Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/43329786
CITATIONS READS
0 934
1 author:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
I'm working on "Communal Space of Traditional Vernacular Settlements, Desa (Village) Adat (Custom)
Tenganan Pegringsingan Bali Indonesia" View project
All content following this page was uploaded by Wanita Subadra Abioso on 17 May 2014.
DAUR–HIDUP–GEDUNG
DALAM SISTEM ARSITEKTUR
ABSTRAK
Eco atau Environmental Labeling, sertifikasi pengakuan atas produk-produk berkelanjutan, hanya dapat dilakukan di
negara-negara dengan kondisi ekonomi yang mantap dengan menggunakan Life Cycle Analysis (LCA), sebuah instrumen
berbasis paradigma cradle–to–grave untuk mengukur tingkat keberlanjutan produk-produk bersangkutan, dengan cara
mengevaluasi jumlah enerji, biaya, dan dampak-dampak lingkungan lain yang akan digunakan dan terjadi di sepanjang
daur–hidup–produk. Bagaimana halnya dengan gedung-gedung sebagai produk arsitektur yang senantiasa melibatkan enerji?
Pendekatan arsitektur sebagai sistem yang ditawarkan Handler secara praktis memiliki kesamaan paradigma dengan LCA
apabila dilengkapi pengelolaan gedung di akhir kegunaannya, selain itu beberapa teoritisi dan praktisi arsitektur seperti
Steele, Vale, dan Yeang telah merumuskan pula kriteria desain yang secara intrinsik berdasarkan paradigma cradle–to–
grave, oleh sebab itu tampaknya kita harus lebih waspada dalam merancang arsitektur agar lebih berkualitas dan andal di
dalam keterbatasan sumber daya yaitu dengan senantiasa menganalisis daur–hidu –gedung dalam sistem arsitektur.
Kata kunci: Produk berkelanjutan, daur–hidup–produk, Life Cycle Analysis (LCA), cradle–to–grave, Sistem Arsitektur,
daur–hidup–gedung.
ABSTRACT
Eco or Environmental Labeling, certification of acknowledgement on sustainable products, could only be carried out
within economically established countries by way of Life Cycle Analysis (LCA), a cradle–to–grave paradigm based
instrument for measuring the products sustainability by analyzing energy, cost, and others environmental impact that would
be spent and occur along product–life–cycle. What about buildings in terms of products of architecture which have always
been involving energy? “System Approach To Architecture” offered by Handler practically has similar paradigm with LCA
if completed with building management at the end of system, meanwhile Steele, Vale, and Yeang among many others
architectural theorist and practitioner have been formulating design criteria intrinsically based on the cradle–to–grave
paradigm as well, so that seems we have to be much more aware of designing qualified and reliable architecture within
limited resources by constantly analyzing building–life–cycle within system of architecture.
Keywords: Sustainable Product, product–life–cycle, Life Cycle Analysis (LCA), cradle–to–grave, System of Architecture,
building–life–cycle.
128
DAUR–HIDUP–GEDUNG DALAM SISTEM ARSITEKTUR (Wanita Subadra Abioso)
dari masalah politis, persediaan sumber daya enerji labeling yaitu proses sertifikasi Organization of
migas dunia memang semakin menipis terlebih International Standards (ISO) 14000 atas produk-
apabila pemakaiannya tidak dipertimbangkan secara produk berkelanjutan melalui mekanisme Life Cycle
bijaksana. Fenomena enerji global akibat penggunaan Analysis (LCA) atau Analisis Daur Hidup dengan
berlebihan atas enerji bersumber daya migas telah menganalisis daur–hidup–produknya dengan cara
mencapai taraf yang mengharuskan kita, termasuk mengevaluasi enerji, biaya, dan dampak-dampak
komunitas arsitektur, untuk turut perduli apabila tidak lingkungan lain yang akan digunakan dan terjadi di
ingin menghadapi tekanan ekonomi yang lebih besar. sepanjang daur–hidup–produk bersangkutan.
Minyak selain bertindak sebagai bahan bakar Biosphere, seluruh area pada permukaan planet
penghasil enerji untuk kendaraan-kendaraan moderen Bumi beserta atmosfir dan lautan yang dihuni oleh
beserta gas alam yang digunakan manusia untuk makhluk hidup, merepresentasikan sumber kekayaan
pemanasan dan kegiatan-kegiatan rumah tangga lain, dan modal untuk didayagunakan guna mendukung
memproduksi pula bahan bakar bagi produk-produk kehidupan umat manusia. Dibutuhkan keperdulian
industri dan pertanian termasuk pupuk, pestisida, dan yang sangat tinggi terhadap daur–hidup–produk atas
plastik. Berarti tidak semudah itu mengganti minyak produk-produk sebagai hasil proses produksi yang
dengan bahan bakar lain atau oleh persediaan senantiasa melibatkan energy–producing untuk mem-
makanan, oleh karenanya tanpa suplai enerji yang pertahankannya. Prinsip daur–hidup–produk dapat
cukup kita akan kehilangan kapasitas pertanian. disimak pada Gambar 1.
