Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
2. MANFAAT IMUNISASI
1) Manfaat dari imunisasi diantaranya:
a. Untuk anak mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan
kemungkinan cacat ataukematian.
b. Untuk keluarga menghilangkan kecemasan dan psikologis pengobatan bila
anak sakit.
c. Untuk segara memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang
kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
2) Manfaat 5 Imunisasi dasar :
a. Menetralkan bahannya sebelum bisa memasuki sel.
b. Mengenali dan menghancurkan sel yang telah terinfeksi sebelum agen ini
dapat berbiak.
c. Pertahanan imun non spesifik.
d. Menguatkan atau meningkatkan system imun alami yang dihasilkan
tubuh.
e. Mencegah penyakit infeksi.
3. MACAM-MACAM IMUNISASI
Imunisasi dibagi menjadi 2 macam yaitu:
1. Imunisasi Aktif
Adalah dimana tubuh akan membuat sendiri kekebalan terhadap penyakit
setelah suntikan antigen (bahan yang dapat menimbulkan kekebalan) dan
dapat bertahan selama bertahun-tahun
2. Imunisasi Pasif
Adalah dimana tubuh tidak membuat sendiri kekebalan terhadap
penyakit tetapi mendapatkannya dari orang lain. Misalnya kolostrum (ASI
yang pertama keluar berwarna kekuning-kuningan) yang diberikan oleh ibu
pada bayi yang dapat melindungi bayi dari diare dan penyakit infeksi lainnya.
4. PEMBERIAN IMUNISASI
Apapun imunisasi yang akan diberikan, ada beberapa hal penting yang harus
diperhatikan oleh perawat, yaitu sbb :
1) Orang tua anak harus ditanyakan aspek berikut:
a. Status kesehatan anak saat ini, apakah dalam kondisi sehat atau sakit.
b. Pengalaman/reaksi terhadap imunisasi yg pernah didapat sebelumnya.
c. Penyakit yang dialami di masa lalu dan sekarang.
2) Orang tua harus mengerti tentang hal-hal yang berkaitan dengan:
a. dengan penyakit yg dapat dicegah dgn imunisasi.
b. Terlebih dahulu sebelum menerima imunisasi (informed consent) tentang
pengertian,jenis.
c. imunisasi, alasan imunisasi manfaat imunisasi dan efek sampingnya.
3) Catatan imunisasi yg lalu (apabila sudah pernah mendapat imunisasi
sebelumnya), pentingnya menjaga kesehatan melalui tindakan imunisasi.
4) Pendidikan kesehatan untuk orang tua.
perawat harus memberikan PenKes sebelum imunisasi diberikan :
a. Gali pemahaman orang tua tentang imunisasi anak.
b. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mendapatkan informasi seluas luasnya.
5) Kontraindikasi pemberian imunisasi. Ada beberapa kondisi yang menjadi
pertimbangan untuk tidak memberikan imunisasi pada anak, yaitu :
a. Flu berat atau panas tinggi dengan penyebab yg serius
b. Perubahan pada sitem imun yg tidak dapat menerima vaksin virus hidup
c. sedangdalam pemberian obat-obatan yang menekan sistem imun, seperti
sitostatika, transfusi darah, dan imunoglobulin.
4. Vaksin Tetanus
Imunisasi terhadap penyakit tetanus ada 2 macam :
1. Imunisasi aktif
vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif ialah toxsoid tetanus yaitu
toxsin kuman tetanus yang telah dilemahkan & kemudian dimurnikan.
Ada 3 macam kemasan vaksin :
a. Kemasan vaksin tetanus yaitu bentuk kemasan tunggal.
b. Kombinasi dengan kemasan difteri
c. Kombinasi dengan kemasan difteri & pertusis.
ATS (anti tetanus serum)dpt dipakai /pencegahan (imunisasi pasif) maupun
pengobatan tetanus.
a. Cara Imunisasi
Imunisasi dasar dan ulang pada anak diberikan dengan imunisasi DPT
/DT, pada ibu hamil pemberian imunisasi tetanus dilakukan 2 kali, pada
usia kehamilan bulan ke 7 dan ke 8.
b. Reaksi Imunisasi
Reaksi pada imunisasi aktif tetanus biasanya tidak ada, mungkin terdapat
demam ringan , rasa nyeri rasa gatal dan pembengkakan ringan di tempat
suntikan yang berlangsung selama 1-2 hari.
c. Efek Samping
Pada imunisasi aktif dengan toxsoid tetanus hampir tidak ada efek
samping. Pada pemberian imunisasi pasif dengan ATS mungkin terjadi
reaksi yang lebih Serius seperti gatal diseluruh tubuh, nyeri kepala
bahkan renjatan (shok).
d. Kontra indikasi
Tidak ada kecuali pada anak yang sakit parah.
