Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes melitus merupakan penyakit kronis yang menyerang kurang
lebih 12 juta orang. Tujuh juta dari 12 juta penderita diabetes tersebut sudah
terdiagnosis, sisianya tidak terdiagnosis. Di Amerika Serikat, kurang lebih
650.000 kasus diabetes baru didiagnosis setiap tahunnya (Healthy People
2000, 1990).
Melihat kasus di atas, penulis merasa tertarik untuk mengambil kasus
Diabetes Melitus dengan judul "Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren di Ruang Menur RSUD Kardinah
Tegal Jawa Tengah"
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
a. Memperoleh pengalaman secara nyata dalam menentukan Asuhan
Keperawatan pada Ny. S dengan Gangguan Diabetes Melitus dan
Ganggren.
b. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan pada Ny. S dengan
Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren secara langsung dan
komprehensif, meliputi aspek bio-psiko-sosio dengan pendekatan
proses keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mampun melaksanakan pengkajian pada pasien dengan Gangguan
Diabetes Melitus dan Ganggren.
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada Ny. S
c. Mampu menentukan rencana tindakan keperawatan pada pasien
dengan Gangguan Diabetes Melitus dan Ganggren.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan dengan Gangguan Diabetes
Melitus dan Ganggren.
0
e. Mampu menentukan evaluasi pada pasien dengan Gangguan Diabetes
Melitus dan Ganggren.
f. Mampu mendokumentasi Asuhan Keperawatan dengan Gangguan
Diabetes Melitus dan Ganggren.
D. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN : Terdiri dari latar belakang masalah,
tujuan penulisan, metode dan teknik
pengumpulan data, dan sistematika
penulisan.
BAB II KERANGKA TEORI : Terdiri dari:
A. konsep dasar kerangka teori
yang meliputi definisi penyakit,
etiologi, patofisiologi, manifes-
tasi klinis, pemeriksaan diagnos-
tik, penataksanaan, komplikasi.
B. Konsep dasar asuhan keperawat-
an, yang meliputi pengkajian
datas dasar pasien, analisa data,
diagnosa yang mungkin muncul,
intervensi keperawatan.
1
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN : Terdiri dari pengkajian, pemeriksaan
fisik, pemeriksaan diagnostik,
analisa data, diagnosa keperawatan,
intervensi, impelementasi, evaluasi
BAB IV PENUTUP : Terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Definisi
Diabetes Melitus (DM) adalah hiperglikemia kronis disertai berbagai
kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan komplikasi
kronik pada mata saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (Masjoer, 1999).
B. Etiologi
Hormon insulin adalah suatu hormon yang diperlukan untuk
mengkonversi gula dan makanan lain ke dalam energi yang diperlukan untuk
hidup sehari-hari.
Glukosa darah diproduksi oleh hati dari proses glikogenolisis,
glukoneogenesis, glikosis.
Jenis-jenis diabetes melitu:
1. IIDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus)
5 % sampai 10 % penderita diabetik adalah tipe I, sel-sel beta dari
pankreas yang normalnya menghasilkan insulin dihancurkan oleh proses
autormun. Diperlukan suntikan insulin untuk mengontrol kadar gula darah.
2. NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus)
90 % sampai 95% penderita diabetik adalah tipe II kondisi ini diakibatkan
oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat
penurunan jumlah pembentukan insulin.
C. Patofisiologi
Dalam keadaan normal sel β pankreas menghasilkan insulin secara
proporsional sesuai dengan kadar glukosa dalam darah. Pada diabetes melitus
produksi insulin tidak proporsional, karena definisi produksi insulin.
Insertivitas mekanisme sekresi insulin, penundaan/ketidakcukupan pelepasan
insulin, inaktivitas berlebihan dari penghambat kimia atau mengikat dalam
sirkulasi.
3
Pada NIDDM produksi insulin meningkat sehingga kadar insulin dan
sirkulasi darah. Namun insulin yang berlebihan ini tidak berguna karena
jumlah reseptor insulin pada sel tidak adekuat sehingga glukosa tidak berguna
karena dibawa masuk ke dalam sel.
Peningkatan kadar gula darah puasa menunjukkan penurunan dalam
pengambilan glukosa oleh jaringan/peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan
glukoneogenesis yang dikontrol oleh hormon adenocorticoid yang
memobilisasi protein dan lemak. Asam lemak bebas di mobilisasi jaringan
adiposa dan di metabolisme di hati menjadi benda-benda keton untuk
menghasilkan energi sehingga ketoacidosis.
