Sunteți pe pagina 1din 9

e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

PERBANDINGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK


DENGAN COMORBID FAKTOR DIABETES MELITUS DAN
HIPERTENSI DI RUANGAN HEMODIALISA
RSUP. Prof. Dr. R. D. KANDOU
MANADO

Alfians R Belian Ali


Gresty N M Masi
Vandri Kallo

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keedokteran


Universitas Sam Ratulangi Manado
Email : alfiansali@gmail.com

Abstract : Chronic kidney disease is a disease that causes the function of kidney organs to decrease until it
is finally unable to does its function properly. Life quality is a conceptual model that aims to describe the
client's perspective with a variety of terms. Therefore, the perspective of this life quality will be different
among sick and healthy peoples. The purpose of this study was to find out the life quality of patients with
chronic kidney disease with comorbid factors of diabetes mellitus and hypertension at Hemodialysis room
of RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. The method used in this research is the analytic observational
with cross sectional design. Sampling technique in this research is saturated sampling with 60 amount of
sample. Data processing using computer program by using chi-square test with significance level 95% (α =
0,05). The result showed that the number of respondents of chronic kidney disease with comorbid
hypertension have good life quality as many as 29 respondents (96,7%) and who have poor life quality as
much as 1 respondent (3,3%). Whereas for chronic kidney disease patients with comorbid diabetes mellitus
who have good life quality as many as 13 respondents (43.4%) and who have poor life quality as much as
17 respondents (56.7%) and obtained p value = 0.000. This conclusion shows a comparison of life quality
between patients with chronic kidney disease with comorbid hypertension and diabetes mellitus.
Keywords : Quality of Life, Chronic Kidney Disease

Abstrak : Gagal ginjal kronik merupakan suatu penyakit yang menyebabkan fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak mampu melakukan fungsinya dengan baik. Kualitas hidup merupakan
suatu model konseptual yang bertujuan untuk menggambarkan perspektif klien dengan berbagai macam
istilah. Dengan demikian pengertian kualitas hidup ini akan berbeda bagi orang sakit dan orang
sehat.Tujuan penelitian ini Mengetahui perbandingan kualitas hidup pasien dengan gagal ginjal kronik
dengan comorbid faktor diabetes melitus dan hipertensi di ruangan Hemodialisis RSUP. Prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasional analitik dengan rancangan cross
sectional. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu sampling jenuh dengan jumlah 60 sampel.
Pengolahan data menggunakan program computer dengan menggunakan uji chi-square dengan tingkat
kemaknaan 95% ( α = 0,05). Hasil penelitian menunjukan jumlah responden gagal ginjal kronik dengan
comorbid hipertensi yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 29 responden (96,7%) dan yang memiliki
kualitas hidup buruk sebanyak 1 responden (3,3%). Sedangkan untuk pasien

gagal ginjal kronik dengan comorbid diabetes melitus yang memiliki kualitas hidup baik sebanyak 13
responden (43,4%) dan yang memiliki kualitas hidup buruk sebanyak 17 responden (56,7%) dan didapatkan
nilai p= 0,000. Kesimpulan ini menunjukan adanya perbandingan kualitas hidup antara pasien gagal ginjal
kronik dengan comorbid hipertensi dan diabetes melitus.
Kata kunci : Kualitas Hidup, Gagal ginjal kronik.

1
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

PENDAHULUAN yang menjalani hemodialysis 10 ribu orang.


