Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Floratek 7: 91 - 106
Raifall Interception on Coffee Plants in Kebet Village, Bebesan Sub District, Aceh
Tengah District
ABSTRACT
The purpose of the study was to determine the amount of rainfall interception
on coffee plants, and obtain a relationship between rainfall and interception of coffee
plant. The research was conducted in a coffee plantation in Kebet Village, Bebesen
Sub-District, Central Aceh District. The experiment was carried out from February to
March 2011. The method used in this research was a descriptive method, using direct
measurements in the field. The samples of coffee plants were 4 years and 15 years
old. The results showed that rainfall interception of 4 years-coffee-crop was 56.87%
of the total rainfall of 82.50 mm and that of 15-year-old coffee plants was 72.12%,
of total rainfall of 133.50 mm. The greater the rainfall was, the greater the
interception would be, as well as the older age of the coffee plant was, the greater the
percentage of interception was recorded. The average proportion of rainfall as the
water passes (throughfall) was greater than the proportion of rainfall that becomes
stream stems (stemflow), due to high density of leaves covering the stem.
Relationship between rainfall and interception on coffee plants was a natural
logarithm equation: (1) for 4 years coffee crop, I = 3.440 ln (Pg) + 0.650 and R2 =
0.56; (2) for 15 years old coffee crop, I = 2.992 ln (Pg) + 2.371 and R2 = 0.69.
91
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
92
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
93
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
94
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
pukul 07.00 WIB dan dihitung dalam satuan mililiter (ml) kemudian
sebagai hari hujan sebelumnya. diubah ke dalam milimeter sehingga
c. Pencatatan air aliran batang digunakan rumus :
(stemflow) dilakukan setiap hari A tajuk
hujan pada pukul 07.00 WIB dan
A platik
dihitung sebagai hari hujan '
sebelumnya. Tf
Tf
Aplastik
Keterangan:
Pengolahan Data
a. Perhitungan Intersepsi
Tf’ = volume air lolos yang
Dari hasil pengukuran curah
tertampung dalam jerigen
hujan, aliran batang dan air lolos
(mm3);
kemudian dihitung besarnya intersepsi
Atajuk = luas tajuk tanaman (mm2);
berdasarkan pendekatan keseimbangan
Aplastik = luas plastik penakar air lolos
volume (volume balance approach)
(mm2);
yaitu (Asdak, 2004).:
λ = angka perbandingan antara
luas tajuk dan luas plastik;
I = Pg - (Tf + Sf)
Tf = throughfall (mm);
Keterangan:
d. Perhitungan (stemflow)
Hasil awal stemflow diperoleh
I = Intersepsi tajuk (mm);
dalam satuan mililiter (ml) kemudian
Pg = Curah hujan kotor (mm);
diubah ke dalam milimeter sehingga
Tf = Air lolos (mm);
digunakan rumus :
Sf = Aliran batang (mm).
'
b. Perhitungan Curah Hujan Sf
Sf
Hasil awal curah hujan Atajuk
diperoleh dalam satuan mililiter (ml) Keterangan:
kemudian diubah ke dalam milimeter
sehingga digunakan rumus (Triatmodjo, Sf’ = volume aliran batang yang
2009) : tertampung dalam jerigen
(mm3);
V
Pg Sf = stemflow (mm);
A alat Atajuk = luas tajuk tanaman (mm2).
95
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
Tabel 1. Jumlah curah hujan, aliran batang, air lolos dan Intersepsi pada tanaman kopi
Jumlah
Aliran
Hari Curah Air Lolos Intersepsi
Umur Batang
Hujan Hujan
(mm) (mm) % (mm) % (mm) %
96
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
30.0
20.0
10.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Hari Hujan
Gambar 5. Air lolos (throughfall) pada tanaman kopi (umur 15 tahun).
97
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
98
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
25.0
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Hari Hujan
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Hari Hujan
99
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
100
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
50.0
40.0
30.0
20.0
10.0
0.0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Hari Hujan
Gambar 11. Intersepsi hujan pada tanaman kopi (umur 15 tahun)
Hubungan Air Lolos dengan Curah luas dan rapat jika dibandingkan
Hujan dengan kelas umur 4 tahun.
