Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
N DENGAN P3A0
POD 1 SECTIO CAESAREA ATAS INDIKASI GEMELLI
BEKAS OP SC DI RUANG MAWAR MERAH
RSUD R SYAMSUDIN SH
KOTA SUKABUMI
A. Latar Belakang
melahirkan bayi yang sempurna. Seperti yang telah diketahui, ada dua cara
persalinan normal atau alami dan persalinan dengan operasi caesar dapat
juga disebut dengan bedah sesarea atau sectio caesarea , yaitu bayi
kepentingan ibu dan janin. Sudah tentu kepentingan ibu dan janin harus
kepentingan dokter atau orang tua atau alasan lain yang sifatnya nonmedis.
membawa perubahan pada jumlah antara Angka Kematian Ibu (AKI) yang
melahirkan dan angka ibu yang harus menjalani operasi caesar, yaitu
Indonesia 359 per 100.000 kelahiran hidup, pada tahun 2015 baru
Indonesia adalah 102 per 100.000 kelahiran hidup. Survei Nasional pada
well born baby dan well health mother dengan orientasi persalinan.
(Manuaba , 2013).
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Rumah Sakit
Dapat meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dan pengembangan
asuhan keperawatan yang diberikan, khususnya dalam asuhan
keperawatan maternitas dengan section caesar
2. Bagi Stikes Rajawali
Dapat menambah sumber bacaan atau referensi tentang asuhan
keperawatan maternitas dengan section Caesar di perpustakaan Stikes
Rajawali
3. Bagi Peneliti/ Penulis
Dapat menambah pengetahuan penulis tentang asuhan keperawatan
dengan section Caesar
D. Sistematika Penulisan
Bab I Pendahuluan : Latar belakang, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan
dan Sistematika Penulisan
Bab II Konsep Dasar teori : Konsep medic dan Konsep Askep
Bab III Tinjauan Kasus : Resemu Keperawatan dan Pembahasan
Bab IV Penutup : Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
(1) Vulva atau pudenda, meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat
dilihat mulai dari pubis sampai perineum, yaitu mons veneris, labia
mayora dan labia minora, klitoris, selaput darah (hymen),
(2) Mons veneris atau mons pubis adalah bagian yang menonjol di atas
(3) Labia mayora (bibir-bibir besar) terdiri atas bagian kanan dan kiri,
(4) Labia minora (bibir-bibir kecil atau nymphae) adalah suatu lipatan
tipis dan kulit sebelah dalam bibir besar. Kulit yang meliputi bibir
darah dan beberapa otot polos yang menyebabkan bibir kecil ini
dapat mengembang.
klitoridis dan terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua
belakang dan dibatasi di depan oleh klitoris, kanan dan kiri oleh
Panjangnya 3-4 cm, lebarnya 1-2 cm dan tebalnya 0,5-1 cm. Bulbus
Pada seorang Virgo selalu dilindungi oleh labia minora yang baru
dapat dilihat jika bibir kecil ini dibuka. Introitus vagina ditutupi oleh
(9) Perineum terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm.
(2) Uterus
Uterus berbentuk seperti buah avokad atau buah pir yang sedikit
panjang uterus adalah 7-7,5 cm, lebar di atas 5,25 cm, tebal 2,5 cm,
dan tebal dinding 1,25 cm. Letak uterus dalam keadaan fisiologis
3) Tuba Falloppi
(Prawirohardjo, 2009).
haid dan secret lain dari rahim, alat untuk bersenggama, jalan lahir
(4) ) Uterus setiap bulan berfungsi dalam siklus haid, tempat janin
(5) Tuba fallopi berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi
Distensi kandung
Penurunan Penurunan kerja Jaringan terputus Jaringan terbuka kemih
medula oblongata pons
Resiko syok
Kelemahan Efektif Tidak efektif
hipovolemik
5. Gejala Klinis
a. Plasenta previa sentralis dan latealis (posterior)
b. Panggul sempit
Holemer mengambil batas terendah untuk melahirkan janin vias naturalis
ialah CV = 8 cm. Panggul dengan CV = 8 cm dapat dipastikan tidak dapt
melahirkan janin yang normal, harus diselesaikan dengan Sectio caesaria.
