Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat padawaktunya. Makalah ini
membahas tentang “Jenis-jenis penelitian kualitatif”. Dalam menyusun makalah ini, banyak
kesulitan dan hambatan yang kami alami. Namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari
teman-teman sekalian, sehingga saya mampu menyelesaikannya. Oleh karena itu, kami pada
kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada orang yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan
maupun materi pembahasannya. Kritik dan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan dalam penyusunan makalah selanjutnya. Demikian,
semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua
1
Contents
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sebuah penelitian untuk mengetahui langkah apa yang akan dilakukan
selanjutnya oleh seorang peneliti untuk menuntaskan penelitiannya, maka seorang peniliti
harus tau menggunakan pendekatan apa yang cocok dengan jenis penelitiannya tersebut.
Studi kasus adalah merupakan salah satu strategi dalam sebuah penelitian kualitatif.
Menurut John W. Creswell:
Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara
cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu.Kasus-kasus
dibatasi oleh waktu dan aktivitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap
dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah
ditentukan.
Dalam makalah ini penulis akan membahas tentang Penelitian Studi Kasus
(Desain dan Metode).Adapun batasan dalam makalah ini agar lebih terarah, pemakalah
menjelaskan tentang pengertian studi kasus, jenis-jenis data analisis , langkah-langkah
penelitian studi kasus, tingkat validitas penelitian.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan studi kasus?
2. Bagaimana penggunaan teori dalam studi kasus?
3. Bagaimana prsedure pengumpulan data dalam studi kasus?
4. Apa sajakah jenis-jenis penelitian studi kasus?
5. Bagaimana tingkat validitas penelitian dalam studi kasus?
3
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui penelitian studi kasus
2. Untuk mengetahui teori-teori yang dipakai dalam penelitian studi kasus
3. Untuk mengetahui prsedure pengumpulan data dalam studi kasus
4. Untuk mengetahui jenis-jenis penelitian studi kasus
5. Untuk mengetahui tingkat kevaliditasan penelitian dalam studi kasus
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
B. Penggunaan Teori dalam Studi Kasus
Studi kasus kualitatif menerapkan teori dalam cara yang berbeda. Creswell
mengungkapkannya dengan contoh studi kasus kualitatif dari Stake (1995) tentang reformasi di
Sekolah Harper yang menggambarkan sebuah studi kasus deskriptif dan berorientasi pada isu.
Studi ini dimulai dengan mengemukakan isu tentang “reformasi sekolah”, kemudian dilanjutkan
dengan deskripsi sekolah, komunitas dan lingkungan. Selama isu suatu kasus masih berkembang,
teori belum dapat digunakan dalam studi kasus ini. Menurut Creswell sebuah teori membentuk
arah studi (Mc Cormick, 1994). Studi dimulai
dengan definisi “non pembaca”, kemudian dilanjutkan pada dasar teori bagi studi yang
“dibingkai” dalam sebuah teori interaktif. Studi berlanjut dengan melihat kemampuan dan
ketidak mampuan membaca siswa akan memprediksi kegagalan dan keberhasilan siswa dalam
membaca dan menulis. Hal ini berhubungan erat dengan faktor internal dan eksternal. Kemudian
studi berlanjut dengan mengeksplorasi pengalaman seorang siswa yang berusia 81/2 tahun.
Pengumpulan data dalam studi kasus dapat diambil dari berbagai sumber informasi,
karena studi kasus melibatkan pengumpulan data yang “kaya” untuk membangun gambaran yang
mendalam dari suatu kasus.
1. Pemilihan kasus: dalam pemilihan kasus hendaknya dilakukan secara bertujuan
(purposive) dan bukan secara rambang. Kasus dapat dipilih oleh peneliti dengan menjadikan
objek orang, lingkungan, program, proses, dan masyarakat atau unit sosial.Ukuran dan
kompleksitas objek studi kasus haruslah masuk akal, sehingga dapat diselesaikan dengan batas
waktu dan sumber-sumber yang tersedia.
2. Pengumpulan data: terdapat beberapa teknik dalam pengumpulan data, tetapi yang
lebih dipakai dalarn penelitian kasus adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumentasi.
Peneliti sebagai instrurnen penelitian, dapat menyesuaikan cara pengumpulan data dengan
masalah dan lingkungan penelitian, serta dapat mengumpulkan data yang berbeda secara
serentak.