Penyakit Gagal Ginjal Kronik (GGK) Prevelensi gagal ginjal kronik berdasarkan
merupakan salah satu penyakit yang diagnosis dokter di Indonesia sebesar 0,2%
menjadi masalah besar di dunia. Gagal dan Sulawesi Utara menempati urutan ke 4
ginjal kronik merupakan suatu penyakit dari 33 propinsi dengan prevalensi 0,4%
yang menyebabkan fungsi organ ginjal pada tahun 2013 (Riskesdas, 2013).
mengalami penurunan hingga akhirnya Sahid (2013), menyatakan bahwa ada
tidak mampu melakukan fungsinya dengan hubungan antara diabetes mellitus dengan
baik (Cahyaningsih, 2009). Gangguan terjadinya gagal ginjal terminal. Dengan
fungsi ginjal ini terjadi ketika tubuh gagal jumlah sampel sebanyak 68 responden,
untuk mempertahankan metabolism dan dimana 34 responden penderita diabetes
keseimbangan cairan dan elektrolit mellitus dengan gagal ginjal terminal dan
sehingga menyebabkan retensi urea dan 34 responden penderita diabetes mellitus
sampah nitrogen lain dalam darah. tanpa gagal ginjal terminal. Dari hasil
Kerusakan ginjal ini mengakibatkan perhitungan data statistik didapatkan nilai p
masalah pada kemampuan dan kekuatan = 0,045 (p<0,05) dengan nilai (r = 0,20-
tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja 0,399) sehingga disimpulkan bahwa ada
terganggu, tubuh jadi mudah lelah dan korelasi yang bermakna antara lama
lemas sehingga kualitas hidup pasien diabetes dengan gagal ginjal terminal.
menurun (Bruner& Suddarth,2001). Riwayat penyakit hipertensi dan riwayat
Menurut Annual Data Repert United penyakit diabetes melitus (DM)
States Renal Data System yang berhubungan dengan kejadian gagal ginjal
memperkirakan prevelensi ginjal gagal kronik. Secara klinik riwayat penyakit
ginjal kronis mengalami peningkatan diabetes melitus mempunyai pengaruh
hamper dua kali lipat dalam kurun waktu terhadap kejadian gagal ginjal kronik 4,1
tahun 1998 – 2008 yaitu sekitar 20-25 % kali lebih besar dibandingkan dengan
setiap tahunnya (USRD,2008). Badan pasien tanpa riwayat penyakit faktor risiko
kesehatan dunia menyebutkan diabetes melitus dan pasien dengan riwayat
pertumbuhan penderita gagal ginjal pada penyakit hipertensi mempunyai risiko
tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun mengalami gagal ginjal kronik 3,2 kali
sebelumnya. Di Amerika Serikat, kejadian lebih besar daripada pasien tanpa riwayat
dan prevelensi gagal ginjal meningkat di penyakit faktor risiko hipertensi
tahun 2014. Data menunjukan setiap tahun (Pranandari, 2012). Tjekyan (2012),
200.000 orang Amerika menjalani terdapat 300 sampel yang diteliti
hemodialysis karena gangguan ginjal berdasrkan kriteria inklusi. Sampel yang
kronis artinya 1140 dalam satu juta orang memiliki riwayat hipertensi sebanyak 57,7
Amerika adalah pasien dialysis lebih dari %, riwayat diabetes mellitus (DM)
500 juta orang dan yang harus menjalani sebanyak 25%, riwayat infeksi saluran
hidup dengan bergantung pada cuci darah kemih (ISK) sebanyak 10%, riwayat batu
1,5 juta orang. saluran kemih (BSK) sebanyak 8% dan
Indonesia merupakan negara dengan riwayat lupus seritematosus sitemik (LES)
tingkat penderita gagal ginjal yang cukup sebanyak 2,3%. Nurjanah A (2012), Subjek
tinggi. Hasil survei yang dilakukan oleh penelitian yang memiliki hipertensi lebih
perhimpunan Nefrologi Indonesia dari 10 tahun sebanyak 16 orang, yang
(Pernefri) diperkirakan ada sekitar 12,5 % terdiri dari 13 orang (81,3%) menderita
dari populasi atau sebesar 25 juta penduduk GGT dan 3 orang (18,7%) tidak menderita
Indonesia mengalami penurunan fungsi GGT. Data tersebut kemudian dianalisis
ginjal. Menurut Ismail, Hasanuddin & dan dengan uji Chi Square dan didapatkan hasil
Bahar (2014) jumlah penderita gagal ginjal nilai p adalah 0,001. Hal ini menunjukkan
di Indonesia sekitar 150 ribu orang dan bahwa ada hubungan yang bermakna antara

