Sunteți pe pagina 1din 9

Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.

1, Maret 2016

BEBAN KERJA PERAWAT TERHADAP IMPLEMENTASI PATIENT SAFETY DI RUANG


RAWAT INAP

Dwi Retnaningsih, Diah Fatmawati

Program Studi S1 Keperawatan STIKES Widya Husada Semarang


email: dwiretnaningsih81@yahoo.co.id

ABSTRACT
One of the goals of patient safety systems is a declining unexpected events which are results
of multiple problems included humane resources, inadequate policies and procedures to
decline in events that could occur due to several problems and one of them is the problem
of human resources, policies and procedures even technical failures of factors that risk for
causing infection. One of them is high nurse’s workload due to insufficient staffs or nurses.
The purpose of this study was to examine the relationship between the nurse’s workload and
the implementation of patient safety in the inpatient units at Tugurejo Public Hospital
Semarang. A cross sectional study invited 155 nurses to participate. The total sampling
technique was applied. Chi Square test tested the hypothesis. The result showed that the
nurse’s workload tended to high level (58.7%), while mostly the implementation of patient
safety was unfavorable (60.6%). Chi Square test reported X2=6.807 (p= 0.0009). There is a
significant relationship between the nurse’s workload and the implementation of patient
safety in the hospital inpatient Tugurejo Semarang.
Keywords: The workload of nurses, implementation of patient safety.

ABSTRAK
Salah satu tujuan dari sistem keselamatan pasien yaitu turunnya kejadian tidak diharapkan
yang bisa terjadi karena beberapa masalah dan salah satunya yakni masalah sumber daya
manusia, kebijakan dan prosedur yang tidak adekuat dan kegagalan faktor teknis yang
berpengaruh pada risiko terjadinya infeksi dirumah sakit. Salah satunya yaitu tingginya
beban kerja perawat akitab terbatasnya staf atau perawat. Tujuan dari penelitian ini adalah
menguji hubungan antara beban kerja perawat dan implementasi patient safety di ruang
rawat inap RSUD Tugurejo semarang. Penelitian cross-sectional dengan mengundang 155
perawat untuk terlibat. Teknik total sampling diaplikasikan. Uji Chi Square dilakukan untuk
uji hipotesis. Hasil penelitian menunjukan bahwa beban kerja perawat di ruang rawat inap
tinggi (58,7%), sedangkan kebanyakan implementasi patient safety kurang baik (60,6%).
Hasil analisis Chi Square memperoleh X2=6.807 (p= 0.0009). Dapat disimpulkan ada
hubungan bermakna antara beban kerja perawat dengan implementasi patient safety di
ruang rawat inap RSUD Tugurejo Semarang.
Kata kunci: Beban kerja perawat, Implementasi patient safety.

PENDAHULUAN dalam bekerja. Tenaga-tenaga kesehatan


tesebut yakni dokter, perawat, bidan,
Memberikan mutu pelayanan kesehatan
apoteker, fisioterapi dan tenaga
yang optimal, rumah sakit memerlukan
kesehatan lainnya (Fatimah, 2012).
tenaga-tenaga kesehatan yang produktif

