Sunteți pe pagina 1din 36

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA Nn. W DENGAN DEPRESI DI DUSUN DLINGO KELURAHAN
BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN
KULON PROGO

Disusun oleh :
Rr. Fitriyana Kesumaningsih
3212027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2012
LEMBAR PENGESAHAN

STASE KEPERAWATAN JIWA KOMUNITAS


ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Nn. W DENGAN DEPRESI DI DUSUN DLINGO KELURAHAN
BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN
KULON PROGO

Disahkan Pada :

Hari/Tanggal :
Oleh :

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

( ) (Ina Triharjanti S.Kep, Ns)

Mahasiswa

(Rr. Fitriyana Kesumaningsih)


PRAKTIK PROFESI NERS STASE KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
STIKES A. YANI YOGYAKARTA

PENGKAJIAN KLIEN
Nama Mahasiswa : Rr. Fitriyana Kesumaningsih
NPM : 3212027
Tanggal Praktik : 26 November – 8 Desember 2012

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PADA KLIEN Nn . ”W" DENGAN DEPRESI
DI DLINGO BANYUROTO NANGGULAN

A. IDENTITAS KLIEN
1. Nama : Nn W 6. Alamat : Dlingo
2. Umur : 52 tahun 7. Pendidikan : SD
3. Jenis kelamin : Perempuan 8. Pekerjaan : Petani
4. Status : Belum Kawin 9. Tanggal pengkajian : 29 November
5. Agama : Islam 2012

B. FAKTOR PRESIPITASI

Adik klien mengatakan dahulu waktu klien masih muda klien sering mengikuti kegiatan
pengajian. Di dalam pengajian tersebut klien dijodoh-jodohkan dengan pak kyai. Adik
klien mengatakan klien menyukai pak kyai tersebut, tetapi pak kyai tersebut tidak suka
dengan klien sehingga klien suka murung dan lama kelamaan suka ngomel-ngomel
sendiri, menyobeki baju, dan merusak barang-barang di rumah.

C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Riwayat mengalami gangguan jiwa:
 Ya  Tidak
2. Pengobatan sebelumnya:
 Berhasil  Belum berhasil  Tidak berhasil
3. Trauma:
 Pernah  Tidak
Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
 Aniaya fisik
 Aniaya seksual
 Penolakan 30 th
 Kekerasan dalam keluarga
 Tindakan kriminal

4. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa:


 Ada  Tidak
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan:
Adik klien mengatakan bahwa dahulu klien pernah mengalami cinta bertepuk
sebelah tangan dengan seorang kyai.

Masalah Keperawatan:
Kepedihan kronis

D. PEMERIKSAAN FISIK
1. TD: 130/80 mmHg
2. HR: 88 x/menit
3. RR: 22 x/menit
0
4. S: 36, 5 C
5. TB: 150 cm
6. BB: 45 kg
7. Keluhan fisik:  Ya Tidak
Yaitu:
Klien mengatakan kadang merasa kesemutan dan tremor. Klien mengatakan sering
merasa seperti tidak ada energi untuk melakukan aktivitas.
Masalah Keperawatan:
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram (minimal 3 generasi ke atas)

Keterangan

: Laki – Laki Meninggal : Perempuan

: Perempuan Meninggal : Perceraian

: Klien : Tinggal Serumah

: Laki – laki

Masalah Keperawatan:

2. Konsep diri
a. Citra tubuh
Klien mengatakan walaupun dirinya tidak cantik, namun klien sudah puas dengan
bentuk tubuh.

b. Identitas diri
Klien merasa puas kalau dirinya seorang wanita, klien untuk saat ini belum puas
karena tidak bisa bekerja sesuai keinginannya karena badannya terasa lemas.

c. Peran
Klien belum menikah dan tinggal bersama keluarga adiknya. Peran klien dalam
keluarga yaitu membantu mengurus rumah tangga.