2
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

lama hipertensi dengan angka kejadian sebanyak 90 pasien dan gagal ginjal kronik
GGT. dengan comorbid dm sebanyak 32 pasien.
Berdasarkan data dari Indonesia
Renal Registry (2011), penyebab terbanyak Metode Penelitian
dari gagal ginjal kronik adalah hipertensi Penelitian ini termasuk dalam jenis
dengan 34 % dan diabetes melitus sebesar penelitian kuantitatif dengan menggunakan
27 %. Dimana angka kejadian penyakit metode penelitian observasional analitik
ginjal hipertensi sebesar 4243 pasien dan untuk mencoba mencari hubungan yang
nefropati diabetika sebesar 3405 pasien. membandingkan antara 2 variabel yaitu
Fitriana (2012), menyatakan bahwa pasien variabel independen (Pasien gagal ginjal
hemodialisis dengan tekanan darah 130/80 kronik dengan comorbid faktor dm dan
mmHg akan mengalami kerusakan ginjal hipertensi) dan variabel dependen (Kualitas
yang lebih dini, menurut hasil penelitian hidup pasien gagal ginjal kronik). Dalam
dari 547 insiden pre-dialisis 89 % penelitian ini menggunakan desain
diantaranya mengalami tekanan darah penelitian cross sectional, dimana
diatas 130/80 walaupun sudah selesai melakukan observasi dan pengukuran
diberikan terapi dan pemberian anti variabel sekali dan sekaligus pada waktu
hipertensi dan hanya 11 % yang yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012).
mempunyai tekanan darah dibawah 130/80. Kriteria inklusi Pasien yang mengalami
Hasil penelitian Hamid dan Amzi (2009) gagal ginjal kronik dengan comorbid faktor
menunjukan bahwa ada hubungan antara diabetes. Pasien yang mengalami gagal
diabetes mellitus dengan kelangsungan ginjal kronik dengan comorbid faktor
hidup pasien hemodialisis. Penelitian hipertensi. Responden yang berkomunikasi
tersebut menyatakan bahwa dari 132 dengan baik dan kooperatif. Kriteria
responden yang ada 33 % diantaranya Eksklusi yaitu Pasien gagal ginjal kronik
menderita diabetes mellitus dan 15 % yang memiliki comorbid faktor lain dan
mengalami kualitas hidup yang buruk Pasien yang tidak bersedia untuk menjadi
dengan mengalami kematian sementara responden dan Responden yang
menjalani hemodialisa. Penelitian Muzasti mempunyai kesibukan lain saat akan
(2011) menunjukan bahwa ada hubungan dilakukan penelitian.
antara hemodialisis dan penyakit penyerta
seperti diabetes melitus dengan harapan HASIL dan PEMBAHASAN
hidup pasien hemodialisis. Pada analisa Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
multivariat, setelah dilakukan penyesuaian, umur.
ternyata harapan hidup lebih dominan
dipengaruhi oleh lama hemodialisa dan Umur n %
adanya Diabetes Mellitus. Muzasti (2011) 45-59 tahun 41 68 , 3 %
Pasien dengan riwayat penyakit diabetes >60 tahun 19 31 , 7 %
mellitus mempunyai resiko untuk Total 60 100%
meninggal lebih tinggi dibandingkan Sumber : Data primer, 2017
dengan pasien dengan hipertensi atau
penyerta yang lainnya. Tabel 1 dari 60 responden diperoleh
Berdasarkan suervei data awal yang informasi tentang karakteristik umur
dilakukan peneliti di ruangan hemodialisa menunjukkan bahwa sebagian besar
RSUP Prof, DR. R. D. Kandou Manado memiliki umur >45-59 tahun sebanyak 41
data pasien dengan penyakit gagal ginjal responden (68,3%) dan sisanya memiliki
kronik yang sementara menjalani umur >60 tahun sebanyak 19 responden
hemodialisa selama 3 bulan terakhir yaitu (31,7%).
sebanyak 510 pasien dan pasien gagal Hasil penelitian ini sesuai dengan
ginjal kronik dengan comorbid hipertensi penelitian Aroem (2015) dengan judul

