Sunteți pe pagina 1din 13

2.

4 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Gout Arthritis

2.4.1 Pengkajian Keperawatan

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat

mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga

yang dibinanya (Muhlisin, 2012).

Hal-hal yang perlu dikaji dalam keluarga adalah (Model Friedman)

yang dikutip dalam buku karangan Muhlisin (2012) :

I. Data Umum :

1) Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : nama

keluarga, umur kepala keluarga, pekerjaan dan pendidikan

kepala keluarga, alamat dan nomor telepon, komposisi

keluarga yang terdiri dari nama, jenis kelamin, hubungan

dengan kepala keluarga, umur, pendidikan, dan status

imunisasi masing – masing anggota keluarga serta genogram.

Genogram harus menyangkut minimal 3 generasi, harus

tertera nama, umur, kondisi kesehatan tiap keterangan

gambar. Terdapat keterangan gambar dengan simbol berbeda

(Friedman, 1998) dalam Komang (2012) seperti :

Laki – laki :

Perempuan :

Meninggal dunia :

Tinggal Serumah : ---------------

Pasien yang di identifikasi :

Kawin :
Cerai :

Anak adopsi :

Anak kembar :

Aborsi / keguguran :

2) Tipe atau bentuk keluarga

Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta

kendala atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga

tersebut.

3) Suku bangsa

Mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut serta

mengidentifikasi budaya suku bangsa, bahasa yang dipakai,

dan kebiasaan, keluarga yang dipengaruhi suku yang terkait

dengan kesehatan.

4) Agama

Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat mempengaruhi kesehatan.

5) Status sosial ekonomi keluarga

Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh

pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota


keluarga lainnya. Selain itu, status sosial ekonomi keluarga

ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan

oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh

keluarga.

6) Aktifitas rekreasi keluarga

Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja

keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat

rekreasi tertentu, namun dengan menonton TV dan

mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap Perkembangan Keluarga

Tahap perkembangan keluarga berdasarkan Duvall,

ditentukan dengan anak tertua dari keluarga inti dan mengkaji

sejauh mana keluarga melaksanakan tugas sesuai tahapan

perkembangan.

2) Tahap Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang

belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas

perkembangan tersebut belum terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada

keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,

riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, sumber

pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga


III. Lingkungan

1) Karakteristik rumah (luas rumah)

a) Ukuran rumah (luas rumah)

b) Kondisi dalam rumah dan luar rumah

c) Kebersihan rumah

d) Ventilasi rumah

e) Saluran pembuangan air limbah

f) Air bersih

g) Pengelolaan sampah

h) Kepemilikan rumah

i) Kamar mandi/ wc

j) Denah rumah

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal

Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan

komunitas setempat yang meliputi kebiasaan, lingkungan

fisik, atauran atau kesepakatan penduduk setempat, budaya

yang mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan

kebiasaan keluarga berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga

untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan

sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat.


Perlu juga dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok

masyarakatnya.

5) Sistem pendukung keluarga

Yang termasuk sistem pendukung keluarga adalah

jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas kesehatan yang

dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan yang meliputi

fisik, psikologis, atau dukungan dari keluarga dan fasilitas

sosisal dukungan masyarakat setempat dan termasuk siapa

saja yang terlibat bila keluarga mengalami masalah.

IV. Struktur Keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Mengidentifikasi cara dan jenis komunikasi yang

dilakukan keluarga serta cara keluarga memecahkan maslah.

2) Struktur kekuatan keluarga

Menilai respon keluarga bila ada anggota keluarga

yang mengalami masalah dan mengidentifikasi power yang

digunakan keluarga.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing – masing anggota

keluarga baik secara formal atau informal.

4) Nilai dan norma keluarga

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut

keluarga, yang berhubungan dengan kesehatan.


V. Fungsi Keluarga

1) Fungsi afektif

Kemampuan keluarga dalam mengekspresikan

peranan kasih sayang dan peranan saling memiliki, saling

menghargai, kehangatan dalam keluarga serta dukungan antar

anggota keluarga.

2) Fungsi ekonomi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi

adalah mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan

sandang, pangan, papan dan memanfaatkan sumber yang ada

di masyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan

keluarga.

3) Fungsi pendidikan

Menjelaskan upaya keluarga dalam pendidikan selain

upaya yang diperoleh dari sekolah atau masyarakat sekitar.

4) Fungsi sosialisasi

Bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga

dan sejauh mana anggota keluarga belajar disiplin, norma,

budaya dan perilaku.

5) Fungsi perawatan kesehatan

Sejauh mana keluarga memiliki pengetahuan

mengenai sehat sakit dan kondisi perawatan kesehatan

seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan

tetapi bagaimana prevensi / promosi). Bila ditemui data


maladaptif, langsung lakukan penjajakan tahap II (berdasar

pada 5 tugas keluarga seperti bagaimana keluarga mengenal

masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga

yang sakit, memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan

fasilitas pelayanan kesehatan).

6) Fungsi religius

Menjelaskan tentang kegiatan keagamaan yang

dipelajari dan dijalankan oleh keluarga yang berhubungan

dengan kesehatan.

VI. Stressor dan koping keluarga

1) Stressor jangka panjang

Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2) Stressor jangka pendek

Stressor yang dialami keluarga yang memerlukan

penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.

3) Respon keluarga terhadao stress

Mengkaji sejauh mana keluarga berespon terhadap

situasi atau stressor.

4) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga dalam

menghadapi masalah.

5) Strategi adaptasi yang disfungsional


Dijelaskan mengenai adapatasi disfungsional yang

digunakan keluarga bila menghadapi permasalahan.