Apabila harga bahan bakar migas meningkat, maka
pestisida dan pupuk pun akan menjadi jauh lebih
mahal dan hal tersebut akan menghentikan para
petani menggunakan produk-produk tersebut. "Yields
will go down and the price of food will go up and that
in turn is perceived as quite an economic hardship" 3,
hasil panen akan menurun dan harga makanan akan
meningkat dan sebagai akibatnya akan terasa tekanan
ekonomi yang lebih keras.
Pembangunan berkelanjutan sebagai gelombang
kedua sustainability4 yaitu konsep yang memiliki
kekuatan pada integrasi sistem-sistem sosial, eko-
nomi, dan lingkungan yang bertujuan mendorong
tindakan-tindakan untuk menciptakan cara hidup
yang lebih baik, secara lugas dapat diartikan sebagai
serangkaian kegiatan yang menggunakan sumber- Sumber: http://www.weeeman.org/html/what/lifecycle.html
sumber daya yang terbarukan atau menggunakan Gambar 1. The Product Life Cycle–Daur–Hidup
secara bijaksana sumber-sumber daya khususnya Produk5
enerji yang tidak terbarukan sedemikian rupa tidak
menimbulkan kekhawatiran bagi generasi-generasi di Raw Materials atau Bahan Baku: 1. Mengguna-
masa yang akan datang atas keberlanjutan keterse- kan sesedikit mungkin material berdampak negatif
diaan sumber-sumber daya tersebut. Pembangunan terhadap lingkungan; 2. Menggunakan sesedikit
berkelanjutan yang berkekuatan pula pada integrasi mungkin material;
sistem-sistem sosial, ekonomi, dan ekologi secara Manufacture atau Manufaktur (proses industri atas
jelas terlihat menawarkan pemecahan atas masalah bahan baku): 3. Menggunakan lebih sedikit sum-
semakin menurunnya kualitas lingkungan disamping ber daya; 4. Memproduksi sesedikit mungkin
semakin meluasnya kemiskinan namun masih bersifat polusi dan limbah; 5. Mengurangi dampak distri-
kondisional, dalam pengertian hanya di negara-negara busi;
dengan kondisi ekonomi yang mantap dimungkinkan Use atau Penggunaan: 6. Menggunakan sedsedikit
untuk dilakukan environmental labeling dan/ atau eco mungkin sumber daya; 7. Meminimasi pengguna-
an yang mengakibatkan polusi dan limbah; 8.
Mengoptimalkan kegunaan dan usia kegunaan;
3
Amos, Jonathan, Energy crisis 'will limit births', BBC News End of life atau Akhir Kegunaan Produk: 9.
Online science staff, in Seattle, http://news.bbc.co.uk/1/hi/sci/tech/ Kurangi dampak lingkungan dari material
3465745.stm.
4
Van der Ryn, Sim, and Peter Calthorpe (1986), Sustainable
Communities, A New Design Synthesis for Cities, Suburbs, and 5
Http:// www.weeeman.org/html/what/lifecycle.html
Towns, San Fransisco: Sierra Club Books, halaman iv.
129
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 128 - 135
buangan; 10. Permudah penggunaan kembali dan - 3 (tiga) isu kedua berkaitan dengan standar-
daur ulang. standar penilaian atas produk:
Environmental Labeling (EL) – sertifikasi ISO
LIFE CYCLE ANALYSIS – LCA (ANALISIS 14020 – 24.
DAUR HIDUP) INSTRUMEN EVALUASI Life Cycle Analysis (LCA) – sertifikasi ISO
DAUR–HIDUP–PRODUK 14040 – 43.
Environmental Aspects In Product Standards
Life Cycle Analysis (LCA), instrumen untuk (EAPS).
membantu mengendalikan daur–hidup–produk suatu
produk sedemikian rupa produk bersangkutan Keunggulan LCA sebagai instrumen evaluasi
berkelanjutan yaitu produk yang di sepanjang proses yang sudah dipraktekkan sejak awal tahun 1970-an,
daur hidupnya senantiasa mendayagunakan sumber- dapat digunakan baik sebagai alat evaluasi atas
sumber daya terbarukan dan/ atau sumber-sumber proses-proses konseptual maupun alat evaluasi
daya tidak terbarukan secara bijaksana. LCA, istilah kuantitatif, selain dapat membantu menciptakan suatu
yang tidak asing bagi mereka yang perduli terhadap proses yang konsisten dalam skala global melalui tiga
isu-isu lingkungan, dikatakan pula sebagai instrumen komponen dasarnya:
penting untuk meningkatkan dan memperbaiki baik 1. Inventarisasi Efek
proses-proses produksi maupun produk-produk yang 2. Analisis Dampak
dihasilkannya dalam hal meminimasi dampak-
3. Analisis Perbaikan
dampak negatif yang akan terjadi terhadap
lingkungan khususnya jumlah enerji dan biaya yang
Para pelaku manufaktur di masa mendatang
akan dihabiskan guna pengendaliannya secara
harus memasukkan perhitungan atas proses produksi
bijaksana dalam rangka efisiensi.