5. Poliomielitis
Imunisasi diberikan untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit
poliomielitis.terdapat dua jenis vaksin dalam peredaran darah yang masing-
masing mengandung virus polio tipe I, II, dan III yaitu :
1. Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah dimatikan
(virus salk), cara pemberiannya dengan penyuntikan
2. Vaksin yang menandung virus polio tipe I, II, III yang masih hidup tetapi
telah dilemahkan (vaksin sabin ), cara pemberiannya melalui mulut dalam
bentuk pil atau cairan.
a. Cara Imunisasi
Di Indonesia dipakai vaksin sabin yang diberikan melalui mulut.
Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa
hari dan selanjutnya 4 – 6 minggu pemberian vaksin polio dapat
dilakukan bersamaan dg BCG,hepatitis, DPT.
b. Reaksi Imunisasi
Bisanya tidak ada, mungkin pada bayi akan terdpat berak-berak ringan.
c. Efek Samping
Pada imunisasi polio hampir tidak ada efek samping bila ada mungkin
berupa kelumpuhan anggauta gerak seperti penyakit polio sebenarnya.
d. Kontra indikasi
Imunisasi polio sebaiknya ditangguhkan pd anak dengan diare berat dan
sakit parah .
6. CAMPAK
Vaksin campak mengandung virus campak yang telah
dilemahkan.penyakit campak sangat menular. Kumannya penyebabnya ialah
sejenis virus yang ter masuk dalam golongan paramiksovirus. Gejala yang
khas yang timbul bercak bercak merah di kulit 3-5 hari setelah anak
menderita demam, batuk, pilek. Bercak merah ini semula timbul pada pipi
dibawah telinga kemudian menjalar kemuka, tubuh, dan anggota gerak.
a. Cara Imunisasi
Menurut WHO imunisasi campak cukup diberikan 1kali suntikan setelah
bayi umur 9 bln,gejala yang dapat diamati adalah demam yang disertai
dengan timbulnya bercak merah di kulit.
b. Reaksi Imunisasi
Tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Mungkin terjadi demam ringan
dan tampak sedikit bercak merah pada pipi dibawah telinga pada hari ke
7-8 setelah penyuntikan atau mungkin terjadi pembengkakan didaerah
penyuntikan.
c. Efek samping
Sangat jarang, mungkin dapat terjadi kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke 10-12 setelah penyuntikan. Selain itu dapat terjadi
radang otak berupa ensefalitis atau ensefalopati dalam waktu 30 hari
setelah imunisasi.
Cara Pemberian Imunisasi Dasar (Petunjuk Pelaksanaan Program Imunisasi di
Indonesia, DepKes 2000).
7. Vaksin Hepatitis B
1) Vaksinasi dan jenis vaksin
Vaksin terbuat dari bagian virus hepatitis B yang di namakan HbsAg
yang dapat menimbulkan kekebalan tetapi tidak menimbulkan penyakit.
HbsAg ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan cara rekayasa
genetika dengan bantuan sel ragi
2) Penjelasan penyakit
Penyakit hepatitis B disebabkan oleh virus hepatitis B cara penularan
hepatitis B dapat melalui mulut,trans- fusi darah,dan jarum suntik yang
tercemar.
Pada bayi cara penularannya adalah dari ibu melalui plasenta semasa
dalam kandungan atau pada saat ke –lahiran. Kelainan pada penyakit ini
disebabkan oleh kerusakan pada hati. Virus hepatitis B yang masuk ke
dalam tubuh akan berkembang biak di dalam jaringan hati dan kemudian
merusaknya.Gejala yang timbul dapat bervariasi dari tanpa gejala sampai
kelainan hati yang berat atau penyakit yang berjalan menahun (kronis ).
Biasanya gejala penyakit hepatitis ialah ke kuningan pada mata ,rasa
lemah, mual ,muntah, tidak nafsu makan dan demam.
a. Cara Imunisasi
Imunisasi aktif dilakukan dengan cara pemberian suntikan dasar
sebanyak 3 kali dengan jarak 1 bulan antara suntikan 1 dan 2 lima bulan
antara suntikan 2 dan 3.
b. Reaksi Imunisasi
Reaksi imunisasi yang terjadi biasanya berupa nyeri pada tempat
suntikan,yang mungkin disertai dengan timbulnya rasa panas atau
pembengkakan. Reaksi ini akan menghilang dalam waktu 2 hari. Reaksi
lain yg mungkin terjadi ialah demam ringan.
e. Penanganan
1. Untuk panas : berikan antiseptik ¼ tablet, puyer, atau sanmuldrop 3-
4x/hari 0,5 ml, jangan diselimut dengan selimut yang terlalu tebal,
kompres.
2. Rasa sakit didaerah suntikan, nyeri, merah dan bengkak akan hilang
dengan sendirinya. Jika perlu kompres dengan air hangat.
3. Radang bengkak selama 1 minggu atau lebih, bisa terjadi karena jarum
suntuk yang tidak steril, solusi : rujuk ke puskesmas.