CV antara 8-10 cm boleh dicoba dengan partus percobaan, baru setelah
gagal dilakukan Sectio caesaria sekunder
c. Disproporsi sefalopelvik: yaitu ketidakseimbangan antara ukuran kepala dan
panggul
d. Ruptura uteri mengancam
e. Partus lama (prolonged labor)
f. Partus tak maju (obstructed labor)
g. Distosia serviks
h. Pre-eklamsi dan hipertensi
i. Malpresentasi janin:
a. Letak lintang
Greenhill dan Eastman sama-sama sependapat
1) Bila ada kesempitan panggul, maka Sectio caesaria adalah cara yang
terbaik dalam segala letak lintang dengan janin hidup dan besar biasa
2) Semua primigravida dengan letak lintang harus ditolong dengan
Sectio caesaria, walau tidak ada perkiraan panggul sempit
3) Multipara dengan letak lintang dapat lebih dulu ditolong dengan cara-
cara lain
b. Letak bokong
Sectio caesaria dianjurkan pada letak bokong bila ada:
1) Panggul sempit
2) Primigravida
3) Janin besar dan berharga
c. Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain
tidak berhasil
d. Presentasi rangkap, bila reposisi tidak berhasil
e. Gemelli, menurut Eastman Sectio caesaria dianjurkan:
1) Bila janin pertama letak lintang atau presentasi bahu (shoulder
presentation)
2) Bila terjadi interlock (locking of the twins)
3) Distosia oleh karena tumor
4) Gawat janin, dan sebagainya
6. Gemelli
a. Pengertian
kehamilan dengan dua janin atau lebih. Sejak ditemukannya obat-obat dan
cara induksi ovulasi maka dari laporan-laporan dari seluruh pelosok dunia,
b. Etiologi
Jepang. Factor umum; makin tua umur makin tinggi angla kejadian
kehamilan kembar dan menurun lagi setelah umur 40 tahun. Paritas; pada
primipara 9,8 per 1000 dan pada multi para (oktipara) naik jadi 18,9 per
1000 persalinan.
Keturunan ; keluarga tertentu akan cenderung melahirkan anak
secara maternal.
c. Jenis Gemelly
ovulasi yang sama pada dua kali koiy\tus yang dilakukan pada jarak
waktu yang pendek. Hal ini dilaporkan oleh Archer seorang wanita
b. Badan baru lahir biasanya pada kembar dua di bawah 2500 gr,
sirkulasi darah tidak sama maka yang satu kurang bertumbuh dari
yang lainnya.
lain, karena itu setelah bayi satu lahir tali pusat harus diikat untuk
Dapat terjadi sindroma transfuse fetal: pada janin yang dapat darah
Janin yang mati bisa diresorbsi (kalau pada kehamilan muda) atau
Begitu pula letak janin kedua dapat berubah setelah janin pertama
e) Teraba 2 balotemen
2) Auskultasi
3) Pemerikaaan penunjang
4) Reaksi kehamilan :
ada dua plasenta" maka produksi HCG akan tinggi jadi reaksi
dan janin :
Terhadap janin:
.
e. Penanganan dalam Persalinan
a) Biasanya dalam 10-15 menit his akan kuat lagi. Bila janin II
c) Bila ada kelainan letak anak II, melintang atau terjadi prolaps
dulu. Atau lahirkan dengan cara versi dan ekstrasi. Pada letak
kaki.
3) Plasenta praevia.
4) Terjadi interlocking pada letak kedua janin 69; anak satu
intravena.
e) Prognosis
bahwa wanita ini tidak hamil; uterus besar biasa dan tanda-
hamil.