barang dan jasa serta pengendalian limbah menjadi
Dalam terminologi yang lebih luas, LCA adalah
bagian dari seluruh tanggungjawab mereka dan bukan
instrumen evaluasi atribut-atribut lingkungan yang
menjadi bahan pemikiran kedua di kemudian hari.
diasosiasikan dengan produk, proses, dan jasa.
Untuk itu diperlukan perhatian besar atas daur–
Evaluasi yang dilakukan ditujukan atas seluruh
hidup–produk, artinya tidak hanya memperdulikan
dampak yang akan terjadi di sepanjang rangkaian
penciptaan dan penggunaan material dalam manu-
cradle–to–grave atau sejak kelahiran sampai dengan
faktur akan tetapi juga memperdulikan apa yang akan
kematian atau hal-hal dari a sampai dengan z (a to z)
terjadi pada produk di akhir kegunaannya7. Saat ini
yang terlibat ke dalam daur–hidup–produk, mulai dari
para ahli rekayasa telah menambahkan design for
proses pengambilan bahan baku sampai dengan
disassembly atau desain yang dapat dibongkar
pengolahan limbah.
kembali, design for recycling atau desain yang dapat
Penerapan LCA sejak kelahirannya di tahun
didaur ulang, dan design for environment atau desain
1960 sampai dengan awal 1990 belum begitu luas,
yang mempertimbangkan aspek lingkungan ke dalam
namun sejak 1990 setelah dilakukan pengembangan
perbendaharaan desain mereka 8.
beberapa metodologi yang dapat diterima secara luas
penerapan LCA mengalami kemajuan yang sangat
SISTEM ARSITEKTUR DAN
pesat sehingga meraih pengukuhan sejumlah standar
DAUR–HIDUP–GEDUNG
internasional seperti ISO 14040 – 14043. Tahun 1993
ISO membentuk Technical Committee (TC) 207 LCA sebagai instrumen manajemen lingkungan
untuk memantapkan ISO 14000 sebagai standar- dan pengambilan keputusan bagi proses-proses
standar manajemen lingkungan yang terdiri atas 6 produksi, termasuk proses desain, secara denotatif
(enam) isu lingkungan6 yatu: menunjukkan suatu kegiatan yang berhubungan
- 3 (tiga) isu pertama berkaitan dengan penilaian dengan pemulihan global, namun dari seluruh
atas organisasi: rangkaian hubungan di atas bagaimana hubungannya
Environmental Management Systems (EMS) – dengan arsitektur?
sertifikasi ISO 14001. “System Approach To Architecture” atau pende-
Environmental Auditing (EA) – sertifikasi ISO katan arsitektur sebagai sistem yang ditawarkan oleh
14010 – 12. A. Benjamin Handler (Handler, 1970), dengan ke 4
Environmental Performance Evaluation (EPE)
– sertifikasi ISO 14031.
7
Frosch, Robert (1995), The Industrial Ecology Of The 21st
Century, Scientific American. Http://www.cfd.rmit.edu.au/Publi-
cations/papers/LCA-CR.html
6 8
SOCMÆs ISO 14000 Overview. Ibid.
130
DAUR–HIDUP–GEDUNG DALAM SISTEM ARSITEKTUR (Wanita Subadra Abioso)
(empat) sub sistemnya yaitu: 1. Proses Desain; 2. memandang alam sebagai musuh yang harus
Proses Konstruksi; 3. Proses Operasi; 4. Proses ditaklukkan, dan bukan sebagai basis untuk
Bionomik Manusia, ternyata memiliki kesamaan seluruh kehidupan serta lingkungan tempat
paradigma dengan LCA dalam menyelesaikan arsitektur dapat dan harus menyesuaikan diri
permasalahan arsitektur yaitu dengan memperhitung- secara harmonis.
kan daur–hidup–gedung melalui keempat sub
sistemnya, meskipun belum memperhitungkan proses Hal senada dikemukakan oleh Brenda dan
pengelolaan gedung di akhir kegunaannya yang dapat Robert Vale melalui “Green Architecture”-nya:
dianalogikan dengan proses pengolahan limbah “Paradigma arsitektur berubah”, pernyataan ini dilon-
produksi pada LCA. Meskipun secara eksplisit tarkan karena terdapat kecenderungan perubahan arah
Handler belum menyatakan dampak-dampak negatif desain ke arah desain-desain yang: hemat enerji,
lingkungan terutama akibat konsumsi enerji beserta senantiasa bekerja dengan iklim, meminimasi peng-
biaya yang akan dikeluarkan akibat daur–hidup– gunaan sumber-sumber daya baru, menghargai
gedung dalam konteks gedung sebagai produk sistem pengguna, menghargai tapak, dan holisme.
