Sunteți pe pagina 1din 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemenuhan kebutuhan rasa nyaman “nyeri” adalah bagian dari kebutuhan
fisiologis menurut Hierzuki Maslow. Kebutuhan rasa nyman “nyeri”
diperlukan untuk proses kehidupan.
Nyeri adalah suatu mekanisme nyeri proteksi bagi penderita yang timbul
bilamana jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi
untuk menghilangkan rasa nyeri.
Masalah yang mempengaruhi nyeri diantaranya arti nyeri bagi bagi
seseorang yang memiliki banyak perbedaan dan hampir sebagian arti nyeri
merupakan arti yang negatif, seperti membahayakan, merusak, dan lain-lain.
Keadaan ini mempengaruhi beberapa faktor seperti : usia, jenis kelamin, latar
belakang sosial budaya, lingkungan dan pengalaman, toleransi. Nyeri juga
berhubungan erat dengan intensitas nyeri yang apat mempengaruhi
kemampuan seseorang menahan nyeri. Faktor yang mempengaruhi antara lain
alkohol, obat-obatan, hipnotis, gesekan, pengalihan perhatian dan kepercayaan
yang kuat.
Solusinya pemenuhan kebutuhan rasa nyaman ”nyeri” dalam pelayanan
kesehatan keperawatan dapat di lakukan dengan pemberian obat analgesik dan
sejenisnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari myalgia ?
2. Apa etiologi dari myalgia ?
3. Apa klasifikasi dari myalgia ?
4. Apa saja manifestasi klinis dari myalgia ?
5. Bagaimana patofisiologi dari myalgia ?
6. Bagaimana WOC dari myalgia ?
7. Apa penatalaksanaan dari myalgia ?
8. Apa saja komplikasi dari myalgia ?
9. Apa saja pemeriksaan penunjang dari myalgia ?

Asuhan Keperawatan Myalgia| 1


10. Bagaimana kasus dari askep mylgia ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari myalgia.
2. Untuk mengetahui etiologi dari myalgia.
3. Untuk mengetahui klasifikasi dari myalgia.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari myalgia.
5. Untuk mengetahui patofisiologi dari myalgia.
6. Untuk mengetahui WOC dari myalgia.
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan dari myalgia.
8. Untuk mengetahui komplikasi dari myalgia.
9. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang dari myalgia.
10. Untuk mengetahui kasus dari askep myalgia.

Asuhan Keperawatan Myalgia| 2


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Myalgia atau disebut juga Nyeri otot merupakan gejala dari banyak penyakit
dan gangguan pada tubuh. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot
yang salah atau otot yang terlalu tegang.Myalgia yang terjadi tanpa riwayat
trauma mungkin disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung
dalam waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik, defisiensi nutrisi
atau sindrom fatigue kronik.
Myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal, mulai
diakibatkan oleh olahraga yang menyebakan tubuh meregang terlalu banyak.
Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin disebabkan oleh infeksi
virus.
Nyeri otot (Myalgia) adalah suatu istilah umum untuk suatu gejala yangdiseb
abkan berbagai kelainan dan kondisi medis. Penyebab yang paling
seringdisebabkan oleh ketegangan ( kontraksi ) yang berlebihan, saat latihan
atau bekerja berat
2.2 Klasifikasi
Ada beberapa jenis nyeri otot yang kerap terjadi, yaitu : Fibromyalgia,
Myofascial pain, Nyeri otot pasca latihan (post exercise muscle soreness) dan
nyeri otot akibat penggunaan yang berlebihan (overuse injury)
1. Fibromyalgia
Istilah lainnya yaitu remetik otot, adalah suatu penyakit yang ditandai
dengan gejala berupa nyeri otot yang luas, yaitu paling sering pada
tengkuk, punggung atau pinggang. Terdaapat beberapa titik nyeri pada
area tersebut, biasanya 11-18 titik yang disebut sebagai tender point,
dimana titik tersebut sangat nyeri bila ditekan tetapi nyeri yang
ditimbulkan tidak menjalar. Keluhan dirasakan lebih dari 3 bulan, disertai
adanya gejala gangguan tidur dan kekakuan pada pagi hari. Sifat nyeri
berupa pegal, panas, rasa seperti terbakar, dapat disertai rasa kesemutan
dan baal. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui dengan pasti,
tetapi masih berhubungan dengan proses hormonal, sistem kekebalan
tubuh dan faktor ketegangan jiwa. Penyakit ini penyebab penurunan
fungsi yang cukup serius dan menyebabkan penurunan kualitas hidup.
2. Myofascial pain
Suatu penyakit yang mirip fibromyalgia, tetapi perbedaannya pada
myofascial pain ditemukan titik nyeri yang lebih sedikit dan jika ditekan

