bagi para staf program Pascarjana Universitas
perlu ditingkatkan, sehingga hal Padjajaran. Tidak dipublikasikan
tersebut dapat memicu motivasi para Arifin Sabeni, Imam Gozali.1995. Pokok-
staf untuk melaksanakan tugasnya pokok Akuntansi Pemerintahan.
dengan baik sehingga secara Edisi 4. Yogyakarta. BPFE
akumulasi dapat mewujudkan Coe, C K. 1989. Public Financial
pencapaian Kinerja Pemerintah Management. Englewood Cliffs,
Daerah yang lebih baik. N. J: Prentice Hall
Conover, W K. 1980. Practical Non
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Paramertric Statistic 2 Ed. Texas
Bagi pihak lain yang akan melakukan Tech University, john
penelitian yang sama. Dalam wiley&sons, New York
melakukan penelitian dibidang Chichester Brisbance Toronto
Akuntansi Pemerintahan masih banyak Singaphore
ruang kosong khususnya pada bidang Cooper, Donald R., Pamela S., Schindler.
akuntansi keuangan daerah, oleh 2005. Business Research
karena itu masih banyak kajian yang Methode. 7th Edition , Mc Graw-
cukup menarik dan menantang di Hill International Edition, Boston.
bidang akuntansi sektor publik. Dedi Kusmayadi dan Dedi Rudiana.
Disarankan untuk menambah variabel 2006. Pengaruh Pelaksanaan
yang tidak diteliti dalam penelitian ini Otonomi Daerah dan Penerapan
antara lain mengenai Sistem Sistem Akuntansi Keuangan
Perencanaan dan Pengendalian, Daerah Terhadap Pengelolaan
Anggaran Kinerja, Dana Alokasi Anggaran Pendapatan Dan
Umum, Dana Perimbangan, dan masih Belanja Daerah. Vol 5 No.4 ISSN
banyak hal lainnya yang dapat 1411-1853
dijadikan variabel dalam penelitian Deddi Nordiawan. 2006. Akuntansi
selanjutnya yang kemudian dapat Sektor Publik. Jakarta: Salemba
diperbandingkan dengan hasil Empat
penelitian penulis. Eko Harianto. 2005. Peranan Akuntansi
Keuangan Daerah dalam
REFERENSI Mewujudkan Good Governance.
Pada Regional Accounting
Abdul Halim. 2004. Akuntansi Keuangan Seminar di Universitas Siliwangi.
Daerah. Jakarta: Salemba Empat Tidak dipublikasikan
Achmad Bachrudin, Harapan L., Tobing. Erwin E. Koetin. 1994, Suatu Pedoman
2003, Analisis Data Untuk Investasi Dalam Efek Di
Penelititan Survei Dengan Indonesia, Bursa Efek Jakarta
Menggunakan Lisrel 8. FMIPA, Ferry Laurensius. 2005. Membangun
Unpad Bandung Kultur Kinerja pada Organisasi

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 583


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

Sektor Publik. Manajemen Mardiasmo.2002. Otonomi dan


Usahawan Indonesia.42 Manajemen Keuangan Daerah.
Yogyakarta:ANDI.
Ferry Laurensius Sihalolo dan Abdul Mohamad Nazir. 2003. Metode
Halim. 2005. Pengaruh Faktor- Penelitian. Jakarta: Ghalia
Faktor Rasional, Politik Dan Indonesia.
Kultur Organisasi Terhadap Nawawi. 2000. Pengawasan Intern.
Pemanfaatan Informasi Kinerja Bandung: Alfabeta.
Instansi Pemerintah. Simposium Nisa Noor Wahid. 2008. Pengaruh Siklus
Nasional Akuntansi (SNA) Solo Anggaran Dan Pengawasan
VIII. 774-790. Intern Terhadap Good
Hair, Joseph F. Jr, Ralph E., Anderson, Governance Pemerintah Daerah.
Ronald K., Tatham, William C. Skripsi pada Fakultas Ekonomi
Blok, 1998, Multivariate Analysis, Jurusan Akuntansi Universitas
8th Edition, New Jersey:Prentice Siliwangi.
inc. Nur Indrianto, Bambang S., 2002.
Harun Al-Rasyid, 1998, Teknik Methode Penelitian Bisnis untuk
Penarikan Sampel dan Manajemen dan Akuntansi. BPFE
Penyusunan Sekala, tdak Jogjakarta.
dipublikasikan, PPS UNPAD- Rambat Lupiyoadi. 2001. Manajemen
Bandung. Pemasaran Jasa: Teori dan
Hessel Nogi S. Tangkilisan. 2005. Praktek. Jakarta: Salemba Empat.
Manajemen Publik. Jakarta: PT Sopanah dan Mardiasmo. 2003.
Gasindo. Pengaruh Partisipasi Masyarakat
Hiro Tugiman. 1997. Audit Internal. Dan Transparansi Kebijakan
Bandung Publik Terhadap Hubungan
Instruksi Presiden Nomor 1 Tentang Antara Pengetahuan Dewan
Pedoman Pengawasan Melekat Tentang Anggaran Dengan
Intruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Pengawasan Keuangan Daerah.
Tentang Kewajiban Menyusun Simposium Nasional Akuntansi
Laporan Kinerja Instansi (SNA) VI. 1160-1173
Pemerintah. Sugiyono. 1999. Statistika Untuk
Iriansyah.2000. Peta Sistem Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Pertanggungjawaban Keuangan . 2007. Statistika Untuk
Pusat dan Daerah Saat Ini. Dalam Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Seminar Nasional Sistem Sudjana. 1996. Teknik Analisis Regresi
Akuntansi Dan Pelaporan dan Korelasi Bagi Para Peneliti.
Keuangan Daerah pada Fakultas Bandung: Transito
Ekonomi Universitas Uma Sekaran. 2003. Research Methode
Indonesia.Tidak dipublikasikan. for Bussines : Askill Building
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor Aproach, John Wiley and Jons
29 Tahun 2002 Pasal 17 ayat 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Kustadi Arinta.1990. Pengantar Tentang Perbendaharaan
Akuntansi Pemerintah.Bandung: Negara.
PT Citra Aditya Bakti. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004
Manullang. 1992. Pengawasan Melekat. Tentang Pengelolaan Keuangan
Bandung: Alfabeta. Negara.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor
Publik. Yogyakarta: ANDI.

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 584


Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari ISSN : 1907 - 9958

Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004


Tentang Pemeriksaan Pengelolaan
danTanggung Jawab Keuangan
Negara.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara.
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah.

Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 4, No. 1, 2009 585

S-ar putea să vă placă și