Assignment 2

Electrical power is needed to supply electricity for constant lighting and heat for
maintaining constant temperature environment in the greenhouses for growing a
vegetable. Gas engines employed to produce the required electrical power are also
producing waste heat that could be utilized further to generate additional electrical
power. The thermal energy generated by the gas engines is more than adequate to heat
the greenhouses and utilization of the excess (waste) heat is desireable. The waste heat is
available at around 100˚C and at this relatively low temperature a Rankine cylce with
an organic compound as the working fluid known as Organic Rankine Cycle (ORC)
shown above will be the most suitable option for heat recovery. The following picture
shows a typical waste heat recovery system.

The working fluid used in the ORC is ammonia. Superheated ammonia vapor enters the
turbine at 95˚C. Ammonia exits the condensor as saturated liquid at 25˚C and leaves the
pump at 5 MPa. Based on the following assumptions :
 thermal energy in the amount of 1575 kW can be transferred from the gas engine
to the working fluid
 water pressure at stream 5 and 6 is 1 bar
 the expander and the pump have adiabatic efficiency of 75%
 temperature of stream 5 and 6 are 15 and 20˚C, respectively
 there is no pressure drop in the boiler and in the condensor
Determine the following :
 the electrical output of the expander
 as in part (a) but use 6 MPa or the pressure of stream 4
 the efficiency of the ORC cycle based on your answer in part a) and b). Why are
they different?
  the water mass flow rate circulating between the ORC and the aquifer based on
answe for part a)
e. Fill in the following the table
for P4 = 5 MPa and 6 MPa
Stream # 1 2 3 4 5 6
Vapor fraction
T (℃)
P (bar)
Mass flow rate (ton/h)
Don’t forget to include your calculation sheets in your report

Diketahui :
 Sistem ORC (Organic Rankine Cycle)
 Fluida kerjanya adalah senyawa ammonia (NH3)
 Vapor superheated ammonia masuk pada expander pada suhu 95oC
 Ammonia keluar kondensor sebagai saturated liquid pada 25oC & meninggalkan pompa
dengan P = 5MPa

Asumsi :
 Steady state
 Enegi kinetik dan potensial diabaikan
 Tidak ada pressure drop pada boiler dan condensor
 Pompa dan expander memilki efisiensi adiabatis sebesar 75 %
 Qin pada boiler = 1575 kW
 Tekanan air pada aliran 5 dan 6 sebesar 1 bar (ṁ5 = ṁ6= ṁH2O)
 ṁ1=ṁ2 = ṁ3 = ṁ4= ṁNH3
 ṁ5 = ṁ6= ṁH2O
  = 75% P = 1 bar
T = 20 ℃

T = 25 ℃
P = 1 bar
T = 15 ℃
T = 95 ℃

P = 5 MPa  = 75%

Ditanya :
a) Welectrical di expander?
b) Sama seperti bagian a) tetapi menggunakan 6 MPa untuk tekanan pada aliran 4?
c) Efisiensi ORC dari bagian a) dan b), mengapa keduanya berbeda?
d) Mass flow rate pada ORC dan aquifer pada bagian a) ?

Jawab :

Analisis neraca energi pada masing-masing komponen alat :

1. Boiler ( W = 0)
1, ṁ1 h1
𝑑𝐸 𝑉12 −𝑉42
= Q – W + ṁ [ h1 – h4 + + g (z1 – z4) ]
𝑑𝑡 2
BOILER
Qin = 𝑚̇𝑁𝐻 3 [ h1 – h4 ]
𝑄𝑖𝑛
= h1 - h4
𝑚̇𝑁𝐻 3

4, ṁ4 h4

2. Expander (Q = 0)
2 2
𝑑𝐸𝐸 𝑢 𝑢
1, ṁ1 h1 = 𝑄̇𝐸 − 𝑊̇𝐸 + ∑𝑖 𝑚̇𝑖 (ℎ𝑖 + 2𝑖 + 𝑔𝑧𝑖 ) − ∑𝑒 𝑚̇𝑒 (ℎ𝑒 + 2𝑒 + 𝑔𝑧𝑒 )
2, ṁ2 h2 𝑑𝑡
EXPANDER
𝑊̇𝐸 = 𝑚̇𝑁𝐻 3 [ h1 – h2 ]
We
= h1 – h2
𝑚̇𝑁𝐻 3
3. Kondensor