44
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Namun ada aspek yang juga berpengaruh dalam organisasi pelayanan kesehatan
terhadap mutu pelayanan di sebuah mempunyai peran sentral dalam orientasi
rumah sakit. Dan seharusnya menjadi pencapaian tujuan organisasi,
perhatian besar bagi pihak rumah sakit manajemen SDM sangatlah penting,
sebagai penyedia pelayanan. Aspek sebab organisasi/perusahaan yang
tersebut adalah keselamatan pasien mengimplementasikannya secara
(patient safety). Pasien bukan hanya sungguh-sungguh, ternyata telah berhasil
membutuhkan pelayanan yang mewujudkan eksistensinya secara
berkualitas tetapi juga suatu kondisi yang kompetitif dan mencapai sukses seperti
meyakinkan mereka bahwa pelayanan yang di inginkan (Nawawi,2008)
yang diberikan adalah pelayanan yang Perawat sebagai salah satu
aman dan tidak membahayakan diri komponen sumber daya manusia (SDM)
mereka (Permenkes, 2011). dalam sistem pelayanan kesehatan
Salah satu tujuan penting dari dirumah sakit, yang bertugas langsung
penerapan sistem keselamatan pasien di pada garis depan dan mempunyai waktu
rumah sakit adalah mencegah dan lebih banyak berhadapan dengan pasien,
mengurangi Insiden Keselamatan Pasien tanpa mengabaikan peran tenaga kerja
(IKP) adalah suatu kejadian atau situasi lainnya. Mutu pelayanan rumah sakit
yang dapat mengakibatkan atau sebagian ditentukan juga oleh peran
berpotensi mengakibatkan cidera pada perawat. Dimensi mutu pelayanan rumah
pasien. IKP meliputi kejadian yang tidak sakit yang luas dapat berubah sebagai
diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera dinamisasi dan adaptasi perkembangan
(KNC), kejadian potensial cidera (KPC) waktu dan tuntutan pasien. Akhir-akhir ini
dan kejadian cidera dalam proses asuhan mutu pelayanan yang berorientasi kepada
pelayanan medis maupun asuhan keselamatan pasien menjadi lebih
pelayanan keperawatan dari yang ringan menonjol (prahasto, 2008).
sampai yang berat menurut Komite Kinerja perawat dipengaruhi oleh
Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKP- 3 variabel yaitu variabel individu, variabel
RS,2007). Dihubungkan dengan teori- organisasi dan variabel psikologis.
teori yang menjelaskan terjadinya IKP Variabel individu, terdiri dari kemampuan,
cukup banyak aspek yang harus keterampilan, pengetahuan, demografi
diperhatikan dalam implementasi sistem dan latar belakang keluarga, variabel
keselamatan pasien di Indonesia.
psikologis terdiri dari persepsi, sikap,
Implementasi pasien di rumah sakit motivasi, kepribadian dan belajar.
adalah mendesain pekerjaan dengan
Sedangkan variabel organisasi terdiri dari
memperhatikan faktor manusia. Ini berarti sumber daya, imbalan, beban kerja,
dalam penataannya, memperhitungkan struktur, supervisi dan kepemimpinan
jam kerja, beban kerja, staffing rasio dan (Firmansyah 2009). Salah satu tujuan dari
sift dengan memperhatikan faktor sistem keselamatan pasien (patient
kelelahan, siklus tidur dan lain-lain safety) yaitu menurunnya KTD di rumah
(Hamdani, 2007). sakit. (Gibson, 1987) Menurut (Agency
Rumah sakit sebagai organisasi For Healtcare Research And Quality)
sistem pelayanan kesehatan mempunyai AHRQ, (2003) dalam Mulyati (2011),
elemen-elemen yang saling interaksi dan menyatakan bahwa KTD bisa terjadi
interdependesi yang kuat. Elemen SDM dikarenakan oleh beberapa masalah,