7. Pemeriksaan penunjang
8. Penatalaksanaan Medis
a. Pemberian cairan
Karena 6 jam pertama penderita puasa pasca operasi, maka pemberian
cairan perintavena harus cukup banyak dan mengandung elektrolit agar
tidak terjadi hipotermi, dehidrasi, atau komplikasi pada organ tubuh
lainnya. Cairan yang biasa diberikan biasanya DS 10%, garam fisiologi
dan RL secara bergantian dan jumlah tetesan tergantung kebutuhan. Bila
kadar Hb rendah diberikan transfusi darah sesuai kebutuhan.
b. Diet
Pemberian cairan perinfus biasanya dihentikan setelah penderita flatus lalu
dimulailah pemberian minuman dan makanan peroral. Pemberian
minuman dengan jumlah yang sedikit sudah boleh dilakukan pada 6 - 8
jam pasca operasi, berupa air putih dan air teh.
c. Mobilisasi
Mobilisasi dilakukan secara bertahap meliputi :
a. Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 8 jam setelah operasi
b. Latihan pernafasan dapat dilakukan penderita sambil tidur telentang
sedini mungkin setelah sadar
c. Hari pertama post operasi, penderita dapat didudukkan selama 5
menit dan diminta untuk bernafas dalam lalu menghembuskannya.
d. Kemudian posisi tidur telentang dapat diubah menjadi posisi
setengah duduk (semifowler)
e. Selanjutnya selama berturut-turut, hari demi hari, pasien dianjurkan
belajar duduk selama sehari, belajar berjalan, dan kemudian berjalan
sendiri, dan pada hari ke-3 pasca operasi.pasien bisa dipulangkan
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
penderita, menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. Kateter
biasanya terpasang 24 - 48 jam / lebih lama lagi tergantung jenis operasi dan
keadaan penderita.
e. Pemberian obat-obatan
a. Antibiotik
Cara pemilihan dan pemberian antibiotic sangat berbeda-beda setiap
institusi
b. Analgetik dan obat untuk memperlancar kerja saluran pencernaan
1) Supositoria = ketopropen sup 2x/24 jam
2) Oral = tramadol tiap 6 jam atau paracetamol
3) Injeksi = penitidine 90-75 mg diberikan setiap 6 jam bila perlu
4) Obat-obatan lain
Untuk meningkatkan vitalitas dan keadaan umum penderita dapat
diberikan caboransia seperti neurobian I vit. C.
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan berdarah
harus dibuka dan diganti.
g. Perawatan rutin
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan adalah suhu, tekanan
darah, nadi,dan pernafasan.
9. Komplikasi
a. Infeksi puerpuralis (nifas)
1) Ringan : Dengan kenaikan suhu beberapa hari saja
2) Sedang : Dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi, disertai dehidrasi atau
perut sedikit kembung
3) Berat : Dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal ini sering kita
jumpai pada partus terlantar dimana sebelumnya telah terjadi infeksi
intrapartal karena ketuban yang telah pecah terlalu lama.
b. Perdarahan, disebabkan karena
1) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
2) Atonia uteri
3) Perdarahan pada placenta bed
c. Luka kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih bila
reperitonialisasi terlalu tinggi.
d. Kemungkinan rupture uteri spontan pada kehamilan mendatang.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d obstruksi jalan (mukus dalam
jumlah berlebihan), jalan nafas alergik (respon obat anastesi)
b. Nyeri akut b.d agen injuri fisik (pembedahan, trauma jalan lahir, episiotomi)
c. Ketidakefektifan pemberian ASI b.d kurang pengetahuan ibu, terhentinya
proses menyusui
d. Gangguan eliminasi urine
e. Gangguan pola tidur b.d kelemahan
f. Resiko Infeksi b.d faktor risiko: episiotomi, laserasi jalan lahir, bantuan
pertolongan persalinan
g. Defisit perawatan diri mandi, makan, eliminasi b.d kelelahan postpartum.