d. Ideal diri
Klien ingin dapat membantu keluarga adiknya yang telah merawatnya.

e. Harga diri
Klien mengatakan merasa masih memiliki harga diri dan akan berusaha untuk
sembuh dan tidak merepotkan adiknya.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________

3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat/yang berarti:
Klien tinggal bersama keluarga adiknya. Orang yang terdekat dan berarti bagi
klien adalah adik klien karena adik klien sudah merawat klien dari dulu sampai
sekarang dan dapat menerima klien.

b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat:


Adik klien mengatakan klien jarang mengikuti kegiatan masyarakat. Namun,
apabila ada yang membutuhkan bantuan klien, klien dengan senang hati
membantu.

c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:


Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain.
Hanya saja apabila ada orang yang mengejek klien, klien suka marah-marah.

Masalah Keperawatan:

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan:
Klien memeluk agama Islam. Klien berharap Allah selalu memberi kesehatan.

b. Kegiatan Ibadah:
Klien dahulu rajin shalat dan mengikuti pengajian. Sekarang klien shalat apabila
diingatkan adik klien.

Masalah Keperawatan:

F. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:\
Cara berpakaian klien seperti biasa dan penggunaan pakaian juga sesuai, hanya
penampilan klien kurang rapi, rambut kurang rapi, dan baju yang dikenakan juga
kurang rapi.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Inkoheren
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
Jelaskan:
Klien tampak berbicara seperti biasa. Klien berbicara agak cepat serta mampu
memulai pembicaraan.

Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
3. Aktivitas motorik
 Lesu  Tic
 Tegang  Grimace
 Gelisah  Tremor
 Agitasi  Kompulsif
Jelaskan:
Aktivitas motorik klien biasa saja, seperti yang lainnya. Hanya saja klien
mengatakan sering gemetar dan lemas. Klien mengatakan sering merasa tidak
punya energi untuk beraktivitas

Masalah Keperawatan:

4. Alam perasaan
 Sedih
 Takut
 Putus asa
 Khawatir
 Euphoria
Jelaskan:
Klien mengatakan bahwa dirinya sedih, namun sudah dapat menerima kalau
dirinya tidak punya anak dan suami. Klien sering mengatakan kalimat ”aku uwis
trima nek aku ora duwe anak bojo” di sela-sela wawancara.

Masalah Keperawatan:
Kepedihan kronis
5. Afek
 Datar
 Tumpul
 Labil
 Tidak sesuai
Jelaskan:
Ekspres klien terlihat tampak normal dan sesuai.

Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
6. Interaksi selama wawancara
 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan:
Klien tampak kooperatif saat wawancara dan dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh perawat. Adik klien mengatakan bahwa klien memiliki sifat pendendam.
Apabila ada yang mengejek klien, klien akan mengumpat- umpat. Adik klien
mengatakan dahulu klien pernah dirawat di RSU Grsia karena mengomel-ngomel,
lalu menyobeki baju, dan suka merusak barang-barang.

Masalah Keperawatan:
Risiko Perlaku Kekerasan

7. Persepsi
Halusinasi:
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penghidu
Jelaskan:
Klien mengatakan kadang tidak dapat tidur karena melihat arwah para leluhur
Masalah Keperawatan:
Gangguan persepsi sensori penglihatan
8. Isi pikir
 Obsesi
 Phobia
 Hipokondria
 Depersonalisasi
 Ide terkait
 Pikiran magis
Waham:
 Agama
 Somatik
 Kebesaran
 Curiga
 Nihilistik
 Sisip pikir
 Siar pikir
 Kontrol pikir
Jelaskan:
Klien tidak mengalami gangguan isi pikir.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________

9. Proses pikir
 Sirkumtansial
 Tangensial
 Kehilangan asosiasi
 Flight of idea
 Blocking
 Pengulangan pembicaraan
Jelaskan:
Klien tidak mengalami gangguan proses pikir.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________