45
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Masalah tersebut yakni masalah sumber lima isu penting yang terkait dengan
daya manusia,kebijakan dan prosedur keselamatan di rumah sakit yaitu
yang tidak adekuat dan kegagalan- keselamatan pasien (patient safety),
kegagalan teknis faktor yang keselamatan pekerja atau petugas
berpengaruh dalam resiko terjadinya kesehatan, keselamatan bangunan dan
infeksi dirumah sakit salah satunya yaitu peralatan di rumah sakit yang bisa
beban kerja yang tidak sesuai dengan berdampak terhadap keselamatan pasien
staf/ perawat yang tersedia, (Griffiths et dan petugas, keselamatan lingkungan
all,2008). yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan bisnis
WHO pada tahun 2004
rumah sakit yang terkait dengan
mengumpulkan angka penelitian rumah
kelangsungan hidup rumah sakit, menurut
sakit di berbagai negara yaitu Amerika,
Departemen Kesehatan Republik
Inggris, Denmark, Dan Australia. Di
Indonesia (Depkes RI, 2006).
temukan (kejadian tak diharapkan) KTD
dengan rentang 3,2 – 16,6. Data-data Pada tahun 2013 telah dilakukan
tersebut menjadikan pemicu berbagai penelitian oleh Iswatun mahasiswa
negara untuk segera melakukan program pasca sarjana Universitas
penelitian dan pengembangan sistem Sebelas Maret Surakarta dengan judul
keselamatan pasien.(DepKes.2006). penelitian “Hubungan Beban Kerja Dan
Motivasi Kerja Dengan Kinerja Perawat
Laporan insiden baru tercatat di
Di RSUD Dr. Soegiri Lamongan”. Di
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
dapatkan faktor-faktor yang
(KKPRS) mulai September 2006. Hasil
mempengaruhi kinerja perawat adalah
laporan insiden sejak September 2006
beban kerja, motivasi, gaji, variasi kerja,
sampai Agustus 2007 sebanyak 145
pengawas/supervisor, promosi dan
insiden. Sedangkan untuk kasus infeksi
kondisi kerja.
nosokomial, angka kejadiannya cukup
tinggi di negara-negara maju. Di Amerika Pengambilan data awal dilakukan
Serikat terjadi 20 ribu kematian setiap di RSUD tugurejo semarang, kepada lima
tahun akibat infeksi nosokomial. Di orang perawat di dapatkan bahwa salah
seluruh dunia 10% pasien rawat inap di satu pemicu dari kejadian tidak
rumah sakit mengalami infeksi yang baru diharapkan yang terjadi, adalah akibat
selama dirawat atau sebesar 1,4 juta dari beban kerja perawat yang tinggi yang
infeksi setiap tahun. Di Indonesia sendiri, menyebabkan tingkat komunikasi antar
laporan insiden keselamatan pasien perawat berkurang. Dan menurut
berdasarkan provinsi pada tahun 2007 di wawancara pada salah satu perawat di
temukan di provinsi DKI Jakarta dapatkan informasi bahwa beban kerja
menempati urutan tertinggi yaitu 37.9% perawat di RSUD Tugurejo cukup tinggi,
diantarannya delapan provinsi lainya dikarenakan jumlah tenaga perawat yang
(Jawa tengah 15.9%, di DI Yogyakarta kurang memadai atau mencukupi untuk
13.8%, Jawa timur 11.7%, Sumatra jumlah pasien, serta tugas perawat yang
selatan 6.9%, Jawa barat 2.8%, bali 1.8%, berlebih yaitu dengan mengerjakan tugas
Aceh 10.7%, dan sulawesi selatan 0.7%). yang bukan semestinya seperti
(KKP-RS, 2008) mengoplos obat yang seharusnya
dilakukan oleh bidang farmasi, menulis
Keselamatan (safety) telah
diit makanan yang sesuai oleh pasien
menjadi isu global untuk rumah sakit. Ada