Asuhan Keperawatan Myalgia| 3


timbul rasa nyeri yang menjalar ke area tubuh lain. Penyakit ini lebih
mudah disembuhkan dengan penanganan yang tepat dibandingkan
fibromyalgia. Penyebab penyakit initerutama disebabkan karena
kesalahan postur atau posisi tubuh dalam waktu lama dan ketegangan
emosi.
3. Post exercise muscle soreness (nyeri otot pasca latihan)
Nyeri timbul pada otot yang banyak melakukan aktivitas olahraga, yang
dapat timbul langsung pasca olahraga. Nyeri otot yang timbul beberapa
jam sampai beberapa hari pasca olahraga tersebut disebut delayed onset
muscle soreness. Penyebab nyeri ini ada beberapa hal, yaitu: penumpukan
sisa pembakaran atau metabolism otot yang disebut asam laktat,
kekurangan oksigen pada otot yang aktif, serta pengaruh suhu tubuh yang
meningkat pada saat olahraga. Biasanya nyeri akan hilang dengan
sendirinya setelah 5-7 hari.
4. Overuse injury
Nyeri otot yang terjadi akibat beberapa hal, yaitu : digunakan berulang
dalam waktu lama, digunakan dalam posisi yang salah dalam waktu yang
lama, akibat getaran atau akibat penggunaan dengan kekuatan ysng besar.
2.3 Etiologi
Umum :
1. Penyebab umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot
yang terlalu tegang.
2. Myalgia yang berlangsung dalam waktu yang lama menunjukkan myopati
metabolik,defisiensi nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
3. Kelelahan (setelah latihan tidak terbiasa atau mengikuti kontraksi intens
kejang).
4. Cedera langsung pada otot (memar, luka atau cedera tekan).
Gangguan Sistemik :
1. Virus (influenza, Epstein-Barr, herpes simpleks, poliomielitis)
2. Infeksi bakteri (radang tenggorokan, penyakit Lyme, tetanus)
3. Jamur (Histoplasmosis)
4. Parasit (malaria, toksoplasmosis, trichinosis)
Imunisasi :
1. Vaksinasi terhadap berbagai penyakit)
2. Obat (antikonvulsan, antibiotika, agen antikanker, meurunkan kolesterol
agen, diuretik)
3. Penyalahgunaan obat

Asuhan Keperawatan Myalgia| 4


4. Racun
Penyebab Lain :
1. Kekurangan vitamin C dan B kompleks.
2. Kekurangan mineral dan elektrolit (kalsium, fosfor, magnesium, kalium,
natrium)
2.4 Manifestasi klinis
1. Nyeri sendi
2. Kekakuan
3. Gejala neurologis (mati rasa, tremor, gangguan penglihatan, telinga
berdenging)
4. Kelelahan
5. Ruam
2.5 Patofisiologi
Gejala umum nyeri otot ini, disamping rasa sakit adalah pembengkakan pada
otot, setelah latihan yang menyebabkan nyeri yang sangat parah, otot tampak
lebih besar dari sebelumnya. Namun ini terjadi bukan karena masa otot yang
meningkat, tetapi lebih karena otot mengalami peradangan sebagai respon
terhadap kerusakan mikroskopis pada otot.
Peranan Asam Laktat Pada Otot
Asam laktat sangat penting karena memungkinkan tubuh untuk mengubah
glikogen menjadi energi tanpa perlu kehadiran oksigen, seperti glikolisis
aerobik normal (proses dimana tubuh menggunakan glikogen untuk energi).
Dengan mengubahnya menjadi asam laktat dan bukannya ATP seperti biasa,
ketika tidak ada oksigen yang banyak tersedia, memungkinkan proses
glikolisis untuk berlangsung selama beberapa menit, bukan hanya beberapa
detik. Setelah tubuh memiliki cukup cadangan oksigen, glikogen dapat
kembali dikonversi ke ATP dan asam laktat dapat dikonversi kembali
menjadi glukosa oleh hati dan jaringan lain yang akan digunakan kemudian.
Hal ini membuat penggunaan glikogen jauh lebih efisien ketika tubuh
kekurangan pasokan oksigen. Bagaimana otot menggunakan asam laktat
sebagai bahan bakar adalah sebagai berikut. Sel-sel otot mengkonversi
glikogen menjadi asam laktat ketika tidak ada cukup oksigen untuk
mengubahnya menjadi adenosine trifosfat (ATP). Asam laktat kemudian