h. Konstipasi
i. Resiko syok (hipovolemik)
j. Defisiensi pengetahuan: perawatan post partum b.d kurangnya informasi
tentang penanganan post partum
3. Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1. Ketidakefektifan bersihan jalan NOC NIC
nafas 1. Respiratory status : Airway Suction
Definisi : Ketidakmampuan untuk Ventilation 1. Pastikan kebutuhan oral / tracheal
membersihkan sekresi atau 2. Respiratory status : suctioning
obstruksi dari saluran pernafasan airway patency 2. Auskultasi suara nafas sebelum dan
untuk mepertahankan kebersihan Kriteria Hasil sesudah suctioning
jalan nafas 1. Mendemonstrasikan 3. Informasikan pada klien dan
Faktor yang berhubungan: batuk efektif dan keluaraga tentang suction
1. Lingkungan suara napas yang 4. Minta klien nafas dalam sebelum
a. Perokok pasif bersih, tidak ada suction dilakukan
b. Menghisap asap sianosis dan dyspneu 5. Berikan Oksigen dengan
c. Merokok (mampu menggunakan nasal untuk
2. Obstruksi jalan napas mengeluarkan memfasilitasi suction nasotrakeal
a. Spasme jalan napas sputum, mampu 6. Gunakan alat yang steril setiap
b. Mokus dalam jumlah bernapas dengan melakukan tindakan
berlebihan mudah, tidak ada 7. Anjurkan px untuk istirajat dan
c. Eksudat dalam jalan alveoli pursed lips) nafas dalam setelah kateter
d. Materi asing dalam jalan 2. Menunjukkan jalan dikeluarkan dari nasotrakeal
napas napas yang paten 8. Monitor status oksigen
e. Adanya jalan napas buatan (klien tidak merasa 9. Ajarkan px bagaimana cara
f. Sekresi tertahan/sisa sekresi tercekik, irama nafas menggunakan suction
g. Sekresi dalam bronki dan frekuensi napas 10. Hentikan suction dan berikan
3. Fisiologis dalam rentang oksigen apabila px menunjukkan
a. Jalan napas alergik normal, tidak ada bradikardi, peningkatan saturasi
b. Asma suara napas oksigen dll.
c. PPOK abnormal)
d. Hiperplasi dinding bronkial 3. Mampu Airway management
e. Infeksi mengidentifikasi dan 1. Buka jalan nafas, gunakan teknik
f. Disfungsi neuromuskular mencegah faktor chin lift atau jaw thrust bila perlu
yang dapat 2. Posisikan px utk memaksimalkan
menghambat jalan ventilasi
napas 3. Identifikasikan px perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
suction
7. auskultasi suara nafas,catat adanya
suara tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10 berikan pelembab udara kassa
basah NaCl lembab
11 Atur intake untuk ciran
mengoptimalkan keseimbangan
12. Monitor respirasi dalam status
oksigen
2. Nyeri akut NOC NIC
Definisi: Pengalaman sensori dan 1. Pain level Pain Management
emosional yang tidak 2. Pain control 1. Lakukan pengkajian nyeri secara
menyenangkan yang muncul 3. Comfort level komprehensif termasuk lokasi
akibat kerusakan jaringan yang Kriteria Hasil: karakteristik, durasi, frekuensi,
aktual atau potensial atau 1. Mampu mengontrol kualitas, dan faktor presipitasi
digambarkan dalam hal kerusakan nyeri (tahu penyebab 2. Observasi reaksi nonverbal dari
sedemikian rupa (International nyeri, mampu ketidaknyamanan
Association for the study of pain): menggunakan teknik 3. Gunakan teknik komunikasi
awitan yang tiba-tiba atau lambat nonfarmakologi terapeutik untuk mengetahui