46
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

yang seharusnya dilakukan oleh bagian dan independent) di ukur dalam waktu
ahli gizi dan lain sebagainya. Banyaknya yang bersamaan dan sesaat atau data
tugas tambahan yang harus dikerjakan diperoleh saat ini juga. (Nursalam, 2008).
oleh perawat dapat menganggu Lokasi atau tempat pada penelitian
penampilan kerja dari perawat. Akibat Hubungan Beban Kerja Perawat
negatif dari banyaknya tugas tambahan Terhadap Implementasi Patient Safety,
perawat diantaranya timbulnya emosi dilakukan di ruang rawat inap RSUD
perawat yang tidak sesuai dengan yang Tugurejo Semarang, diantaranya ruang
diharapkan dan berdampak buruk bagi Amarilis, Alamanda, Anggrek,
produktifitas perawat (Irwady, 2007). Bougenvile, Dahlia, Flamboyan,
Beban kerja yang terlalu tinggi akan Kenanga, Mawar, ICU, HCU, ICCU, dan
menyebabkan seorang perawat stess, Tulip.
dampak buruk yang dapat ditimbulkan jika Untuk variabel implementasi
seorang perawat mengalami stres ialah pasien safety menggunakan koesioner
dapat mengganggu interaksi sosialnya, dengan 9 pertanyaan tentang Sembilan
baik itu dengan rekan kerja, dokter Solusi “Life-Saving” Keselamatan Pasien
maupun pasien. Efektivitas kerja dapat Rumah Sakit, atau 9 Solusi. Dengan
pula menjadi terganggu, karena pada pertanyaan favorable dan pertanyaan
umumnya apabila seseorang mengalami unfavorable. Cara pengumpulan data
stres, maka akan terjadi gangguan baik dengan Data primer dalam penelitian ini
itu pada psikologisnya maupun keadaan untuk variabel beban kerja perawat
fisiologisnya(Anil JC, 2010). didapatkan dari hasil observasi atau
Berdasarkan uraian tersebut pengamatan. Dan untuk variabel
peneliti tertarik untuk meneliti “Bagaimana implementasi pasient safety didapat oleh
Hubungan beban kerja perawat terhadap peneliti dari hasil kuesioner yang
implementasi patient safety di RSUD dibagikan kepada para perawat RSUD
Tugurejo Semarang?” Tugurejo Semarang. Serta Data skunder
dalam penelitian ini didapat oleh peneliti
METODE PENELITIAN
dari data yang telah dikumpulkan oleh
Penelitian ini merupakan penelitian pihak RSUD Tugurejo seperti data dari
deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif bagian keperawatan dan rekam medis.
merupakan penelitian yang dimaksudkan
Analisis data dilakukan dengan
untuk mengangkat fakta, keadaan,
menggunakan Analisa Univariat dan
variabel, dan fenomena yang terjadi
Bivariat, dimana analisis univariat
selama penelitian berlangsung dan
dilakukan pada variabel beban kerja
menyajikan apa adanya. (Wasis, 2008).
perawat dan implementasi patient safety
Penelitian ini menggunakan desain studi
pada ruang rawat inap di RSUD tugurejo
korelasi yaitu hubungan antara dua
semarang,
variabel atau lebih. Penelitian ini
menganalisis hubungan antara variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
bebas dengan variabel terikat. Jenis kelamin
Desain penelitian ini Hasil penelitian menemukan bahwa
menggunakan pendekatan belah lintang sebagian besar berjenis kelamin
(cross sectional), dimana variabel sebab perempuan yaitu 84 orang (54,2%).
dan variabel akibat (variabel dependent Kenyataan ini menunjukan bahwa

