Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
1. Tujuan
1.1 Mengidentifikasi anion dan kation yang terdapat dalam sebuah senyawa
1.2 Menentukan anion dan kation berdasarkan pada sifat kelarutan atau
reaksi dari kation dan anion didalam air (asam dan basa).
2. Teori Dasar
mengenali atau mengidentifikasi suatu unsur atau senyawa kimia (anion atau
kation) yang terdapat dalam sebuah sampel berdasarkan sifat kimia dan
a. Reaksi Kering
dilakukan uji warna nyala sebagai salah satu cara identifikasi kation
dengan reaksi kering. terkadang uji warna nyala juga dapat menjadi satusatunya indikator pemastian
suatu unsur tanpa memerlukan analisis yang
hanya berwarna putih pada saat di uji warna nyalanya. (Anonim, 2008)
b. Reaksi Basah
Reaksi basah merupakan jenis identifikasi zat secara kualitatif yang sering
Senyawa NO
Karena sifat kimia ataupun fisika dari senyawa tersebut sangat khas,
a) Reaksi Pengendapan
Sebaliknya bila asam atau basa hanya terdisosiasi sebagian maka disebut
S dan amonium
Banyak reaksi oksidasi dan reduksi yang digunakan untuk analisa kualitatif,
Zat padat coklat tua yang menghasilkan larutan ungu bila dilarutkandengan
2+
2O
- + 4H+ + 3e
_
MnO2 (endapan coklat) + 2H
2O
- + e _ MnO
(Harjadi, 1986)
Dalam pelaksanaan analisis kualitatif anorganik banyak digunakan reaksi-reaksi yang melibatkan
pembentukan ion kompleks. Suatu ion atau
molekul kompleks terdiri dari satu atom pusat dan sejumlah ligan yang
3. Analisis Kation
Reagensia yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling umum adalah:
1. HCl
2. H
2
S
3. (NH
4. (NH
2CO3
sebagai berikut:
1. Golongan I
timbal klorida sedikit larut dalam air, dan karena itu timbal tak pernah
kepada suatu cuplikan ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara
kuantitatif dengan H
diantara sulfat-sulfat, timbal praktis tidak larut, sedang perak sulfat jauh
lebih banyak. Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat
diatas.
halida tidak sempurna dan endapan itu mudah sekali larut dalam air
perak asetat bisa mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida
2. Golongan II
Kation golongan II : Merkuri (II), timbal (II), bismuth (III), tembaga (II),
kadmium (II), arsen (III) dan (V), stibium (III), dan timah (II)
(coklat), AS
2
3 (kuning), Sb
(jingga),
SnS
(kuning).
sub. Golongan tembaga tidak larut dalam reagensia ini. Sulfida dari sub.
3. Golongan III
2+
, Fe
3+
, Al
3+
, Cr
3+
, Cr
6+
, Ni
2+
, Cu
2+
, Mn
2+
, dan
Mn
7+
, Zn
2+
Reagensia golongan : H2
Al(OH)3
(putih), Cr(OH)
klorida oleh H
3+
dan
sedangkan logam-logam lain dari golongan ini tetap berada dalam larutan
dibagi menjadi golongan besi (besi, aluminium, mangan dan zink) atau
golongan IIIB.
4. Golongan IV
(BaCO
3, SrCO
3, CaCO
) (Svehla, 1985)
3.Cara Kerja
Di tambahkan 50 mg sampel
Dicatat
6 tabung
reaksi bersih
Hasil
Sampel dalam
tabung reaksi
NH4OH
6M
Air 1 -2
ml
HCl 6M H2SO
3M
HNO3
6M
NaOH
6M
/ sampel
4. Data Pengamatan
Sampel B
No Perlakuan Hasil
1.
2.
butiran putih
Sampel + HCl 6 M
1.
2.
3.
butiran putih
Larutan + Akuades
anion Cl
No Perlakuan Hasil
1.
2.
3.
Sampel berupa serbuk kasar
butiran putih
Sampel + K2CrO4 5%
kation Ba
2+
kuning.
kation Ba
2+
No Perlakuan Hasil
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Filtrat + KI
Filtrat + H
2SO
Filtrat + NH
4OH
kation Pb
2+
muda.
Filtrat sampel
kuning.
putih
kation Pb
2+
Kation:
1. Ba 2+
2. Pb 2+
Anion:
1. ClO3-2. Cl-
Kation:
1. Na
2. Cu
2+
Anion:
1. F
-2. Cl2
Ba
2+
+K
2CrO4 → BaCrO4
Cl- + AgNO
3 → AgCl
-↓ (endapan putih) + NO
ClO3
-+ HCl → HClO
+ Cl
Pb
2+
+K
2CrO4 → PbCrO
2-↓(endapan kuning) + 2K
Pb
2+
+ 2KI
-→ PbI
2 ↓(endapan kuning) + 2K
Pb
2+
+H
2SO
4 → PbSO
Pb
2+
+ NH
OH → PbNH
2-+ OH
-5. Pembahasan
anion dan kation yang terdapat dalam suatu senyawa. Sampel yang dianalisis
berupa serbuk kasar berwarna hijau dan sedikit butiran putih. Dari
2O3
, Hg
, Cr(OH)
2+
),CrCl
3.6H
2CrO4
kation Ba
2+
terjadi perubahan warna pada api menjadi hijau dan tidak memiliki bau yang
2+
. Hipotesis lainnya
AgNO3
anion Cl
-.
menganalisa mulai dari bentuk, warna, sifat, bau dan rasa sampel hingga uji
nyala serta perubahan yang terjadi ketika direaksikan dengan reagen. Reagen
juga dapat berupa air. Ketika sampel ditambahkan air panas larutan menjadi
2+
larutan K2CrO4
larutan berwarna kuning. Sama hal nya ketika filtrat direaksikan dengan KI
larutan tidak
berwarna tapi terbentuk endapan putih. Pembuktian terakhitr filtrat
2+
kelarutan didalam air (asam dan basa) sampel yang dianalisis terdapat anion
ClO3
-dan Cl
serta kation Ba
2+
dan Pb
2+
2.
Secara teoritis sebenarnya cukup besar kemungkinan terdapatnya kationanion dalam sampel yang
diuji. Sebab sampel tersebut diambil dari daerah
secara natural. Jadi tidak mungkin larutan sampel netral atau tidak
pelarut murni yang dapat menerima berbagai zat masuk kedalamnya. Tidak
terbacanya kandungan-kandungan lain di dalam sampel kemungkinan
disebabkan kurangnya kadar Kation dan anion dalam larutan sampel sehingga
tidak dapat dianalisis dengan metode sederhana dan uji spesifik sederh ana.
6. Kesimpulan
kelarutan didalam air (asam dan basa) sampel yang dianalisis terdapat anion
ClO3
-dan Cl
serta kation Ba
2+
dan Pb
2+
Daftar Pustaka
FMIPA UNPAD.
Svehla, G. 1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semi Mikro,
SGD.