dari intensitas ringan hingga berat untuk mengurangi pengalaman nyeri pasien
dengan akhir yang dapat nyeri, mencari 4. Kaji kultur yang mempengaruhi
diantisipasi atau diprediksi dan bantuan) respon nyeri
berlangsung <6 bulan. 5. Evaluasi pengalaman nyeri masa
Faktor yang berhubungan: 2. Melaporkan bahwa lampau
1. Agen cedera (mis. biologis, zat nyeri berkurang 6. Evaluasi bersama pasien dan tim
kimia, fisik, psikologis) dengan menggunakan kesehatan lain tentang
manajemen nyeri ketidakefekstifan kontrol nyeri
masa lampau
3. Mampu mengenali 7. Bantu pasien dan keluarga untuk
nyeri (skala, mencari dan menemukan
intensitas, frekuensi, dukungan
dan tanda nyeri) 8. Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu
4. Mampu menyatakan ruangan, pencahayaan, dan
rasa nyaman setelah kebisingan
nyeri berkurang 9. Kurangi faktor presipitasi nyeri
10. Pilih dan lakukan penanganan
nyeri (farmakologi,
nonfarmakologi, dan interpersonal)
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
menentukan intervensi
12. Ajarkan tentang teknik
nonfarmakologi
13. Berikan analgetik untuk
mengurangi nyeri
14. Evaluasi keefektifak kontrol nyeri
15. Tingkatkan istirahat
16. Kolaborasikan dengan dokter jika
ada keluhan dan tindakan nyeri
tidak berhasil
17. Monitor penerimaan pasien
tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
1. Tentukan lokasi, karakteristik,
kualitas, dan derajta nyeri
sebelum pemberian obat
2. Cek intruksi dokter tentang jenis
obat, dosis, dan frekuensi
3. Cek riwayat alergi
4. Pilih analgesik yang diperlukan
atau kombinasi dari analgesik
ketika pemberian lebih dari satu
5. Tentukan pilihan analgesik
tergantung tipe dan beratnya nyeri
6. Tentukan analgesik pilihan, rute
pemberian, dan dosis optimal
7. Pilih rute pemberian secara IV,
IM, untuk pengobatan nyeri
secara teratur
8. Monitor vital signsebekum dna
sesudah pemberian analgesik
pertama kali
9. Berikan analgesik tepat waktu
terutama saat nyeri hebat
10. Evaluasi efektivitas analgesik,
tanda dan gejala
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1. Data pasien
Nama : Ny. N
Umur : 38 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Kecamatan Cikole
Kota Sukabumi
No Rm : R00084322
Nama : Tn. D
Umur : 45 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : wiraswasta
Kecamatan Cikole
Kota Sukabumi
Agama : Islam
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
1 Mei 2017 dan tanggal taksiran persalinan 8 Februari 2018, klien selau
dan ditambah klien mengandung bayi kembar. Karena sudah lima tahun
klien baru melahirkan lagi klien ingin tahu cara merawat luka di rumah
RIWAYAT OBSTETRI
Riwayat Persalinan
1. Pada Ibu
BB : 87 kg TB : 156 cm
Leoplod I : TFU 38 cm
Leopold IV : divergen
2. Pada janin
DJJ 2 : 150x/menit
Tanggal : 15 -01-2018
Anak
Anak 1 :
BB : 2850 gram
TB : 46 cm
Anak 2
BB : 2440 gram
TB : 43 cm
b. Minum
Frekuensi 7-8 gelas setiap hari 8-10 gelas setiap hari
Jenis Air putih Air putih
Jumlah 2000 cc 3000 cc
Keluhan Tidak ada Tidak ada
2 Pola Eliminasi
a. BAB
Frekuensi 1x/hari 1x/hari
Konsistensi Lembek lembek
Warna Kuning Kuning
Keluhan Tidak ada Tidak ada
b. BAK