47
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

pekerjaan sebagai perawat masih banyak menikah terutama yang berjenis kelamin
diminati oleh kaum perempuan. perempuan memiliki peran ganda yaitu
Peminatan pada pekerjaan sebagai didalam pekerjaanya dan dirumah
perawat ini juga lebih banyak diminati sebagai ibu rumah tangga. Sedangkan
oleh seorang wanita. Yang identik dengan yang berjenis kelamin laki-laki dituntut
kesabaran dan tingkat ketelitian yang lebih keras sehingga kecenderungan
tinggi dari pada laki-laki sehingga sangat terjadinya beban dan stres semakin
cocok untuk memberikan asuhan besar. Dan stres yang dialami oleh
keperawatan terhadap pasien dengan pekerja yang berstatus kawin disebabkan
segala macam karakteristik dan keinginan oleh work family conflict yang dapat
yang bermacam-macam. Menurut Izzudin menjadi suatu suatu sumber stres
(2006) menyebutkan bahwa perawat individu, baik beban kerja yang berlebih
perempuan mempunyai kemampuan (wijono, 2006).
dalam penyusunan asuhan keperawatan Pendidikan terakhir
sembilan kali lebih baik daripada perawat
laki-laki. Perawat perempuan pada Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
umumnya mempunyai kelebihan sebagian besar responden pada tingkat
kesabaran, ketelitian tanggap, pendidikan S1 yaitu sebanyak 63
kelembutan, naluri mendidik, merawat, responden (40,6). Tingkat pendidikan
mengasuh, melayani, membimbing, dan seseorang berpengaruh dalam
sesuai dengan pekerjaan sebagai memberikan respon terhadap sesuatu
perawat dengan memberikan asuhan yang datang dari luar. Termasuk
keperawatan yang terbaik kepada pasien. peningkatan jumlah pasien pada waktu
tertentu. Orang berpendidikan tinggi akan
Umur lebih rasional dan kreatif serta terbuka
Hasil penelitian menemukan bahwa dalam menerima adanya bermacam
sebagian sebagian besar kelompok umur usaha pembaharuan, ia juga akan lebih
responden adalah 20-30 yaitu sebanyak dapat menyesuaikan diri terhadap
78 orang (50,3%). Pada kelompok umur berbagai perubahan. (Hani,1989).
ini responden tergolong usia muda, Lama bekerja
dengan pertimbangan bahwa perawat
yang berumur muda memiliki motivasi Hasil penelitian menunjuka bahwa
dan produktivitas yang tinggi responden terbanyak bekerja pada
dibandingkan dengan umur yang lanjut rentang waktu 1-3 tahun sebanyak 54
tenaga muda secara umum memiliki responden (34,8%). Masa kerja tersebut
kondisi kesehatan dan ketrampilan fisik masih tergolong baru dan pengalaman
yang lebih baik dibandingkan dengan kerja juga ikut menentukan kinerja
yang berusia lanjut, sehingga dapat seseorang. Semakin lama masa kerja
menunjang kerja di tempat kerja maka kecakapan akan lebih baik karena
(suma’mur, 1995). sudah menyesuaikan diri dengan
pekerjaanya .Seseorang akan mencapai
Status perkawinan kepuasan tertentu bila sudah mampu
Hasil penelitian menunjukan bahwa menyesuaikan diri dengan lingkunganya
sebagian responden lebih besar telah (Handoko,1989).
berstatus menikah yaitu sebanyak 88
perawat (56,8%). Perawat yang berstatus

48
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

dengan penelitian yang dilakukan oleh


Tabel 1 Kondisi Beban Kerja dan satria, Indahwati dan Bahry (2010) yang
Patient Safety N= 155
menemukan tingkat beban kerja yang
Variabel n (%) berat terlihat pada setiap sift nya yaitu sift
pagi 67,2%. Sift sore 76,6% dan malam
Beban Kerja 48,4%.
Ringan 64 (41,3) Implementasi Patient Safety
Berat /Tinggi 91 (58,7) Berdasarkan tabel 1 di peroleh hasil dari
155 responden dengan implementasi
Patient Safety
patient safety dalam kategori baik yaitu 61
Baik 61 (39,4) orang (39,4%), sedangkan implementasi
Kurang 94 (60,6) patient safety dalam kategori kurang baik
94 orang (60,0%). Hasil penelitian
menemukan bahwa sebagian besar
Beban Kerja Perawat
implementasi patient safety dalam
Berdasarkan tabel 1 tersebut menujukkan kategori kurang baik 94 orang (60,0%).
bahwa beban kerja dalam kategori berat Implementasi patient safety kategori
yaitu sebanyak 91 reponden (48,7%). kurang baik ini ditunjukkan dari koesioner
Selebihnya responden dalam kategori yang diambil dari sembilan solusi “Life
beban kerja yang ringan sebanyak 64 Saving” ini belum sepenuhnya diterapkan
responden (41,3%). Hasil penelitian dengan maksimal atau sudah dilakukan
menemukan bahwa sebagian besar tetapi belum sesuai prosedur.
responden mengalami tingkat beban kerja
Solusi keselamatan pasien
dalam kategori berat sebanyak 48,9%.
adalah sistem atau intervensi yang dibuat,
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian
mampu mencegah atau mengurangi
besar perawat di ruangan rawat inap
cedera pasien yang berasal dari proses
RSUD Tugurejo semarang mengalami
pelayanan kesehatan. Komite
tingkat beban kerja yang berat. Beban
Keselamatan Pasien Rumah Sakit
kerja yang berat ini ditunjukkan dari
(KKPRS) mendorong rumah sakit di
jumlah kebutuhan perawat dilihat dari
indonesia untuk menerapkan sembilan
banyaknya jumlah pasien dengan
solusi “Life Safing” keselamatan pasien
macam-macam tingkat kebutuhan
rumah sakit atau 9 solusi, langsung atau
perawatan tidak sebanding dengan
bertahap, sesuai dengan kemampuan
perawat yang ada diruangan sehingga
dan kondisi rumah sakit KKPRS (2007).
tingkat beben kerja perawat dalam
Implementasi atau pelaksanaan patient
kategori berat.
safety adalah bagian dari kinerja perawat,
Beban kerja perawat adalah dan penilaian kinerja merupakan proses
seluruh kegiatan atau aktivitas yang kontrol kinerja perawat yang di evaluasi
dilakukan oleh seorang perawat selama berdasarkan standar tertentu. (samba,
bertugas di suatu unit peayanan 2000) penilaian kinerja dilakukan secara
keperawatan. Dengan demikian beban efektif untuk mengarahkan perilaku
kerja yang harus ditanggung oleh perawat karyawan dalam rangka menghasilkan
tergantung pada tugas perawat dalam jasa dengan kualitas yang tinggi.
suatu unit pelayanan keperawatan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas
(shoker, 2008). Penelitian ini sejalan mutu pelayanan. Kinerja implementasi