Jumlah air lolos akan semakin Selanjutnya, hubungan air lolos dengan
berkurang dengan adanya kerapatan curah hujan pada tanaman kopi umur 4
tajuk yang bertambah. Hal ini dapat tahun dan 15 tahun dapat dilihat pada
dilihat dari hasil penelitian yang Gambar 12 dan 13. Selanjutnya
dilakukan di mana pertambahan umur hubungan curah hujan dengan air lolos
tanaman menyebabkan jumlah air lolos untuk masing-masing umur disajikan
(throughfall) semakin berkurang. pada Tabel 2.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya Hubungan antara curah hujan
bahwa tanaman kopi umur 15 tahun dan air lolos menunjukkan korelasi
memiliki proyeksi luas tajuk yang lebih positif, di mana ketika curah hujan
101
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
meningkat maka air hujan yang namun peningkatan yang terjadi tidak
menjadi air lolos juga akan meningkat, secara drastis.
15.0
10.0
5.0
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 12 . Hubungan antara air lolos dengan curah hujan pada tanaman kopi (umur
4 tahun).
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 13 . Hubungan antara air lolos dengan curah hujan pada tanaman kopi (umur
15 tahun).
Tabel 2. Hubungan air lolos dengan curah hujan pada tanaman kopi
Umur Persamaan Regresi R2
4 Tahun Y = 0.573e0.112x 0.502
15 Tahun Y = 0.168e0.178x 0,532
Hubungan Aliran Batang dengan terjadi hujan maka air yang mengalir
Curah Hujan lambat. Kondisi ini akan menyebabkan
Batang tanaman kopi memiliki air yang mengalir melalui batang
kulit batang yang kasar sehingga ketika terhambat sampai ke permukaan tanah.
102
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
Hubungan antara curah hujan dengan determinasi (R2) untuk hubungan antara
aliran batang pada tanaman kopi umur aliran batang dengan curah hujan pada
4 tahun dan 15 tahun disajikan pada tanaman kopi umur 4 dan 15 tahun
Gambar 14 dan 15. Selanjutnya disajikan pada Tabel 3.
persamaan regresi dan koefisien
2.5
2.0
1.5
1.0
0.5
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 14 . Hubungan antara aliran batang dengan curah hujan pada tanaman kopi
(umur 4 tahun).
12.0
y = 0.0049e0.2308x
R² = 0.7123
10.0
Aliran Batang (mm)
8.0
6.0
4.0
2.0
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 15 . Hubungan antara aliran batang dengan curah hujan pada tanaman kopi
(umur 15 tahun)
Tabel 3. Hubungan aliran batang dengan curah hujan pada tanaman kopi
Umur Persamaan Regresi R2
4 Tahun Y = 0.007e0.178x 0.594
15 Tahun Y = 0.004e0.230x 0,712
103
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
Hubungan Intersepsi dengan Curah yang turun kecil maka seluruh curah
Hujan hujan yang turun akan diintersepsikan.
Intersepsi memiliki hubungan Hal ini sesuai dengan pernyataan
yang sangat erat dengan curah hujan. Siregar et al., (2006) yang menyatakan
Semakin tinggi curah hujan, maka bahwa kapasitas intersepsi beragam dan
jumlah air yang diintersepsikan berbanding terbalik dengan curah
semakin kecil namun ketika curah hujan. Hubungan curah hujan dengan
hujan yang turun lebih besar dari intersepsi pada tanaman kopi umur 4
kapasitas tajuk maka proporsi air hujan tahun dan 15 tahun disajikan pada
yang diintersepsikan akan semakin Gambar 16 dan 17. Umumnya
kecil. Hal ini terjadi karena kapasitas hubungan antara intersepsi dengan
penampungan air intersepsi yang telah curah hujan mengikuti model logaritma
jenuh air. Namun ketika curah hujan natural.
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 16 . Hubungan intersepsi dengan curah hujan pada tanaman kopi (umur 4
tahun).
30.0
Intersepsi Hujan oleh Tanaman Kopi Umur 15 Tahun
I = 2.992ln(pg) + 2.371
25.0 R² = 0.698
Intersepsi Hujan (mm)
20.0
15.0
10.0
5.0
0.0
0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0
Curah Hujan Kotor Pg (mm)
Gambar 17 . Hubungan intersepsi dengan curah hujan pada tanaman kopi (umur 15
tahun).
104
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
105
Hairul Basri et al. (2012) J. Floratek 7: 91 - 106
106