3
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

“Gambaran Kecemasan dan Kualitas Hidup Nurchayati (2010) tentang analisis


Pada Pasien Yang Menjalani Hemodialisa” ” Faktor-faktor yang berhubungan dengan
menunjukkan bahwa sebagian besar kualitas hidup pasien penyakit ginjal kronik
kelompok usia pasien penderita penyakit yang menjalani hemodialisis di RS Islam
ginjal kronik yang menjalani hemodialisis Fatimah Cilacap “ didapati bahwa jenjang
adalah 41-50 tahun. pendidikan yang paling banyak ialah SMA
Usia 40-70 tahun, laju filtrasi dan Perguruan Tinggi dimana sebanyak 55
glomelurus akan menerun secara progresif orang (57,9%). Hasil ini juga diperkuat
hingga 50% dari normal terjadi penurunan dengan penelitian yang dilakukan oleh
kemampuan tubulus ginjal untuk Septiwi (2010) tentang hubungan antara
mereabsorpsi dan pemekatan urin. adekuasi hemodialisis dengan kualitas
Penurunan kemampuan pengosongan hidup pasieb hemodialisis di unit
kandung kemih dengan sempurna sehingga hemodialisis RS Margono Purwokerto
meningkatkan resiko infeksi dan obstruksi dimana responden pada penelitian tersebut
dan penurunan intake cairan yang lebih banyak yang berpendidikan SMA dan
merupakan faktor resiko terjadinya Perguruan Tinggi yaitu sebanyak (56,4%),
kerusakan ginjal (Brunner & Suddarth, dibandingkan yang berpendidikan rendah
2001). (SD dan SMP) sebanyak (43,6%).
Hasil penelitian ini sejalan dengan Berdasarkan hasil tersebut penulis
penelitian yang dilakukan oleh Yenni berasumsi bahwa, pendidikan memiliki
(2010) dalam penelitiannya mendapatkan pengaruh pada penyakit seseorang dimana
bahwa usia rata-rata pasien hemodialisis di semakin tinggi pendidikan seseorang
RS cikini adalah 56,02 tahun. Hasil yang kesadaran untuk mencari pengobatan dan
sama juga diperoleh dalam penelitian perawatan akan masalah kesehatan yang
Erwinsyah (2009) dimana rata-rata usia dialaminya juga akan semakin tinggi.
pasien hemodialisis di RS Jambi adalah 51
tahun, serta penelitian Dewi (2010) bahwa Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
rata-rata usia pasien hemodialisis di RS pekerjaan
Tabanan Bali adalah 46,97 tahun.
Pekerjaan n %
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
jenjang pendidikan Bekerja 37 61 , 7 %
Tidak bekerja 27 38 , 3 %
Pendidikan n % Total 60 100 %
SD 1 1,7%
Sumber : Data Primer, 2017
SMP 9 15, 0 %
SMA 30 50 , 0 %
Tabel 3 dari 60 responden
Perguruan 20 33 , 3 %
menunnjukan bahwa sebagian besar
Tinggi
memiliki pekerjaan dengan responden
Total 60 100 % sebanyak 37 responden (61,7%) dan yang
Sumber : Data Primer, 2017 tidak bekerja sebanyak 27 responden
(38,3%). Hasil observasi peneliti
Tabel 2 dari 60 responden diperoleh
menjumpai bahwa sebagian besar
informasi tentang karakteristik pendidikan
responden yang masih aktif bekerja adalah
menunjukkan bahwa responden dengan
pegawai negri sipil, wirausahawan ataupun
pendidikan SMA paling banyak dengan
aparat keamanan sedangkan yang seudah
jumah sebanyak 30 responden (50%)
tidak bekerja sebagian besar karena lanjut
perguruan tinggi sebanyak 20 responden
usia ataupun sudah kehilangan pekerjaan.
(33,3%) SMP sebanyak 9 responden (15%)
Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
dan SD sebanyak 1 responden (1,7%).