Asuhan Keperawatan Myalgia| 5


dapat digunakan sebagai bahan bakar oleh mitokondria, yang merupakan
penghasil energi dalam sel otot.
Pelatihan ketahanan secara intens dapat meningkatkan masa mitokondria
dalam sel otot lebih dari dua kali lipat yang dapat membantu otot dalam
kemampuan untuk menggunakan asam laktat sebagai bahan bakar. Hal ini
memungkinkan otot-otot untuk bekerja lebih keras dan lebih lama dalam
situasi cadangan oksigen rendah. Jadi salah satu alasan atlet terlatih dapat
tampil lama saat bertanding adalah karena pelatihan intensif mereka
sebenarnya memungkinkan otot-otot untuk menyerap asam laktat lebih cepat
dan lebih efisien karena masa mitokondria yang lebih besar.
2.6 WOC Asuhan Keperawatan Myalgia
2.7 Penatalaksanaan
1. Jika merupakan suatu gejala penyakit, pengobatan utama ditujukan
pada penyakit tersebut.
2. Meningkatkan aliran darah atau suhu dalam otot, membantu untuk
mengurangiakumulasi zat metabolik yang merugikan.
3. Mengurangi aktivitas yang memperkuat timbulnya nyeri
4. Medications
5. NSAID
1) COX-nonselektif : asam mafenamat, piroksikam, indometasin,aspirin,
naproksen, ibuprofen
2) COX 2 preferential : meloxicam, diclofenac
(1) Analgetik
(2) ascorbic acid (vitamin C) dan antioxi
2.8 Komplikasi
2.9 Pemeriksaan penunjang
1. Sinar X dari sendi yang sakit : menunjukkan pembengkakan pada jaringan
lunak, erosi sendi, dan osteoporosis dari tulang yang berdekatan
(perubahan awal) berkembang menjadi formasi kista tulang, memperkecil
jarak sendi dan subluksasio. Perubahan osteoartristik yang terjadi secara
bersamaan.
2. Scan radionuklida :mengidentifikasi peradangan sinovium

Asuhan Keperawatan Myalgia| 6


3. Artroskopi Langsung : Visualisasi dari area yang menunjukkan
irregularitas/ degenerasi tulang pada sendi
4. Aspirasi cairan sinovial : mungkin menunjukkan volume yang lebih besar
dari normal: buram, berkabut, munculnya warna kuning ( respon
inflamasi, produk-produk pembuangan degeneratif ); elevasi SDP dan
lekosit, penurunan viskositas dan komplemen ( C3 dan C4 ).
5. Biopsi membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
6. Pemeriksaan cairan sendi melalui biopsi, FNA (Fine Needle Aspiration)
atau atroskopi; cairan sendi terlihat keruh karena mengandung banyak
leukosit dan kurang kental dibanding cairan sendi yang normal.

