Sunteți pe pagina 1din 31

Materi Pelajaran geografi SMA Kelas XI Semester ½

Materi pelajaram geografi SMA semseter ½ - Pelajaran geografi merupakan pelajaran yang
memfokuskan pada pemahaman tentang gejala-gejala alam dan kehidupan yang membentuk
lingkungan dunia dan tempat pada berbagai skala di muka bumi. Dengan mempelajarai geografi,
peserta didik dapat memahami alam semesta beserta isinya sehingga diharapkan kualitas hidup
peserta didik dapat meningkat. Geografi bukan hanya menguasai kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta, konsep-konsep, atau prinsip – prinsip saja, tetapi yang terpenting adalah kemampuan
menelaah kebudayaan dan pengalaman yang dengannya kamu diharapkan dapat bersikap dan
bertindak cerdas, arif, serta bertanggung jawab dalam menghadapi masalah sosial ekonomi dan
ekologis.

Materi pelajaran geografi kelas 11 SMA – untuk mempelajari geografi pada tingkat SMA khususnya
kelas 11 tentu kalian harus meiliki buku paket geografi, dalam buku paket tersebut terbagi ke dalam
beberapa bab yang masing-masing bab harus dipelajari oleh setiap siswa. Nah bagi kalian yang
belum mempunyai buku berikut ini adalah solusinya karena akan saya bagikan materi geografi per
bab sehingga kalian lebih mudah dalam mempelajarinya. Berikut rincian selengkapnya mengenai
materi pelajaran geografi untuk SMA semester ½
Bab 1 Fenomena Biosfer serta Sebaran hean dan tumbuhan

A. FENOMENA BIOSFER
1. Pengertian Fenomena Biosfer
Biosfer terdiri dari kata bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi
secara harfiah biosfer berarti lapisan tempat mahluk hidup atau organisme. Meliputi
lapisan lingkungan di permukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung kehidupan.
2. Jenjang Kehidupan pembentuk Biosfer
a. Individu merupakan organisme tunggal atau makhluk hidup tunggal dalam spesies
tertentu. Contoh indvidu adalah seekor kucing.
b. Populasi merupakan kumpulan individu sejenis yang berkumpul dan hidup pada
suatu daerah tertentu. Contoh populasi adalah pada tahun 2012 populasi kambing
berjumlah 5000 ekor.
c. Komunitas merupakan kumpulan berbagai populasi pada suatu kawasan tertentu
yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu dengan yang lain.
d. Ekosistem suatu kumpulan berbagai komunitas berbeda dan memiliki hubungan
yang saling mempengaruhi
e. Biom merupakan kumpulan beberapa ekosistem yang terdapat pada suatu wilayah
geografis dengan kondisi iklim sama. Ciri-ciri umum biom sebagai berikut:
1) Merupakan satuan kehidupan klimaks, artinya pada wilayah tersebut hanya
terdapat satu bentuk vegetasi utma yang mendominasi kawasan tersebut, seperti
hutan gugur daun, hutan konifer, atau hutan padang rumput.
2) Terbentuk sebagai hasil interaksi unsur-unsur lingkungan, yaitu iklim, tanah,
dan organisme.
3) Merupakan satuan kehidupan yang cukup mantap dalam jangka wajtu lama,
kecuali terjadi peristiwa mengganggu kestabilitas komuintas.contoh bencana
alam
4) Mudah dikenali dengan melihat petunjuk vegetasi utama
5) Menempati wilayah yang luas.

B. KONDISI PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI BUMI


1. Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Flora dan Fauna
a. Penyebab persebaran
1. Tekanan populasi, yaitu semakin banyak populasi menyebabkan persediaan
bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya.
2. Persaingan hidup antaraorganisme dapat menyebabkan persebaran flora dan
fauna. Fauna yang tidak mampu bersaing dalam memperebutkan wilayah
kekuasaan dan bahan makanan akan melakukan migrasi ke tempat lain.
3. Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk
terus berada di dearah yang ditempati.
b. Sarana persebaran
1. Manusia, perilaku manusia baik sengaja maupun tidak sengaja untuk
memindahkan flora dan fauna dapat mempengaruhi persebaran flora dan fauna.
2. Udara, yaitu melalui kekuatan terbang, atau karena hembusan angin, misalnya
oleh angin puyuh atau badai.
3. Air, yaitu melalui kekuatan berenang atau dibawa oleh arus air atau benda-
benda yang terapung
4. Lahan, yaitu adanya pergerakan suatu spesies di daratan
5. Pengangkutan oleh manusia, baik secara sengaja maupun tidak.
c. Hambatan persebaran
1. Iklim (keadaan fisik udara: temperatur, tekanan, kelembaban)
2. Edafik (kondisi tanah): struktur, tekstur dan kesuburan
3. Geografik: samudra, padang pasir, sungai, pegunungan, dst.
4. Biologis: habitat yang tidak sesuai untuk kelangsungan hidup mahluk

Gambar 1. Skema Sederhana lingkaran hidup vegetasi yang utama, tersebar sepanjang adanya
perubahan letak lintang dan perubahan tingkat kekeringan

2. Persebaran Flora dan Fauna di Dunia


a. Persebaran Flora di Dunia
1) Biom Gurun
Ciri-ciri : Curah hujan sangat rendah, Insensitas cahaya matahari tinggi,
Evaporasi lebih tinggi dari curah hujan dan air tanah cenderung asin. Wilayah :
Gurun Sahara, Gurun Arab dan Gurun Gobi. Flora yang ada : Umumnya
memiliki daun yang kecil seperti duri dan akar yang panjang, contoh : kaktus,
semak-semak akasia dan pohon kurma

Gambar 1.2. Gurun Pasir


2) Biom Stepa
Ciri-ciri : Pada umumnya mempunyai, curah hujan yang tidak teratur, Di
padang rumput tidak, mampu menyimpan air karena tingkat porositasnya
rendah. Flora yang ada: Pohon yang khas seperti akasia. Wilayah : Afrika,
Amerika Selatan, Amerika Serikat, Argentina dan Australia.

Gambar 1.3. Bioma Stepa

3) Biom Sabana
Ciri-ciri : Padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya
menyebar, Pohon-pohon yang ada sejenis palem dan akasia. Umumnya
terbentuk di daerah tropika dan sub tropika. Wilayah : Afrika, Amerika
Selatan, Amerika Serikat bagian barat, Argentina dan Australia.

Gambar 1.4. Bioma Sabana

4) Biom Hutan Basah


Ciri-ciri : Sepanjang tahun mendapat sinar matahari dan curah hujan yang
cukup, kelembaban tinggi dan memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis
tanaman. Pohon-pohon utamanya berdaun lebar dan lebat serta selalu hijau.
Wilayah : Amerika Selatan, Amerika Tengah, Amerika Utara Indonesia dan
Malaysia.
Gambar 1.5. Bioma Hutan Basah

5) Biom Hutan Gugur


Ciri-ciri : Curah hujan merata sepanjang tahun, Pohon-pohon tidak terlalu
merapat dan jumlah tumbuh-tumbuhan relatif sedikit, Mempunyai empat musim
yaitu : panas, gugur, dingin dan semi. Wilayah : Didaerah berilim sedang,
antara lain Benua Amerika, Kepulauan Inggris dan Australia.

Gambar 1.5. Bioma Hutan Gugur

6) Biom Taiga
Ciri-ciri : Merupakan bioma terluas, Musim dingin cukup panjang, sedangkan
musim panas sangat singkat. Selama musim dingin, air tanah di daerah ini
menjadi es dan mencapai 2 meter dibawah permukaan tanah. Wilayah : Rusia
bagian utara dan Kanada Flora yang ada : Jenis konifer, terutama pohon alder,
spruce, birch dan juniper yang bentuk daunnya seperti jarum dan tahan terhadap
kekeringan.
Gambar 1.6. Bioma Taiga

7) Biom Tundra
Ciri-ciri : Tidak dijumpai pepohonan kecuali lumut, Musim dingin yang
panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. Wilayah : Di
sekeliling lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat antartika. Flora yang
ada : Lumut, rumput dan semak.

Gambar 1.7. Bioma Tundra

Tabel 1. Komunitas Tumbuhan dan Kondisi iklimnya


Jenis Komunitas Kondisi Iklim
Hutan Hutan tropis  Curah hujan 1000 – 2000 mm Suhu
20O C - 30O C
Hutan Gugur  Curah Hujan 750 – 1000 mm, Suhu
2O C - 18O C
Hutan Tiaga  Curah hujan 400 – 750 mm, Suhu
12O C - 10O C
Padang Rumput Sabana  Curah hujan 200 – 1000 mm, Suhu
20O C - 30O C
Stepa  Curah hujan 200 – 1000 mm, Suhu
20O C - 10O C

Gurun Gurun Pasir Curah hujan < 250 mm Suhu bisa
mencapai 48O C
Tundra Curah hujan < 250 mm Suhu bisa
mencapai 0O C

(Sumber : Kuswanto, 2004)

b. Persebaran Fauna di Dunia


Alfred Russel Wallece pada tahun 1876 membagi persebaran fauna di dunia
dalam beberapa provinsi yaitu sebagai berikut:
1) Kawasan Fauna Nearktik. Kawasan Nearktik meliputi Greenland dan Amerika
bagian utara. Jenis fauna di kawasan ini dipengaruhi oleh jenis vegetasi dan
kondisi alam. Amerika Utara bagian timur didominasi oleh vegetasi hutan gugur.
Amerika utara bagian tengah didominasi oleh hutan konifer yang sangat luas.
Lingkungan fisik wilayah greenland tertutup oleh salju dengan ketebalan yang
sulit ditentukan. Kawasan ini dihuni oleh fauna seperti antelop bertanduk cabang
tiga, prairie dog (sejenis tupai dari Amerika Utara), kalkun< burung biru,
salamander, bison, karibu, mockingbird, dan muskox.