4
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

penelitian yang dilakukan oleh Septiwi Berdasarkan hasil uji statistic


(2010) dimana sebagian besar responden menggunakan Chi-Square, diperoleh nilai
memiliki pekerjaan atau yang masih aktif p value = 0,000. Nilai p ini lebih kecil dari
bekerja dengan presentasi sebanyak nilai α 0,05 maka Ho ditolak. Hal tersebut
(79,2%), hasil yang sama juga didapat menunjukan bahwa ada Perbandingan
dalam penelitian Nurchayati (2010) dimana Kualitas Hidup pasien dengan Gagal Ginjal
sebagian besar responden masih aktif Kronik dengan comorbid faktor Diabetes
bekerja dengan jumlah sebanyak 56 Melitus dan Hipertensi diruangan
responden (58,9%). Dari hasil tersebut Hemodialisa Prof Dr R. D. Kandou Manado
penulis berasumsi bahwa, dengan bekerja Berdasarkan hasil penelitian yang
responden tetap memiliki sumber telah dilakukan peneliti di RSU Prof Dr R.
penghasilan, memiliki dukungan yang lebih D. Kandou Manado diperoleh data dan
banyak dari lingkungan kerjanya, dan akan dilakukan uji statistic. Dari hasil uji statistik
meminimalkan konflik peran yang terjadi yang telah dilakukan diperoleh nilai p-
akibat perubahan kondisi fisik pasien value < 0,05. Dari hasil penelitian ini dapat
hemodialisis. Kemungkinan dengan dilihata bahwa terdapat perbandingan yang
bekerja kemampuan responden signifikan antara kualitas hidup pasien
menjalankan peran dirinya akan meningkat gagal ginjal kronik dengn comorbid
pula, hal ini akan berdampak pada hipertensi dan pasien gagal ginjal kronik
peningkatan harga diri dan kualitas dengan comorbid diabetes melitus.
hidupnya. Diamana pasien gagal ginjal kronik
memiliki kualitas hidup yang lebih baik
Tabel 4 Perbandingan Kualitas Hidup dibandingkan pasien gagal ginjal kronik
Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan dengan comorbid diabetes melitus.
Komorbid Faktor Diabetes Melitus dan Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hipertensi penelitian yang dilakukan oleh Ekantari
(2012) dengan judul ” Hubungan antara
Kualitas Hidup P
lama Hemodialisis dengan faktor
Komorbid Total
Baik Buruk value Komorbiditas dengan kematian pasien
n % n % n % Gagal Ginjal Kronik di RSUD DR.
HPT 29 96.7 1 3.3 30 50.0
Moewardi “. Hasil penelitian ini
DM 13 43.4 17 56.7 30 50.0
0.000 menunjukan bahwa ada perbandingan
antara kualitas hidup pasien hipertensi,
Total 42 70.0 18 30.0 60 100.0
diabetes melitus dan gagal jantung dengan
Sumber : Data Primer 2016 hasil p sebesar 0,839>0,05 dimana pasien
dengan hipertensi mempunyai kualitas
Hasil analisis pada tabel 4 menunjukan dari hidup yang lebih baik dibandingkan dengan
60 responden, responden yang mengalami pasien diabetes melitus dan gagal jantung.
gagal ginjal kronik dengan comorbid Ekantari (2009) juga menyatakan bahwa
hipertensi memiliki kualitas hidup lebih penyakit hipertensi pada gagal ginjal kronik
baik dengan jumlah responden sebanyak 29 masih dapat dikendalikan dengan
responden (96,7%) dan kualitas hidup memberikan obat anti hipertensi serta
buruk sebanyak 1 responden (3,3%) menambahkan bahwa hipertensi bukanlah
sedangkan untuk pasien gagal ginjal kronik penyebab kematian utama pada pasien
dengan comorbid faktor diabetes melitus gagal ginjal.
memiliki kualitas hidup buruk lebih besar Utami (2016) tentang
dengan jumlah responden sebanyak 17 ”Komorbiditas dan Kualitas Hidup pasien
responden ( 56 , 7 % ) dan yang memiliki Hemodialisa“ menyatakan dengan
kualitas hidup baik sebanyak 13 responden diberikannya obat anti-hipertensi maka
( 43 , 4 % ). tekanan darah dapat dikontrol. Penurunan