Asuhan Keperawatan Myalgia| 7


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN MYALGIA

3.1 Asuhan Keperawatan Teori


1. Aktivitas
1) Gejala : kelemahan, letih, nafas pendek, gaya hidup monoton.
2) Tanda :Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea.
2. Sirkulasi
1) Gejala : Riwayat Hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/katup dan penyakit cebrovaskuler, episode palpitasi.
2) Tanda : Kenaikan TD, Nadi denyutan jelas dari karotis, jugularis,
radialis, tikikardi, murmur stenosis valvular, distensi vena jugularis,
kulit pucat, sianosis, suhu dingin (vasokontriksi perifer) pengisian
kapiler mungkin lambat/ tertunda.
3. Integritas Ego
1) Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, factor stress
multiple (hubungan,keuangan, yang berkaitan dengan pekerjaan).
2) Tanda : Letupan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan meledak,otot muka tegang, pernafasan menghela,
peningkatan pola bicara.
4. Eliminasi
1) Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau (seperti obstruksi atau riwayat
penyakit ginjal pada masa yang lalu).
5. Makanan/cairan
1) Gejala: Makanan yang disukai yang mencakup makanan tinggi garam,
lemak sertakolesterol, mual, muntah dan perubahan BB akhir akhir ini
(meningkat/turun), Riwayatpenggunaan diuretic
2) Tanda: Berat badan normal atau obesitas, adanya edema, glikosuria.
6. Neurosensori
1) Gejala: Keluhan pening pening/pusing, berdenyut, sakit kepala,
suboksipital (terjadi saatbangun dan menghilangkan secara

Asuhan Keperawatan Myalgia| 8


spontansetelah beberapa jam), Gangguan penglihatan (diplobia,
penglihatan kabur,epistakis).
2) Tanda: Status mental, perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi
bicara,efek, proses piker,penurunan keuatan genggaman tangan.
7. Nyeri/ ketidaknyaman
1) Gejala: Angina (penyakit arteri koroner/ keterlibatan jantung),
sakitkepala.
8. Pernafasan
1) Gejala: Dispnea yang berkaitan dari kativitas/kerja
takipnea,ortopnea,dispnea, batuk dengan/tanpa pembentukan sputum,
riwayat merokok.
2) Tanda: Distress pernafasan/penggunaan otot aksesori pernafasan
bunyinafas tambahan(krakties/mengi), sianosis.
9. Keamanan
1) Gejala: Gangguan koordinasi/cara berjalan, hipotensi postural.
10. Diagnosa
1) Nyeri kronis berhubungan dengan cedera otot.
2) Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan cedera kimiawi kulit
(Luka bakar).
3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kegagalan
mekanisme regulasi.
4) Deprivasi tidur berhubungan dengan program pengobatan.
3.2 Kasus

Tn. K berumur 49 th datang ke rumah sakit pada tgl 24 juli 2010. Pasien
mengatakan sakit perut karna kurang nafsu makan, sakitnya seperti ditusuk-
tusuk. Pasien sakit perut disebelah kanan bagian bawah, skala nyeri 3, nyeri
pasien bertambah, pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit ini
sebelumnya, pemeriksaan fisik: TD: 130/90 mmHg, N: 82 x/m, S: 36,5◦C,
RR: 24 x/m. Pemeriksaan penunjang HB: 10,4, hematokrit: 34,8, eritrosit: 4,2
jt, trombosit, 466.000, LED: 29/53, bilirubin D: 0,37, bilirubin T: 0,93,
SGOT: 68, SGPT: 29. Terapi: Infus RI, Ranitidin, Acran, Hepa Q, cefotximo,
myamit.

I. PENGKAJIAN

Asuhan Keperawatan Myalgia| 9


Tanggal MRS : 24 Juli 2010 jam 12.30 WIB

Tanggal pengkajian : 26 Juli 2010 jam 11.30 WIB

1. Data Subyektif
1. Identitas Pasien

Nama : Tn. ”K”

Umur : 49 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Status Marital : Menikah

Suku Bangsa : Indonesia / Jawa

Alamat : Betek Mojoagung

Pekerjaan : Swasta

1. Penanggung Jawab

Nama : Ny. ”K”

Umur : 45 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Istri

Pekerjaan : Swasta

1. Keluhan Utama

Pasien mengatakan nyeri di bagian perut bawah sebelah kanan

Asuhan Keperawatan Myalgia| 10


1. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang

Pasien mengatakan sakit perut karena kurang nafsu makan, sakitnya seperti di
tusuk-tusuk. Pasien sakit perut di sebelah kanan bagian bawah, skala nyeri
menurut Maxwell 3, nyeri pasien bertambah, sehingga pada tanggal 24 Juli 2010
pada jam 12.30 WIB pasien dibawa ke RSUD Jombang.