Frekuensi 4 – 5 kali 4-5 kali
Warna Kuning jernih Kuning jernih
Jumlah Tidak dapat dihitung Tidak dapat dhitung
Keluhan Tidak ada Tidak ada
3 Pola Istirahat Tidur
a. Tidur siang 1-2 jam 2 jam
b. Tidur malam 7-8 jam 6-7 jam
c. Keluhan Tidak ada Tidak ada
4 Pola personal hygiene
a. Mandi 2x/hari 1x/hari
b. Gosok gigi - -
c. Mencuci 2x/minggu Belum mencuci
rambut rambut
d. Gunting kuku 1x/minggu Sudah menggunting
kuku
g. Pemeriksaan Fisik Ibu
3. Tanda-tanda vital :
120/80mmHg)
a. Sistem Pernapasan
pada rongga hidung, tidak ada jejas pada daerah dada, tidak ada
nyeri tekan pada daerah rongga hidung, tidak ada nyeri pada
daerah dada, terdengar suara sonor pada kedua lapang dada, bunyi
b. Sistem Pencernaan
10x/menit
c. Sistem kardiovaskuler
getaran jantung, CRT < 3 detik, nadi teraba cepat dan kuat,
d. Sistem integumen
warna kulit sawo matang, tidak ada luka pada seluruh kulit klien,
e. Sistem persarafan
f. Sistem pengindraan
g. Sistem urogenitalia
daerah genital klien, tidak ada nyeri ketuk pada pinggang kanan
h. Sistem musculoskeletal
jumlah jari tangan dan kali lengkap, bentuk tangan dan kaki
simetris, tidak ada luka pada tangan dan kaki klien, reflek bisep
dan trisep baik, tidak ada nyeri pada tangan dan kaki klien, ROM
aktif
i. Sistem Reproduksi
j. Sistem endokrin
1. Bayi 1
b) Pemeriksaan Antropometri
TB : 48 cm LD : 30 cm
1) Kepala
Bentuk kepala simetris, teraba fontanel anterior, rambut berwarna
2) Wajah
3) Mata
Jumlah mata dua, posisi kedua mata simetris, korena kedua mata
4) Hidung
hidung
5) Mulut
6) Telinga
7) Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran padakelenjar tiroid
jantung 145x/menit
9) Abdomen
Bentuk tungkai dan kaki simetris, panjang kedua kaki sama, kedua
12) Spinal
13) Genetalia
Labia mayora menutupi labia minora,lubang uretra terpisah
Lubang anus ada, bayi sudah Bab dengan feses berwarna hitam
(mekoneium)
15) Kulit
Tidak ada ruam atau tanda lahir pada kulit bayi, ada lanuga pada
2. Bayi 2
b) Pemeriksaan Antropometri
TB : 45 cm LD : 29 cm
1) Kepala
2) Wajah
3) Mata
Jumlah mata dua, posisi kedua mata simetris, korena kedua mata
hidung
5) Mulut
6) Telinga
7) Leher
jantung 148x/menit
9) Abdomen
Abdomen tampak bulat, tidak ada pembengkakan, tali pusat
Bentuk tungkai dan kaki simetris, panjang kedua kaki sama, kedua
12) Spinal
13) Genetalia
Lubang anus ada, bayi sudah Bab dengan feses berwarna hitam
(mekoneium)
15) Kulit
Tidak ada ruam atau tanda lahir pada kulit bayi, ada lanuga pada
Klein menggunakan KB kondom selama 1-2 bulan dan berhenti karena ingin
hamil
j. Psikososial
2) Body image : Klien mengatakan walau ini adalah operasi sesar ketiga
klien tapi klien masih merasa cemas, klien merasa bahagia dengan
kedua klien masih belum bisa rawat gabung dengan klien karena berat
badan lahir yang rendah, penghasilan keluarga tiap bulannya cukup untuk
masakan padang, suami dan keluarga klien sangat bahagia dan senang
dengan kehamilan ketiga klien apalagi hamil dengan bayi kembar, klien
dimana saat itu klien mengalami pendarahan yang cukup banyak bahkan
klien sempat kejang dan dirawat cukup lama yaitu 15 hari. Klien
mengatakan untuk anak pertama dan kedua hanya diberikan ASI selama