4. Kejang : karena vaksin pertusisnya, segera rujuk ke puskesmas
2. IMUNISASI POLIO
a. Pengertian Imunisasi Polio
Kata Polio (abu-abu) dan Myelon (sumsum), berasal dari bahasa latin
yang berarti Medulla Spinalis. Penyakit ini disebabkan oleh virus
poliomyelitis pada medulla spinalis yang secara klasik menimbulkan
kelumpuhan. Poliomyelitis adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan
oleh virus polio (Stephanie,2003). Polio adalah penyakit menular yang
sifatnya mendadak / cepat disebabkan oleh virus polio yang menyebabkan
kerusakan saraf otak yang mengakibatkan kelumpuhan ( lumpuh layu) dan
mengecilkan otot.
Orang Tua
Nama Ibu : Ny.”S”
Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Alamat : jln. Kecebung 411 B
Pendidikan : SMA Pendidikan
Pekerjaan : IRT Pekerjan
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama
Ibu datang dengan bayi umur 6 bulan untuk mendapatkan imunisasi DPT
dan POLIO 4.
2) Menurut penuturan ibu bayi, pada saat ini bayi dalam keadaan sehat dan
akan diimunisasi DPT 3 di pos posyandu di kelurahan gomong lama.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Menurut penuturan ibu bayi, bayi belum pernah mengalami sakit.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut penuturan ibu bayi, bahwa dalam keluarganya tidak ada yang
pernah menderita penyakit yang berat ataupun penyakit yang menular.
c. Riwayat Persalinan dan Kehamilan.
1) Riwayat Prenatal (ANC)
- G2 P2 A0
- HPHT : 9 Juni 2015
- Kenaikan BB saat hamil : 12 kg
- Tempat kunjungan : Posyandu
- Riwayat pengkajian waktu hamil : tidak ada
- Kebiasaan waktu hamil : makan nasi, sayur dan daging
4) Riwayat perkembangan
a. Kemandirian bergaul : bayi hany dapatberinteraksi dengan orang
tuanya dan saudaranya.
b. Motorik : bayi mulai menoleh ke arah suara, bayi mulai
bisa memainkan tangannya.
c. Kognitif dan Bahasa : bayi mulai berbicara satu suku kata dan bisa
mengatakan “ba, ba”.
5) Pola nutrisi
a. Selera : ibu bayi mengatakan mau minum ASI dan
MPASI.
b. Alat makan yang dipakai: sendok dan piring
c. Pola makan/jam : ibu bayi mengatakan bayi makan 2 kali sehari
dan bayi makan pada pagi dan sore hari.
d. Jumlah cairan : 600 ml
7) Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Compos mentis
c. RR : 27 x /menit
d. BB : 7000 kg umur 6 bulan
e. Lingkar kepala : 35,5
f. Mulut : Simetris, tidak ada labiopatoskisis, bibir tidak
kering, lidah bersih.
g. Kepala : Rambut hitam, bersih, tidak ada benjolan.
h. Muka : Simetris, sclera tak ikterus, conjungtiva tidak
anemis.
i. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan
cuping hidung.
j. Telinga : Simetris, tidak ada kelainan, bersih.
k. Mulut : Simetris, tidak ada labiopatoskisis, bibir tidak
kering, lidah bersih.
l. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
vena jugularis.
m. Abdomen : Tidak kembung, tidak ada massa
n. Genetalia : Tidak ada pembesaran, labia mayor
sudah menutupi labio minor.
o. Anus : tidak ada atresia ani.
p. Ekstramitas : Simetris, tidak ada polidaktili /
syndaktil
2. Analisa Data
NO SYMPTOM ETIOLOGI PROBLEM
1. DS: Ibu klien Kurangnya informasi dan Gangguan
mengatakan takut pengetahuan tentang rasa aman
anaknya akan sakit imunisasi ibu klien cemas
setelah diimunisasi tampak cemas
DO: Ibu klien tampak
cemas
3. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa aman cemas berhubungan dengan kurangnya informasi dan
pengetahuan tentang informasi dan ibu klien tampak cemas. Ditandai dengan
ibu bayi mengatakan takut anaknya akan sakit setelah di imunisasi, dan ibu
klien tampak cemas.
2. Resiko terjadinya peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan vaksin DPT
III melalui IM menyebabkan nyeri, serum DPT III akan beraksi di dalam
tubuh membentuk antibody, menimbulkan reaksi radang, panas, dan
mengakibatkan gangguan pengaturan suhu tubuh.
4. Rencana Keperawatan
1. Resiko peningkatan suhu tubuh
a. Lakukan pendekatan pada bayi dan keluarga
b. Berikan penjelasan tentang manfaat imunisasi
c. Berikan penjelasan pada ibu bayi tentang vaksin DPT dan POLIO serta
KIPI vaksi tersebut.
d. Lakukan persiapan imunisasi DPT dan POLIO
e. Observasi keadaan umum bayi dan bekas suntikan.
f. Motivasi ibu untuk memberikan obat antipiuretik atau obatpenurun demam
dan kompres basah.
DAFTAR PUSTAKA
Stephanie Cave MD & Deborah Mitchell. 2003. Yang Orang Tua Harus Tahu Tentang
Vaksinasi Pada Anak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama