Sunteți pe pagina 1din 14

-MAKALAH AUDITING-

PROSEDUR ANALITIS AUDIT

DISUSUN OLEH :

DWI RAHAYUNINGSIH
215 20 071

AKUNTANSI 1 MALAM
JURUSAN AKUNTANSI
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
PANCA BAKTHI PALU
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................. 2

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 4

1.2. rumusan masalah ................................................................................................. 4

1.3 tujuan penelitian .................................................................................................. 6

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 5

2.1. Pengertian prosedur analitis ................................................................................ 5

2.2. tujuan prosedur analitis ...................................................................................... 6

2.3. pelaksanaan prosedur analitis ............................................................................. 8

2.3.1 analisis data ..................................................................................................... 8

2.3.2 teknik prediktif .............................................................................................. 10

2.3.3 analisa rasio trend ......................................................................................... 10

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13

3.1. kesimpulan ........................................................................................................ 13

DAFTAR PUTAKA ................................................................................................ 14

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua dan hanya dengan qudrat dan iradat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan
makalah tentang “Prosedur analitis audit”.

Adapun makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah auditing pada program
study akuntansi stie panca bakti palu. Ucapan terimah kasih kami ucapkan kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna sehingga
penulis tidak menutip diri untuk menerima kritik dan saran dari pembaca, Harapan penulis
semoga laporan ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis sendiri dan bagi semua
pihak yang membacanya.

palu, 16 Januari 2018

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

auditor mempelajari hubungan antara biaya komisi dan total penjualan kemudian
dibandingkan dengan tarif komisi penjualan yang berlaku, untuk menguji kewajaran biaya
komisi tahun tersebut. Prosedur analitis ini juga relevan bagi auditor untuk menentukan
bahwa penjualan telah dicatat dengan benar, semua penjualan memperoleh komisi, dan
bahwa tarif komisi penjualan sesuai dengan yang ditetapkan. Namun bila hasil perbandingan
tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang luar biasa, hal tersebut memberikan indikasi
adanya kesalahan saji atau penyimpangan yang perlu dilakukan investigasi lebih luas.
Prosedur analitis juga berguna untuk menduga kondisi keuangan klien dan mengurangi
luasnya pengujian-pengujian. Jika hasil pembandingan tidak menunjukkan adanya fluktuasi
yang abnormal dapat diartikan bahwa kemungkinan kesalahan dan ketidakberesan sangat
kecil sehingga pengujian tidak perlu diperluas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu prosedur analitis pemeriksaan ?
2. Apa tujuan analitis pemeriksaan?
3. Bagaimana pelaksanaan prosedur analitis?

1.3TujuanPenelitian
1. Mengetahui pengertian analitis pemeriksaan.
2. Mengetahui tujuan analitis pemeriksaan
3. Mengetahui pelaksanaan prosedur analitis

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prosedur Analitis


Menurut PSA 22 (SA 329) prosedur analitis didefinisikan sebagai sebagai “evaluasi atas
informasi keuangan yang dilakukan dengan mempelajari hubungan logis antara data keuangan
dan nonkeuangan, meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat dengan ekspektasi auditor
.” Hal ini juga sesuai dengan pengertian prosedur analitis dalam pemeriksaan keuangan.
Prosedur analitis merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara datakeuangan yang satu dengan data keuangan
lainnya atau antara data keuangan dengan data non keuangan.

 Asumsi dasar penerapan prosedur analitis adalah bahwa hubungan yang masuk akal di
antara data dapat diharapkan tetap ada dan berlanjut, kecuali jika timbul kondisi yang
sebaliknya. Kondisi tertentu yang dapat menimbulkan penyimpangan dalam hubungan ini
mencakup antara lain, , peristiwa atau transaksi yang tidak biasa,perubahan akuntansi,
perubahan usaha, fluktuasi acak, atau salah saji.

 Secara umum, pelaksanaan prosedur analitis dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai


berikut :
1. Pemeriksa terlebih dahulu melakukan pemahaman hubungan keuangan yang bisa
diperoleh dengan dimilikinya pemahaman tentang auditee dan proses bisnis utama
dari auditee
2. Mengembangkan harapan atas data yang tercatat atau perbandingan yang seharusnya
terjadi antar data terkait. Pengembangan harapan ini berdasarkan hasil pemahaman
hubungan keuangan yang masuk akal. Dalam mengembangkan harapan, pemeriksaan
harus secara hati-hati mempertimbangkan faktor-faktor yang secara signifikan
mempengaruhi data maupun perbandingan yang akan diukur.
3. Membandingkan data atau perbandingan data yang tercatat dengan harapan yang
dikembangkan, serta menelusuri penyebab penyimpangan signifikan yang terjadi.

5
2.2 tujuan prosedur analitis
Tujuan prosedur analitis terkait erat dengan waktu pelaksanaannya. Berdasarkan
SPAP, prosedur analitis bisa digunakan pada saat perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan
pemeriksaan lapangan, dan pada saat pelaporan. Berikut tujuan dan proses yang dilaksanakan di
masing-masing tahapan tersebut:

1. pada tahap perencanaan pemeriksaan, prosedur analitis membantu pemeriksadalam


memahami entitas termasuk transaksi dan kejadian pada tahun berjalan.Selain itu,
prosedur analitis membantu perencanaan sifat, saat, dan lingkupprosedur audit dalam
menentukan rencana, desain, dan pengujian materialitassehingga saldo-saldo akun atau
transaksi yang memberikan sinyal adanya risikoinheren dan risiko pengendalian dapat
teridentifikasi. Penyimpangan yang terjadimenunjukkan risiko terjadinya salah saji.
Untuk itu, pemeriksa diharuska melakukan evaluasi atas penyimpangan tersebut untuk
melihat apakah dibutuhkanperluasan prosedur pemeriksaan terkait siklus atau akun
tertentu.
2. Pada tahap pelaksanaan pemeriksaan lapangan, prosedur analitis ditujukan
untukmemperoleh bukti tentang asersi tertentu yang berhubungan dengan saldo akun
atau jenis transaksi. Selain itu, hasil prosedur analitis di tahapan ini bisa digunakan untuk
menilai kecukupan pengungkapan atas setiap perubahan pada akun laporan keuangan
yang diperiksa. Di tahap ini, prosedur analitis biasanya dilakukan dengan melakukan
analisis data pendukung laporan keuangan baik data keuangan maupun data non
keuangan.
3. Pada tahap pelaporan, prosedur analitis dilakukan sebagai reviu menyeluruh informasi
keuangan. Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa akun-akun dalam Laporan
Keuangan yang berkaitan baik secara vertikal maupun horizontal sudah sinkron dan tidak
diperlukan lagi bukti tambahan untuk memastikan kewajaran laporan keuangan.

Prosedur analitis sebetulnya berperan penting sehingga dibutuhkan selama faseperencanaan


dan penyelesaian audit. Namun dalam SPKN disebutkan bahwaprosedur analitis hanya dilakukan
pada tahap perencanaan pemeriksaan yang disebutdengan “Prosedur Analitis Awal” dan tahap
pelaksanaan pemeriksaan yang disebut dengan “ Prosedur Analitis Akhir”. Meski demikian,

6
tujuan prosedur analitis awal dalam pemeriksaan keuangan pemerintah sama seperti prosedur
analitis audit bisnis.

 Pelaksanaan Prosedur Analitis Awal


Hukum prosedur analitis awal dalam tahap Perencanaan Pemeriksaan adalah wajib.
Tujuan dari prosedur ini adalah untuk membantu Pemeriksa dalam merencanakan sifat, saat, dan
lingkup untuk prosedur-prosedur lainnya di tahap selanjutnya atau prosedur pemeriksaan yang
akan digunakan untuk memperoleh bukti-bukti pemeriksaan untuk saldo akun atau kelas
transaksi tertentu. Pemeriksa melakukan analisis keseluruhan atas informasi keuangan dan
nonkeuangan disertai dengan informasi yang didapatkan dari pemahaman entitas mengenai
kegiatan keuangan dan operasi. Prosedur analitis keseluruhan yang terarah akan membantu
pemeriksa dalam mengidentifikasi area-area yang berisiko tinggi yang membutuhkan
pemeriksaan yang mendalam dibandingkan area-area yang berisiko rendah. Oleh karena itu,
keseluruhan prosedur analitis dirancang untuk memberikan penjelasan atas perubahan-perubahan
yang terjadi, baik yang sudah diduga sebelumnya maupun tidak terduga, jumlah yang tertera
dalam laporan keuangan, indikator-indikator penyajian, tren laba perusahaan, atau hal-hal
yang berhubungan dengan keuangan. Keseluruhan prosedur analitis yang dilakukan akan
meningkatkan pemahaman pemeriksa atas dampak dari kejadian penting dan kegiatan
operasi/kerja entitas, kondisi keuangan, dan kemampuan keuangan entitas. Pemahaman serta
pengetahuan akan bidang usaha atau kegiatan entitas akan membantu pemeriksa dalam
mengembangkan pemahaman atas akun, dan segala hal yang berhubungan dengan keuangan
pada keseluruhan periode pemeriksaan. Pemahaman ini akan membantu Pemeriksa untuk
mengidentifikasi transaksi-transaksi yang tidak biasa, dan untuk menilai kewajaran dari
perhitungan saldo akun-akun atau pos- pos keuangan sebelum melakukan prosedur analitis yang
lebih rinci atau prosedur subtantif.
Teknik prosedur analitis awal biasanya meliputi perbandingan saldo yang tercatat dengan
data-data lainnya (seperti saldo keuangan tahun yang lalu, saldo akun-akun yang berhubungan,
atau pos-pos sejenis pada tahun lalu), penggunaan rasio-rasio atau hal lainnya yang masih
berhubungan, dan analisis terhadap industri/kegiatan entitas. Setiap perbedaan-perbedaan yang
diidentifikasi sebagai hasil dari prosedur-prosedur ini akan dievaluasi lagi untuk melihat apakah