10. Tingkat kesadaran


 Bingung
 Sedasi
 Stupor
 Disorientasi waktu
 Disorientasi orang
 Disorientasi tempat
Jelaskan:
Tingkat kesadaran klien saat pengkajian tidak ada gangguan.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
11. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang
 Gangguan daya ingat jangka pendek
 Gangguan daya ingat saat ini
Jelaskan:
Klien tidak mengalami gangguan daya ingat
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
Klien mampu berhitung secara sederhana namun sulit berkonsentrasi
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
13. Kemampuan penilaian
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
Klien dapat memilih kegiatan yang harus diprioritaskan menurut klien.
Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________
14. Daya tilik diri (insight)
 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
Klien mau diperiksa karena klien ingin sembuh dari sakit. Klien rutin meminum
obat.

Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________

G. KEBUTUHAN SEHARI-HARI
Bantuan minimal Bantuan total
1. Makan  
2. BAB/BAK  
3. Mandi  
4. Berpakaian/berhias  
Penggunaan obat 

Ya Tidak
5. Pemeliharaan Kesehatan
Perawatan lanjutan  
Perawatan pendukung  
6. Aktifitas di rumah
Mempersiapkan makanan  
Menjaga kerapian rumah  
Mencuci pakaian  
Pengaturan keuangan  
7. Aktivitas di luar rumah
Belanja  
Transportasi  
Lain-lain  
8. Istirahat/tidur
 Tidur siang lama: Klien tidak tidur siang
 Tidur malam lama: 21. 00 s.d. 05. 00 WIB
 Kegiatan sebelum/sesudah tidur:
Sebelum tidur klien mengatakan tidak ada kegiatan. Setelah bangun tidur klien
membantu mengurus urusan rumah tangga adik klien seperti menyapu dan
memasak.
Jelaskan:
Klien mengatakan sering tidak bisa tidur kalau malam hari apabila obat habis.

Masalah Keperawatan:
________________________________________________________________

H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Berbicara dengan orang  Minum alkohol
lain  Reaksi lambat
 Mampu menyelesaikan  Bekerja berlebihan
masalah  Menghindar
 Teknik relaksasi  Menciderai diri sendiri
 Aktivitas konstruktif  Lainnya
 Olah raga ......................................
 Distraksi
 Lainnya
...................................

Jelaskan:
___________________________________________________________________
Masalah Keperawatan:
___________________________________________________________________

I. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


a. Masalah dengan dukungan kelompok:
Klien dan adik klien mengatakan bahwa klien tidak ada masalah dengan tetangga
sekitar, hanya saja apabila tetangga ada yang mengejek klien tampak ngomel-
ngomel. Keluarga mendukung penuh pengobatan dan perawatan yang dilakukan
pada klien.

b. Masalah dengan lingkungan:


Tetangga klien mengatakan bahwa klien memang dulunya stress namun sekarang
sudah membaik. Tetangga klien mengatakan tidak ada masalah dengan klien.

c. Masalah dengan pendidikan:


Klien dan adik klien mengatakan bahwa klien hanya menempuh pendidikan hingga
SD.

d. Masalah dengan pekerjaan:


Pekerjaan klien hanya berkebun dan bertani. Klien mengatakan klien ingin selalu
bekerja tetapi kadang badan klien terasa lemas.

e. Masalah dengan perumahan:


Rumah yang ditempati oleh klien adalah milik keluarga adik klien yang paling kecil.
Klien tinggal di rumah tersebut sudah lama karena rumah tersebut merupakan
warisan dari orangtua klien dan adik klien.

f. Masalah dengan ekonomi:


Adik klien mengatakan pekerjaan klien adalah berkebun dan bertani. Kebutuhan
klien ditanggung oleh keluarga adik klien.

g. Masalah dengan pelayanan kesehatan:


Klien mengatakan sudah pernah dirawat di RSU Grasia Pakem sebanyak 2 kali.
Adik klien mengatakan klien saat ini klien masih control untuk mendapatkan
pengobatan rutin.

h. Masalah lainnya
-
Masalah Keperawatan:
___________________________________________________________________
J. KURANG PENGETAHUAN TENTANG:
 Penyakit jiwa  Faktor predisposisi
 Koping  Sistem pendukung
 Penyakit fisik  Obat-obatan
 Lainnya
Jelaskan:
Adik Klien dan klien mengatakan bahwa belum mengetahui nama obat yang diberikan
dan kegunaannya. Adik klien dan klien mengatakan tidak tahu ti penentang penyakit fisik
akibat dari efek obat.

Masalah Keperawatan:
K. TAHAPAN PENANGANAN KLIEN

1. Skor kategori :

2. Tahapan penanganan fase :

3. Tujuan pengobatan :

4. Intervensi keperawatan :

5. Hasil yang diharapkan :

Yogyakarta, 29 November 2012

Rr. Fitriyana Kesumaningsih


ANALISIS DATA

Hari,
No Tanggal, Data Masalah
Jam
1. Kamis, 29 DS: Kepedihan Kronis
November - Klien mengatakan saat ini merasa
2012 kurang bahagia, namun sudah bisa
menerima kalau tidak memiliki
anak dan suami
- Adik klien mengatakan dahulu
klien pernah mengalami cinta
bertepuk sebelah tangan dengan
seorang kyai
- Adik klien mengatakan kadang
klien mengomel-ngomel sendiri
apabila diejek oleh orang lain
- Klien mengatakan bahwa dirinya
tidak memiliki kekuatan atau
energi untuk melakukan aktivitas
atau bekerja
DO:
- Klien menderita depresi sejak
umur ± 30 tahun
- Raut muka klien tampak cemberut
- Klien sering mengatakan kalimat
”aku uwis trima nek aku ora duwe
anak bojo” di sela-sela wawancara
-
2. Kamis, 29 DS: Risiko Perilaku
November - Adik klien mengatakan klien Kekerasan (RPK)
2012 pernah dirawat di RSU Grasia
sebanyak 2 kali karena ngomel-
ngomel, menyobeki baju, dan
merusak barang-barang
- Adik klien mengatakan bahwa
klien suka ngomel-ngomel apabila
diejek oleh orang lain
- Klien mengatakan sering tidak
bias tidur kalau malam hari.
DO:
- TD : 130/80 mmHg
- HR : 88x/menit
- Raut muka klien tampak cemberut
3. Kamis, 29 DS: Gangguan persepsi
November - Klien mengatakan kadang melihat sensori : halusinasi
2012 arwah leluhur dimalam hari kalau penglihatan
tidak minum obat
- Klien mengatakan melihat arwah
leluhur hanya pada malam hari
saja
- Klien mengatakan perasaan klien
ketika melihat arwah leluhur
sangat ketakutan
DO:
- Klien menderita halusinasi
penglihatan
- Klien susah untuk berkonsentrasi