Gambar 1.8. Kawasan Fauna Nearktik

2) Kawasan Neotropik meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan sebagian


besar Meksiko. Kondisi wilayah Neotropik sebagian besar beriklim tropis,
kecuali di Amerika Utara lebih dipengaruhi oleh iklim sedang. Beberapa jenis
fauna khas yang hidup diwilayah ini antara lain kukang, armadillo, alpaka,
kelelawar pengisap darah, orang utan, siamang, tenggiling, menjangan, kuda,
kera, dan tapir (berbeda dengan tapir asi terutama pada bagian punggungnya).
Gambar 1.9. Kawasan Fauna Neotropik

3) Kawasan Ethiopian meliputi Afrika bagian selatan, Pegunungan Atlas, Gurun


Sahara, sudut selatan Arabia. Keadaan lingkungan wilayah Ethiopian relatif
seragam. Di bagian utara wilayah Ethiopian terdapat gurun Sahara yang menjadi
pembatas antara kawasan Ethiopian dan Palearktik. Fauna khas diwilayah ini
adalah kuda nil, zebra, singa, badak, jerapah, dan berbagai jenis burung.

Gambar 1.10. Kawasan Ethiopian

4) Kawasan Palearktik meliputi Eropa, Afrika paling utara, sebelah utara


pegunungan Himalaya (Asia), Pegunungan Nan King, wilayah bekas Uni Soviet,
dan laut Mediterania. Keadaan lingkungan di wilayah ini cukup bervariasi, yaitu
memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Fauna
khas kawasan ini adalah panda, moles, kijang, sapi, kambing, robin, dan
magpies.
Gambar 1.11. Kawasan Palearktik

5) Kawasan Australian meliputi Australia, Selandia Baru, Papua, dan beberapa


pulau kecil di bagian timur Indonesia. Kawasan ini terdiri atas zona iklim
sedang, iklim tropis, dan iklim gurun. Fauna yang khas dikawasan ini adalah
Kanguru, mamalia bertelur, walabi, kiwi, koala nokdiak, kakaktua, burung
cendrawasih, dan burung emu.

Gambar 1.12. Kawasan Australian

6) Kawasan Oriental meliputi India, Sri lanka, Indo-Cina, Cina bagian selatan,
Indonesia bagian barat, dan Malaysia. Kondisi lingkungan fisik wilayah Oriental
cukup bervariasi. Sebagian besar kawasan Oriental beriklim tropis sehingga
terdapat hutan tropis yang kaya flora dan fauna. Fauna di kawasan ini antara lain
harimau, gajah, gibbon, orang utan, bekantan, monyet, badak bercula satu,
menjangan, antelop, tapir, komodo, dan babi rusa.

Gambar 1.12. Kawasan Oriental

3. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia


a. Persebaran Flora di Indonesia
1) Hujan Hutan Tropis, ciri-ciri hutan hujan tropis di Indonesia antara lain tumbuhan
besar dan hijau sepanjang tahun yang membentuk kanopi, terdapat tumbuhan
epifit dan liana, serta lantai hutan sulit ditembus sinar matahari. Hutan hujan
tropis di Indonesia terdiri atas beberapa subbiom sebagai berikut:
a) Hutan Hujan Pegunungan Tinggi.. Terdapat di sebagian wilayah Sumatra,
Sulawesi, Papua, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ciri-ciri hutan hujan
pegunungan tinggi sebagai berikut: Terdapat pada ketinggian 1.500–2.400 m
dpl (meter di atas permukaan laut). Jenis tumbuhannya lebih sedikit jika
dibandingkan dengan hutan hujan pegunungan rendah. Biasanya pohon-
pohonnya berdiameter lebih besar, daun-daunnya lebih kecil, dan tidak
berakar papan, Pohon-pohon yang paling umum dijumpai antara lain
berangan/riung, waru batu/waru teja, dan cemara.
b) Hutan Hujan Pegunungan Rendah. Ciri-ciri hutan hujan pegunungan rendah
sebagai berikut: Terdapat pada ketinggian 500–1.500 m dpl, Tingkat variasi
jenis tumbuhannya sangat kuat yang terdiri atas tiga tingkat, yaitu: tingkat
pertama mencapai tinggi 30–40 m dan ada yang tingginya 50–60 m, tingkat
kedua mencapai tinggi 15–20 m, serta, tingkat ketiga mencapai tinggi 5–10
m, Pohon-pohon riung/meranak dan petir membentuk atap hutan, sedang
pohon-pohon rasamala serta cemara gunung merupakan pohon-pohon
tertinggi yang menyeruak keluar dari atap hutan.
c) Hutan Tropika Dataran Rendah. Hutan tropika dataran rendah juga sering
disebut hutan keruing atau hutan lagan. Hutan tropika dataran rendah di
Indonesia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu hutan tropika dataran rendah
di kawasan barat Indonesia dan hutan tropika dataran rendah di kawasan
timur Indonesia. Hutan tropika dataran rendah di kawasan barat Indonesia
didominasi oleh suku keruing dengan banyak jenis dari marga mersawa,
pohon kapur, balau, damar, meranti, dan giam. Sebanyak 70% dari jenis-jenis
pohon tersebut berdiameter 40–80 cm, 25% berdiameter 80– 120 cm, dan 4%
berdiameter lebih dari 120 cm.
d) Hutan Subalpin. Hutan subalpin juga disebut hutan kabut atau hutan
berlumut. Hutan ini banyak terdapat di Papua di mana terdapat pegunungan
yang tinggi. Ciri-ciri hutan subalpin sebagai berikut: Terdapat pada
ketinggian 2.400–4.000 meter di atas permukaan laut, Pohon-pohonnya rapat,
tetapi rendah. Tinggi pohon berkisar antara 8–20 meter, Jumlah jenis pohon
sedikit dengan batang-batang yang membengkok dan diselimuti berjenis-
jenis lumut.
e) Hutan Pantai. Juga dikenal sebagai formasi butun. Jenis hutan ini terdapat di
dinding pantai di belakang pantai-pantai berpasir yang dihuni oleh biota
pantai. Adapun ciriciri hutan pantai sebagai berikut: Hutan ini dihuni oleh
berbagai jenis pohon butun seperti dadap, pandan laut, dan cemara laut,
Susunan tumbuhan hutan pantai di daerah-daerah yang basah serupa dengan
di daerah keringm musiman.
f) Hutan Mangrove. Hutan mangrove juga disebut hutan bakau atau hutan air
payau. Hutan bakau tumbuh subur di daerah pantai berlumpur yang
terlindung, terutama pada daratan menjorok ke laut. Di hutan ini zonasi jenis-
jenis pohon yang mendominasi hampir sejajar dengan garis pantai. Flora
yang hidup di hutan bakau Indonesia meliputi 89 jenis pohon, 5 jenis palem,
19 jenis liana, 44 jenis herba tanah, 44 jenis epifit, dan 1 sikas. Di hutan
bakau terdapat 47 tumbuhan hutan bakau sejati, antara lain bakau, burus,
palem, perepat, dan api-api.
g) Hutan Rawa. Hutan rawa adalah hutan yang tumbuh di daerah-daerah rawa.
Hutan raw tergenang air baik musiman ataupun sepanjang. Hutan Rawa
dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu rawa pasang surut dan rawa
nonpasang.