6
3. Analisis data: setelah data terkumpul peneliti dapat mulai mengagregasi,
mengorganisasi, dan mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola. Agregasi
merupakan proses mengabstraksi hal-hal khusus menjadi hal-hal umum guna menemukan pola
umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori atau dimasukkan ke dalam
tipologi.Analisis data dilakukan sejak peneliti di lapangan, sewaktu pengumpulan data dan
setelah semua data terkumpul atau setelah selesai dan lapangan.
4. Perbaikan (refinement): meskipun semua data telah terkumpul, dalam pendekatan studi
kasus hendaknya dilakukan penyempurnaan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap
kategori yang telah ditemukan. Pengumpulan data baru mengharuskan peneliti untuk kembali ke
lapangan dan barangkali harus membuat kategori baru, data baru tidak bisa dikelompokkan ke
dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan laporan: laporan hendaknya ditulis secara komunikatif, mudah dibaca, dan
mendeskripsikan suatu gejala atau kesatuan sosial secara jelas, sehingga memudahkan pembaca
untuk memahami seluruh informasi penting. Laporan diharapkan dapat membawa pembaca ke
dalam situasi kasus kehidupan seseorang atau kelompok.
Dan menurut Yin mengungkapkan bahwa terdapat enam bentuk pengumpulan data
dalam studi kasus yaitu:
a. dokumentasi yang terdiri dari surat, memorandum, agenda,
laporan-laporan suatu peristiwa, proposal, hasil penelitian, hasil evaluasi,
kliping,artikel;
b. rekaman arsip yang terdiri dari rekaman layanan, peta, data survei,
daftar nama, rekaman-rekaman pribadi seperti buku harian, kalender dsb;
c. wawancara biasanya bertipe open-ended;
d. observasi langsung;
e. observasi partisipan dan
f. perangkat fisik atau kultural yaitu peralatan teknologi, alat atau instrumen,
pekerjaan seni dll. Lebih lanjut Yin mengemukakan bahwa keuntungan dari
keenam sumber bukti tersebut dapat dimaksimalkan bila tiga
Lebih lanjut Yin mengemukakan bahwa keuntungan dari keenam sumber bukti
tersebut dapat dimaksimalkan bila tiga prinsip berikut ini diikuti, yaitu:
Menggunakan bukti multisumber
7
Menciptakan data dasar studi kasus, seperti : catatan-catatan studi kasus,
dokumen studi kasus, bahan-bahan tabulasi, narasi;
Memelihara rangkaian bukti.
Sedangkan Asmussen & Creswell menampilkan pengumpulan data melalui matriks
sumber informasi untuk pembacanya. Matriks ini mengandung empat tipe data yaitu:
wawancara, observasi, dokumen dan materi audio-visual untuk kolom dan bentuk spesifik dari
informasi seperti siswa, administrasi untuk baris. Penyampaian data melalui matriks ini ditujukan
untuk melihat kedalaman dan banyaknya bentuk dari pengumpulan data, sehingga menunjukkan
kekompleksan dari kasus tersebut. Penggunaan suatu matriks akan bermanfaat apabila diterapkan
dalam suatu studi kasus yang kaya informasi. Lebih lanjut Creswell mengungkapkan bahwa
wawancara dan observasi merupakan alat pengumpul data yang banyak digunakan oleh berbagai
penelitian. Hal ini menunjukkan bahwa kedua alat itu merupakan pusat dari semua tradisi
penelitian kualitatif sehingga memerlukan perhatian yang tambahan dari peneliti.
8
Penelitian Studi Kasus Jamak (Colloctive or multiple case study) adalah penelitian studi
kasus yang menggunakan jumlah kasus yang banyak.
Contoh penelitian studi kasus jamak adalah ‘Kemacetan Lalu Lintas di Kendari, Studi
Kasus: Kawasan Wuwa-Wua dan Pasar Baru.
1. Penelitian studi kasus mendalam
Penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) adalah penelitian studi kasus yang
dilakukan dengan maksud untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang
suatu kasus yang khusus. Hal ini dilakukan tidak dengan maksud untuk menempatkan
kasus tersebut mewakili dari kasus lain, tetapi lebih kepada kekhususan dan keunikannya.