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
1. Kepedihan kronis berhubungan dengan ketunadayaan kronis (mental)
2. Risiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan faktor risiko masalah kesehatan
mental (depresi)
3. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan berhubungan dengan stress
psikologik.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana Tindakan
No Diagnosis
TUK/SP Tindakan
1. Kepedihan kronis Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan
berhubungan dengan asuhan keperawatan selama 3 x keluarga.
ketunadayaan kronis pertemuan maka diharapkan a. Beri salam setiap berinteraksi
(mental) klien dapat mengontrol b. Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan
kepedihan kronis tujuan berinteraksi
dengan indikator: c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
1. Klien dapat membina d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
hubungan saling percaya janji
dengan perawat e. Tanyakan peasaan klien dan masalah yang
2. Klien dapat dihadapi
mempertahankan kontak f. Buat kontrak interaksi yang jelas
mata selama wawancara 2. Dorong dan beri kesempatan klien untuk
3. Klien dapat mengenal mengungkapkan perasaannya.
masalah yang dihadapi dan 3. Dengarkan ungkapan klien dengan empati
dapat mengungkapkan 4. Bantu klien mengidentifikasi perasaannya.
perasaannya. 5. Beri reinforcement positifitas kemampuan klien
4. Klien mengetahui cara mengungkapkan perasaannya.
mengontrol perasaannya 6. Beri masukan-masukkan kepada klien untuk belajar
dan berusaha mengontrol perasaannya.
2. Gangguan persepsi Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan
sensori : halusinasi keperawatan selama 3 x keluarga.
penglihatan pertemuan klien mampu a. Memberi salam setiap berinteraksi
berhubungan dengan mengontrol halusinasi dengan b. Perkenalkan nama, nama panggilan perwat,
stress psikologik. kriteria hasil dan tujuan berinteraksi
1. Klien dapat membina c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
hubungan saling percaya d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
2. Klien dapat mempraktekan janji
cara mengontrol halusinasi e. Tanyakan peasaan klien dan masalah yang
3. Keluarga dapat mendukung dihadapi
klien dalam mengontrol f. Buat kontrak interaksi yang jelas
halusinasinya 2. Identifikasi jenis, isi, frekuensi,situasi yang
4. Klien dapat memanfaatkan menyebabkan dan respon klien terhadap halusinasi
obat dengan baik 3. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat klien
4. Jelaskan cara-cara merawat klien halusinasi
5. Latih keluarga mempraktekkan cara merawat klien
dengan halusinasi
6. Latih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada klien halusinasi
7. Latih klien cara kontrol halusinasi dengan
menghardik
8. Latih klien cara kontrol halusinasi dengan
berbincang dengan orang lain
9. Latih klien cara kontrol halusinasi dengan kegiatan
(yang biasa dilakukan klien).
10. Jelaskan cara kontrol halusinasi dengan teratur
minum obat (prinsip 5 benar minum obat).
3. Risiko Perilaku Setelah dilakukan tindakan 1. Bina hubungan saling percaya dengan klien dan
kekerasan asuhan keperawatan selama 3 x keluarga.
berhubungan dengan pertemuan diharapkan klien a. Memberi salam setiap berinteraksi
faktor risiko masalah dapat mengontrol perilaku b. Perkenalkan nama, nama panggilan perwat, dan
kesehatan mental kekerasan dengan kriteria: tujuan berinteraksi
(depresi) 1. Klien dapat membina c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien
hubungan saling percaya d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati
2. Klien terlindung dari janji
perilaku mencederai diri e. Tanyakan peasaan klien dan masalah yang
3. Klien dapat menggunakan dihadapi
dukungan sosial f. Buat kontrak interaksi yang jelas
4. Klien dapat menggunakan 2. Beri dorongan untuk mengungkapkan perasaannya
obat dengan benar dan 3. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
tepat merawat klien Perilaku Kekerasan
4. Jelaskan cara merawat klien pada Perilaku
Kekerasan
5. Kaji sistem pendukung keyakinan (nilai,
pengalaman masa lalu, aktivitas keagamaan,
kepercayaan agama).
6. Motivasi keluarga mendampingi klien minum obat.
7. Beri reinforcement positif bila menggunakan obat
dengan benar.
CATATAN PERKEMBANGAN

