Sunteți pe pagina 1din 4

Asuhan Keperawatan dengan Kista Ovarium

A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, agama dan alamat,
serta data penanggung jawab
2. Keluhan klien saat masuk rumah sakit
Biasanya klien merasa nyeri pada daerah perut dan terasa ada massa di daerah
abdomen, menstruasi yang tidak berhenti-henti
3. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien adalah nyeri pada daerah abdomen bawah, ada
pembengkakan pada daerah perut, menstruasi yang tidak berhenti, rasa mual dan
muntah.
4. Riwayat kesehatan dahulu
Ada atau tidakkah penyakit yang pernah dialami pasien sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Kista ovarium bukan penyakit menular/keturunan.
6. Riwayat perkawinan
Kawin/tidak kawin ini tidak memberi pengaruh terhadap timbulnya kista ovarium.
7. Riwayat kehamilan dan persalinan
Dengan kehamilan dan persalinan/tidak, hal ini tidak mempengaruhi untuk
tumbuh/tidaknya suatu kista ovarium.
8. Riwayat menstruasi
Klien dengan kista ovarium kadang-kadang terjadi digumenorhea dan bahkan
sampai amenorhea.

9. Pemeriksaan Fisik
Dilakukan mulai dari kepala sampai ekstremitas bawah secara sistematis.
10. Data Sosial Ekonomi
Kista ovarium dapat terjadi pada semua golongan masyarakat dan berbagai tingkat
umur, baik sebelum masa pubertas maupun sebelum menopause.
11. Data Spritual
Klien menjalankan kegiatan keagamaannya sesuai dengan kepercayaannya
12. Data Psikologis

1
Ovarium merupakan bagian dari organ reproduksi wanita, dimana ovarium
sebagai penghasil ovum, mengingat fungsi dari ovarium tersebut sementara pada
klien dengan kista ovarium yang ovariumnya diangkat maka hal ini akan
mempengaruhi mental klien yang ingin hamil/punya keturunan
13. Pola kebiasaan Sehari-hari
Biasanya klien dengan kista ovarium mengalami gangguan dalam aktivitas, dan
tidur karena merasa nyeri
14. Pemeriksaan Penunjang
a. Data laboratorium
b. Pemeriksaan Hb
c. Ultrasonografi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut) : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen.
2. Kurang perawatan diri : personal hygiene berhubungan dengan kelemahan.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap
4. Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal.
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah,intake nutrisi.
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit yang diderita berhubungan dengan kurang
informasi.
C. Rencana Keperawatan
1. Nyeri (akut) : nyeri abdomen berhubungan dengan insisi pada abdomen.
Tujuan : nyeri berkurang atau hilang.
Intervensi :
a. Kaji nyeri, catat lokasi, karakteristik nyeri, beratnya (0-10).
b. Pertahankan istirahat dengan posisi supinasi
c. Anjurkan klien untuk mobilisasi dini.
d. Ajarkan penggunaan manajemen nyeri (teknik relaksasi, distraksi).
e. Berikan analgetik sesuai indikasi.
2. Kurang perawatan diri: personal hygiene berhubungan dengan kelemahan.
Tujuan : klien dapat memenuhi kebutuhan personal hygiene secara mandiri.
Intervensi :
a. Kaji derajat ketidakmampuan klien dalam melakukan kegiatan.
b. Motivasi klien untuk melakukan kegiatan kebersihan diri sesuai

2
c. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan seperti : makan, mandi,
3. Resiko infeksi berhubungan dengan invasi kuman sekunder terhadap pembedahan
Tujuan : tidak terjadi infeksi
Intervensi :
a. Monitor vital sign pasien
b. Lakukan pencucian tangan dengan baik dan perawatan luka aseptik.
c. Lihat insisi dan balutan.
d. Berikan informasi yang tepat,jujur pada pasien dan orang terdekatnya.
e. Berikan antibiotik sesuai indikasi.
f. Bantu irigasi dan drainase bila diperlukan.
4. Resiko konstipasi berhubungan dengan pembedahan abdominal.
Tujuan : tidak terjadi konstipasi.
Intervensi :
a. Auskultasi bising usus
b. Bantu pasien untuk duduk pada tepi tempat tidur dan berjalan.
c. Dorong pemasukan cairan adekuat,termasuk sari buah, bila pemasukan peroral
dimulai.
d. Berikan rendam duduk.
e. Batasi pemasukan oral sesuai indikasi.
f. Berikan obat, contoh pelunak feses,minyak mineral, laksatif sesuai indikasi.
5. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah,intake nutrisi.
Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi
Intervensi :
a. Tinjau faktor – faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk
mencerna / makan makanan, missal : status puasa, mual, ileus paralitik setelah
selang dilepaskan
b. Timbang berat badan sesuai indikasi. Catat masukan dan Pengeluaran.
c. Auskultasi bising usus
d. Berikan cairan 1V, misalnya : albumin, lipid, elektrolit. Suplemen vitamin
dengan perhatian tertentu terhadap vitamin K,secara parental.
e. Berikan obat – obatan sesuai indikasi : antiematik,missal proklorpromazin.

3
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana
rencana keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/ aktivitas yang telah
ditemukan, pada tahap ini perawat siap membantu pasien atau orang terdekat
menerima stress situasi atau prognosis, mencegah komplikasi, membantu program
rehabilitas individu, memberikan informasi tentang penyakit, prosedur, prognosis dan
kebutuhan pengobatan.

E. Evaluasi
1. Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
2. Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
3. Tidak adanya tanda-tanda disfungsi seksual
4. Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
5. Mengidentifikasi kepuasan / praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif
cara mengekspresikan keinginan seksual.

S-ar putea să vă placă și