49
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

Tabel 2 Hubungan Beban Kerja Perawat dan Implementasi Patient Safety N= 155

Beban Kerja Patient Safety Total X2 ; p


Baik Kurang
Ringan 33 31 64 6,807;
(51,6%) (48,4%) (100,0%) p:0,009
Berat/Tinggi 28 63 91
(30,8%) (69,2%) (100,0%)

patient safety merupakan hasil kerja = 1 ά = 0,05 (5%) maka, apabila p value <
individu ataupun seseorang dalam 0,05, Ha diterima H0 ditolak, sehingga
melaksanakan keselamatan pasien yang ada hubungan beban kerja perawat
telah dicanangkan oleh rumah sakit terhadap implementasi patient safety
dalam membuat asuhan pasien lebih pada ruang rawat inap di RSUD Tugurejo
aman yang meliputi asesmen risiko, Semarang.
identifikasi, dan pengelolaan hal yang
Hasil penelitian menunjukkan
berhubungan dengan risiko pasien, bahwa responden atau perawat di
pelaporan, dan analisis insiden, ruangan rawat inap mengalami beban
kemampuan belajar dari insiden dan kerja dengan kategori berat yaitu, perawat
tindak lanjutnya serta implementasi solusi di ruangan < jumlah perawat yang di
untuk meminimalkan timbulnya risiko dan
butuhkan kategori implementasi patien
mencegah terjadinya cedera yang safety kurang baik sebanyak 63
disebabkan oleh kesalahan akibat responden (40,6%) lebih besar dari
melaksanakan suatu tindakan atau tidak implementasi patient safety baik
mengambil tindakan yang seharusnya sebanyak 28 responden (18,1%).
diambil. Keselamatan pasien (patient Berdasarkan hasil analisis statistik
safety) rumah sakit adalah suatu sistem dengan chi square, di dapatkan 6,807, p
dimana rumah sakit membuat asuhan value = 0,009 dengan df = 1 ά = 0,05 (5%)
pasien lebih aman (Permenkes, 2011). maka, apabila p value < 0,05, Ha diterima
Hubungan Beban Kerja Perawat H0 ditolak, sehingga ada hubungan
terhadap Implementasi Patient Safety beban kerja perawat terhadap
implementasi patient safety pada ruang
Dari tabel 2 di kategori beban kerja pada
rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang.
beban kerja ringan, terlihat pada
pelayanan implementasi patient safety Hasil penelitian ini menunjukkan
baik (51,6%) lebih besar dibandingkan bahwa beban kerja perawat yang berat
implementasi patient safety kurang baik berpengaruh pada implementasi patient
(48,4%), sedangkan kategori beban kerja safety yang kurang baik. Beban kerja
pada beban kerja berat, terlihat pada yang berbeda di Instalasi Rawat Inap
pelayanan implementasi patient safety RSUD Tugurejo Semarang disebabkan
kurang baik sebanyak 63 responden karena adanya perbedaan jumlah
(69,2%) lebih besar dari implementasi kegiatan atau aktivitas pada shift kerja,
patient safety baik sebanyak 28 jumlah pasien, jumlah perawat serta
responden (30,8%). Berdasarkan hasil perbedaan kelas perawatan. Adanya
analisis statistik dengan chi square, di pelaksanaan patient safety dapat
dapatkan nilai p value = 0,009 dengan df menambah tugas yang dilaksanakan oleh