arsitektur, namun secara implisit pemikiran Handler Demikian pula halnya, melalui Designing With
menyatakan bahwa penyelesaian permasalahan Nature, Ken Yeang menawarkan konsep rancangan
arsitektur sebaiknya dipertimbangkan secara cradle– arsitektur melalui pendekatan ekologi. Pendekatan
to–grave. ekologi Yeang meliputi tahap-tahap analisis, sintesis,
Pada sistem arsitektur para arsitek boleh jadi dan evaluasi yang didasari teori Value in Building T.
hanya akan merasa berkepentingan dengan proses Markus tahun 1973. Pada tahap penilaian Yeang telah
perencanaan dan perancangan gedung namun pada memperhatikan daur-hidup setiap tahap pada kriteria
kenyataannya mereka tidak dapat menghindari evaluasi yaitu proses produksi, konstruksi, konsumsi,
keterlibatan para pembangun, operator gedung, dan dan proses pemulihan. Pada tahap tersebut Yeang
pengguna gedung selama proses pengadaan gedung memandang hasil rancangan arsitektur sebagai sistem
dalam konteks gedung sebagai produk sistem siklik yang memperhatikan from source to sink yang
arsitektur. Dengan demikian evaluasi daur–hidup– dapat dianalogikan dengan cradle–to–grave yaitu
gedung dapat dilakukan oleh sistem arsitektur yang mulai dari pengambilan sumber daya sampai dengan
dapat dianalogikan dengan LCA yang bertindak kondisinya yang tidak berharga.
sebagai instrumen yang bersifat inheren di dalam Dari beberapa amatan di atas dapat ditarik
sistem arsitektur. kesimpulan bahwa memandang arsitektur sebagai
Di sisi lain James Steele melalui “Sustainable sistem yang berarti memperhitungkan daur–hidup–
Architecture”–nya mengemukakan pendapatnya gedung dalam konteks gedung sebagai produk sistem
tentang peran para arsitek, ekonomi lingkungan, arsitektur merupakan pemikiran yang sangat tepat
material, bahkan studi tentang arsitektur berkelanjutan bagi arsitektur dalam turut bertanggungjawab atas
sebagai berikut: semakin menipisnya sumber-sumber daya khususnya
Peran para arsitek dunia dalam mencapai gedung sumber daya enereji yang tidak terbarukan.
atau arsitektur berkelanjutan alih-alih produk ber-
kelanjutan direpresentasikan melalui rancangan- DAUR–HIDUP–GEDUNG
rancangan yang hemat enerji, menggunakan (BUILDING–LIFE–CYCLE)
literatur yang relevan, memanfaatkan kearifan
tardisional, memandang tanah bukan sebagai Dalam hal membangun gedung dalam konteks
komoditi, dan responsif terhadap lingkungan. gedung sebagai produk sistem arsitektur, Gambar 2.
Substansi yang berhubungan dengan ekonomi berikut dapat memberi gambaran tentang dampak-
lingkungan yang ditawarkan adalah memper- dampak lingkungan yang akan terjadi akibat proses
hitungkan life–cycle–costing atau pembiayaan– daur–hidup–gedung bersangkutan:
daur–hidup. 1. Cradle atau kelahiran suatu gedung diawali
Material yang harus diwaspadai adalah material- dengan pengambilan bahan baku, akan mem-
material yang sangat marak digunakan di seluruh butuhkan sejumlah enerji dan biaya serta meng-
dunia di antaranya aluminium, beton, plywood, akibatkan dampak lingkungan.
dan baja, yang merupakan material-material 2. Product manufacture transportation atau trans-
energy–intensive yaitu material yang diproduksi portasi manufaktur produk juga akan mengalami
dengan menggunakan sejumlah besar enerji. hal yang sama dengan butir 1.
Kurikulum yang diterapkan sebaiknya yang dapat 3. Construction and fitting out atau pembangunan
mengantisipasi kurikulum yang selama ini dan penyesuaian juga akan mengalami hal yang
menerapkan nilai-nilai dan norma yang sama dengan butir 1.
131
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 128 - 135
132
DAUR–HIDUP–GEDUNG DALAM SISTEM ARSITEKTUR (Wanita Subadra Abioso)
133
DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 35, No. 2, Desember 2007: 128 - 135
134
DAUR–HIDUP–GEDUNG DALAM SISTEM ARSITEKTUR (Wanita Subadra Abioso)
135