7
dibutuhkan perluasan prosedur pemeriksaan dalam area pemeriksaan tertentu. Pemeriksa
haruslah mendokumentasikan penemuan-penemuannya sebagai bahan pertimbangan selanjutnya.
Prosedur analitis awal didokumentasikan dalam dokumen prosedur analitis.
input yang diperlukan dalam tahap ini antara lain:
 kertas kerja pemeriksaan sebelumnya (jika kali ini merupakan pemeriksaan tahun
kedua dan selanjutnya) terutama tentang hal-hal signifikan dan risiko keuangan
entitas;
 laporan keuangan tahun sebelumnya;
 diskusi dengan karyawan dan manajemen entitas;
 hasil pemahaman entitas
 hasil pemantauan tindak lanjut pemeriksaan tahun sebelumnya; dan
 sumber-sumber informasi lainnya baik data keuangan maupun nonkeuangan
entitas, contoh: Laporan Keuangan Interim/Semesteran/Triwulanan tahun berjalan

o Pelaksanaan Prosedur Analitis Akhir


Prosedur analitis akhir diterapkan untuk membantu pemeriksa dalam menilai kesimpulan
akhir yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara keseluruhan.
Pemeriksa harus menganalisis rasio keuangan dan mengevaluasi lebih lanjut perbedaan material
antara nilai yang diharapkan dengan yang tercatat dalam laporan keuangan. Apabila penjelasan
tentang perbedaan tidak dapat diperoleh, maka pemeriksa harus mempertimbangkan apakah
perbedaan tersebut baik secara individu maupun gabungan merupakan salah saji material yang
dapat mempengaruhi opini pemeriksa terhadap kewajaran penyajian laporan keuangan.

2.3 pelaksanaan prosedur analitis


Ada tiga cara melakukan prosedur analitis dalam pemeriksaan keuangan yaitu:

2.3.1 Analisis data


Analisis data dilakukan dengan menguji ketepatan penjumlahan antar akun dan
kecukupan pengungkapannya. Pengujian ketepatan penjumlahan antar akun dan kecukupan
pengungkapannya bertujuan untuk mengetahui kesesuaian dan menilai kebenaran angka-
angka dalam laporan keuangan. Melalui analisis, dapat diketahui apakah terdapat kesalahan

8
jurnal ataupun kesalahan klasifikasi akun sehingga dapat dilakukan koreksi atas laporan
keuangan dimaksud.
Setelah BPK menerima laporan keuangan secara resmi, pemeriksa harus terlebih dahulu
melakukan pengujian mengenai ketepatan penjumlahan akun-akun dalam laporan keuangan
maupun penjumlahan rinciannya di catatan atas laporan keuangan (CaLK). Penjumlahan
rincian di CaLK juga harus dipastikan sesuai dengan jumlah yang dicantumkan di laporan
keuangan. Pengujian juga meliputi analisis vertikal dan analisis horizontal untuk mengetahui
apakah terdapat kesalahan atau ketidaksinkronan dalam laporan keuangan sehingga dapat
diperoleh pertimbangan untuk dilanjutkan dengan pengujian substantif.
Perlu diingat bahwa pada saat melakukan prosedur analitis, harus diperoleh keyakinan
bahwa seluruh transaksi yang terjadi pada satu tahun anggaran tercermin dalam laporan
keuangan pemerintah tahun anggaran tersebut. Hal tersebut harus tercermin dalam LRA,
Neraca, LAK dan/atau Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).