VII. Pemeriksaan fisik (head to toe)

1) Tanggal pemeriksaan fisik dilakukan

2) Pemeriksaan kesehatan dilakukan pada seluruh anggota

keluarga

3) Aspek pemeriksaan fisik meliputi :

a) Vital sign : TD = 140/90 mmHg, Nadi = 80x / menit,

Respirasi = 20x / menit, Suhu = 37C.

b) Kepala

Wajah

Inspeksi : conjungtiva merah muda, sclera tidak ikterik

Leher

Palpasi : tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada

pembesaran kelenjar tyroid.

c) Thorax

Jantung

Inspeksi : tidak ada tanda – tanda inflamasi, dindidng

dada simetris kanan kiri, tidak ada retraksi dinding dada.

Palpasi : tidak teraba massa, ictus cordis terba di ICS IV

linea mid clavicula sinistra

Perkusi : redup dibagian jantung

Auskultasi : suara jantung I dan II reguler, tidak ada

bising.
Paru

Inspeksi : tidak ada tanda – tanda inflamasi, dinding dad

simetris kanan kiri, tidak ada retraksi dinding dada

Palpasi : tidak teraba massa, tidak ada krepitasi, vocal

fremitus normal.

Perkusi : sonor diseluruh lapang paru

Auskultasi : suara pernafasan vesikuler, tidak ada

weezing dan ronkhi.

d) Abdomen

Inspeksi : bentuk dinding perut datar, tidak ada skiatrik

Palpasi : tidak ada nyeri tekan epigastrium

Perkusi : tympani di keempat kuadran abdomen

Auskultasi : tidak terdapat bising usus

e) Ekstremitas

Inspeksi : pada lutut kanan terlihat pembengkakan

dengan keterbatasan gerak pada rticulasion genue

dekstra.

Palpasi : daerah tersebut tampak hangat disertai nyeri

tekan

Kekuatan otot : pada ekstremitas atas kanan dan kiri 5,

ekstremitas bawah kiri 5 dan kanan 1.

Skala nyeri : 7-8

4) Kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik


VIII. Harapan Keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan

keluarga terhadap maslah kesehatan keluarga dan terhadap

petugas kesehatan yang ada.

2.4.2 Analisa Data

Setelah dilakukan pengkajian selanjutnya data di analisa untuk

dapat dilakukan perumusan diagnosis keperawatan. Diagnosis

keperawatan keluarga disusun berdasarkan jenis diagnosis seperti :

1) Diagnosis sehat/wellnes

Diagnosis sehat/wellness, digunakan bila keluarga

mempunyai potensi untuk ditingkatkan, belum ada data yang

maladaptif. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga potensial,

hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem)

dan S (symptom/sign), tanpa komponen etiologi (E).

Contoh perumusan diagnosis sehat/wellness :

Potensial meningkatkan kemampuan keluarga Bapak A dalam

meningkatkan nutrisi pada ibu N.

2) Diagnosis ancaman (resiko)

Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat

paparan masalah kesehatan, namun sudah ditemukan beberapa

data maladaptif yang memungkinkan timbulnya gangguan.

Perumusan diagnosis keperawatan keluarga resiko, terdiri dari

problem (P), etiologi (E), dan symptom/sign (S).

Contoh diagnosis resiko :


Resiko kekambuhan penyakit pada keluarga Bapak A khususnya

ibu N berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat

anggota keluarga dengan Gout Arthritis.

3) Diagnosis nyata/gangguan

Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah timbul

gangguan/masalah kesehatan di keluarga, di dukung dengan

adanya beberapa data maladaptif. Perumusan diagnosis

keperawatan keluarga nyata/gangguan, terdiri dari problem (P),

etiologi (E), dan symptom/sign (S)

Contoh diagnosis nyata/aktual :

Gangguan rasa nyaman nyeri akut berhubungan dengan

ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan

Gout Arthritis.

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu

pada 5 tugas keluarga yaitu :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah meliputi :

a) Persepsi terhadap keparahan penyakit

b) Pengertian

c) Tanda dan gejala

d) Faktor penyebab

e) Persepsi keluarga terhadap masalah


2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi :

a) Sejauh mana keluarga mengenai sifat dan luasnya

masalah

b) Masalah dirasakan keluarga

c) Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami

d) Sikap negatif masalah kesehatan

e) Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan

f) Informasi yang salah

3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang

sakit, meliputi :

a) Bagaimana keluarga mengetahui keadaan yang sakit

b) Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan

c) Sumber – sumber yang ada didalam keluarga

d) Sikap keluarga terhadap yang sakit

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

a) Keuntungan/manfaat pemeliharaan lingkungan

b) Pentingnya higiene sanitasi

c) Upaya pencegahan penyakit

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan,

meliputi :

a) Keberadaan fasilitas kesehatan

b) Keuntungan yang didapat

c) Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan

d) Pengalaman keluarga yang kurang baik


Setelah data di analisis dan ditetapkan masalah

keperawatan keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga

dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang

dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga

seperti tabel dibawah ini :

KRITERIA BOBOT SKOR

Aktual = 3
Sifat masalah 1 Risiko = 2
Potensial = 1

Mudah = 2
Kemungkinan masalah
2 Sebagian = 2
dapat dicegah
Tidak dapat = 0

Tinggi = 3
Potensi masalah untuk
1 Cukup = 2
dicegah
Rendah = 1

Segera diatasi = 2

Menonjolnya masalah 1 Tidak segera diatasi = 1


Tidak dirasakan adanya
masalah = 0

Tabel 1.2 Skoring Prioritas Masalah

Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis

keperawatan :

a) Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat

b) Selanjutnya dkor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan

dengan bobot

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


X bobot
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖

S-ar putea să vă placă și