1. Riwayat Kesehatan yang Lalu

Pasien mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular, menurun dan


menahun.

1. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu psaien mengatakan keluarganya tidak pernah menderita penyakit menurun dan
menular dalam keluarga.

1. Data Obyektif
1. K/U : Lemah

Kesadaran : Composmentis

1. TTV

TD : 130/90 mmHg

N : 82 x/menit

D : 36,5 oC

RR : 24 x/menit

1. Riwayat kesehatan sekarang

P : Banyaknya aktivitas, kurangnya istirahat

Q : Tersayat

R : Kepala

Asuhan Keperawatan Myalgia| 11


S : Berat (8-9)

T : Lama nyeri 3 hari

1. Pemeriksaan fisik (Head to too)


1. Kepala

Inspeksi : Bentuk simetris, rambut hitam, tidak ada benjolan

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan

1. Mata

Inspeksi : Simetris, conjungtiva pucat, mata gawong, sklera merah

1. Hidung

Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada polip

1. Mulut

Inspeksi : Bibir kering, gigi agak kotor, mulut bau dan tidak ada gigi palsu

1. Telinga

Inspeksi : Simetris, tidak ada serumen, tidak ada gangguan pendengaran, tidak
ada alat bantu pendengaran

1. Leher

Inspeksi : Tidak ada odema, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

1. Dada

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan

Palpasi : Tidak ada oedema, ada nyeri tekan bagian tengah

Auskultasi : Tidak ada wheezing dan ronchi, pernafasan vesikuler normal (24
x/menit)

Perkusi : Suara dada sonar

1. Abdomen

Inspeksi : Tidak ada benjolan, tidak ada lesi (luka)

Asuhan Keperawatan Myalgia| 12


Auskultasi : Bising usus normal (30 x/menit)

Palpasi : Turgor kulit, abdomen lunak, ada nyeri tekan

Perkusi : ± ympani

1. Genetalia

Inspeksi : Tidak terpasang kateter, bersih

1. Integumen

Inspeksi : Warna sawo matang, kering, kurang bersih

Palpasi : Tidak ada odema, turgor kulit normal

1. Ekstremitas

Ekstremitas Atas

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, terpasang infus di tangan kanan (infus Rl
dengan 7 tetes/menit)

Ekstremitas Bawah

Inspeksi : Simetris, tidak ada odema, tidak ada kelumpuhan

Perkusi : Reflek patella (+/+)

Kekuatan Otot

AKAAKI

5 5
5 5

BKA BKI

Keterangan :

AKA : Atas Kanan, BKA : Bawah Kanan

AKI : Atas Kiri, BKI : Bawah Kiri

1. Tidak dapat mengangkat sama sekali


2. Dapat mengangkat, tapi tidak begitu tinggi
3. Dapat mengangkat, tetapi tidak dapat menahan beban
4. Dapat mengangkat, dapat menahan beban harus di sanggah

Asuhan Keperawatan Myalgia| 13


5. Dapat mengangkat dan dapat menahan beban yang ada
1. Pola fungsi kesehatan
1. Persepsi terhadap kesehatan

 Pemakai rokok / tembakau

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah merokok

 Pemakai alkohol

Pasien mengatakan bahwa pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan


terlarang

 Pola makan yang di sukai, pantangan, dan tidak di sukai pasien

1. Pola aktifitas dan latihan

Di rumah Di rumah sakit


AKTIVITAS skor skor
0 1234 0 1 2 3 4
Mandi Ö Ö
Berpakaian Ö Ö
Berdandan Ö Ö
Mobilisasi ditempat tidur Ö Ö
Pindah Ö Ö
Merapikan tempat tidur Ö Ö

Keterangan :

0 : mandiri

1 : dibantu sebagian

2 : perlu bantuan orang lain

3 : perlu bantuan orang lain dan alat

4 : bergantung dan tidak mampu

1. Pola istirahat dan tidur

Di rumah : Siang + 2 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak

Asuhan Keperawatan Myalgia| 14


Malam + 6-7 jam, dengan kualitas tidur cukup nyenyak.

