Sunteți pe pagina 1din 9

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN TEORI


A. KONJUNGTIVITAS
1. Data Fokus Pengkajian
a. Identitas
Terdiri dari nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, status
pernikahan, suku/bangsa, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no
medrec, pekerjaan, alamat, serta data penanggung jawab.

b. Riwayat Kesehatan
1) Riwayat kesehatan sekarang
Nyeri rasa ngeres (seperti ada pasir pada mata), gatal, panas, dan
kemerahan sekitar mata, epipora mata. Keluhan terus-menerus ;
hal yang dapat memperberat keluhan, nyeri daerah meradang
menjalar ke daerah mana, waktu keluhan, serta keluhan menyertai
apakah pandangan menjadi kabur terutama pada kasus
Gonoblenorroe.
2) Riwayat kesehatan dahulu
Apakah klien pernah menderita penyakit yang sama, trauma mata,
alergi obat, riwayat operasi mata.
3) Riwayat kesehatan keluarga
Kaji apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang
sama dengan klien atau penyakit lainnya.
4) Riwayat psikologi
Kaji bagaimana keadaan suasana hati (emosional) klien dan
keluarga dalam menghadapi penyakit yang diderita, biasanya
suasana hati klien kurang bik (cemas) dan keluarga biasanya
khawatir.
5) Riwayat sosial ekonomi
Mengkaji kehidupan sosial ekonomi klien, bagaimana interaksi
klien baik dikehidupan sosial maupun masyarakat.
6) Kebiasaan sehari-hari
Kaji tentang aktivitas atau kebiasaan yang dilakukan oleh klien
sebelum sakit dan saat sakit.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik (inspkesi) untuk mencari karakter/tanda konjungtivitis
yang meliputi :
1. Hiperemi konjungtiva yang tampak paling nyata pada fornix dan
mengurang ke arah limbus.
2. Kemungkinan adanya sekret : mukopurulen dan berlimpah pada
infeksi bakteri, yang menyebabkan kelopak mata lengket saat bangun
tidur, berair atau encer pada infeksi virus.
3. Edema konjungtiva.
4. Blefarospasme
5. Lakrimasi
6. Konjungtiva palpera (merah, kasar karen ada edema dan infiltrasi).
7. Konjungtiva bulbi, injeksi konjungtiva banyak, kemosis,, dapat
ditemukan pesudo membrane pada infeksi pneumokok. Kadang-
kadang disertai perdarahan subkonjungtiva kecil-kecil baik di
konjungtiva palpebra maupun bulbi yang biasanya disebabkan
pneumokok atau virus.
8. Pemeriksaan visus, kaji visus klien dan catat derajat pandangan perifer
klien karena jika terdapat sekret yang menempel pada kornea dapat
menimbulkan kemunduran visus.

3. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 DS :Klien mengatakan Konjungtivitis Nyeri Akut
nyeri pada kedua
matanya. Peradangan

DO :Mata klien tampak Dilatasi pembuluh


Hiperemia, berair, dan darah
kotor.
Granulasi disertai
sensasi nyeri

Nyeri
2 DS: Klien mengatakan Konjungtivitis Kerusakan
nyeri pada mata. Jaringan
Pengeluaran cairan
DO : Mata klien tampak meningkat
hiperemia, berair, dan
kotor. Purulen dan TIO meningkat
edema mata.
Kanal schlemm
tersumbat

Iskemia syaraf optic

Ulkus kornea

Kerusakan integritas
jaringan

3 DS :klien mengatakan Konjungtivitis Potensial


saat bangun tidur Komplikasi :
matanya lengket, susah Mikroorganisme Sepsis dan
membuka mata. allergen, iriatif Abrasi Kornea

DO :mata klien tampak Kelenjar air mata


hiperemia, berair, dan terinfeksi
kotor. Terdapat purulent
disekitar mata. Fungsi sekresi
terganggu
Hipersekresi purulent

Potensial komplikasi
4 DS :Klien mengatakan Konjungtivitas Gangguan
mata terasa gatal dan Rasa Nyaman
mengeluh tidak Peradangan
nyaman.
Dilatasi pembuluh
DO :Mata merah, klien darah
tampak gelisah
Granulasi disertai
sensasi benda asing

Tidak nyaman

4. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d granulasi disertai sensai benda asing.
2. Kerusakan integritias jaringan b.d ulkus kornea.
3. Potensial komplikasi : sepsis dan Abrasi kornea b.d hipersekresi
purulen
4. Gangguan rasa nyaman b.d granulasi disertai sensasi benda asing.