5
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

tekanan darah dapat menjaga fungsi ginjal lingkaran setan yang berkembang secara
dan tampaknya sebanding dengan lambat sehingga penanganan unuk pasien
proteinuria dan hal tersebut dapat hipertensi yang mengalami gagal ginjal
menurunkan jumlah terapi yang dapat dikontrol. Ekantari (2009) juga
dijalaankan oleh pasien. Oleh karena itu menyatakan bahwa penyakit hipertensi
apabila hipertensi pada pasien hemodialisa pada gagal ginjal kronik masih dapat
dapat dikendalikan dan berada pada rentang dikendalikan dengan memberikan obat anti
dibawah > 180 mmHg maka akan hipertensi serta menambahkan bahwa
memberikan pengaruh yang baik sehingga hipertensi bukanlah penyebab kematian
dapat meningktakan kualitas hidup pasien. utama pada pasien gagal ginjal.
Hasil penelitian ini juga didapatkan Clovy (2010) mengatakan bahwa
bahwa kualitas hidup pasien gagal ginjal diabetes merupakan faktor komorbiditas
kronik dengan comorbid hipertensi yang hingga 50% pasien dan sebesar 65% pasien
memiliki kualitas hidup baik sebanyak 29 gagal ginjal kronik meninggal yang
responden dan yang memiliki kualitas menjalani hemodialis memiliki riwayat
hidup buruk sebanyak 1 responden. penyakit diabetes. Ginjal mempunyai
Sedangkan responden dengan comorbid banyak pembuluhpembuluh darah kecil,
diabetes melitus yang memiliki kualitas diabetes dapat merusak pembuluh darah
hidup baik sebanyak 13 responden dan tersebut sehingga pada gilirannya
yang memiliki kualitas hidup buruk mempengaruhi kemampuan ginjal untuk
sebanyak 17 responden. menyaring darah dengan baik. Karena
Budiyanto (2009) mengatakan situasi seperti itu, protein tertentu (albumin)
bahwa hipertensi dan gagal ginjal saling dapat bocor ke dalam urin (albuminaria),
mempengaruhi. Hipertensi dapat yang dapat menyebabkan gagal ginjal.
menyebabkan gagal ginjal, sebaliknya Apabila kondisi ini tidak dapat diatasi dan
gagal ginjal kronik dapat menyebabkan berlangsung terus menerus dapat
hipertensi. Hipertensi yang berlangsung menyebabkan kematian Clovy (2010).
lama dapat mengakibatkan perubahan Rendy (2012) Apabila kadar gula
struktur pada arteriol di seluruh tubuh, darah yang tidak terkontrol pada pasien
ditandai dengan fibrosis dan hialinisasi diabetes inilah yang dapat menyebabkan
dinding pembuluh darah. Organ sasaran kerusakan yang lebih parah pada
utama adalah jantung, otak, ginjal, dan glomerulus sehingga apabila tidak dapat
mata. Pada ginjal, arteriosklerosis akibat dikontrol dengan baik maka lama kelamaan
hipertensi lama menyebabkan akan menyebabkan kerusakan ginjal yang
nefrosklerosis. Gangguan ini merupakan lebih parah.
akibat langsung iskemia karena Berdasarkan hasil penelitian ini,
penyempitan lumen pembuluh darah penulis berasumsi bahwa kualitas hidup
intrarenal Penyumbatan arteri dan arteriol dari pasien gagal ginjal kronik dengan
akan menyebabkan kerusakan glomerulus comorbid hipertensi lebih baik
dan atrofi tubulus, sehingga seluruh nefron dibandingkan dengan pasien gagal ginjal
rusak, yang menyebabkan terjadinya gagal kronik dengan comorbid diabetes melitus
ginjal kronik. dikarenakan proses terjadinya kerusakan
Padila (2012) mengatakan pada ginjal yang berjalan lebih lambat
perubahan fungsi ginjal dalam waktu yang ataupun penanganan pada pasien hipertensi
lama dapat mengakibatkan kerusakan lebih dengan gagal ginjal kronik yang berfokus
lanjut pada nefron yang ada. Lesi-lesi pada pemberian terapi obat anti hipertensi
skerotik yang terbentuk makin banyak untuk mengontrol tekanan darah pasien
sehingga dapat menimbulkan obliteli tersebut dan juga kepatuahan dalam
glomelurus yang menurunkan fungsi ginjal menjalani dialisis yang mungkin dapat
yang lebih lanjut dan dapat menimbulkan