TUK/SP
No Hari/tgl Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
KE-
1. Kamis, 29 Kepedihan 1, 2 1. Membina hubungan saling percaya S:
November kronis dengan klien dan keluarga. - Keluarga klien
2012 berhubungan a. Memberi salam setiap berinteraksi mengatakan senang
dengan b. Perkenalkan nama, nama telah diperhatikan dan
ketunadayaan panggilan perwat, dan tujuan dikunjungi
kronis (mental) berinteraksi - Klien mengatakan
c. Tanyakan dan panggil nama bahwa suka dipanggil
kesukaan klien Bu W
d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan - Klien berkali-kali
menepati janji mengatakan bahwa
e. Tanyakan perasaan klien dan dia sudah rela tidak Fitria
masalah yang dihadapi punya anak dan suami
f. Buat kontrak interaksi yang jelas - Klien mengatakan
2. Mendorong dan memberi kesempatan suasana hatinya
klien untuk mengungkapkan sedang sedih.
perasaannya. - Adik klien
3. Mendengarkan ungkapan klien mengatakan bahwa
dengan empati klien pernah
4. Membantu klien mengidentifikasi mengalami cinta
perasaannya. bertepuk sebelah
5. Memberi reinforcement positifitas tangan dengan klien.
kemampuan klien mengungkapkan
perasaannya. O:
- Klien menerima
kedatangan petugas
kesehatan
- Klien mampu
membalas salam yang
diberikan
- Klien kooperatif
- Klien mampu
mengungkapkan
suasana hatinya.
- Ada kontak mata Fitria
antara klien dan
petugas kesehatan
A:
Masalah kepedihan kronis
teratasi sebagian yaitu
terciptanya hubungan
saling percaya, klien
mampu mempertahankan
kontak mata.
P:
Lanjutkan intervensi:

1. Beri kesempatan klien


untuk mengungkapkan
perasaannya
2. Beri masukan-
masukkan kepada
klien untuk belajar dan
berusaha mengontrol
perasaannya.

2. Kamis, 29 Risiko Perilaku 1,2 1. Membina hubungan saling percaya S:


November kekerasan dengan klien dan keluarga. - Keluarga klien
2012 berhubungan a. Memberi salam setiap berinteraksi mengatakan senang
dengan faktor b. Perkenalkan nama, nama telah diperhatikan dan
risiko masalah panggilan perwat, dan tujuan dikunjungi
kesehatan berinteraksi - Klien mengatakan
mental c. Tanyakan dan panggil nama bahwa suka dipanggil
(depresi) kesukaan klien Bu W
d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan - Keluarga mengatakan
menepati janji bahwa klien pernah
e. Tanyakan perasaan klien dan dibawa ke RSU Grasia
masalah yang dihadapi karena mengamuk dan
f. Buat kontrak interaksi yang jelas memecahkan barang-
2. Mendorong dan memberi barang di rumah Fitria
kesempatan klien untuk - Klien mengatakan
mengungkapkan perasaannya. kadang marah kalau
diejek tetangganya
- Keluarga mengatakan
klien memiliki sifat
pendendam
O:
- Klien tampak tidak
mencederai diri
sendiri maupun orang
lain saat interaksi
dengan petugas
kesehatan
- Klien tampak
kooperatif Fitria
- Klien mampu
membalas salam yang
telah diberikan
A:
Masalah risiko perilaku
kekerasan teratasi
sebagian yaitu tercipta
hubungan saling percaya,
selama sesi pertemuan
klien tidak mencederai
diri sendiri dan orang
lain.
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Diskusikan masalah
yang dirasakan
keluarga dalam
merawat klien Perilaku Fitria
Kekerasan
2. Jelaskan cara merawat
klien pada Perilaku
Kekerasan
3. Senin, 3 Kepedihan 1,2,3,4 1. Membina hubungan saling percaya S:
Desember kronis dengan klien dan keluarga. - Keluarga dan klien
2012 berhubungan 2. Mendorong dan memberi kesempatan mengatakan senang
dengan klien untuk mengungkapkan karena petugas
ketunadayaan perasaannya. memperhatikan klien.
kronis (mental) 3. Mendengarkan ungkapan klien - Klien mengatakan hari
dengan empati ini masih merasa
4. Memberi kesempatan klien untuk sedih, tetapi bila untuk
mengungkapkan perasaannya berkebun klien merasa Fitria
5. Memberi masukan-masukkan kepada tidak sedih lagi.
klien untuk belajar dan berusaha O:
mengontrol marah dengan teknik - Klien tampak
relaksasi nafas dalam dan dengan kooperatif
melakukan kegiatan yang paling - Klien mampu
disuka mengungkapkan
perasaannya
- Klien mampu
mendemonstrasikan
cara mengontrol
marah dengan
berkebun
A:
Masalah kepedihan
kronis teratasi sebagian
yaitu tercipta hubungan
saling percaya, klien
mampu mempertahankan
kontak mata, klien Fitria
mengungkapkan perasaan
klien mampu
mendemonstrasikan cara
mengontrol perasaan
dengan berkebun.

