Sunteți pe pagina 1din 3

My Testimony

Puji tuhan sebelumnya. Saya ingin mengucapkan makasih kepada Pendeta David dan Sister Felicia karna
memberi saya kesempatan untuk menceritakan cara Allah telah membantu saya dan mengalami sendiri
mukjizat Allah.

Sejak dari umur kecil, saya telah beribadah di gereja Calvary Church dan saya masih ingat setiap Minggu
pasti orang tua saya akan membawa saya ke gereja ini bukan hanya beribadah tetapi mengikuti acara-
acara yang diadakan di gereja. Pendeta-pendeta di gereja ini telah banyak membantu saya dari banyak
aspek dalam kehidupan saya.

Apabila setelah selesai sekolah menengah atas, hidup saya mulai berubah. Pergaulan saya dengan
teman-teman dari luar mulai mengubah hidup saya. Kehidupan tanpa mengikuti al-kitab, pergaulan,
teman-teman, dan cara pemikiran saya. Walaupun saya seorang Kristen dan sentiasa ke gereja, tapi
iman saya tidak sekuat seperti kehendak Allah.

Saya mulai tidak ke gereja dan sentiasa berlawan dengan kehendak orang tua saya. Tiap minggu saya
akan cari alasan untuk tidak ke gereja. Apalagi sewaktu saya mulai kerja, saya akan cari alasan untuk
tidur hari minggu karna berasa lesu dan capek. Tiba satu hari, papa saya menyuruh saya ke Australia
untuk mengikuti program Theology supaya coba mendekati Allah dan mengubah cara hidup saya.

Tiap hari saya ke gereja karna mengikuti kuliah program Theology. Awalnya emang susah untuk
mengikuti ajaran al-kitab dan mengikuti program-program yang sudah disediakan. Pendeta-pendeta dan
dosen di tempat kuliah saya sentiasa memberi semangat dan ajaran yang benar. Lama kelamaan
pemikiran , pergaulan dan cara hidup saya mulai mengikuti apa kehendak Allah sebenarnya.

Satu hari, saya jatuh dan patah kaki saya. Saya terpaksa pake tongkat untuk jalan. Saya mulai rasa
seperti penjara karna terbatas untuk bergerak. Saat itu, salah satu dosen dari tempat theology saya
memberi saya tugasan untuk menjadi pengajar remaja perempuan di salah satu sekolah Kristen. Saya
mulai merasa senang dan banyak membantu orang lain dalam banyak aspek walaupun dengan keadaan
pake tongkat saat itu. Tiba-tiba, pendeta , dosen dan semua teman saya mulai bilang dan memberi saran
untuk melanjutkan kuliah saya dalam bidang kedokteran. Semua orang di gereja yang saya sentiasa
pergi mulai berdoa untuk saya dan akhirnya saya mendapat tawaran mukjizat untuk kuliah di Indonesia.

Pada usia 23 tahun tahun 2010 saya diberi kesempatan untuk belajar kedokteran di Palembang,
Indonesia. Awalnya saya tidak tahu apa-apa mengenai Palembang dan tidak pernah mikir yang saya akan
belajar kedokteran. Saya mulai ragu walaupun diberi kesempatan. Orang tua saya memberi saya support
dari segi biaya dan semangat.