3 bulan karena produksi ASInya tidak ada dan klien mengatakan lebih
sekarang
5) Identitas Diri : Klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang istri dan
kembali
Klien mengatakan walaupun nyeri pada luka operasi klien harus selalu
menjaga kebersihan diri klien terutama daerah vagina klien, jika keadaan
melakukan perawatan vulva hygiene setiap saat. Tetapi walaupun ini kelahiran
ketiga bagi klien, klien sudah lupa bagaimana cara melakukan perawatan luka
di rumah
l. Data Penunjang
1. Laboratorium
m. Analisa Data
ketidakefektifan pemberian
ASI
menyusui sebelumnya
4 Kurang pengetahuan Tupan : 1. Kaji tingkat pengetahuan ibu 1. Menentukan sejauh mana
berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan dan keluarga tingkat pengetahuan ibu dan
kurangnya informasi keperawatan selama 3 x 24 jam keluarga
kurang pengetahuan bisa teratasi.
tentang perawatan luka 2. Berikan kesempatan pada 2. Keluarga dapat dilibatkan
Tupen : Utari eka
di rumah Setelah dilakukan tindakan keluarga / klien untuk dalam proses dan menilai pratiwi
keperawatan selama 1 x 24 jam menanyakan hal-hal yang sejauh mana pengetahuan
kurang pengetahuan bisa teratasi ingin diketahui sehungan keluarga tentang keadaan klien
dengan kriteria hasil : dengan perawatan luka dan 3. mampu memilihh tindakan
- Ibu dan keluarga paham massage payudara yang diinginkan, mengurangi
tentang cara perawatan luka 3. Jelaskan semua prosedur resiko akan penolakan
dirumah dan dapat yang dilakukan dan terhadap tindakan prosedur
mendemonstraskan cara manfaatnya perawatan luka medis
perawatannya dan massage payudara bagi
- Ibu paham tentang tujuan dari pasien dan keluarga
massage payudara dan dapat
mendemonstrasikannya
62
4. Implementasi Keperawatan
Pkl. 15.20 Dx 1
6. Mengajarkan teknik R/ nyeri dirasakan
relaksasi napas dalam berkurang jika klien
akan beraktivitas
Pkl. 16.30 Dx 2,3 7. Berikan nutrisi tinggi R/ klien makan habis
protein dan tinggi ¾ porsi
kalori
8. Anjurkan klien untuk R/ klien sudah dapat
Pkl. 17.30 Dx 2 secara mandiri pergi
mobilisasi bertahap
kekamar mandi
R/ membatasi jumlah
Pkl. 19.00 Dx 1 9. Ciptakan lingkungan pengunjung
yang nyaman
17 Januari
2018
R/ batasi pengunjung
12. Ciptakan lingkungan
Pkl. 12.00 Dx 1
yang nyaman
18 Januari
2018
5. Evaluasi keperawatan
3. S:
Klien mengatakan produksi ASInya masih sedikit
O:
- Jarangnya klien merespon segera jika banyinya Utari
ingin diberikan ASI
- Tidak teraba danya bendungan ASI
- Tidak ada keluaran ASi saat putting payudara klien
dipijit
- A:
- Masalah ketidakefektifan pemberian ASI belum
teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
4. S:
Klien mengatakan sudah lupa cara perawatan luka
di rumah dan ingin tahu cara massage payudara
Utari
karena ASI klien tidak banyak keluar
O:
- Tampak ibu klien sering bertanya- Tanya tentang
cara perawatan luka di rumah dan tampak klien
cemas karena anaknya yang dirawat di ruang bayi
belum bisa diberikan ASI karena produksi ASI klien
sedikit
- A:
- Masalah kurang pengetahuan belum teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
17 januari S:
2018 1. Klien mengatakan nyeri berkurang