Gambar 1.13. Hutan Hujan Tropis

2) Hutan Musim Tropis (Hutan Monsun tropis), jenis hutan ini terdapat pada daerah
curah hujan <60 mm/tahun pada musim kemarau. Evaporasi di daerah ini lebih
tinggi dari pada curah hujan. Hutan musim tropis terdiri atas dua jenis yaitu;
Hutan Musim Gugur Daun, terdapat di Pulau Jawa, Kepulauan Nusa Tenggara,
Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan. Contoh tumbuhan di kawasan ini
adalah jati, angsana, upas, penjalin, kesambi, lanji dan dadap. Hutan Musim yang
selalu Hijau, terdapat di Pulau Sumbawa, Timor, dan Wetar. Di hutan ini tumbuh
jenis-jenis pohon, seperti sengon, kayu embalo, jambu dan pakis.
3) Sabana, adalah lahan yang sebagian besar ditutupi rumput, semak (50%) dan
pohon (10%-30%). Jika tanah tersebut ditutupi rerumputan dan paku-pakuan
(50%) serta pohon dan semak (10%) disebut padang rumput ( grassland/grass
savana). Sabana terdapat di daerah Flores, Alor, Wetar, Nusa Tenggara Timur,
dan Papua bagian Selatan. Tanaman antara lain akasia, cemara gunung, kayu
putih, dan ampupu (Eucalyptus).
b. Persebaran Fauna di Indonesia
1) Fauna Tipe Asiatis, tersebar di daerah Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Bali,
dan Kalimantan. Beberapa jenis fauna Asiatis antara lain: Jenis mamalia antara
lain, gajah, badak bercula satu, rusa, tapir, banteng, kerbau, monyet, orang utan,
harimau, beruang, kijang, landak, babi hutan, kancil dan kukang. Jenis reptil
antara lain biawak, buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, bunglon dan trenggiling.
Jenis burung antara lain elang bondol, jalak, merak, ayam hutan, burung hantu,
dan kutilang. Jenis ikan antara lain, mujair, arwana, dan lumba-lumba air tawar.
Jenis serangga antara lain berbagai jenis kumbang dan kupu-kupu.
2) Fauna Tipe Peralihan, menempati wilayah Wallace meliputi Pulau Sulawesi,
kepulauan di sekitar Sulawesi, Nusa Tenggara, Pulau Timor, dan Kepulauan
Maluku. Beberapa jenis fauna peralihan sebagai berikut: Jenis mamalia antara
lain anoa, babi rusa, tapir, ikan duyung, kuskus, monyet hitm, beruang, tarsius,
dan banteng. Jenis amfibi antara lain katak pohon, katak terbang, dan katak air.
Jenis reptil antara lain ular, buaya, biawak, dan komodo. Jenis burung antara lain
burung dewata, maleo, raja udang, dan rangkong.
3) Fauna Tipe Australis, terdapat di Papua dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna
tipe peralihan dan fauna tipe australis dipisahkan oleh garis khayal yang disebut
garis weber. Beberapa jenis fauna tie australis sebagai berikut: Jenis mamalia
antara lain kanguru, walabi, beruang, koala, nokdiak, oposum layang (pemanjat
berkantong), kuskus, biawak, kanguru pohon, dan kelelawar. Jenis reptilia antara
lain buaya, biawak, ular, kadal dan kura-kura. Jenis burung antara lain kakatua,
beo, nuri, raja udang, cendrawsih dan kasuari
4. Kerusakan Flora dan Fauna di Indonesia serta Upaya Konservasinya
a. Penyebab Kerusakan Flora dan Fauna.
1) Perilaku manusia. Kegiatan manusia yang kurang bertanggung jawab dalam
memanfaatkan flora dan fauna tetap terjaga dan mampu mendukung kehidupan
manusia.
a) Illegal loging/penebangan kayu di hutan besar-besaran menyebabkan sumber
daya kehutanan semakin menurun
b) Perburuan liar menyebabkan kerusakan dan kepunahan beberapa jenis flora
dan fauna.
c) Pencemaran lingkungan.
Gambar 1.14. Kerusakan Hutan di Indonesia

2) Evolusi merupakan perubahan makluk hidup secara perlahan-lahan dalam jangka


waktu yang lama.
3) Seleksi alam adalah penyaringan suatu lingkungan hidup sehingga hanya makluk
hidup tertentu yang dapat bertahan hidup dan menyesuaikan diri dengan
habitatnya.
4) Adaptasi lingkungan/ menyesuaikan diri dengan lingkungan
5) Bencana alam seperti, banjir, gunung meletus, gema dan lain sebagainya.
b. Dampak Kerusakan Flora dan Fauna
1) Keseimbangan ekosistem terganggu
2) Sumber daya alam menjadi langka
3) Tingkat kesuburan tanah menurun
4) Sering terjadi bencana alam
5) Daur kehidupan putus.
c. Upaya Konservasi Flora dan Fauna
1) Suaka Margasatwa, merupakan kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas
berupa keanekaragaman atau keunikan jenis satwa.
2) cagar Alam, adalah suatu tempat yang dilindungi dari segi tanaman, binatang
yang hidup di dalamnya, serta ekosistem yag berlangsung secara alami.
3) Taman Nasional merupakan kawasan pelestarian alam yang mempunyai
ekosistem asli.
4) Taman Wisata merupakan kawasan pelestarian alam dengan tujuan untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam
5) Taman Laut merupakan suatu laut yang dilindungi oleh undang-undang sebagi
teknik upaya untuk melindunginya dengan bentuk cagar alam, suaka margasatwa,
dan taman wisata.
6) Cagar Biosfer merupakan situs yang ditunjuk oleh berbagai negara melalui kerja
sama program MAB-UNESCO untuk mepromosikan konservasi keanekaragaman
hayati.
BAB II FENOMENA ANTROPOSFER DAN
ASPEK KEPENDUDUKAN
A. FENOMENA ANTROPOSFER
1. Pengertian Fenomena Antroposfer
Secara etimologis, Antroposfer berasal dari dua kata, yaitu antrophos yang berarti
manusia dan sphere yang berarti lapisan. Dengan demikian antroposfer adalah lapisan
manusia dan kehidupannya di permukaan bumi. Beberapa ilmu yang dapat digunakan
untuk mempelajari fenomena antroposfer yaitu:
1) Demografi, yaitu ilmu yang mempelajari struktur dan proses penduduk di suatu
wilayah
2) Kependudukan, yaitu ilmu yang menganalisis penyebab terjadinya perubahan
variabel demografi.

Gambar 2.1. Demografi Penduduk

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Antroposfer


a. Faktor Alam
1) Struktur geologi mempengaruhi kondisi geomorfologi suatu wilayah. Kondisi
geomorfologi sangat berpengaruh terhadap pola kehidupan penduduk yang ada di
wilayah tersebut.
2) Topografi Wilayah berkaitan dengan beda tinggi antartempat di permukaan bumi.
Topografi mempengaruhi lahan dan kegiatan manusia. Daerah dengan topografi
landai memberi peluang besar bagi kegiatan manusia. Sedangkan, daerah dengan
topografi miring, terjal, atau bergelombang lebih sulit dimanfaatkan sehingga
penggunaan lahannya terbatas.
3) Lokasi berkaitan dengan letak suatu objek di permukaan bumi. Lokasi dibedakan
atas dua bagian yaitu; lokasi absolut, yaitu lokasi suatu tempat di permukaan bumi
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Lokasi relatif, yaitu lokasi suatu tempat
dilihat dar tempat lain di sekitarnya.
4) Iklim. Faktor-faltor yang mempengaruhi iklim seperti kelembaban udara, suhu
udara, dan angin mempengaruhi kehiudpan manusia.
5) Tanah. Kesuburan dan jenis tanah mempengaruhi kehidupan manusia. Penduduk
lebih memilih tinggal di daerah yang berjenis tanah subur.
6) Flora dan fauna. Ketersedian flora dan fauna mempermudah kehidupan manusia.
Manfaat flora bagi kehidupan manusia antara lain; sumber makanan terutama bagi
kehidupan manusia dan binatang, sumber bahan dasar obat-obatan tradisional,
sumber bahan dasar pembuatan kosmetik, dan penghasil kayu untuk bahan industri,
perumahan sandang, dan kerajinan.
b. Faktor Adaptasi Manusia. Perubahan lingkungan fisik, biologis, serta lingkungan sosial
mendorong manusia untuk melakukan penyesuaian dengan lingkungannya.
Penyesuaian dilakukan agar manusia dapat mempertahankan hidup dan memenuhi
kebutuhan hidup yang diperlukan.
3. Jumlah, Komposisi, dan Kepadatan Penduduk
Indikator untuk mengukur kuantitas sumber daya manusia adalah jumlah penduduk,
pertumbuhan, penyebaran, dan kepadatan serta komposisi.
a. Jumlah Penduduk
Keadaan atau banyaknya orang yang mendiami suatu tempat disebut jumlah penduduk.
Banyaknya penduduk di suatu tempat dapat diketahui dengan cara:
1) sensus, yaitu perhitungan jumlah penduduk yang dilakukan secara berkala; Sensus penduduk
adalah keseluruhan proses pengumpulan, penyusunan, pengolahan, dan penerbitan data yang
bersifat demografis, ekonomis, dan sosial dari suatu wilayah atau negara tertentu dan dalam
waktu tertentu.
Berdasarkan tempat tinggal penduduk, sensus dibedakan menjadi:
a) Sensus de jure, yaitu pencacahan jiwa yang dilakukan di tempatpenduduk tersebut tinggal
secara resmi.
b) Sensus de facto, yaitu pencacahan jiwa di tempat mereka ditemukan oleh petugas lapangan.
Berdasarkan metode pengisiannya, sensus dibedakan menjadi:
a) Metode Canvasser, yaitu pelaksanaan sensus di mana petugas mendatangi tempat tinggal
penduduk dan mengisi daftar pertanyaan. Keunggulan metode ini, data yang diperoleh lebih
terjamin kelengkapannya dan penduduk sulit untuk memalsukan data. Sedangkan
kekurangannya adalah waktu yang diperlukan lebih lama karena jumlah petugas yang
terbatas dan wilayah yang luas.
b) Metode Householder, yaitu pelaksanaan sensus di mana pengisian daftar pertanyaan
dilakukan oleh penduduk sendiri. Kelebihan cara ini adalah waktu yang diperlukan lebih
cepat karena petugas tidak harus mendata satu per satu penduduk. Daftar pertanyaan dapat
dikirimkan atau dititipkan pada aparat desa. Sedangkan kekurangannya adalah data yang
diperoleh kurang terjamin kebenarannya karena ada kemungkinan penduduk tidak mengisi
data sesuai dengan kondisi sebenarnya.
2) registrasi, yaitu Registrasi penduduk merupakan pencatatan yang terus menerus mengenai
kejadian vital yang dialami penduduk berupa kelahiran, kematian, dan perpindahan.
3) survei, yaitu perhitungan jumlah penduduk suatu tempat atau wilayah dengan mengambil
sampel. Di dalam sebuah survei, hal-hal yang dicatat hanyalah daerah-daerah tertentu yang
dianggap mewakili seluruh daerah tersebut.
b. Komposisi Penduduk