50
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

perawat sehingga perlu adanya tanggung Berdasarkan hasil analisis statistik


jawab dalam menjaga pasien tetap dengan chi square, di dapatkan nilai p
selamat. Tugas-tugas yang bertambah value = 0,009 dengan df = 1 ά = 0,05 (5%)
yakni hand hygiene, ketepatan identifikasi maka, apabila p value < 0,05, Ha diterima
pasien, peningkatan keamanan obat yang H0 ditolak, sehingga ada hubungan
perlu diwaspadai (High-Alert), beban kerja perawat terhadap
peningkatan komunikasi yang efektif, implementasi patient safety pada ruang
pengurangan risiko pasien jatuh dan rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang.
pengurangan risiko infeksi terkait REFERENSI
pelayanan kesehatan. karena tidak
selamanya daya tahan tubuh manusia Anil ,JC. (2010). Hubungan beban kerja
akan selalu bertahan pasti akan terjadi perawat dengan stres kerja di
penurunan daya tahan tubuh. Beban kerja instalasi rawat inap RSU Islam
yang terlalu berlebihan akan Surakarta: Universitas
menimbulkan berbagai efek yakni Muhammadiyah Surakarta
kelelahan baik fisik maupun mental dan Depkes RI, (2006). Panduan nasional
reaksi-reaksi emosional seperti sakit keselamatan pasien dirumah sakit.
kepala, gangguan pencernaan, kelalaian, Departemen Kesehatan Republik
lupa dan mudah marah sehingga secara Indonesia.
potensial membahayakan pekerja atau Dermawan, D (2013). Pengantar
perawat (Manuaba, 2000, dalam Prihatini, keperawatan profesional. Jogjakarta:
2007). Gosyen Publishing
Douglas, LM. (1992). The effective
Penelitian ini sejalan dengan nurse: Leader and manager ., 4 Th.
penelitian yang dilakukan oleh sudirman Ed,. Mosby - year book, Inc.
(2003) yang menemukan bahwa beban Fatimah, I (2012). Hubungan
kerja perawat pelaksana secara signifikan pengetahuan, motivasi dan supervisi
mempengaruhi kinerja perawat. Menurut dengan kinerja perawat dalam
Lang, et all (2004) dalam Carayon 2008, melaksanakan patient safety di
mengatakan bahwa beban kerja RSUD Lambuang Baji Makasar:
keperawatan berat/tinggi dapat Universitas. Hasanudin.
mempengaruhi patient safety. Seperti, Griffiths, P., Renz, A., Hughes, J., &
banyak tugas keperawatan yang perlu Rafferty, A. M. (2009). Impact of
dilakukan oleh sekelompok perawat
organisation and management
selama berkerja. Beban kerja factors on infection control in
keperawatan dipengaruhi juga oleh
hospitals: a scoping review. Journal
jumlah perawat, jumlah pasien, kondisi of Hospital Infection, 73(1), 1-14.
pasien dan sistem kerja perawat. Hamdani, S. (2007). Analisis budaya
KESIMPULAN keselamatan pasien (patient safety
culture) di Rumah Sakit Islam,
Beban kerja perawat di ruang rawat inap
Jakarta 2007. Tesis. Fakultas
RSUD tugurejo semarang sebagian besar
Kesehatan Masyarakat Universitas
dalam kategori berat yaitu 91 responden
Indonesia.
(48,7%). Implementasi patient safety di
Handoko, H. (2008). Manajemen
ruang rawat inap RSUD Tugurejo
Personalia & Sumber Daya Manusia,
semarang sebagian besar dalam kategori
kurang baik yaitu 94 responden (60,6%).

51
Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No.1, Maret 2016

edisi kedua. BPFE-Yogyakarta: Nursalam. (2003). Konsep dan


Yogyakarta. penerapan metedologi penelitian.
Ilyas, Y. (2004). Perencanaan sumber Jakarta : Salemba Medika.
daya manusia rumah sakit, teori, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
metoda, dan formula. Jakarta: Indonesia (Permenkes) Nomor 1961/
Fakultas Illmu Kesehatan MENKES/ PER/ VIII/ 2011 Tentang
Masyarakat Universitas Indonesia. Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
Irwadi, ( 2007). http:// Irwadykapanlawi. Riwidikdo, H. (2007).
Wordppress.Com/2007/10/28/ StatistikkKesehatan. Jogjakarta:
KKP-RS, (2006). Panduan nasional Mitra Cendekia
keselamatan pasien rumah sakit Samba S.(2000). Pengantar
(patient safety). Departement Kepemimpinan Dan Managemen
Kesehatan RI. keperawatan Untuk Perawat Klinis,
Komite keselamatan pasien rumah sakit.( Buku kedokteran.ECG,Jakarta.
KKP-RS. (2007). Laporan insiden Sudirman Muslim (2003). Hubungan
keselamatan pasien (IKP). Beban Kerja Dengan Kinerja Perawat
Kusnanto. (2004). Profesi dan praktek Pelaksana Diruang Rawat Inap
keperawatan profesional. Jakarta: Instalasi Penyakit Dalam RSMH
ECG Palembang. Perpustakaan
Manuaba, A. Ergonomi, Kesehatan Universitas Indonesia.
Keselamatan Kerja. Dalam Sukma, ND. (2012). Konsep dasar
Wygnyosoebroto.S Dan keperawatan. Jakarta: Prestasi
Wiranto.S.E.”Eds, Proceeding Pustaka.
Seminar Nasional Ergonomi PT. Supari, SF. (2005). Sambutan
Guna Widya. Surabaya perencanaan gerakan keselamatan
Nawawi, HH. (2008). Managemen pasien rumah sakit. Jakarta
sumber daya manusia untuk bisnis Suyanto. (2008). Mengenal
yang kompetitif. Yogyakarta: Gadjah kepemimpinan dan managemen
Mada University Press. keperawatan dirumah sakit.
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Jogjakarta: Mitra Cendekia.
penelitian kesehatan. Jakarta: Swansburg, R.C. & Swansburg, R.J.
Rineka Cipta (1999). Introductory management
Notoatmodjo, S. (2005). Promosi and leadership for nurses. Canada:
kesehatan dan ilmu perilaku Jones And Barlett Publishers
kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Wasis. (2008). Pedoman riset praktis
Nursalam, (2008). Konsep dan untuk profesi perawat. Jakarta, ECG
penerapan metedologi penelitian ilmu Wijono, S. (2006). Pengaruh Kepribadian
keperawatan 92nd Ed). Jakarta: Type A dan Peran Terhadap Stres
Salemba Medika Kerja Manajer Madya. Jurnal
Nursalam. (2008). Konsep penerapan Universitas Kristen Setya Wacana
metedologi penelitian ilmu Salatiga. Insan, 8(3).
keperawatan: Pedoman skripsi, tesis
dan instrument penelitian
keprawatan. Jakarta: Salemba
Medika

52

S-ar putea să vă placă și