Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Syok merupakan suatu sindroma klinik yang mempunyai ciri-ciri berupa
hipotensi, tachycardia, kulit yang terasa dingin, terlihat pucat, dan basah,
cyanosis perifer, hyperventilasi, perubahan status mental dan penurunan
pembentukan urine. Pada umumnya syok terjadi akibat berbagai keadaan yang
menyebabkan berkurangnya aliran darah, termasuk kelainan jantung (misalnya
serangan jantung atau gagal jantung), volume darah yang rendah (akibat
perdarahan hebat atau dehidrasi) atau perubahan pada pembuluh darah
(misalnya karena reaksi alergi atau infeksi).
B. Tujuan Penulisan
Adapun kegunaan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan dapat berguna bagi penulis sendiri dan bermanfaat serta
menjadi pedoman bagi penulis lain yang berminat menyusun makalah
dengan judul Manajemen Syok pada Keperawatan Gawat Darurat
2. Sebagai sumbangan pemikiran atau bahan masukan khususnya bagi
mata kuliah terkait.
BAB II
MANAJEMEN SYOK
A. DEFINISI SYOK
Syok adalah suatu keadaan serius yang terjadi jika sistem
kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah) tidak mampu mengalirkan darah
ke seluruh tubuh dalam jumlah yang memadai; syok biasanya berhubungan
dengan tekanan darah rendah dan kematian sel maupun jaringan.
C. KLASIFIKASI SYOK
Syok digolongkan ke dalam beberapa kelompok : (Tjokronegoro, A., dkk, 2003).
E. GEJALA SYOK
Gejala yang timbul tergantung kepada penyebab dan jenis syok. Gejalanya
bisa berupa:
- Gelisah
- Bibir dan kuku jari tangan tampak kebiruan
- Nyeri dada
- Linglung
- Kulit lembab dan dingin
- Pembentukan air kemih berkurang atau sama sekali tidak terbentuk air kemih
- Pusing
- Pingsan
- Tekanan darah rendah
- Pucat
- Keringat berlebihan, kulit lembab
- Denyut nadi yang cepat
- Pernafasan dangkal
- Tidak sadarkan diri
- Lemah.
F. Gangguan Hemodinamika
SYOK Pe Perfusi ke Tubuh melakukan
jaringan kompensasi
AUTOREGULASI Pe Discharge
Symphato-adrenal
Terjadi Arteriosklerosis
(Pada kulit, otot skelet, dll)
Anoxia
Infark Jaringan
- Terdapat fibrin intravaskuler Aktivasi fibrinolisis ”Bleeding Diathesis”
* Proses koagulasi intravaskuler ini bisa terjadi di semua jaringan tetapi yang
mudah terkena adalah organ : Paru-paru, Liver dan Ginjal
Aktivasi piruvat
Laktase shunt Mekanisme sodium-pump
terganggu
”Autodigestion”
Pengaruh Terhadap Jantung
Gagal jantung akut tjd o.k. Pankreas yg mengalami iskemia
Syok
Infark Myokard tjd o.k. Pengaruh langsung endotoksin thd sel myokard
perfusi ↓
Penurunan perfusi
yang terus menerus Iskemia ginjal Gagal ginjal akut
Tanda – tanda :
Produksi urine me
urea darah me
urea urine me
Konsentrasi Na+ > 20 mEq/L
Renin
Angiotensin I Angiotensin II
Produksi Aldosteron
a. Syok Hipovolemik
Syok hipovolemik adalah syok yang terjadi akibat berkurangnya atau
penurunan volume cairan dalam tubuh. Jenis syok ini adalah yang paling
sering ditemui pada penderita. Penyebab primernya adalah defisit volume IVF
sehingga perfusi jaringan menurun. Cairan yang hilang bisa bermacam-
macam, seperti :
- Darah, misalnya pada perdarahan, hematoma
- Plasma, misalnya pada kasus luka bakar, keradangan
- Elektrolit (± air), seperti pada gastroentritis, ileus.
Kehilangan cairan intravaskuler bisa berupa eksogen atau endogen.
Pada kehilangan cairan yang eksogen cairan betul-betul keluar dari jaringan
tubuh seperti pada perdarahan atau kasus luka bakar. Sedangkan pada
kehilangan cairan endogen maka cairan betul-betul telah keluar dari
intravaskuler tetapi masih dalam jaringan atau rongga tubuh namun belum
keluar dari tubuh sendiri.
Penyebab syok hipovolemik yang paling umum adalah perdarahan
mukosa saluran cerna dan trauma berat. Penyebab perdarahan yang
terselubung adalah trauma abdomen dengan ruptur aneurisma aorta, ruptur
limpa atau ileus obstruksi dan peritonitis.
Syok hipovolemik ditandai oleh :
- Penurunan volume cairan intra vaskuler
- Penurunan tekanan vena sentral
- Hipotensi arterial
- Peningkatan tahanan vaskular sistemik
- Respon jantung berupa : takikardia
1. Syok Anafilaktik
Syok anafilaktik adalah reaksi anafilaksis yang disertai hipotensi
dengan atau tanpa penurunan kesadaran. Anafilaksis adalah reaksi alergi
umum dengan efek pada beberapa sistem organ terutama kardiovaskular,
respirasi, kutan dan gastro intestinal yang merupakan reaksi imunologis
yang didahului dengan terpaparnya alergen yang sebelumnya sudah
tersensitisasi.
Reaksi Anafilaktoid adalah suatu reaksi anafilaksis yang terjadi tanpa
melibatkan antigen-antibodi kompleks. Karena kemiripan gejala dan tanda
biasanya diterapi sebagai anafilaksis. Anafilaksis dikelompokkan dalam
hipersensitivitas tipe 1 atau reaksi tipe segera (Immediate type reaction).
Medikamentosa
a. Adrenalin 1:1000, 0,3 –0,5 ml SC/IM lengan atas , paha, sekitar lesi pada
venom .Dapat diulang 2-3 x dengan selang waktu 15-30 menit, Pemberian IV
pada stadium terminal / pemberian dengan dosis1 ml gagal , 1:1000
dilarutkan dalam 9 ml garam faali diberikan 1-2 ml selama 5-20 menit (anak
0,1 cc/kg BB).
b. Diphenhidramin IV pelan (+ 20 detik ) ,IM atau PO (1-2 mg/kg BB) sampai 50
mg dosis tunggal, PO dapat dilanjutkan tiap 6 jam selama 48 jam bila tetap
sesak + hipotensi segera rujuk, (anak :1-2 mg /kgBB/ IV) maximal 200mg IV.
c. Aminophilin, bila ada spasme bronchus beri 4-6 mg/ kg BB dilarutkan dalam
10 ml garam faali atau D5, IV selama 20 menit dilanjutkan 0,2 –1,2
mg/kg/jam. Corticosteroid 5-20 mg/kg BB dilanjutkan 2-5 mg/kg selama 4-6
jam, pemberian selama 72 jam .Hidrocortison IV, beri cimetidin 300mg
setelah 3-5 menit.
6. Tindakan operatif
- Tindakan operatif untuk mengatasi syok harus dilakukan secepatnya
setelah hemodinamika penderita dapat dikuasai, hal ini sangat penting
karena anestesi yang akan diperlukan untuk pembedahan dapat
menyebabkan gangguan hemodinamika pada penderita.
7. Nutrisi parenteral
- Diberikan sejumlah kalori yang cukup biasanya > 50 kcal/kg BB per 24
jam untuk mencegah katabolisme yang akan memperjelek keadaan
penderita
- Cairan diberikan melalui kateter vena sentral.
PENYULIT SYOK
Pada stadium lanjut syok menyebabkan kegagalan fungsi pada
beberapa organ ”multiple organ failure”. Dapat terjadi keadaan yang disebut
shock lung, shock kidney, shock liver dan sebagainya, bila demikian keadaannya
atau kondisinya maka kemungkinan hidup penderita adalah minimal.
PROGNOSA SYOK
- Syok perlu didiagnosa dan diterapi secara dini, makin dini diketahui dan
diberikan terapinya maka makin baik prognosanya.
- Kemungkinan untuk selamat dari penderita syok dapat diketahui dengan
mengukur kadar laktat darah (konsentrasi laktat dalam darah meningkat > 2
mMol/L), jika konsentrasi laktat naik sampai 3 mMol/L maka kemungkinan
untuk selamat turun dari 90% menjadi 10%.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Syok merupakan suatu keadaan yang darurat yang memerlukan
pengenalan dan penanganan yang cepat, tepat dan intensif. Dengan kita telah
mengetahui beberapa klasifikasi syok, antara lain syok hipovolemik, syok
kardiogenik, syok distributif, syok obstruktif, syok neurogenik, syok septik, syok
anafilaktik, dan syok jenis lainnya. Dengan demikian maka diharapkan akan
mempermudah bagi kita dalam hal pengambilan keputusan atau menentukan
tindakan sesegera mungkin untuk dilakukan agar cepat, tepat dan intensif.
Syok yang tersering kita dapatkan adalah jenis syok hipovolemia, yaitu
kekurangan cairan intra vaskuler. Terapi atau penanganan untuk semua jenis
syok pada dasarnya sama, hanya porsinya yang berbeda. Suatu pemberian
cairan adalah merupakan salah satu tindakan yang terpenting dalam
penanganan terjadinya syok.
B. Saran
Dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu dan pengetahuan
mahasiswa tentang manajemen syok.
DAFTAR PUSTAKA
Isselbacher, et all. 1999. Prinsip- prinsip Ilmu Penyakit Dalam. EGC: Jakarta
Skeet Muriel.1995. Tindakan Paramedis Terhadap Kegawatan dan Pertolongan
Pertama. EGC: Jakarta
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“MANAJEMEN SYOK”. Adapun maksud dari penyusunan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas Keperawatan Gawat Darurat”.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan
yang berhubungan dengan judul makalah ini.
Penulis