1) Berdasarkan Kriteria Biologis


Dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu:

a)

Komposisi penduduk menurut umur dapat digunakan untuk menentukan rasio beban
ketergantungan (Depedency Rasio). Dengan rumus:
b)
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin (Sex Ratio) berarti melihat penduduk dari
jumlah laki-laki dan perempuan.

c) Piramida penduduk terbagi atas 3 yaitu:


1. Piramida penduduk Muda, menunjukkan bahwa jumlah penduduk umur muda lebih
banyak dibandingkan dengan jumlah penduduk umur tua.

Gambar 2.2 Piramida Penduduk Muda

Digambarkan seperti Limas. Pemahamanya mudah, jadi di suatu daerah terdapat angka
kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah yang menyebabkan penduduk yang
berumur muda banyak. Biasanya terdapat di negara berkembang seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina, India.

Ciri-ciri Piramida Expansive :

 Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda


 Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
 Tingkat kelahiran bayi tinggi
 Pertumbuhan penduduk tinggi

2. Piramida penduduk stasioner, menunjukkan jumlah penduduk umur muda dan tua
seimbang.
Gambar 2.3. Piramida Penduduk Stasioner

Piramida Stasioner itu merata, sehingga ada yang menyebutnya sebagai bentuk granat. Pada
piramida ini tingkat kelahiran dan kematian seimbang atau tetap (stasioner). Biasanya
terdapat di negara maju seperti : Singapura, Jepang.

Ciri-ciri Piramida Penduduk Stasioner :

 Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama


 Tingkat kelahiran rendah
 Tingkat kematian rendah
 Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat.

3. Piramida penduduk Tua, menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk suatu negara
memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang
rendah.

Gambar 2.4. Piramida Penduduk Tua


Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua.Nah kalau yang ini
kebalikanya dari Piramida Penduduk Muda, bentuknya lebih seperti Batu Nisan. Piramida ini
menunjukan tingkat kelahiran yang rendah dan tingkat kematian sangat tinggi, jadinya
pertumbuhan penduduknya rendah. Contoh negaranya : Jerman, Swiss dan Belgia

Ciri-ciri Piramida Penduduk Tua :

 Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit.


 Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian.
 Pertumbuhan penduduk terus berkurang.

Dengan ketiga bentuk piramida tersebut, seseorang bisa mengetahui kondisi dari negara
tersebut walau dalam bentuk grafik seperti ini. Disimpulkan juga bahwa negara maju lebih
banyak memiliki grafik Piramida Penduduk Stasioner. Paham kan?

2) Berdasarkan Kriteria Sosial


Kriteria sosial yang digunakan untuk menyusun komposisi penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan dan status perkawinan.
a) Tingkat Pendidikan. Dasar yang digunakan untuk menyusun komposisi berdasarkan tingkat
pendidikan sebagai berikut: tidak sekolah sama sekali, tamat SD, tidak tamat SD, tidak tamat
SMP, Lulusan SMP, tidak tamat SMA, lulusan SMA, dan lulusan perguruan Tinggi.
b) Status perkawinan. Berdasarkan status perkawinan penduduk dikelompok menjadi dua
status, yaitu sudah kawin atau belum kawin.
3) Berdasarkan Kriteria Ekonomi
Krriteria Ekonomi yang digunakan untuk menyusun komposisi penduduk adalah jenis
pekerjaan atau mata pencaharian dan tingkat pendapatan penduduk.
a) Jenis mata pencarian, penduduk antara lain dari kelompok Pegawai Negeri TNI/Polri,
pedagang, buruh tani, pemilik pertanian, dan pengusaha jasa. Melalui pengelompokkan
penduduk berdasarkan mata pencarian dapat diketahui jenis mata pencarian yang dominan di
suatu daerah.
b) Tingkat pendapatan, penduduk menjadi salah satu indikator tingkat kesejahteraan penduduk.
Berdasarkan tingkat pendapatan per kapita, Bank Dunia mengelompokkan pendapatan per
kapita negara-negara di dunia menjadi empat sebagai berikut
 Negara berpendapatan per kapita rendah (kurang dari US$825)
 Negara berpendapatan per kapita menengah yang rendah (US$826- US$3,225)
 Negara berpendapatan per kapita menengah yang tinggi (US$3,226- US$10,065)
 Negara berpendapatan per kapita tinggi atau negara kaya (lebih dari US$10,066)
4) Berdasarkan Kriteria Geografis
Komposisi penduduk berdasarkan kriteria geografis disusun menurut area tempat tinggalnya,
perbedaan area tempat tinggal ini bisa dilihat dari garis batas teritorialnya, seperti garis batasa
desa, kota, kecamatan, kabupaten, provinsi atau negara.
c. Kepadatan Penduduk
1)
Kepadatan Penduduk Kasar, menunjukkan banyaknya penduduk per satuan luas. Dengan
rumus;

2)

Kepadatan Penduduk Fisiografis, menunjukkan bahwa jumlah penduduk tiap kilometer


persegi lahan pertanian. Dengan rumus;

3)

Kepadatan Penduduk Agraris, menunjukkan jumlah penduduk petani tiap-tiap km2 lahan
pertanian. Dengan rumus;