Di Palembang, awalnya kaget saya setelah sampai di sana. Saya yang diberi kemudahan dan diberkati
semuanya terpaksa saya inap di sebuah kosan yang sungguh kecil. Awalnya saya kaget dan marah
terhadap diri saya. Kenapa saya harus belajar kedokteran dan menyusahkan hidup saya. Sehari-sehari
akhirnya selesai 4 tahun kuliah dan saya diberi sarjana kedokteran. Selama 4 tahun belajar, saya
mengalami banyak rintangan dan halangan. Asma saya kambuh, gastritis saya juga makin nambah parah.
Saya tetap menjalankan hidup saya sehari demi sehari dengan kepercayaan Allah dan mengikuti Al-
kitab.
Di Palembang, saya beribadah di sebuah gereja Gereja Bethel Indonesia, Palembang. Di sana ketua
pendeta nama beliau Pendeta Sapta. Seorang pendeta yang sungguh baik sekali. Hari pertama saya
beliau sempat berjabat tangan dengan saya dan berdoa supaya imam dan hidup saya di Palembang akan
diberkati Tuhan. Kadang pada hari minggu saya tidak berkesempatan untuk ke gereja, beliau akan tetap
ingat dengan saya dan minggu seterusnya ketemuan dan berdoa bersama dengan saya.

Saya sempat kenal dengan beberapa suster-suster dari sebuah rumah sakit yang berdekatan dengan
rumah saya. Dalam hidup saya, belum pernah saya ketemu seramai begitu suster yang berdedikasi
untuk membantu pasien sakit dan orang miskin di kota Palembang. Mereka mulai ngajar saya cara untuk
melalukan tugasan yang Tuhan mau kita lakukan kepada orang ramai.

Di Palembang, banyak orang miskin yang masih di jalan. Tanpa rumah tanpa apa-apa. Saat saya ada uang
lebih, saya akan belikan beberapa nasi bungkus sama air aqua mineral. Saya dan teman saya akan pake
motor dan mulai keliling. Kadang ada yang sampai nangis makan karna sudah lama tidak makan nasi.
Ada yang harus hemat minum air bersih. Anak-anak belajar di tepi jalan dengan hanya menggunakan
lampu senter.

Kadang, ada rombongan dari gereja bersama saya akan keliling rumah sakit dan berdoa untuk anak-anak
yang sakit. Apa lagi klu anak-anak yang masih kecil dan sudah lama nginap di rumah sakit karna penyakit
kronis yang lama. Yang saya kaget, mereka adalah pasien yang bukan Kristen. Malah minta didoakan dan
mereka mengikuti cara kita berdoa. Keikhlasan dan rasa bersyukur dari mereka banyak mengajar kepada
saya betapa kuat dan special Tuhan kita.

Pada tahun 2014, akhirnya saya mulai program profesi dokter di salah satu rumah sakit di Palembang
dengan diberi gelas dokter muda. Awalnya memang susah karna penyesuaian dari segi bahasa dan
semuanya. Tetapi dengan semangat dan dorongan yang diberi gereja saya di Indonesia saya maju dan
berjaya menyelesaikan sehingga diberi gelar Dokter.

Sewaktu saya menjalankan program profesi dokter, ada satu saat waktu selama 10 minggu saya
ditugaskan di bangsal paru di mana semua pasien saya mengalami TB dan HIV dan karna kekurangan
bahan-bahan steril terpaksa kadang saya menjalankan tugas tanpa perlindungan diri. Sehingga saya
mulai merasa aneh karna kehilangan berat badan 9kg dalam sebulan, keringatan malam dan badan
merasa lesu. Saya langsung melakukan pemeriksaan dan diagnosis saya TB. Saya hanya bisa duduk dan
nangis dan merasa sedih karna akhirnya saya sendiri kena TB.

Dokter spesialis yang merawat saya memberi saya obat TB dan menyuruh saya tetap bekerja tetapi
sentiasa memakai alat pelindungan diri masker dan sarung tangan. Saya lapor ke pihak gereja, pendeta
dan teman-teman saya banyak memberi semangat untuk menjalankan hidupan seharian saya. Apa yang
mukjizat adalah TB selalunya hilang setelah 6 bulan, tetapi TB di tubuh saya hanya mengambil 3 bulan
untuk saya sembuh! Dokter yang merawat saya malah kaget 3 bulan hilang bakteri-bakteri di tubuh
saya.