5. Rencana Tindakan Keperawatan


6. Evaluasi
B. UVEITIS
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas pasien dapat meliputi nama, usia, jenis kelamin, pendidikann,
pekerjaan, agama, suku/bangsa, alamat, tanggal masuk, tanggal
pengkajian, dan diagnosa pasien.
b. Keluhan Utama
Tanyakan kepada pasien adanya keluhan seperti nyeri, mata berair,
mata merah, silau dan secret pada mata.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Informasi yang dapat diperoleh meliputi informasi mengenai
penurunan ketajaman penglihatan, trauma pada mata, riwayat gejala
penyakit mata seperti nyeri meliputi lokasi, awitan, durasi, upaya
mengurangi dan beratnya, pusing, silau.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan pada klien riwayat penyakit yang dialami klien seperti
diabetes mellitus, herpes zoster, herpes simpleks.
e. Pengkajian Fisik Penglihatan
1) Ketajaman Penglihatan
Uji formal ketajaman penglihatan harus merupakan bagian dari
setiap data dasar pasien. Tajam penglihatan diisi dengan kartu
mata (snellen) yang diletakan 6 meter.
2) Palpebra Superior
Mata sakit jika ditekan
3) Palpebral Inferior
Bengkak, merah, ditekan keluar nanah
4) Konjungtiva tarsal superior dan inferior
Inspeksi adanya :
a) Pupil, timbunan sel radang sub konjungtiva yang bewarna
merah dengan pembuluh darah ditengahnya.
b) Membrane, sel radang di depan mukosa konjungtiva yang
bila diangkat akan berdarah. Memberan merupakan jaringan
sekrotik yang terkoagulasi dan bercampur dengan fibrin,
menembus jaringan yang lebih dalam dan berwarna abu-abu.
c) Pseudomembran, membrane yang bila diangkat tidak akan
berdarah.
d) Litiasis, membentukan batu senyawa kalsium berupa
perkapuran yang terjadi pada konjungtiva kronis.
e) Sikatrik, terjadi pada trakoma.
5) Konjungtiva Bulbi
a) Sekresi
b) Infeksi konjungtival
c) Infeksi siliar
d) Kemosis konjungtiva bulbi
e) Fliksem peradangan disertai noevaskulrisasi
6) Kornea
a) Erosi kornea, uji flouresin positif
b) Infiltrate, tertimbunnya sel radang
c) Pasmus, terdapat sel radang dengan adanya pembuluh darah
yang membentuk tabir kornea
d) Fliksem
e) Ulkus
f) Sikatrik
7) Bilik depan mata
a) Hipopion, penimbunan sel radang dibagian bawah bilik mata
depan
b) Hifema, perdarahan pada bilik mata depan
8) Iris
a) Rubeosis, radang pada iris
b) Gambaran kripti pada iris
9) Pupil
a) Reaksi sinar, isokor
b) Pemeriksaan fundus okuli optalmoskop untuk melihat
c) Adanya kekeruhan pada media penglihatan yang keruh
seperti pada kornea, mata, dan bantalan kaca

2. Analisa Data
a. Data Fokus
a. Gatal-gatal
b. Nyeri (ringan sampai berat)
c. Lakrimasi (mata selalu berair)
d. Fotofobia (sensitive tehadap cahaya) blepharospasme (kejang
kelopak mata)
b. Diagnosa kemungkinan penyebab
a. Nyeri : pada mata – Edema mata, sekresi, fotofobia, peningkatan
TIO atau inflamasi
b. Potensial infeksi : kurang pengetahuan penyebaran ke mata yang
tidak sakit

3. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan


1. Nyeri pada mata berhubungan dengan edema mata, fotofobia, dan
inflamasi
Tujuan yang diharapkan :
Keluhan nyeri pasien berkurang
Intervensi
a. Kompres basah hangat
Rasional : mengurangi nyeri, mempercepat penyembuhan,
membersihkan mata
b. Kompres basah dengan Nacl dingin
Rasional : mencegah dan mengurangi edemadan gatal-gatal yang
berat
c. Beri obat untuk mengobtrol nyeri sesuai resep
Rasional : pemakaian obat sesuai resep akan mengurangi nyeri
2. Gangguan penglihatan berhubungan dengan kerusakan kornea
Tujuan yang diharapkan :
Meningkatkan ketajaman penglihatan dalam batas situasi individu
Intervensi
a. Tentukan ketajaman, catat apakah satu atau kedua mata terlibat
Rasional : kebutuhan individu dan pilihan intervensi bervariasi
sebab kehilangan penglihatan terjadi lambat dan
progresif. Jika bilateral, tiap mata dapat berlanjut
pada laju yang berbeda tetapi biasanya hanya satu
mata yang diperbaiki per prosedur.
b. Orientasikan pasien pada lingkungan, staf, dan orang lain di
areanya
Rasional : memberikan peningkatan kenyamanan dan
kekeluargaan, menurunkan cemas dan disorientasi
pascaoperatif
3. Potensial infeksi, penyebaran ke mata yang tidak sakit berhubungan
dengan kurang pengetahuan
Tujuan yang diharapkan :
Infeksi tidak menyebar ke mata yang sehat
Intervensi
a. Monitor pemberian antibiotic dan kaji efek sampingnya
Rasional : mencegah komplikasi
b. Lakukan teknik steril
Rasional : mencegah infeksi silang
c. Lakukan penkes tentang pencegahan dan penularan penyakit
Rasional : memberikan pengetahuan dasar bagaimana cara
memproteksi diri

4. Evaluasi
1. Klien dapat melaksanakan diri dalam batasan kerusakan
2. Klien dapat berkomunikasi secara efektif menggunakan keterampilan
yang dipelajari
3. Klien dapat mendemonstrasikan kemampuan untuk melaksanakan
aktivitas dalam cara aman
4. Klien mengungkapkan pemahaman tentang pembatasan yang
dibutuhkan
5. Klien dapat mengidentifikasi factor penyebab dari ansietas
6. Klien menerima pembatasan dan mencari cara-cara untuk
menggunakan sisa penglihatan

S-ar putea să vă placă și