Analisis data dilakukan dengan menguji hubungan antar akun-akun dalam Neraca dan
LRA, baik vertikal (akun-akun dalam Neraca/LRA) maupun horizontal.
a) analisis vertikal adalah pembandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah daerah secara sederhana. Biasanya digunakan antarpos dalam satu
jenis laporan (hubungan antar pos dalam periode yang sama dan periode berbeda).
Analisis ini sering disebut sebagai analisis kecenderungan (trend), yang merupakan suatu
teknik analisis yang mencoba untuk mengidentifikasi pola-pola dari kecenderungan
(perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang telah lalu) sebagai dasar dari
evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di masa mendatang. Analisis dilakukan
dengan melihat hubungan akun dalam satu jenis laporan keuangan saja yaitu analisis antar
akun Neraca saja atau antar akun LRA saja. Tujuannya yaitu untuk menentukan
keseimbangan dan kebenaran saldo tiap akun dalam LRA dan dalam Neraca. Analisis ini
dilakukan dengan menjaga keseimbangan antar jurnal kolorali dalam satu laporan,
sehingga dapat dipastikan bahwa tiap akun dalam laporan keuangan telah disajikan dengan
angka yang benar dan seimbang.
b) analisis horizontal adalah perbandingan beberapa pos laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah secara sederhana. Perbandingan antar pos (perkiraan) antar jenis

9
laporan keuangan (hubungan antar pos dalam periode yg sama). Analisis Horizontal
dilakukan dengan melihat hubungan antar akun Neraca dengan akun LRA ataupun
kesesuaian dengan nilai yang disajikan dalam Laporan Arus Kas (LAK) dan apakah sudah
cukup diungkapkan dalam CaLK. Tujuan dilakukan analisis horizontal adalah untuk
menentukan keseimbangan dan kebenaran saldo tiap akun dalam Neraca, LRA, dan
Laporan Arus Kas serta kecukupan pengungkapan dalam CaLK.
Misalnya :
a. Analisis horizontal antara LRA dan Neraca
b. Analisis horizontal antara LRA dan LAK
c. Analisis horizontal antara Neraca dan LAK

2.3.2 teknik prediktif


teknik prediktif bisa dilakukan dengan membandingkan realisasi dan anggaran akun-akun
di laporan realisasi anggaran. Perbedaan signifikan yang terjadi bisa menjadi indikasi
permasalahan yang seharusnya diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan. Selain itu,
teknik prediktif dapat juga dilakukan dengan menghitung jumlah tertentu dan
membandingkan dengan catatan-catatan atau rumusan lain untuk mengetahui adanya indikasi
permasalahan yang akan diuji lebih lanjut dalam pengujian substantif. Contoh teknik ini
adalah membandingkan dana transfer yang diterima oleh daerah dengan data transfer dari
Pemerintah Pusat. Contoh lain adalah membandingkan penerimaan Pajak Hotel suatu pemda
dengan Penerimaan Pajak Hotel di Pemerintah daerah yang lain bila informasi spesifik terkait
dengan hal tersebut kita ketahui.

2.3.3 analisis rasio dan trend

Analisa rasio dan trend merupakan kegiatan untuk menganalisa data keuangan dan atau
non keuangan dalam periode tertentu untuk mengetahui perubahan signifikan dalam realisasi
anggaran dan posisi keuangan. Contoh analisa rasio dan trend adalah membandingkan belanja
tertentu dengan belanja lain atau belanja tertentu tahun sebelumnya.