Pkl. 12.00 O:
- Skala nyeri 2 (0-10 Utari
- Nyeri sudah mulai tidak sering terasa
- Nyeri berkurang jika bergerak
- A:
- Masalah nyeri teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
2. S:
Klien mengatakan ada luka operasi pada perut klen
O:
- Remebsan pada luka masih ada berupa cairan
Utari
kemerahan
- Tidak ada tanda kemerahan dan bengkak pada
sekitar luka klien
- A:
- Masalah resti infeksi teratasi sebagian
P:
- Intervensi dilanjutkan
3. S:
Klien mengatakan produksi ASInya masih sedikit
O:
- Masih Jarangnya klien merespon segera jika Utari
banyinya ingin diberikan ASI
- Tidak teraba danya bendungan ASI
- Tidak ada keluaran ASi saat putting payudara klien
dipijit
- A:
- Masalah ketidakefektifan pemberian ASI belum
teratasi
P:
- Intervensi dilanjutkan
4. S:
Klien mengatakan sudah paham tentang cara
perawatan luka di rumah dan cara massage
Utari
payudara
O:
- Tampak klien dapat menjelaskan tentang manfaat
dan cara perwatan luka di rumah serta cara massage
payudara beserta manfaatnya
- A:
- kurang pengetahuan teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
18 januari S:
2018 2. Klien mengatakan nyeri berkurang
Pkl. 16.00 O:
- Skala nyeri 1 (0-10 Utari
- Nyeri sudah mulai tidak sering terasa
- Nyeri berkurang jika bergerak
- A:
- Masalah nyeri teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
2. S:
Klien mengatakan ada luka operasi pada perut klen
O:
- Luka kering
Utari
- Tidak ada tanda kemerahan dan bengkak pada
sekitar luka klien
- A:
- Masalah resti infeksi teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
3. S:
Klien mengatakan produksi ASInya masih sedikit
O:
- Klien sudah mulai menyusi bayinya Utari
- Tidak teraba danya bendungan ASI
- Tidak ada keluaran ASi saat putting payudara klien
dipijit
- A:
- Masalah ketidakefektifan pemberian ASI
teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
B. Pembahasan
asuhan keperawatan pada Ny. N P3A0 post SC atas indikasi gemelli bekas SC
berikut :
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
tidak semua ada seperti dalam teori. Semua data sesuai dengan teori
yaitu selama proses persalinan tekanan darah klien tinggi yaitu 130/90,
klien, klien ada mengeluh nyeri pada luka operasi, ada edema pada
ekstremitas bawah
b. Analisa data
sedikit
a. Nyeri
b. Resti infeksi
d. Kurang pengetahuan
4.2.3 Perencanaan
4.2.4 Implementasi
dinas.
BAB IV
4.1 Kesimpulan
a. Pengkajian
tanda dan gejala seperti : klien mengeluh nyeri pada luka operasi dengan
skala nyeri 5 (0-10), klien mengatkan masih jarang memberikan ASI bagi
tentang cara erawatan luka di rumah, tampak luka operasi section caesarea
b. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri
2. Resti infeksi
3. Ketidakefektifan pemberian ASI
4. Kurang pengetahuan
c. Perencanaan
1 (0-10), klien sudah dapat mobilisas, luka kering, tidak ada tanda-tanda
infeksi, klien sudah memberikan ASI pada bayinya, produksi ASi banyak,
d. Implementasi keperawatan
e. Evaluasi
Semua diagnose keperawatan yang dicantumkan oleh penulis
sesuai dengan diagnose keperawatan yang ada di teori, yang menurut teori
1. Nyeri
2. Resti infeksi
4. Kurang pengetahuan
4.2 Saran