D. Manifestasi Klinis
a. Polifagia
b. Poliuri
c. Polidipsi
d. Lemas
e. Berat badan turun (tipe I), obesitas (tipe II)
f. Kesemutan
g. Gatal
h. Mata kabur
i. Impotensi
j. Nocturia
E. Pemeriksaan Diagnostik
a. Glukosa darah sewaktu
b. Glukosa darah puasa
c. Glukosa post praodial (2 jam setelah makan)
d. Urinalgia positif terhadap glukosa, protein, dan keton
F. Penatalaksanaan
1. Aktivitas fisik:
a. Menurunkan gula darah dengan meningkatkan metabolisme kalori
b. Menurunkan berat badan
4
c. Meningkatkan sensitifitas insulin
d. Menurunkan tekanan darah
e. Mengurangi stress
2. Komposisi nutrisi pada diit diabetes melitus (rendah glukosa rendah
kalori)
a. Karbohidrat: 60 – 70 %
b. Protein: 10 – 15 %
c. Lemak: 10 – 25 %
3. Therapi Oral:
a. Sulfoniluera 100 gr 3 x 1
b. Protein 2 x 1
c. Glipsid
4. Diabetes melitus dan puasa
5. Komplikasi
a. Akut
1. Koma hiperglikemia
2. Ketoacidosis
3. koma hipoglekimia
b. Kronis
1. Mikroangiopati
- Retiropati diabetika
- Neuropati diabetika
- Nefropati diabetika
2. Makroangiopati
Kelainan jantung dan pembuluh darah (arterosklerosis) gangguan
sistem pembuluh darah otak:
- Penyakit vaskuler perifer
- Gangguan diabetik karena neuropati luka (resiko)
- Dislipedemia
- Hipertensi
- Gagal ginjal.
5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
6
- Ansietas, peka rangsang
4. Eliminasi
Gelaja:
- Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia
- Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih (infeksi) (15 k baru/berulang)
- Nyeri abdomen
- Diare
Tanda:
- Urine encer, pucat, kuning, poliuri (dapat berkembang menjadi
olguria/anuria jika terjadi hipovolemia berat).
- Urine berkabut, bau busuk (infeksi)
- Abdomen keras, adanya sites
- Bising usus lemah dan menuru; hiperaktif (diare)
5. Makanan/Cairan
Gejala:
- Hilang nafsu makan
- Mula/muntah
- Tidak mengikuti diet, peningkatan masukan glukosa/karbohidrat.
- Penurunan berat badan lebih dari periode bebrapa hari/minggu.
- Haus
- Penggunaan dieretik (fiazid)
Tanda:
- Kulit kering/bersisik, turgor selek
- Kekakuan/distensi abdomen, muntah
- Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan
peningkaan gula darah)
- Bau haliosis/manus, bau buah (nafas aseton)
6. Neurosensori
Gejala:
- Pusing/pening
- Sakit kepala
- Kesemutan, kebas kelemahan pada otot, parestesia
7
Tanda:
- Disorientasi, mengantuk, latergi, stupor/koma (tahap lanjut):
Gangguan memori (bau, masa lalu), kacau mental
- Reflek tendon dalam (RTD) menurun (koma)
- Aktivitas kejang
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala:
- Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat)
Tanda:
- Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati
8. Pernapasan
Gejala:
- Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tandap sputum purulen
(tergantung adanya infeksi/tidak)
Tanda:
- Lapar udara
- Batuk, dengan/tanpa sputum purulen (infeksi)
- Frekuensi pernapasan
9. Keamanan
Gejala:
- Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda:
- Demam, diaforeksis
- Kulit rusak, lesi/uiserasi
- Menurunnya kekuatan umum/rentan gerak
- Parastesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar-
kadar kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala:
- Rabas vagina (cenderung infeksi)
- Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita
8
11. Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala:
- Faktor resiko keluarga, diabetes melitus, penyakit jantung, stroke,
penyembuhan yang lambat.