6
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

meningkatkan harapan hidup atau kualitas Dewi I.G.A.P.A. (2010). Hubungan


hidup pasien. anatara Qb dengan Adekuasi
Kualitas hidup seseorang dalam hal Hemodialisis pada pasien yang
ini pasien gagal ginjal kronik dengan menjalani Terapi Hemodialisis di
comorbid hipertensi dan diabetes melitus Ruang HD BRSU Tabanan Bali.
sebetulnya dipengaruhi oleh banyak faktor.
Menurut Polinsky (2000 dalam Frida, Erwinsyah. (2009).Hubungan antara Quick
2010) untuk mengetahui bagaimana of blood (Qb) dengan penurunan
kualitas hidup seseorang maka dapat di kadar ureum dan kreatinin plasma
ukur dengan mempertimbangkan status pada pasien CKD yang menjalani
fisik, psikologis, sosial, dan kondisi hemodialisis di RSUD
penyakit. Kualitas hidup merupakan RadenMattaher Jambi. Diakses
persepsi individu secara keseluruhan pada tanggal
mengenai kebahagiaan dan kepuasan dalam
kehidupan dan lingkungan sekitar dimana Farida, A. (2010). Pengalaman Klien
dia hidup. Hemodialisis Terhadap Kualitas
Hidup Dalam Konteks Asuhan
SIMPULAN Keperawatan di RSUP Fatmawati
Terdapat perbandingan cukup signifikan Jakarta. Tesis UI.
antara kualitas hidup pasien gagal ginjal
kronik denga comorbid hipertensi dan Fitriana, E. (2012). Hubungan Antara
diabetes melitus. Lama Hemodialisis Dan Faktor
Komorbiditas Dengan Kematian
Pasien Gagal Ginjal Kronik Di
DAFTAR PUSTAKA RSUD dr. Moewardi.
Aroem, H. (2015). Gambaran Kecemasan
Dan Kualitas Hidup Pada Pasien
Yang Menjalani Hemodialisa. Hamid AJ. (2009).Predictor of Survival
Jurnal FIK Universitas Among and Stage Renal Failure
Muhamadiyah Surakarta. Diakses Patients Undergoing Dialysis
pada 20 Oktober 2015. Treatment in Pahang From 2000 to
2004. Jurnal of Comunity Health
Brunner & Suddarth.(2001). Buku Ajar 2009:Vol 15 Number 1 2009.
keperawatan Medikal Bedah Edisi
8.Jakarta :EGC.
Hanafi.(2016).Hubungan Peran Perawat
Budiyanto, Cakro.(2009). Hubungan Sebagai Care Giver Dengan
Hipertensi dan Diabetes Mellitus Kualitas Hidup Pasien Penyakit
terhadap Gagal Ginjal Kronik. Ginjal Kronik Yang Menjalani
Kedokteran Islam2009. Hemodialisis Di RSUP Prof. Dr. R.
D. Kandou Manado.
Cahyaningsih, D. (2011). Panduan Praktis
Perawatan Gagal Ginjal. Haryono. (2012). Keperawatan Medikal
Yogyakarta: Cendekia Press. Bedah Sistem Perkemihan.
Yogyakarta :Rapha Publishing
Colvy, J. (2010). Tips Cerdas Istanti, Y. P. (2009). Faktor-Faktor yang
Mengenalidan Mencegah Gagal Berkontribusi terhadap
Ginjal.Yogyakarta: DAFA interdialytic weight gains (IDWG)
Publishing. pada Pasien chronic kidney Disease
(CKD) di Unit Hemodialisis RS