P: Lanjutkan intervensi
- Follow up cara Fitria
mengontrol marah
dengan aktivitas

4. Senin, 3 Risiko Perilaku 1,2,3,4 1. Membina hubungan saling percaya S:


Desember kekerasan dengan klien dan keluarga. - Keluarga dan klien
2012 berhubungan 2. Memberi dorongan untuk mengatakan senang
dengan faktor mengungkapkan perasaannya karena petugas
risiko masalah 3. Mendiskusikan masalah yang memperhatikan klien
kesehatan dirasakan keluarga dalam merawat - Keluarga mengatakan
mental klien Perilaku Kekerasan klien sudah lama tidak
(depresi) 4. Menjelaskan cara merawat klien pada mengamuk hanya saja
Perilaku Kekerasan kalau ada tetangga
5. Memotivasi keluarga untuk yang mengejek klien,
mengingatkan klien untuk meminum klien sering Fitria
obatnya tepat pada waktunya. mengomel-ngomel
sendiri karena sifat
klien adalah
pendendam
- Keluarga
memperbolehkan klien
untuk membantu
pekerjaan rumah
tangga.
- Klien mengatakan
sudah mengetahui saat
minum obat yaitu Fitria
malam hari sebelum
tidur
- Keluarga mengatakan
selalu mengingatkan
klien untuk meminum
obat dan selalu
meminta obat ke
Puskesmas apabila
obat klien habis.
O:
- Keluarga tampak
mendukung
kesembuhan klien
- Klien tampak tidak
mencederai diri
sendiri maupun orang
lain saat interaksi Fitria
dengan petugas
kesehatan
- Klien tampak
kooperatif
- Keluarga tampak
antusias dengan
penjelasan petugas
kesehatan

A:
Masalah teratasi sebagian
yaitu tercapai hubungan
saling percya, keluarga
mendukung pengobatan,
klien tidak mencederai
dirinya maupun
lingkungan, klien tahu
waktu minum obat
P: Fitria
Lanjutkan intervensi:
1. Follow up minum
obat klien
2. Follow up keluarga
tentang cara merawat
klien dengan perilaku
kekerasan
5. Kamis, 6 Kepedihan 1,2,3,4 1. Membina hubungan saling percaya S:
Desember kronis dengan klien. - Klien mengatakan
2012 berhubungan 2. Mendorong dan memberi kesempatan dapat mengontrol
dengan klien untuk mengungkapkan perasaannya dengan
ketunadayaan perasaannya. berkebun
kronis (mental) 3. Mendengarkan ungkapan klien - Klien mengatakan
dengan empati tidak merasa sedih lagi
4. Mengevaluasi cara klien mengontrol O:
perasaan - Klien tampak
kooperatif
- Klien dapat
menyebutkan cara
mengontrol Fitria
perasaannya
A:
Masalah kepedihan
kronis teratasi
P:
Hentikan intervensi