Setelah itu, kejadian yang Allah membantu saya adalah sewaktu saya ditugaskan di bangsal kardio
jantung. Pasien saya tiba-tiba henti jantung dan saya melakukan resusitasi. 30 menit saya melakukan
resusitasi pasien saya tetap meninggal akhirnya dan besoknya saya tidak bisa berjalan. Saya ke dokter
ortopedi dan dokter bilang spinal saya yang pernah saya operasi saat saya umur 16 tahun kambuh lagi
sakitnya. Selama 2 minggu saya tidak bisa berjalan dan hanya menggunakan kerusi roda. Sekali lagi Allah
menunjukkan mukjizat beliau dengan menyembukan saya tanpa perlu operasi lagi. Semua dokter malah
kaget.Allah tidak pernah kecewakan saya malah sentiasa mengajarkan saya melalu al-kitab, doa dan
kehidupan di sekitar saya.

Setelah saya selesai kepaniteraan kuliah saya di universitas sriwijaya Palembang, pemerintah konsil
kedokteran Indonesia mengeluarkan aturan baru bahwa semua mahasiswa asing harus mengikuti ujian
nasional kedokteran. Saat itu saya merasa kecewa karna seharusnya saya udah selesai dan wisuda. Spp
saya sudah selesai dibayar tetapi tiba-tiba pihak universitas minta bayaran spp lagi. Keluarga saya
bingung karna spp bukan murah untuk warganegara luar. Saya mahasiswa asing yang pertama di
Palembang, Sumatera Selatan untuk mengikuti ujiannya juga. Bingung saya saat itu apa harus dilakukan.

Saya cuman bisa nangis. Mau doa juga rasa marah terhadap Tuhan. Tapi tetangga saya yang beragama
Islam ngobrol sama saya dan menasehati supaya jangan patah semangat, dan tetap minta Tuhan
bantuan dan semangat. Saya ke gereja dan ketemu sama pendeta. Pendeta kaget dan mulai berdoa
untuk saya. Saya yang tidak pernah jatuh saat didoakan , langsung jatuh sujud di altar. Nangis sepenuh
hati. Dan janji Tuhan lewat pendeta, ini tahun penyuaian. Apa yang kamu tanam, hasilnya akan kamu
lihat. Sejak hari itu, tiap hari minggu saya akan ke gereja dan tiap kali pendeta berdoa untuk saya dengan
tangannya memberkati saya, pasti saya akan jatuh bersujud dan nangis. Kadang saya mikir apakah saya
dalam depresi nangis terus. Tapi saya tidak berhenti mengharapkan Tuhan.

Setiap hari saya mulai baca al-kitab 2 kali sehari, Pagi dan malam. Saya terus bergiat belajar dan tuhan
juga bantu dari segi kewangan. Rumah saya yang saya kontrak dari owner, ibu itu kasi diskon malah
untuk tinggal masih di sana. Semuanya langsung berubah. Pemikiran saya, jiwa saya, dan ketenangan
yang luar biasa mulai saya rasa. Apa yang saya belajar dan banyak teman dan dosen juga membantu
saya untuk membuat persiapan untuk ujian nasional Indonesia. Akhirnya saat ujian nasional, nilainya
pun keluar, dan saya dinyatakan lulus.

Dosen, Rektor, Dekan saya semua kaget atas kelulusan saya, seorang mahasiswa asing dengan bahasa
lain bisa lulus mengikuti ujian nasional Indonesia. Allah maha Kuasa, Pendeta sentiasa bilang, pegangan
kepada al-kitab itu amat penting sekali.

Yohanes 14:13-14; Dan apa saja yang kamu minta dalam nama-ku, aku akan melakukannya, supaya
bapa dapat dimuliakan di dalam putra. Jika kamu meminta sesuatu dalam nama-ku, aku akan
melakukannya.

Filipi 4:13; Aku dapat melakukan segala perkara di dalam kristus yang memberi kekuatan kepadaku.

God is good. Amen

S-ar putea să vă placă și