BAB III SUMBER DAYA ALAM (SDA) DAN


PEMANFAATANNYA
A. SUMBER DAYA ALAM (SDA) DAN PEMANFAATANNYA
1. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam adalah segala benda di alam, baik berupa benda mati (abiotik) atau
makhluk hidup (biotik), yang dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan.
Sebagian ahli mendefinisikan bahwa sumber daya alam (natural enviroment) yang
mempunyai nilai untuk memenuhi kebutuhan manusia.
2. Persebaran Sumber Daya Alam
a. Persebaran Sumber Daya Alam Tidak Terbarukan
a) Mineral Logam adalah mineral yang terdiri atas satu jenis logam atau asosiasi unsur logam.
Persebarannya terdapat di wilayah berikut;
a) Nikel terdapat di Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara,
Maluku, dan Papua.
b) Emas dan Perak terdapat di Bengkalis (Sumatra), Logas (Riau), Rejang Lebong (Bengkulu),
Gunung Pongkor (Jawa Barat), dan Bolaang Mongondow (Sulawesi Utara).
c) Mangan terdapat di Lampung, Tasikmalaya (Jawa Barat), Sulawesi Utara, Kliripan
(Yogyakarta), Maluku, dan NTB
d) Timah terdapat di Bangkinang (Riau), Dabo (Pulau Singkep), Manggar (Pulau Belitung), dan
Sungai Liat (Pulau Bangka).
e) Tembaga terdapat di Kompara (Papua), Sangkaropi (Sulawesi Selatan), dan Tirtamaya (Jawa
Tengah).
f) Biji besi terdapat di Cilegon (Banten), Gunung Tegak (Lampung), Cilacap (Jawa Tengah),
Lengkabana dan Longkana (Sulawesi Tengah), Pulau Sebuku, dan Suwang (Kalimantan
Selatan). Pengolahan biji besi dilakukan oleh PT Krakatau Steel di Cilegon, Jawa Barat dan
pengolahan pasi besi dilakukan oleh PN Aneka Tambang di Cilacap, Jawa Tengah
g) Bauksit terdapat di Pulau Bintan (Kepulauan Riau), Singkawang (Kalimntan Barat), dan
Kalimantan Tengah.
b) Mineral bukan logam. Persebaran mineral nonlogam di Indonesia sebagai berikut;
a) Gips terdapat di Cirebon (Jawa Barat), Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan NTB.
b) Marmer terdapat di daerah Istimewa Yogyakarta, Wajak (Tulungagung), Lampung, Sumatra
Barat, dan Papua.
c) Yodium terdapat di Semarang (Jawa Tengah) Jombang (Jawa Timur)
d) Intan terdapat di Kalimantan Barat (Landak, Sangau), Kalimantan tengah (Purukcau), dan
Kalimantan Selatan (Martapura, Pleihari).
e) Aspal terdapat di daerah Pulau Buton (Sulawesi Tenggara), dan Permigran Wonokromo
(Jawa Timur).
f) Fosfat terdapat di Bogor, Pangandaran (Jawa Barat), Gombong, Purwokerto, Jepara,
Rembang, (Jawa Tengah), dan Bojonegoro (Jawa Timur).
g) Garam dihalkan di Pulau Madura
h) Garam batu dihasilkan di Kepulauan Kai.
c) Mineral energi dibutuhkan manusia untuk mendukung berbagai kegiatan, seperti kegiatan
industri, transportasi, dan rumah tangga. Persebaran mineral energi di Indonesia sebagai
berikut;
a) Batu bara terdapat di Bukit Asam yang berpusat di Tanjung Enim (Sumatra Selatan),
Ombilin yang berpusat di Sawahlunto (Sumatra Barat), Kotabaru yang berpusat di Pulau Laut
(Kalimantan Selatan), dan Sungai Berau yang berpusat di Samarinda (Kalimantan Timur).
b) Gas alam terdapat di Arun (Aceh), Jawa Barat, Bontang (Kalimantan Timur), Sumatra Utara,
dan Sumatra Selatan.
c) Minyak bumi terdapat di Babo (Papua), Cepu (Jawa Tengah), Dumai (Riau), Kembatin
(kalimantan Tengah), Kepulauan Natuna (Riau), Klamono (Papua), Peureulak (Aceh), Plaju
(Sumatra Selatan), Pulau Bunyu (Kalimantan Timur), Pulau Seram (Maluku), Sungai Gerong
(Sumatra Selatan), dan Sarolangun (Jambi).
b. Persebaran Sumber Daya Alam Terbarukan
1) Sumber Daya Pertanian
Pertanian adalah segala usaha manusia yang berkaitan dengan bercocok tanam, perkebunan,
peternakan, perikanan, dan kehutanan.bentuk pertanian di Indonesia sebagai berikut;
a) Tegalan merupakan sistem pertanian menetap dan tidak menggunakan sistem irigasi atau
pengairan. Contoh jenis tanaman yang diusahakan adalah palwija dan padigogo.
b) Ladang (huma) merupakan sistem pertanian yang dilakukan secara berpindah-pindah dengan
membakar hutan untuk mendapatkan lahan baru.
c) Sawah merupakan pertanian yang dilakukan di lahan basah atau yang diari. Jenis sawah
dapat dibagi atas 4 yaitu; sawah irigasi adalah sawah yang mendapat air sepanjang tahun,
sawah tadah hujan adalah sawah yang mendapat air hanya pada musim hujan, sawah lebak
adalah sawah yang terdapat disepanjang aliran sungai besar, dan sawah bencah adalah sawah
di muara sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut.
2) Sumber Daya Peternakan
Peternakan merupakan suatu usaha untuk membudidayakan dan memproduksi hewan ternak.
Jenis peternakan di Indonesia sebagai berikut;
a) Peternakan hewan besar adalah peternakan yang membudidayakan hewan berukuran besar,
misalnya kerbau, kuda, dan sapi.
b) Peternakan hewan kecil adalah peternakan yang membudidayakan hewan berukuran kecil,
misalnya kambing, babi, kelinci, dan unggas.
Peternakan di Indonesia berkembang cukup baik, meskipun umumnya hanya usaha
sampingan. Berkembangnya usaha peternakan di Indonesia ditentukan beberapa faktor
berikut;
a) Iklim yang cocok untuk usaha peternakan
b) Banyaknya padang rumput sebagai tempat pengembalaan, khususnya di wilayah Nusa
Tenggara.
c) Protein hasil peternakan bermanfaat bagi peningkatan gizi masyarakat
d) Peningkatan jumlah penduduk berarti peningkatan kebutuhan nasil ternak.
e) Banyak hewan ternak Indonesia di ekspor
f) Hasil peternakan menambah pendapatan peternak
g) Hasil peternakan dijadikan sebagai bahan dasar industri tertentu.
3) Sumber Daya Perikanan
Suatu kawasan perairan laut akan mempunyai daya tarik bagi ikan, asalkan memenuhi
beberapa syarat. Syarat-syarat tersebut antara lain adalah suhu. Air yang terlampau hangat
tidak dapat ditumbuhi plankton yang menjadi makanan banyak ikan. Namun, air laut yang
terlampau dingin pun tidak disukai. Tempat hidup ikan yang paling sesuai adalah perairan
tempat pertemuan arus hangat dan arus dingin. Pertemuan arus hangat dan arus dingin ini
disebut upwelling.
Daerah upweling terdapat tingginya konsentrasi unsur hara, terutama nitrat dan fosfat di
lokasi tersebut. Disertai dengan adanya laju fotosintesis dan energi matahari menjadikan
daerah upwelling sangat subur serta menjadi media tumbuh fitoplankton yang sangat disukai
ikan. Jika upwelling menjadi daya tarik bagi ikan, upwelling terjadi di Laut Banda, Selat
Makassar, Laut Halmahera, Laut Maluku, Laut Arafura, selatan Jawa, serta akhir-akhir ini
sampai pada utara Papua. Selain upwelling, kedalaman laut juga menentukan tempat
berkumpulnya ikan. Ikan cenderung berada di paparan benua, yaitu di perairan dangkal.
4) Sumber Daya Hutan
Hutan di Indonesia menghasilkan berbagai jenis kayu, kayu jati terdapat di daerah-daerah
bertanah kapur seperti di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Pulau Buton. Kayu pinus terdapat di
Takengon (Aceh) dan merupakan hutan budi daya. Kayu ulin, meranti, kamper, kruing, kayu
besi, kayu hitam, dan berbagai jenis kayu lain yang merupakan hasil hutan hujan tropis di
Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, serta Papua. Sedangkan kayu sengon ada pada hutan budi
daya yang sebagian besar terdapat di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Persebaran jenis pohon
kayu-kayuan dapat berbeda-beda pada tiap wilayah. karena setiap tanaman mempunyai
kriteriakriteria kesesuaian lahan untuk ditanam pada lahan tertentu.
5) Sumber Daya Tanah
Tanah terdiri atas campuran berbagai mineral pecah dan lapuk serta bahan organik pengurai.
Tanah merupakan lapisan tipis penutup permukaan bumi yang menjadi media tumbuh
tanaman.
6) Sumber Daya Air
Air merupakan kebutuhan pokok tiap organisme, air merupakan pelarut yang baik terhadap
senyawa organik dan an organik, medium reaksi kimia, menyerap panas dan bahan baku
fotosintesis.
B. JENIS-JENIS SUMBER DAYA ALAM
1. Sumber Daya Alam Berdasarkan Sifatnya, terbagi atas:
a. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui (unrenewable resources) yaitu jenis sumber
daya alam yang jika persediaannya habis, sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk
menyediakannya kembali, karena membutuhkan waktu yang sangat lama. Semua barang
tambang atau bahan galian termasuk dalam kelompok ini.
Bahan galian yang terdapat di Indonesia dikelompokkan menjadi tiga golongan yaitu:
1) Bahan Galian A (bahan galian strategis), yaitu semua jenis barang tambang yang sangat
penting bagi pertahanan dan keamanan negara, serta sangat potensial bagi stabilitas
perekonomian negara. Contoh minyak bumi, gas alam, batu bara, aspal, timah nikel, bauksit,
tembaga, dan bahan-bahan radioaktif.
2) Bahan galian B (bahan galian vital), yaitu semua jenis barang tambang yang menguasai hajat
hidup orang banyak. Contohnya emas, perak, platina, dan wolfram.
3) Bahan galian C, yaitu barang-barang tambang yang diperlukan untuk kegiatan industri.
Contohnya sebagian besar mineral non logas, seperti batu pasir, belerang, batu-batu permata,
dll.
b. Sumber daya alam yang dapat diperbarui (renewable resources) yaitu jenis sumber daya
alam yang jika persediaannya habis dimanfaatkan maka untuk mengembalikan kualitas atau
keberadaannya tidak terlalu sulit untuk memerlukan waktu tidak terlalu lama. Contohnya;
hewan dan tumbuhan.
c. sumber daya alam yang senantiasa tersedia di alam (sustainable resources), senantiasa ada
dan tidak akan pernah habis. Hal ini terjadi karena mengalami siklus sepanjang masa, seperti
energi sinar matahari, udara, dan sumber daya air.
2. Sumber Daya Alam Berdasarkan Proses Terbentuknya, terbagi atas:
a. Sumber Daya Biotik adalah sumber daya yang terbentuk dari proses kehidupan seperti
tumbuh dan berkembang biak. Contoh hewan dan tumbuhan.
b. Sumber Daya Fisik adalah sumber daya yang terbentuk karena adanya proses fisik dan
kekuatan alam. Contohnya; tanah, air, udara, dan barang tambng.
c. Sumber Daya Alam Lingkungan adalah perpaduan antara sumber daya alam biotik dan
sumber daya alam fisik yang dapat membentuk suatu lingkangan tertentu. Contoh;
pegunungan, lembah, pantai, gunung api, dan panorama alam yang lain.

3. Sumber Daya Alam Berdasarkan Nilai Kegunaannya, terbagi atas:


a. Sumber Daya Alam Ekonomis Tinggi adalah sumber daya alam yang cara mendapatkannya
diperlukan biaya besar. Contoh; mineral-minirel logam mulia seperti emas, perak, dan intan.
b. Sumber Daya Alam Ekonomis Rendah adalah sumber daya alam yang cara mendapatkannya
dengan biaya cukup murah dan tersedia dalam jumlah banyak. Contoh; bahan-bahan
bangunan seperti batu, pasir, dan gamping.
c. Sumber Daya Alam Nonekonomis adalah sumber daya alam yang cara mendapatkannya
tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali atau tanpa pengorbanan. Contohnya; udara, suhu,
sinar matahari dan angin.
C. PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM SECARA ARIF
1. Pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip berwawasan lingkungan
Berdasarkan UU No 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
pembangunan berkelanjutan adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek
lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi ke dalam strategi pembangunan untuk menjamin
keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup
generasi masa kini dan generasi masa depan.
a. Pemanfaatan Sumber daya Laut
1) laut sebagai sumber daya perikanan
2) Laut sebagai saran perhibungan
3) Laut sebagai sumber garam
4) Laut sebagai objek wisata
5) Laut sebagai sumber bahan tambang
b. Pemanfaatan Sumber Daya Lahan
Persyaratan atau kriteria penggunaan lahan untuk kawasan tertentu adalah:
1) Penggunaan lahan untuk kawasan hutan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan
fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya buatan. Kriteria kawasan hutan lindung sebgai berikut;
a) Kemiringan lereng sangat curam yaitu > 45%
b) Tanah atau lahan sangat peka terhadap erosi
c) Curah hujan harian sangat tinggi
d) Kawasan lindung dapat berupa jalur pengaman aliran sungai dan hutan lindung.
2) Penggunaan lahan untuk kawasan penyangga. Kriteria kawasan penyangga sebagai berikut
a) Kemiringan lahan antara 25-45% atau curam
b) Lahan sangat peka terhadap erosi
c) Curah hujan harian sangat tinggi
d) Memungkinkan dimanfaatkan untuk bercocok tanam yang bernilai ekonomis dan mudah
dikembangkan untuk kawasan penyangga lingkungan alam.
3) Penggunaan lahan untuk kawasan budi daya tanaman tahunan. Kriteria kawasan budi daya
tanaman tahunan sebagai berikut
a) Kemiringan lahan antara 15-25%
b) Lahan agak peka terhadap erosi
c) Curah hujan harian sedang
d) Lahan untuk budidaya tanaman tahunan berupa perkebunan, hutan tanaman industri, dan
tanaman kayu-kayuan.
4) Penggunaan lahan untuk kawasan budi daya tanaman semusim. Kriteria kawasan budi daya
tanaman semusim sebagai berikut
a) Kemiringan lahan landai antara 8-15%
b) Lahan agak peka terhadap erosi
c) Curah hujan harian rendah
d) Memenuhi kriteria untuk kawasan budi daya tahunan
5) Penggunaan lahan untuk kawasan pemukiman. Kriteria kawasan pemukiman sebagai berikut
a) Memenuhi kriterian untuk kawasan semusim atau setahunan
b) Kemiringan lereng 0-8% atau datar.
2. Pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip ekoefisiensi
a. Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan hutan
Penebangan pohon hutan dengan prinsip ekoefisiensi dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Pembibitan: pembibitan tanaman hutan dilaksanakan sebelum penambangan pohon hutan
karena pertumbuhan bibit relatif lama.
2) Tebang pilih: Tebang Pilih Tanam Indonesia (TPTI) adalah satu sistem silvikultur yang
dilakukan dengan menebang pohon berdiameter 50 cm ke atas dan rehabilitas hutan dengan
cara pengayaan tanaman.
3) Reboisasi: suatu usaha menanami lahan kritis (gundul) di kawasan hutan dan sekitarnya.
b. Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan lahan pertanian
Penggunaan lahan untuk kegiatan pertanian perlu dilakukan dengan beberapa metode guna
menjaga kesuburan atau konservasi tanah sebagai berikut:
1) Metode Vegetatif: dilakukan dengan penggunaan tanaman dan sisa-sisanya untuk
mengurangi daya rusak hujan, jumlah dan daya rusak aliran permukaan, serta erosi.
2) Metode Mekanik: merupakan perlakuan fisik mekanis pada tanah dan pembuatan bangunan
untuk mengurangi aliran permukaan dan erosi, serta meningkatkan kemampuan penggunaan
tanah.
c. Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan Barang Tambang.
Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan barang tambang dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1) Menghemat pemakain barang tambang dengan selalu mengingat generasi penerus
2) Melakukan ekspor tambang bukan sebagai bahan mentah atau bahan baku, melainkan sudah
menjadi barang jadiatau setengah jadi.
3) Mengadakan penyelidikan dan penelitian untuk menemukan daerah-daerah penambangan
batu.
4) Mencari atau menemukan bahan pengganti.
d. Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan Air.
Prinsip ekoefisiensi dalam pemanfaatan Air dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Mempertahankan keberadaan hutan agar mata air tidak kering.
2) Menjaga air sungai tidak tercemar
3) Mengusahakan air sumur agar tetap bersih.
4) Khusus air laut juga harus dijaga jangan sampai tercemar.
e. Prinsip ekoefisiensi untuk Memenuhi Kebutuhan Energi.
Penerapan prinsip ekoefisiensi dalam memenuhi kebutuhan bahan bakar adalah dengan cara
menggunakan sumber daya energi alternativ yang dapat diperbarui.
3. Pemanfaatan SDA berdasarkan prinsip mengurangi, memakai ulang dan mendaur
ulang
a. Prinsip mengurangi (Reduce)
Prinsip mengurangi dilakukan dengan menghemat penggunaan berbagai sumber daya alam
dan mengurangi kerusakan sumber daya alam. Contoh pemanfaatan sumber daya alam yang
menggunakan prinsip mengurang sebagai berikut;
1) Menghemat penggunaan kertas karena terbuat dari bahan dasar kayu hasil penebangan hutan
2) Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang dapat menyebabkan pencemaran udara
3) Mengurangi pemburuan terhadap satwa langka
4) Mencegah terjadinya penebangan liar
5) Menggunakan air secara hemat.
b. Prinsip mndaur ulang (Recycle)
Prinsip mendaur ulang bertujuan agar sumber daya alam tidak cepat punah. Benda-benda
bekas di daur ulang sehingga memiliki manfaat. Contoh kegiatan daur ulang sebagai berikut;
1) Membuat kerajinan dari sisa atau potongan kayu
2) Mengolah kertas bekas menjadi kertas daur ulang
3) Mendaur ulang kain perca menjadi aneka jenis kerajinan
4) Memanfaatkan sisa batok kelapa menjadi kerajinan yang menarik
5) Melebur botol-botol plastik untuk menghasilkan bahan pembuat barang-barang plastik
seperti ember.
c. Prinsip memakai ulang (Reuse)
Berbagai benda yang sudah digunakan sebaiknya tidak langsung dibuang. Benda tersebut
dapat dipakai kembali untuk berbagai keperluan. Contoh kegiatan memakai ulang sebagai
brikut;
1) Memakai kembali kantong plastik
2) Menggunakan ember pecah sebagai pot tanaman
3) Menggunakan botol minuman dalam kemasan sebagai tempat air minum
4) Memakai kaleng bekas menjadi tempat alat tulis, mainan, atau bumbu dapur
BAB IV LINGKUNGAN HIDUP DAN
PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
A. LINGKUNGAN HIDUP
1. Arti Penting Lingkungan Hidup
Konsep Lingkungan muncul saat konferensi PBB di Stockholm, Swedia 1972. Tanggal 5 juni
disepakati hari Lingkungan Hidup Sedunia. Menurut beberapa pakar lingkungan hidup
diantaranya :
a. Otto Sumarwoto, Lingkungan Hidup adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada
dalam ruang yang kita tempati yang mempengaruhi kehidupan kita.
b. Emil Salim, LH adalah segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam
ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia.
c. Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
disebutkan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain.
Lingkungan hidup juga dapat dipandang dari aspek biologi, fisik, manusia, dan sosial.
a. Dari aspek biologi, lingkungan biologi merupakan segala sesuatu yang berada di sekitar
manusia yang berupa organisme hidup (selain manusia sendiri), misalnya hewan kecil
(kuman) sampai hewan besar (gajah) dan tumbuhan kecil (rumput) sampai tumbuhan besar
(pohon kelapa).
b. Lingkungan fisik manusia merupakan lingkungan alam yang mengelilingi atau berada di
sekitar manusia. Lingkungan ini meliputi faktor:
1) Iklim
2) Bentuk lahan (contoh: dataran rendah, dataran tinggi, dan pegunungan).
3) Tanah
4) Perairan (seperti sungai, danau, mata air, rawa, dan laut).
5) Vegetasi (contoh: hutan, padang rumput, flora, dan gurun).
6) Mineral tambang.
c. Lingkungan sosial merupakan lingkungan manusia dalam masyarakat yang berada di
sekitarnya, misalnya tetangga, teman sekerja, dan orang lain.
2. Faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Hidup
a. Jenis dan jumlah masing-masing unsur lingkungan hidup
b. Interaksi antar unsur dalam lingkungan hidup
c. Kondisi lingkungan hidup
d. Keadaan fisik akan berpengaruh terhadap keadaan ekonomi, sedangkankondisi ekonomi akan
berpengaruh terhadap keadaan sosial dan budaya penduduk.
e. Faktor-faktor non material seperti suhu, cahaya dan lain-lani
3. Unsur Lingkungan Hidup
a. Unsur Biotik adalah unsur-unsur makhluk hidup atau benda yang menunjukkan ciri-ciri
kehidupan, seperti bernapas, memerlukan makanan, tumbuh, dan berkembang biak. Unsur
biotik terdiri atas manusia, hewan, dan tumbuhan.secara umum, unsur biotik meliputi
produsen, konsumen dan pengurai.
b. Unsur abiotik adalah unsur-unsur alam berupa benda mati yang dapat mendukung kehidupan
makhluk hidup. Unsur biotik dibedakan menjadi air, udara, dan tanah.
4. Manfaat Lingkungan Hidup
Secara umum, manfaat unsur lingkungan hidup bagi manusia sebagai berikut;
a. Ruang muka bumi sebagai lokasi beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari
b. Tanah sebagai lahan untuk berbagai kegiatan ekonomi, seperti pertanian, perkebunan, dan
petenakan serta aktivitas sosial kemasyarakatan.
c. Unsur udara terutama oksigen merupakan kebutuhan utama bagi pernapasan manusia dan
hewan.
d. Komponen hewan dan tumbuhan merupakan sumber makanan bagi manusia.
e. Kekayaan berbagai jenis sumber daya alam yang terkandung dalam lingkungan hidup
dimanfaatkan untuk memnuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Contoh sumber daya alam yang
dimanfaatkan adalah barang tambang seperti minyak bumi dan batu bara sumber energi.
f. Mikroorganisme atau jasad renik sangat berperan dalam proses penguraian sisa-sisa jasad
hidup yang telah mati. Hal itu dilakukan agar tidak terjadi penumpukkan bangkai makhluk
hidup, tetapi dapat hancur dan kembali menjadi unsur-unsur tanah.
5. Jenis-jenis Lingkungan Hidup
a. Lingkungan Hidup Alam merupakan bentukan alam yang terdiri atas berbagai sumber daya
alam dan ekosistem dengan komponen-komponenya.
b. Lingkungan Hidup Binaan atau Buatan merupakan lingkungan hidup buatan manusia yang
dibangun dengan bantuan teknologi sederhana/tinggi.
c. Lingkungan Hidup Sosial merupakan lingkungan hidup yang terbentuk adanya interaksi
sosial dalam masyarakat (baik individu maupun kelompok)

B. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
1. Pengertian Pembangunan Berkelanjutan
Pembangunan merupakan suatu upaya sadar dan terus menerus yang bertujuan
mencapai kesejahteraan manusia indonesia, baik secara material maupun spritual.
Pembangunan adalah upaya penggabungan potensi sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Jadi, Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable development) merupakan Upaya
sadar dan terencana yang memadukan lingkungan hidup termasuk sumberdaya alam ke dalam
proses pembangunan, untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi
masa kini dan generasi masa depan.
Pengertian pembangunan berwawasan lingkungan tersebut memberikan gambaran
terhadap tiga hal yang harus diperhatikan dalam pembangungan berkelanjutan antara lain:
a) Pengelolaan sumber daya alam secara bijaksana
b) Pembangunan berkesinambungan sepanjang masa,
c) Peningkatan kualitas hidup generasi
Beberapa hal yang mendukung pemanfaatan lingkungan hidup berkaitan dengan
pembangunan berkelanjutan antara lain:
a) Selektif, artinya dalam pemanfaatan sumber daya alam dilakukan sesuai urutan prioritas
kebutuhan
b) Tidak boros, artinya memperhitungkan efisiensi dalam penggunaan agar tetap terjaga
kelestariannya.
c) Mengusahakan agar tidak terjadi pencemaran
d) Melakukan kegiatan pembauran dalam rangka pengawetan. Hal ini diupayakan untuk
mencegah terjadinya kelangkaan sumber daya alam jenis tertentu.
Ciri-ciri pembangunan berkelanjutan sebagai berikut:
a) Memberi kemungkinan pada kelangsungan hidup dengan cara melestarikan fungsi dan
kemampuan ekosistem yang mendukungnya, baik secara langsung maupun tidak langsung.
b) Memanfaatkan sumber daya alam dengan memanfaatkan teknologi yang tidak merusak
lingkungan
c) Memberikan kesempatan pada sektor dan kegiatan lainnya untuk berkembang bersama-sama
di setiap daerah, baik dalam jangka waktu yang sama maupun jangka waktu yang berbeda
secara berkesinambungan .
d) Meningkatkan dan melestarikan kemampuan fungsi ekosistem untuk memasok, melindungi,
serta mendukung sumber alam bagi kehiudpan secara berkesinambungan.
e) Menggunakan prosedur dan tata cara yang memperhatikan kelestarian fungsi dan
kemampuan ekosistem untuk mendukung kehidupan, baik masa kini maupun masa akan
datang.

2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan


AMDAL merupakan kajian terhadap dampak lingkungan hidup. Pedoman
penyusunan dokumen lingkungan termasuk amdal diatur dalam Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 20012. Aspek-aspek amdal antara lain aspek fisik kimia,
ekologi, sosial-ekonomi, sosial-budaya, dan kesehatan masyarakat.
a. Tujuan AMDAL
Tujuan pelaksanaan amdal dalam suatu perencanaan pembangunan sebagai berikut:
a) Menjaga dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup serta pencemaran sehingga dampak
negatifnya menjadi seminamal mungkin.
b) Mengendentifikasi, mempraktikan, dan mengevakuasi dampak yang mungkin terjadi
terhadap lingkungan hidup disebabkan oleh kegiatan yang direncanakan
c) Meningkatkan dampak positif dan mengurangi dampak negatif yang terjadi.
b. Manfaat AMDAL
Pelaksanaan konsep amdal memberikan manfaat bagi dua pihak, yaitu pemerintah dan
masyarakat:
a) Manfaat bagi pemerintah
1) Mencegah terjadinya encemaran dan keruskan lingkungan serta pemborosan sumber daya
alam
2) Menghindari timbulnya konflik antara suatu kegiatan pembangunan dan masyarakat di
sekitarnya
3) Menjaga agar pelaksanaan pembangunan tetap sesuai dengan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
4) Menjadi bahan kajian bagi perencanaan pembangunan wilayah dan tata ruang.
b) Manfaat bagi masyarakat
1) Mengetahui sejak awal adanya dampak positif dan negatif akibat suatu kegiatan
pembangunan
2) Melaksanakan kontrol sosial dan pengawasan terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan
upaya pengelolaan lingkungan
3) Melibatkan diri dalam pengambilan keputusan terhadap suatu perencanaan pembangungan
yang berpengaruh terhadap kehidupan segenap masyarakat.
3. Pemanfaatan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Berkelanjutan
Unsur-unsur lingkungan yang dapat dimanfaatkan manusia disebut sumber daya
alam. Setiap pemanfaatan sumber daya alam harus menerapkan konsep pembangunan
berkelanjutan. Hal itu dilakukan agar ketersediaannya tetap terja pada masa yang akan datang
di antaranya tanah, lahan, air, dan udara.
BAB V LINGKUNGAN HIDUP DAN PELESTARIANNYA

A. KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP


1. Kerusakan Lingkungan Akibat Peristiwa Alam
a. Kerusakan Lingkungan Akibat Tanah Longsor, dapat terjadi karena proses alam ataupun
akibat kecerobahan manusia. Bencana alam ini dapat merusak struktur tanah, lahan pertanian,
permukiman, penduduk, sarana dan prasarana.
b. Kerusakan Lingkungan Akibat Gempa, Gempa adalah geteran yang ditimbulkan karena
adanya gerakan endogen atau tenaga yang berasal dari dalam bumi. Pada saat gempa
berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai berikut:
1) Berbagai bangunan roboh t
2) Tanah dipermukaan bumi menjadi merekah dan jalan menjadi putus
3) Tanah longsor akibat guncangan
4) Terjadi banjir akibat rusaknya tanggul
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
c. Kerusakan Lingkungan Akibat Letusan Gunung Api, letusan gunung api membawa lava,
lahar, material padat berbagai bentuk dan ukuran, uap panas, dan debu vulkanik. Bahaya
yang ditimbulkan oleh letusan gunung api sebagai berikut:
1) Hujan abu vulkanik dapat menyebabkan gangguan pernapasan
2) Lava panas merusak dan mematikan segala sesuatu yang dilalui
3) Awan panas dapat mematikan segala sesuatu yang dilalui
4) Gas yang mengandung racun
5) Material padat ( batuan, kerikitl, dan pasir) dapat menimpa perumahan.
d. Kerusakan Lingkungan Akibat Banjir, banjir dapat terjadi akibat gejala alam atau dampak
dari aktivitas manusia. Banjir akibat gejla alam terjadi karena hujan turun terus-menerus.
Sedangkan aktivitas manusia yang dapat menyebabkan banjir antara lain pengundulan hutan
serta perluasan permukiman dan perkebunan di kawasan resapan. Selain, itu kebiasaan
membuang sampah di saluran air akan menghambat aliran air hujan.
e. Kerusakan Lingkungan Akibat Angin Topan, angin topan terjadi akibat aliran udara dai
kawasan yang bertekanan tinggi menuju kawasan bertekanan rendah. Perbedaan tekanan
udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok antara du tempat. Kerusakan
lingkungan hidup yang diakibatkan oleh angin topan antara lain:
1) Bangunan roboh
2) Areal pertanian dan perkebunan rusak
3) Aktivitas penerbangan terganggu
4) Ombak semakin besar yang dapat menenggelamkan kapal
f. Kerusakan Lingkungan Akibat Kemarau Panjang, kemarau panjang disebabkan
penyimpangan iklim yang mengakibatkan musim kemarau lebih lama dari semestinya.
Kemarau panjang dapat menyebabkan kerusakan lingkungan antara lain:
1) Tumbuhan dan padang rumput mengering sehingga mengancam usaha pertenakan
2) Sumber air dan sumur mengering
3) Sumber irigasi pertanian mengering
4) Memicu terjadinya kebakaran hutan
5) Hasil pertanian menurun
2. Kerusakan Lingkungan Hidup Karena Aktivitas Manusia
Beberapa contoh tindakan manusia yang merusak lingkungan hidup sebagai berikut:
1) Perburuan hewan secara berlebihan menyebabkan terputusnya rantai makanan dan kerusakan
pada keseimbangan alam.
2) Pembukaan lahan dengan membakar hutan mengakibatkan terjadinya polusi udara. Selain,
itu kebakaran memusnahkan habitat serta keragaman flora dan fauna.
3) Pengundulan hutan dan penebangan hutan secara liar menyebabkan bencana tanah longsor,
erosi, banjir dan perubahan iklim global.
4) Penambangan sistem terbuka dan tanpa diikuti konservasi berdampak pada kerusakan alam
dan ekosistem.
5) Pembuangan limbah hasil pengolahan pabrik ke saluran air atau sungai terdekat.