Di rumah sakit : Tidak tentu, karena pasien di rumah sakit merasa nyeri perut
bagian bawah sebelah kanan, sehingga pasien di rumah sakit merasa teranggu,
kualitas tidur berkurang dari pada di rumah

1. Pola nutrisi

Di rumah : Makan 3 x/hari, porsi sedang (nasi, lauk, sayur)

Minum 6 – 7 gelas/hari (air putih)

Di rumah sakit : Makan 2 semdok sering mungkin selama 1 hari (bubur halus,
sayur, daging)

Minum 6 – 7 gelas/hari air putih

1. Pola eliminasi

Di rumah : BAK : 5 – 6 x/hari, warna kuning, agak keruh dan bau khas

BAB : 3 x/hari, warna kuning, lembek dan bau khas

Di rumah sakit : BAK : 4 x/hari (warna kuning dan bau khas)

BAB : 3 x/hari (warna kuning, lembek dan bau khas)

1. Personal Hygiene

Di rumah : Mandi 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hari, keramas 1 x/3 hari, ganti
baju dalam dan pakaian 1 x 2 hari

Di rumah sakit : Belum pernah mandi, hanya diseka pagi dan sore hari (hanya
bagian luar) sampai dengan (kaki dan wajah) belum pernah gosok gigi dan
keramas, ganti pakaian 1 x/hari

1. Keadaan Spiritual

Asuhan Keperawatan Myalgia| 15


Pasien mengatakan selalu berdoa agar cepat sembuh

1. Keadaan Psikososial

Pasien mengatakan merasa gelisah dengan keadaan sekarang

1. Keadaan Sosial dan Budaya

Pasien mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga baik

1. Data Penunjang

 Hasil Laboratorium

HEMATOLOGI HASIL NILAI NORMAL


CELL DYN –

– Hemoglobin – 10,4 – 11,4 – 17,7 g/dl

– Leukosit – 7.000 – 4.700 – 10.300 /cmm

– Hematokrit – 34,8 – 37 – 48 %

– Eritrositd – 4.260.000 – L : 4,5 – 5,5 / P : 4 -5 jt/ul

– Trombosit – 466.000 – 150.000 – 350.000 / cmm

LED – 29/53 – 0 – 20 /jam

KIMIA KLINIK

– Glukosa sewaktu – 116 – < 140 mg/dl

– Billirubin T – 0,93 – 0,3 – 1,0 mg/dl

– Billrubin D – 0,37 – < 0,25 ng/dl

– SGOT – 68 – < 38 u/l

– SGPT – 29 – 40 u/l

Asuhan Keperawatan Myalgia| 16


– Kreatinin serum – 1,17 – L < 1,5; P < 1,2 mg/dl

– Urea – 16,5 – 10 – 50 mg/dl

– Asam urat – 5,37 – 3,6 – 7,0 mg/dl

IMUNOLOGI

– HBS Ag (RPHA) – Positif

– Anti HBS (RPHA) – Negatif

 Terapi pengobatan

– Infus Rl di tangan kiri (7 tetes/menit)

– Ranitidin 2 x 1 (1 ampul)

– Acran 3 x 1 (1 ampul)

– Hepa Q 3 x sehari

– Cefotaximo 3 x 1 (1 ampul)

– Myamit 3 x 1 tablet/oral

1. II. ANALISIS DATA

Data Etiologi Masalah


Ds : Pasien mengatakan nyeri Pembesaran hepar yang Gangguan rasa
bagian bawah sebelah kanan mendesak organ lain nyaman ”nyeri”