Pada awalnya, penelitianya mungkin tidak bermaksud untuk membangun teori dari
penelitiannya, tetapi kelak mungkin ia akan dapat membangun teori apabila kasus
tersebut memang menjadi satu-satunya di dunia. Pada umumnya, para peneliti studi kasus
mendalam ini bermaksud untuk meneliti atau menggali hal-hal yang mendasar yang
berada dibalik kasus tersebut. Kata intrinsic itu sendiri, menurut Kamus Merriam-
Webster adalah sebagai berikut:
1 a : belonging to the essential nature or constitution of a thing *the intrinsic worth of a
gem* *the intrinsic brightness of a star* b : being or relating to a semiconductor in
which the concentration of charge carriers is characteristic of the material itself instead
of the content of any impurities it contains
2 a : originating or due to causes within a body, organ, or part *an intrinsic metabolic
disease* b : originating and included wholly within an organ or part *intrinsic muscles*
9
dipelajari dari suatu kasus tersebut, yang berbeda dari penjelasan yang diperoleh dari
obyek-obyek lainnya.
3. Penelitian studi kasus jamak
Penelitian studi kasus jamak (collective or mutiple case study) adalah penelitian studi
kasus yang menggunakan jumlah kasus yang banyak. Penelitian studi kasus ini adalah
pengembangan dari penelitian studi kasus instrmental, dengan menggunakan kasus yang
banyak. Asumsi dari penggunaan kasus yang banyak adalah bahwa kasus-kasus yang
digunakan di dalam penelitian studi kasus jamak mungkin secara individual tidak dapat
menggambarkan karakteristik umumnya. Masing-masing kasus mungkin menunjukkan
sesuatu yang sama atau berbeda-beda. Tetapi apabila dikaji secara bersama-sama atau
secara kolektif, dapat menjelaskan adanya benang merah di antara mereka, untuk
menjelaskan karakteristik umumnya.
Kasus-kasus di dalam penelitian studi kasus jamak dipilih karena dipandang
bahwa dengan memahami mereka secara kolektif, dapat meningkatkan pemahaman
terhadap sesuatu, dan bahkan dapat memperbaiki suatu teori dengan menunjukkan fakta
dan bukti yang lebih banyak. Stake (2005) menunjukkan contoh-contoh penelitian studi
kasus kolektif adalah dengan menunjuk pada buku-buku kumpulan dari artikel-artikel
yang membahas suatu isu yang sama. Di dalam buku tersebut, editornya harus mampu
menunjukkan benang merah dari masing-masing artikel, sehingga pembacanya akan
mendapatkan pemahaman menyeluruh yang mendalam tentang isu tersebut berdasarkan
kajian yang dilakukan pada masing-masing artikel.
10
“menawarkan” triangulasi dari Denzin (1970) yang membedakan empat macam tringulasi
sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber data, peneliti, teori dan
metodologi.
Untuk member check, Stake merekomendasikan peneliti untuk melakukan pengecekan
kepada anggota yang terlibat dalam penelitian studi kasus ini dan mewakili rekan-rekan mereka
untuk memberikan reaksi dari segi pandangan dan situasi mereka sendiri terhadap data yang
telah diorganisasikan oleh peneliti. Lebih lanjut Stake memberikan sebuah “daftar cek kritik”
untuk laporan studi kasus dan membaginya ke dalam 20 kriteria untuk menilai sebuah laporan
studi kasus yang baik sebagai berikut:
• Apakah laporan itu mudah di baca ?
• Apakah laporan itu tepat secara umum, yaitu tiap kalimat berkontribusi pada
keseluruhan laporan ?
• Apakah laporan tersebut memiliki sebuah struktur konseptual (misalnya tema
atau isu) ?
• Apakah isu-isunya dikembangkan secara serius dan ilmiah ?
• Apakh kasusnya didefinisikan secara baik ?
• Apakah terdapat cerita pada presentasi ?
• Apakah pembaca memberikan masukkan dari beberapa pengalaman yangmewakilinya ?
• Apakah kutipan-kutipan digunakan secara efektif ?
• Apakah heading, angka-angka, instrumen, lampiran, indeks digunakan secara
efektif ?
• Apakah laporan tersebut diedit dengan baik ?
• Apakah pembaca disarankan untuk membuat pernyataan baik itu lewat atau
di bawah interpretasi ?
• Apakah perhatian yang memadai telah dibayar pada beragam konteks ?
• Apakah data mentah yang baik akan ditampilkan ?
• Apakah sumber data dipilih dengan baik dan jumlahnya memadai ?
• Apakah observasi dan interpretasi yang muncul telah ditriangulasi ?
• Apakah peranan dan sudut pandang peneliti muncul dengan baik ?
• Apakah “sifat” audiens yang dimaksud akan nampak ?
• Apakah empati ditujukan untuk semua aspek ?
11
• Apakah maksud pribadi penulis dikaji ?
• Apakah laporan tersebut muncul dan beresiko pada individu ?
12
BAB III
SIMPULAN
13