a. Pencemaran Lingkungan, berdasarkan jenisnya pencemaran dibagi menjadi empat sebagai


berikut:
1) Pencemaran Suara, adalah tingkat kebsingan yang sangat mengganggu kehidupan manusia,
yaitu suara yang memiliki kekuatan >80 desibel.
2) Pencemaran Tanah, disebabkan sampah plastik atau sampah anorganik yang tidak apat
diurai oleh tanah.
3) Pencemaran Air, terjadi karena masuknya zat-zat polutan yang tidak dapat diurai oleh air
seperti detergen, pestisida, minyak dan berbagai bahan kimia lainnya.
4) Pencemaran Udara, pencemaran udara akibat ulah manusia antara lain asap sisa hasil
pembakaran, penggunaan bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara) untuk kendaraan
bermotor, mesin-mesi pabrik, dan mesin-mesin pesawat terbang atau roket.
b. Degradasi Lahan, degradasi lahan adalah proses berkurangnya daya dukung lahan terhadap
kehidupan. Degradasi lahan terjadi akibat pemanfaatan lingkungan oleh manusia yang tidak
memperhatikan keseimbangan lingkungan. Bentuk-bentuk degradasi lahan sebagai berikut:
1) Lahan kritis dapat terjadi karena kegiatan ladang berpindah dan eksploitasi penambangan
yang dilakukan secara besar-besaran tanpa menjaga lingkungan
2) Kerusakan ekosistem laut, kerusakan ekosistem laut terjadi karena kegiatan eksploitasi
sumber daya laut secara besar-besaran.
c. Kerusakan hutan, terjadi karena ulah manusia seperti penebangan pohon, kebakaran hutan,
dan pedagang berpindah.

B. PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DALAM PEMBANGUNAN


BERKELANJUTAN
1. Usaha Pelestarian Sumber Daya Tanah, adalah menjaga kemampuan tanah sebagai media
tanam, penyimpan air, dan tempat aktivitas manusia. Pelestarian sumber daya tanah dapat
dilakukan dengan cara pengolahan tanah secara benar, mengurangi penggunaan pupuk kima,
dan tidak menimbun sampah anorganik ke dalam tanah.
2. Usaha Pelestarian Sumber Daya Air, pelestarian sumber daya air dapat dilakukan untuk
menjaga keseimbangan siklus air di permukaan bumi. Usaha yang dapat dilakukan untuk
menjaga sumber daya air adalah menghin dari membuang limbah ke sungai, menjaga
kawasan konservasi air, menghemat penggunaan air, dan memperluas kawasan tangkapan air
hujan.
3. Usaha Pelestarian Sumber Daya Hutan, Usaha Pelestarian Hutan, usaha yang dapat
dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan sebagai berikut:
a. Tebang pilih, tebang pilih dilakukan dengan memilih tanaman yang akan ditebang
berdasarkan kriteria tertentu. Syarat-syarat proses tebang pilih antara lain:
b. Pohon harus berumur tua atau masa hidup tertentu
c. Penebangan harus dilakukan jarak tertentu
d. Penebangan tidak dilakukan pada satu lokasi yang sama pada saat bersamaan
e. Tebang tanam, adalah proses penebangan pohon disuatu lokasi yang selalu diiringi dengan
penanaman pohon baru.
f. Mencegah penebangan liar atau illegal loging adalah penyebab utama kerusakan hutan-hutan
di indonesia. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah penegakkan hukum dengan tegas dan
pengawasan dilakukan secara ketat.
g. Penghijauan dan reboisasi merupakan upaya penanaman kembali hutan yang sudah gundul.
Kegiatan ini untuk mencegah kerusakan hutan serta bencana banjir dan tanah longsor.
h. Penetapan kawasan lindung. Hutan berfungsi sebagai habitat keanekaragaman hayati flora
dan fauna. Selain itu, hutan berfungsi menyimpan cadangan air tanah, menghasilkan oksigen
dan menyerap karbon dioksida di permukaan bumi.
4. Usaha Pelestarian Barang Tambang, sumber daya barang tambang termasuk kekayaan
yang tidak terbarukan sehingga penggunaannya harus dibatasi. Hasil olahan barang tambang
merupakan bahan yang sulit diurai tanah sehingga berpotensi menjadi polutan bagi tanah dan
air.
5. Usaha Pelestarian Sumber Daya Energi, Sumber daya energi merupakan sumber daya
yang menghasilkan tenaga untuk mendukung aktivitas kehidupan manusia. Pelestarian
sumber daya energi dapat dilakukan dengan cara berhemat atau mencari sumber energi
alternatif yang dapat diperbarui seperti air, sinar matahari, angin dan biomassa.
6. Pelestarian Flora dan Fauna, Beberapa upaya manusia dalam rangka melestarikan sumber
daya flora dan fauna sebagai berikut:
a. Suaka Margasatwa adalah kawasan perlindungan yang diberikan kepada fauna yang hampir
punah. Fauna yang dilindungi disuaka margasatwa antara lain: harimau, komodo, tapir dan
orang utan.
b. Cagar Alam adalah suatu tempat yang dilindungi, baik dari jenis tanaman maupun binatang
yang hidup di dalamnya. Contohnya: cagar alam ujung kulon, cagar alam way kambas, dan
cagar alam nusa kambangan.
c. Perlindungan Hutan adalah kawasan perlindungan yang diberikan kepada hutan agar tetap
terjaga dari kerusakan dan kepunahan. Hutan lindung berfungsi sebagai penyeimbang
ekosistem serta menjaga dari bencana banjir dan tanah longsor.
d. Taman Nasional adalah suatu kawasan yang mendapat perlindungan dan umumnya terdapat
sarana dan prasarana pariwisata di dalamnya. Misalnya: Taman Nasional Lorent, Taman
Nasional Komodo, dan Taman Nasional Gunung Leuser.
e. Taman Laut adalah suatu laut yang dilindungi undang-undang sebagai upaya untuk
melindungi kelestariannya dalam bentuk cagar alam, suaka margasatwa, dan taman wisata.
Misalnya: Taman Laut Bunaken, Taman Laut Taka Bonerata, Taman Laut Selat Pantar,
Taman Laut Togean,
f. Kebun Binatang/Kebun Raya adalah suatu lokasi perlindungan yang dijadikan sebagai
tempat objek penelitian sekaligus sebagai objek wisata yang di dalamnya terdapat koleksi
flora dan fauna yang masih hidup. Misalnya: Kebun Raya Bogor, Kebun Binatang Ragunan,
dan Kebun Binatang Gembira Loka.
7. Pelestarian Laut dan Pantai, Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan laut
dan pantai antara lain:
a. Reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di wilayah sekitar pantai dan
pesisir.
b. Melarang pengambilan batu karang karena karang merupakan habitat ikan dan biota laut.
c. Melarang penangkapan ikan secara berlebihan serta penggunaan bahan dan alat-alat terlarang
seperti peledak atau penggunaan pukat harimau.
Diposting oleh Irwan Abdullah Daeng, S.Pd di 20.02

Bab 2 Fenomena Antroposfer dan Aspek Kependudukan


Bab 3 Sumber daya Alam
Ban 4 pemanfaatan lingkungan Hidup dalam kaitannya Pembangunan
berkelanjutan
Bab 5 Wilayah Pelestarian Lingkungan Hidup kaitannya dengan
Pembangunan Berkelanjutan

S-ar putea să vă placă și