Do : kesadaran composmentis

K/U lemah

TTV : TD : 120/80 mmHg

Asuhan Keperawatan Myalgia| 17


: N : 85 x/menit

S : 37,3 oC

RR : 24 x/menit

Pemeriksaan fisik

Mata : conjungtiva pucat

Cornea : bintik-bintik

Mulut : mukosa bibir kering

– Terpasang infus Rl di tangan


kanan

– Pola nutrisi

Makan : ± 2 sendok/sehari

Minum : 6-7 gelas/sehari

– Hasil laboratorium
Hemoglobin 10,4

1. III. RENCANA KEPERAWATAN

Nama : Tn. ”K”

PERENCANAAN
Dx Keperawatan
TUJUAN DAN KRITERIA IN
Gangguan rasa nyaman “nyeri” Setelah di lakukan tindakan 3 x 24 jam 1. HE (hea
ditandai dengan diharapkan gangguan rasa nyaman (nyeri)
dapat berkurang dengan kriteria – lakukan pe
Dx : pasien megatakan nyeri pada dan keluarganya
perut bawah bagian kanan – pasien mengatakan nyerinya
berkurang – jelaskan te
Do : K/U lemah diderita pasien
– ekspresi wajah pasien tenang tidak
– Wajah pasien menyeringai meringis kesakitan 1. Tindaka

– Ada nyeri tekan pada perut – Ajarkan ke

Asuhan Keperawatan Myalgia| 18


bagian kanan bawah – skala nyeri 1 (maxwell) perutnya dengan

– Sklera kuning – pasien dalam keadaan tenang – Ajarkan pa


teknik distraksi
– Abdomen kembung – keadaan umum pasien membaik
– Memposisi
– Perut bagian kanan sedikit mungkin
membesar
1. Observa
– Skala nyeri 3 maxwell
– Observasi
– Kuku kuning
– Skala nyer
– Pasien memgangi perutnya
1. kolabora
TTV : TD : 120/80 mmHg

: N : 85 x/menit

RR : 20 x/menit

S : 37,5 oC

1. IV. IMPLEMENTASI

Nama : Tn. ”K”

Masalah : gangguan rasa nyaman ”nyeri” pada perut bagian bawah sebelah kanan

Tanggal Jam No Action Respon


26 Juli 2010 14.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. keluarga pasien dan pasien
dan keluarga dengan cara 3S (senyum, ramah serta kooperatif
sapa, sentuh)
14.30 2 Melakukan tindakan TTV dengan 2. pasien bersedia untuk
hasil : diperika dan kooperatif

TD : 120/80 mmHg

Asuhan Keperawatan Myalgia| 19


N : 75 x/menit

S : 36,5 oC

RR : 24 x/menit
14.40 3 Melakukan monitoring terhadap 3. pasien memperhatikan dan
nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien mau bekerja sama dengan
perawat
14.45 4 Membantu pasien dalam kebersihan 4. keluarga pasien bersedia
badan, mulut, rambut dan kuku menceritakan makanan yang
dikonsumsi oleh pasien baik
di rumah maupun di rumah
sakit
15.00 5 Membantu pasien makan dalam 5. pasien bersedia dan
jumlah sedikit tapi sering memperhatikan perawat
15.15 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif dan
yang cukup memenuhi permintaan
perawat
15.30 7 Memberikan dan menyiapkan terapi 7. pasien merasa tenang dan
obat sesuai advis dokter / tim medis kooperatif

– Ranitidin 1×1 gr(Inj.) 1 ampul

– Acran 1×1 gr(Inj.) 1 ampul

– Infus Rl 7 tetes/menit

– Cefotaxime 3×1 gr tablet oral

– Caprob 2×1 ampul/IV drip

– Tomit 2×1 ampul/IV drip

Tanggal Jam No Action Respon


27 Juli 2010 07.00 1 Melakukan pendekatan pada pasien 1. pasien dan keluarga
dan keluarga dengan cara 3S kooperatif
08.00 2 Melakukan observasi TTV : 2. pasien bersedia diperika
dan kooperatif
TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