- Penggunaan obat seperti steroid, diuretik (tiazid), dilatin dan
fenobarbital (dapat meningkatkan kadar glukosa darah)
- Mungkin atau tidak menggunakan obat diabetik sesuai peranan
Tanda:
- Demam, diaforeksis
B. Analisis Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Intake dan out put tak Kekurangan
- Mula seimbang volume cairan
- Muntah, diare
DO: Turgor kulit buruk
- Kelemahan
- Hasu Kekurangan volume
- Turgor kulit buruk cairan
- Takikardia
Diabetes melitus
3. DS: Resti terjadinya
- Kadar glukosa tinggi infeksi
Penurunan leukosit
- Penurunan lekosit
9
Resti infeksi
D. Intervensi/Impementasi
1. Diagnosa 1
Intervensi Rasional
- Pantai TTV, catat perubahan - Hipovolemia dapat
tekanan darah ortastatik dimanifestasikan oleh hipotensi
- Frekuensi dan kualitas dan takikardia.
pernapasan, penggunaan otot - Koreksi hiperglikemia dan
bantu napas dan munculn ya asidosis akan men yebabkan pula
sianosis. dan frekuensi pernapasan
- Suhu, warna kulit atau mendekati normal.
kelembabannya. - Meskipun demam, menggigil, dan
- Catat hal-hal yang dilaporkan diaforesis merupakan hal umum
seperti mula, nyeri abdomen, terjadi pada proses infeksi,
muntah, dan distensi lambung. demam dengan kulit yang
10
- Kaji perubahan mental/sensori. kemerahan, kering mungkin
cerminan dari dehidrasi.
- Kekurangan cairan dan electrolit
dan mengubah motilitas lambung
- Memberikan hasil pengkajian
yang terbaik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan
cairan pengganti.
- Perubahan mental dapat
berhubungan dengan perubahan
mental yang tinggi atau rendah.
2. Diagnosa 2
Intervensi Rasional
- Timbang berat badan setiap hari - Mengkaji pemasukan makanan
atau sesuai indikasi. yang adekuat.
- Tentukan program diet dan pola - Mengidentifikasi kekurangan dan
makan apsien dan bandingkan penyimpangan dari kebutuhan
dengan makanan yang dapat terapeutik.
dihabiskan klien. - Jika makanan yang disukai pasien
- Identifikasi makanan yang dengan dimasukkan dalam
disukai/dikehendaki termasuk perencanaan makan, kerjasama
kebutuhan etnik/kultural. ini dapat diupayakan setelah
- Libatkan keluarga pasien pada pulang.
perencanaan makan ini sesuai - Meningkatkan keterlibatan,
dengan indikasi. memberikan informasi pada
keluarga untuk memahami
kebutuhan nutrisi pasien.
3. Diagnosa 3
Intervensi Rasional
- Observasi tanda-tanda infeksi - Pasien mungkin masuk dengan
11
dan peradagangan infeksi yang biasanya telah
- Tingkatkan upaya cuci tangan mencetuskan ketaosidosis atau
- Pertahankan teknik aseptik pada dapat memahami timbulnya
prosedur inuatif. infeksi silang.
- Kadar glukosa yang tinggi dalam
darah akan menjadi media terbaik
bagi pertumbuhan kuman.
4. Diagnosa 4
Intervensi Rasional
- Ciptakan lingkungan yang - Menggapai dan memperhatikan
percaya dengan mendengarkan perlu diciptakan sebelum pasien
penuh perhatian dan selalu ada bersedia mengambil bagian
untuk pasien. dalam proses belajar.
- Bekerja dengan pasien dalam - Partisipasi dalam perencanaan
menata tujuan belajar yang meningkatkan antusias
diharapkan. bekerjasama pasien dengan
prinsip-prinsip yang dipelajari.
E. Evaluasi
Hasil yang diharapkan:
1. Kebutuhan cairan terpenuhi
a. Tanda-tanda vital normal
b. Turgor kulit normal
c. Berat badan bertambah
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
a. Anoreksia berkurang
b. Asupan nutrisi baik
c. Berat badan bertambah
3. Infeksi dapat terhindar
a. Tidak terjadi tanda-tanda peradagan
b. Tanda-tanda vital normal
4. klien menyatakan mengerti tentang penyakitnya.
12
BAB IV
PENUTUP
13
DAFTAR PUSTAKA
Masjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 Jilid 2, Jakarta: Media
Aeschalapius FKUI
14
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
berkenan memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi mata kuliah keperawatan Medikal
Bedah yang membahas tentang DM + Gangguan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit
hambatan yang dihadapi, namun berkat dorongan dan bantuan dari berbagai pihak
akhirnya makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Iing Tobiin, SKM, selaku Direktur Akper Dharma Husada Cirebon.
2. Ibu Dian Verdiansyah, SKp, selaku Pembimbing.
3. Klien dan rekan-rekan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami
harapkan.
Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
dan pembaca pada umumnya.
Penulis,
i
15
DAFTAR ISI
ii
16