6. Kamis, 6 Risiko Perilaku 1,2,3,4 1. Membina hubungan saling percaya S:


Desember kekerasan dengan klien - Klien mengatakan
2012 berhubungan 2. Memberi dorongan untuk tadi malam sudah
dengan faktor mengungkapkan perasaannya minum obat yang tiga
risiko masalah 3. Mengevaluasi klien melakukan macam tanpa
kesehatan control marah. diingatkan adik klien
mental 4. Mengevaluasi klien meminum O:
(depresi) obatnya. - Klien tampak
kooperatif
- Klien dapat minum
obat sesuai dengan
anjuran dokter
- Klien mampu
mendemonstrasikan
teknik relaksasi nafas
dalam untuk Fitria
mengontrol marah
- Klien tampak tidak
mencederai diri
sendiri maupun orang
lain
A:
Masalah risiko perilaku
kekerasan teratasi
P:
Hentikan intervensi

7. Kamis, 6 Gangguan 1,2,4 1. Membina hubungan saling percaya S:


Desember persepsi sensori dengan klien - Klien mengatakan
2012 : halusinasi 2. Mengidentifikasi jenis, isi, kadang kalau tidak
penglihatan frekuensi,situasi yang menyebabkan minum obat klien
berhubungan dan respon klien terhadap halusinasi ketakutan karena
dengan stress 3. Melatih klien cara kontrol halusinasi melihat arwah para
psikologik dengan menghardik leluhur
4. Menjelaskan cara kontrol halusinasi - Klien mengatakan
dengan teratur minum obat. melihat arwah
leluhurnya tiap malam Fitria
dan sulit untuk pergi
- Klien mengatakan
belum tahu cara untuk
mengusir arwah
leluhur itu.
O:
- Klien kooperatif
- Klien dapat
mendemonstrasikan
cara menghardik
halusinasinya
- Klien mampu
meminum obat sesuai
anjuran dari dokter

A:
Masalah teratasi sebagian
yaitu terjalin hubungan
saling percaya, klien
mengetahui cara untuk
mengontrol halusinasi
yaitu menghardik dan
minum obat, klien dapat Fitria
meminum obat dengan
benar dan tepat.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Jelaskan cara-cara
merawat klien
halusinasi
2. Latih keluarga
mempraktekkan cara
merawat klien dengan
halusinasi
3. Latih keluarga
melakukan cara
merawat langsung
kepada klien
halusinasi
- Latih cara mengontrol
halusinasi dengan
berbincang-bincang

8. Jumat, 7 Gangguan 1,2,3,4 1. Membina hubungan saling percaya S:


Desember persepsi sensori dengan klien dan keluarga - Keluarga mengatakan
2012 : halusinasi 2. Mengevaluasi cara mengontrol mengerti dan dapat
penglihatan halusinasi dengan menghardik menjelaskan cara
berhubungan 3. Mengajarkan cara mengontrol untuk merawat klien
dengan stress halusinasi dengan berbncang dengan dengan halusinasi
psikologik orang lain - Keluarga mengatakan Fitria
4. Menjelaskan cara-cara merawat klien bersedia untuk
halusinasi mengajak ngobrol
5. Melatih keluarga mempraktekkan klien apabila klien
cara merawat klien dengan halusinasi mengalami halusinasi
6. Melatih keluarga melakukan cara O:
merawat langsung kepada klien - Klien dan keluarga
halusinasi kooperatif
- Keluarga mendukung
pengobatan klien
- Klien dapat
mendemonstrasikan
cara menghardik
halusinasinya
- Klien mampu
meminum obat sesuai
anjuran dari dokter
- Klien mengatakan tadi
malam tidak ada arwah Fitria
leluhur yang datang

A:
Masalah teratasi sebagian
yaitu terjalin hubungan
saling percaya, klien
mengetahui cara untuk
mengontrol halusinasi
yaitu menghardik,
mengobrol dan minum
obat, klien dapat
meminum obat dengan
benar dan tepat, keluarga
mendukung klien dalam
mengontrol
halusinasinya.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Follow up cara
mengontrol halusinasi

S-ar putea să vă placă și