10
 Analisis Rasio
Analisis rasio dilakukan dengan menguji hubungan antar akun di dalam laporan keuangan.
Beberapa rasio keuangan yang dapat digunakan untuk mengukur akuntabilitas pada
pemerintah daerah yaitu :
1. Rasio kemandirian keuangan
Rasio ini menunjukkan kemampuan pemerintah daerah dalam membiayai sendiri
kegiatan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat, yang
diformulasikan sebagai berikut. Berdasarkan formula di atas dapat diketahui sejauh
mana ketergantungan pemerintah daerah terhadap sumber dana ekstern. Semakin
tinggi rasio ini berarti tingkat ketergantungan daerah terhadap bantuan pihak ekstern
(terutama pemerintah pusat dan propinsi) semakin rendah, demikian pula sebaliknya.
Rasio ini juga menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan
daerah. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam
membayar pajak dan retribusi daerah yang merupakan komponen dari PAD.
2. Rasio efisiensi
Rasio ini menggambarkan perbandingan antara besarnya biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan asli daerah dengan realisasi pendapatan asli daerah yang
diterima, kesesuaian nilai realisasi biaya pemungutan PAD dengan ketentuan serta
apakah terdapat indikasi pemborosan dalam pengeluaran biaya pemungutan PAD.
Selain itu, rasio yang dapat digunakan untuk menilai alokasi dana yang dilakukan
pemerintah daerah diketahui dengan rasio antara belanja langsung dengan total belanja
serta rasio antara belanja tidak langsung dengan total belanja. Dengan rasio ini
diketahui apakah dana pemda sebagian besar digunakan sebagian besar untuk
pembangunan yang akan memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat atau untuk
belanja habis pakai seperti belanja pegawai.
3. analisis Trend
Analisis trend adalah analisis yang dilakukan dengan membandingkan akun yang
sama untuk periode lebih dari dua tahun, sehingga diperoleh gambaran mengenai
kecenderungan dari suatu akun dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Analisis
kecenderungan ini umumnya digunakan dalam membuat prediksi keuangan. Misalnya

11
prediksi pencapaian pajak daerah pada tahun yang diperiksa berdasarkan data atau
informasi kecenderungan pencapaian pajak daerah beberapa periode yang lalu.
Analisis trend tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan tabel, perhitungan
matematis dalam prosentase ataupun diagram untuk mengetahui kecenderungan dari
akun-akun dalam Neraca dan LRA. Analisis tren mengidentifikasi pola-pola dari
kecenderungan (perubahan-perubahan yang terjadi dalam beberapa periode yang telah
lalu) sebagai dasar dari evaluasi dan prediksi keadaan atau perubahan di masa sekarang.

12
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan

1. Prosedur analitis merupakan evaluasi terhadap informasi keuangan yang dibuat dengan
mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan yang satu dengan data
keuangan lainnya atau antara data keuangan dengan data non keuangan.
2. Dalam SPKN disebutkan bahwa prosedur analitis hanya dilakukan pada tahap
perencanaan pemeriksaan yang disebut dengan “Prosedur Analitis Awal” dan tahap
pelaksanaan pemeriksaan yang disebut dengan “ Prosedur Analitis Akhir”
3. Tujuan dari prosedur analitis awal adalah untuk membantu Pemeriksa dalam
merencanakan sifat, saat, dan lingkup untuk prosedur-prosedur lainnya di tahap
selanjutnya.
4. Prosedur analitis akhir diterapkan untuk membantu pemeriksa dalam menilai kesimpulan
akhir yang diperoleh dan dalam mengevaluasi penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan
5. Ada tiga cara melakukan prosedur analitis dalam pemeriksaan keuangan yaitu analisis
data yang terdiri dari analisis vertikal dan analisis horizontal, teknik prediktif dan analisis
rasio dan trend

Penganggaran sendiri adalah penyusunan rencana tindakan yang dinyatakan dalam


kerangka keuangan. Sebelum menyusun anggaran, organisasi terlebih dahulu harus
mengembangkan rencana strategis.

Anggaran induk dibagi menjadi anggaran operasi dan anggaran keuangan.


Anggaranoperasi (operatingbudget) menjelaskan aktivitas yang menghasilkan pendapatan
untuk perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan barang jadi. Anggarankeuangan
(financialbudget) memuat rincian dari arus kas masuk dan keluar serta posisi keuangan
keseluruhan. Arus kas masuk dan keluar yang direncanakan terdapat dalam anggaran kas.

13
DARTAR PUSTAKA

Direktorat Litbang Ditama Revbang – Badan Pemeriksa Keuangan. 2014. Petunjuk


Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan
Buku Panduan Pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Arens, Alvin A. 2008. Auditing dan Assurance: Pendekatan Terintegrasi. Penerbit
Erlangga: Jakarta.
https://akusukamenulis.wordpress.com/2011/04/02/diagnosa-entitas-dalam-prosedur-analitik/

14

S-ar putea să vă placă și