2, ṁ2 h2
5, ṁ5 h5
KONDENSOR
6, ṁ6 h6

3, ṁ3 h3

4. Pompa

4, ṁ4 h4
3, ṁ3 h3
POMP
A
0 = Wp + ṁ3 h3 – ṁ4 h4
- Wp = 𝑚̇𝑁𝐻 3 [ h3 – h4 ]
Wp
= h4 – h3
𝑚̇𝑁𝐻 3

a. Menghitung nilai Wexpander

 Aliran 1 ( T = 95 ℃ dan P = 5 MPa dengan kondisi vapor superheated)
Pada kondisi ini P1 = P4 karena tidak ada pressure drop pada boiler. Dengan melihat steam
table untuk amonia sehingga didapatkan nilai untuk entalpi dan entropi
𝒌𝑱
h1 = 𝟏𝟒𝟗𝟒. 𝟓 ⁄𝒌𝒈

𝒌𝑱
s1 = 𝟒. 𝟕𝟐𝟓𝟐 ⁄𝒌𝒈. 𝑲
 Gambar .... Data entalpi dan entropi spesifik T=95 ℃ dan P=5 MPa
Sumber : http://www.peacesoftware.de/einigewerte/calc_nh3.php5
 Aliran 2
Ketika keluar dari expander maka aliran bersifat isentropik (s1 = s2 = 4.725 kJ/kg.K).
Aliran masuk kondensor yaitu aliran 2 memiliki temperatur yang sama dengan aliran 3, T2
= T3= 25oC (lihat dari sistem kondensor). Perbedaan antara aliran 2 dan 3 adalah fasenya.
Untuk aliran 2 merupakan aliran yang keluar dari expander dengan fase cairan uap-jenuh
sedangakan pada aliran 3 adalah aliran yang keluar dari kondensor yaitu berupa saturated
liquid. Kalor yang dilepaskan pada kondensor dapat merubah fase cair-uap menjadi fase
cair jenuh bukan menurunkan suhu sehingga suhu di kedua aliran tersebut tetap. Nilai
entropi pada 25oC berdasarkan tabel saturated of amonia yaitu :
sf = 1.121 kJ/kg.K dan sg = 5.0293 kJ/kg.K

Tabel 2.1 Properties of Saurated Ammonia (Liquid-Vapor)

Sumber: (Holman, 1988)
sehingga :
s2 = sf + x (sg – sf)
4.7252 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 = 1.121 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 + 𝑥 (5.0293 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 − 1.121𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾)
 3.6042 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾 = 𝑥 (3.9083 𝑘𝐽/𝑘𝑔. 𝐾)
𝑥 = 0.9221

Berdasarkan tabel saturated of amonia maka didapatkan nilai hf dan hg yaitu :

ℎ𝑓 = 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎ𝑔 = 1463.5 𝑘𝐽/𝑘𝑔
ℎ2𝑠 = ℎ𝑓 + 𝑥 (ℎ𝑔 − ℎ𝑓 )
ℎ2𝑠 = 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔 + 0.9221 (1463.5 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
ℎ2𝑠 = 1372.73 𝑘𝐽/𝑘𝑔
Expander memiliki efisiensi = 75%, maka berlaku rumus efisiensi isentropik pada
expander, sebagai berikut :
ℎ1 − ℎ2
𝜂=
ℎ1 − ℎ2𝑠
Maka mendapatkan nilai h2 aktual yaitu dengan efisiensi isentropik sebagai berikut :
1494.5 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − ℎ𝑠
0.75 =
1494.5 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 1372.73 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝒉𝟐 = 𝟏𝟒𝟎𝟑. 𝟏𝟕 𝒌𝑱/𝒌𝒈
 Aliran 3 ( T = 25℃, P = 1 MPa dengan kondisi saturated liquid)
Berdasarkan table saturated of amonia diperoleh data sebagai berikut :
𝒌𝑱
𝒉𝒇𝟑 = 𝟐𝟗𝟖. 𝟐𝟓 ⁄𝒌𝒈
𝑘𝐽
𝑠3 = 1.121 ⁄𝑘𝑔
3
𝑣3 = 0.00165 𝑚 ⁄𝑘𝑔

 Aliran 4
Pompa bersifat isentropik sehingga entropi tetap pada aliran 3 dan 4 (s3 = s4). Pompa
memiliki efisiensi isentropik = 75% dan berlaku rumus berikut (Smith, Van Ness, &
Abbott, 2001) :
𝑣 (𝑃4 − 𝑃3 )
𝜂=
ℎ4 − ℎ3
0.00165 𝑚3 /𝑘𝑔 (5𝑥106 𝑁/𝑚2 − 1𝑥106 𝑁/𝑚2 )
0.75 =
ℎ4 − 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔
0.75ℎ4 − 223.68 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 6600 𝑁. 𝑚/𝑘𝑔
0.75ℎ4 − 223.68 𝑘𝐽/𝑘𝑔 = 6.6 𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝒉𝟒 = 𝟑𝟎𝟕. 𝟎𝟒𝒌𝑱/𝒌𝒈
Dengan meninjau boiler, laju alir massa amonia dapat ditentukan :
 𝑄𝐵 = 𝑚̇𝑁𝐻 3 (ℎ1 − ℎ4 )
𝑄𝐵
𝑚̇𝑁𝐻 3 =
ℎ1 − ℎ4
1575 𝑘𝑊
𝑚̇𝑁𝐻 3 =
1494.5 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 307.04𝑘𝐽/𝑘𝑔
𝒎̇𝑵𝑯 𝟑 = 𝟏. 𝟑𝟐𝟔 𝒌𝒈/𝒔 = 4.77 ton/h
Dengan meninjau expander, WE dapat dinyatakan sebagai berikut.
WE = ṁ𝑁𝐻3 (ℎ1 − ℎ2 )
𝑘𝐽 𝑘𝐽
𝑊E = 1.326 𝑘𝑔/𝑠( 1494.5 ⁄𝑘𝑔 − 1403.17 ⁄𝑘𝑔)