Asuhan Keperawatan Myalgia| 20


N : 82 x/menit

RR : 24 x/menit
08.15 3 Melakukan dan merapikan tempat 3. pasien merasa nyaman dan
tidur pasien rileks
08.30 4 Menyajikan makanan dalam porsi 4. pasien bersedia dan
sedikit tapi sering bekerja sama dengan baik
serta keluarga
09.00 5 Menyiapkan dan memberi obat sesuai 5. pasien kooperatif dan
tetapi tim medis yaitu merasa nyaman

Acran 1×1 gram (inj) 1 ampul

Ranitidin 1×1 gram (inj) 1 ampul


09.30 6 Memberitahu pasien untuk istirahat 6. pasien kooperatif
yang cukup

1. V. CATATAN PERKEMBANGAN

Nama : Tn. “K”

No Tanggal Dx keperawatan Perkembangan


1 26-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri pada perut
2010 “nyeri”
O : K/U lemah

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 120/90 mmHg

N : 79 x/menit

RR : 24 x/menit

S : 36,5 oC

Terpasang infus Rl dan transfusi porsi makan : 2


sendok sesering mungkin

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

Asuhan Keperawatan Myalgia| 21


– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan program pengobatan

– Acran 3×1 gr

– Ranitidin 2×1 gram (1 inj)


2 27-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang
2010 “nyeri”
O : K/U lemah

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 110/80 mmHg

N : 80 x/menit

S : 36 oC

RR : 22 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan program pengobatan

– Ranitidin 3×1 gram (1 inj)

– Acran 3×1 gr

– terpasang infus Rl saja porsi makan 2 sendok tapi


sering
3 28-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
2010 “nyeri” makan bertambah sedikit

O : K/U lemah

Asuhan Keperawatan Myalgia| 22


Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

A : masalah teratasi sebagian

P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji skala nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan pengobatan

– Acran 3×1 gram (injk)

– Ranitidin 2×1 gram (injk)

– Deksal 2×1 gram (injk)


4 29-07- Gangguan rasa nyaman S : pasien mengatakan nyeri berkurang, nafsu
2010 “nyeri” makan bertambah sedikit

O : K/U membaik

Kesadaran komposmentis

TTV :

TD : 120/90 mmHg

N : 78 x/menit

S : 37 oC

RR : 24 x/menit

Terpasang infus RL porsi makan sudah banyak

A : masalah teratasi sebagian

Asuhan Keperawatan Myalgia| 23


P : intervensi dilanjutkan

– Mengkaji status nyeri

– Observasi TTV

– Laksankan pengobatan

– Acran 3×1 gram (injk)

– Ranitidin 2×1 gram (injk)

1. VI. EVALUASI

No Tanggal / Jam Diagnosis Keperawatan Evaluasi


1 29 Juli 2010 Gangguan rasa nyaman “nyeri” S : Pasien mengatakan nyerinya
sudah berkurang

O : Keadaan umum : lemah

Kesadaran composmentis

GCS : 4, 5, 6

Tanda-Tanda Vital

TD : 130/90 mmHg

S : 37 oC

N : 80 x/menit

RR : 24 x/menit

A : masalah teratasi

P : intervensi dihentikan pasien


pulang

Asuhan Keperawatan Myalgia| 24


BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Mialgia atau yang biasa disebut nyeri otot adalah suatu keadaan dimana
badan terasa pegal-pegal, mulai diakibatkan oleh olahraga yang menyebabkan
tubuh meregang terlalu banyak. Mialgia yang tanpa adanya cedera biasanya
disebabkan oleh infeksi dari virus.
4.2 Saran

Asuhan Keperawatan Myalgia| 25


DAFTAR PUSTAKA

Aziz, Alimul Hidayat , S.Kep., 2006 : 218

Aziz, Alimul Hidayat, 2008 : 1

Sudoyo WA, Setyo Hadi B, Alwi I, dkk. Ilmu Penyakit dalam Edisi Ke-5, Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam 2009

Djojobiroto Dr. Respirologi Jakarta DE, 2007 : 64 – 68)

Price, Sylvia Anderson dan Loraine MW, Patofisiologi Vol. I Edisi 6, Jakarta :
EGC, 2005

Asuhan Keperawatan Myalgia| 26

S-ar putea să vă placă și