7
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

PKU Muhammadiyah Menjalani Hemodialisa Rawat


Yogyakarta.Jurnal Universitas Jalan di RSU Haji Medan.
Indonesia
Prabowo dan Pranata. (2014). Asuhan
Kurtus, R. (2005) Univ Of Toronto Quality Keperawatan Sistem Perkemihan.
Of Life Model. Universitas Toronto. CetakanPertama. Yogyakarta :Nuha
Medika
Mailani, F. (2015). Kualitas Hidup Pasien
Penyakit Ginjal Kronik Yang Riskesdas.(2013). Hasil Riset Kesehatan
Menjalani Hemodialisis: systematic Dasar Kementrian Kesehatan RI.
Review. Ners Jurnal Keperawatan Diakses
volume 11 Sekolah Tinggi Ilmu tanggal,http://www.depkes.go.id/re
Kesehatan Amanah Padang. sources/download/general/Hasil%2
0Riskesdas%202013.df
Muzasti, A. (2011). Hubungan Phase Angel
Pada Bioelectrical `Impedance Sahid (2013). Hubungan Lama Diabetes
Analysis dengan Berbagai Melitus Dengan Terjadinya Gagal
Karakteristik dan Lama Harapan Ginjal Terminal Di Rumah Sakit
Hidup Pasien Hemodialisis Kronik. DR. Moewardi Surakarta.
Notoatmodjo. (2012). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Septiwi, C. (2010). Hubungan Antara
CetakanKedua. Jakarta :Rineka Adekuasi Hemodialisis dengan
Cipta Kualitas Hidup pasien Hemodialisis
diunit Hemodialisis RS Prof Dr
Nurchayati.(2010). Analisis Faktor-faktor Margono Soekarjo Purwokerto.
yang berhubungan dengan kualitas
hidup pasien penyakit ginjal kronik Setiadi. (2013). Konsep dan Praktik
yang menjalani hemodialisis di RS Penulisan Riset Keperawatan.
Islam Fatimah Cilacap dan Rumah EdisiKedua. Jakarta :Graha Ilmu
Sakit Umum Daerah Banyumas.
Sujarweni. (2015). Statistik Untuk
Nurjanah, A. (2012). Hubungan Antara Kesehatan. Yogyakarta :Gava
Lama Hipertensi Dengan Angka Media
Kejadian Gagal Ginjal Terminal Di
Suprapto. (2014). Patologi & Patofisiologi
RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Penyakit. yogyakarta
Nursalam.(2006). Asuhan Keperawatan Suryarinilsih (2010). Hubungan Antara
pada Pasien dengan Gangguan Lama Hemodialisis Dan Faktor
Sistem Perkemihan. EdisiPertama. Komorbiditas Dengan Kematian
Jakarta :Salemba Medika. asien Gagal Ginjal Kronik Di
RSUD DR. Moewardi.
Padila. (2012). Buku ajar Keperawatan
Medikal Bedah. CetakanPertama. Tjekyan, S. (2014). Prevalensi dan Faktor
Yogyakarta :Nuha Medika Risiko Penyakit Ginjal Kronik di
RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Panjaitan, M. (2014). Gambaran
Palembang Tahun 2012.
Kepatuhan Diet dan Dukungan
Keluarga pada Pasien Penderita
USRDS: The United States Renal Data
Gagal Ginjal Kronik yang
System: Overall hospitalization and

8
e-Jurnal Keperawatan (e-Kp) Volume 5 Nomor 2, Agustus 2017

mortality. Am J Kidney Dis 2009;


1(Suppl 1):S1

Widyastuti, R. (2014). Korelasi Lama


Menjalani Hemodialisis dengan
Indeks Massa Tubuh Pasien Gagal
Ginjal Kronik di RSUD Arifin
Achamad provinsi Riau. Jurnal Gizi
Volume 1 No.2 Oktober
2014.Poltekkes Kemenkes Riau:
Riau

S-ar putea să vă placă și