𝒌𝑱⁄
𝑾E = 𝟏𝟐𝟏. 𝟏𝟎 𝒔
b. Menghitung nilai Wexpander saat aliran 4 diubah P = 6 MPa
 Aliran 1 (T = 95oC dan P = 6 MPa dengan kondisi subcooled liquid)
𝒉𝟏 = 𝟔𝟖𝟖. 𝟖𝟓 𝒌𝑱/𝒌𝒈
𝒔𝟏 = 𝟐. 𝟒𝟗𝟑𝟐𝟓 𝒌𝑱/𝒌𝒈. 𝑲

Gambar .... Data entalpi dan entropi spesifik T = 95 ℃ dan P = 6 MPa

Sumber : http://www.peacesoftware.de/einigewerte/calc_nh3.php5

Saat memasuki expander, fluida kerja (aliran 1) yang masuk mempunyai fase subcooled.
Aliran subcooled tidak bisa menghasilkan kerja pada expander karena yang bisa
menghasilkan kerja pada expander adalah fluida pada fase superheated. Maka, ammonia pada
P = 6 MPa tidak bisa menghasilkan kerja pada expander dan mengakibatkan siklus ORC
tidak berjalan pada tekanan tersebut sehingga entalpi, entropi, mass flow rate, dan vapor
fraction pada komponen selain expander pada ORC juga tidak bisa dicari.

c. Efisiensi ORC
  Wpompa untuk P = 5 MPa
𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = ṁ𝑎𝑚𝑜𝑛𝑖𝑎 (ℎ4 − ℎ3 )
𝑘𝑔
𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎 = 1.326 ⁄𝑠 (307.04𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
𝑾𝒑𝒐𝒎𝒑𝒂 = 𝟏𝟏. 𝟔𝟓𝟓 𝒌𝑱/𝒔
 Efisiensi untuk P = 5 MPa
𝑊𝑒𝑥𝑝𝑎𝑛𝑑𝑒𝑟 −𝑊𝑝𝑜𝑚𝑝𝑎
𝜂= 𝑥 100%
𝑄𝑏𝑜𝑖𝑙𝑒𝑟

𝒌𝑱⁄ 𝒌𝑱
𝟏𝟐𝟏. 𝟏𝟎 𝒔 − 𝟏𝟏. 𝟔𝟓𝟓 ⁄𝒔
𝜼= 𝒙 𝟏𝟎𝟎% = 𝟔. 𝟗𝟓 %
𝟏𝟓𝟕𝟓 𝒌𝑾

d. Mass flow rate pada ORC dan aquifer

 Mass flow rate pada ORC pada tekanan 5 MPa di aliran 4 = ṁ𝑁𝐻3 = 1.326 𝑘𝑔/𝑠
 Mass flow rate pada aquifer ditinjau dari persamaan energi pada kondensor
Dari steam table, kondisi subcooled (pendekatan : table saturated steam) didapatkan
nilai h5= 63.03 kJ/kg (1 bar & 15oC) dan h6 = 83.95 kJ/kg (1 bar & 20 oC)
ṁ𝑁𝐻3 (ℎ2 − ℎ3 ) = ṁ𝐻2 𝑂 (ℎ6 − ℎ5 )
1.326 𝑘𝑔/𝑠(1403.17 𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 298.25 𝑘𝐽/𝑘𝑔) = ṁ𝐻2 𝑂 ( 83.95𝑘𝐽/𝑘𝑔 − 63.03 𝑘𝐽/𝑘𝑔)
𝒌𝒈⁄
ṁ𝑯𝟐𝑶 = 70.03 𝒔 = 𝟐𝟓𝟐. 𝟏𝟖 𝒕𝒐𝒏/𝒉

e. Fill in the following table:

 For P4 = 5 MPa
Stream # 1 2 3 4 5 6
Vapor fraction 1 0.9221 0 0 0 0
T (℃) 95 25 25 25 15 20
P (bar) 50 10 10 50 1 1
Mass flow rate (ton/h) 4.77 4.77 4.77 4.77 252.18 252.18