Sunteți pe pagina 1din 18

ASKEP

CRONIC KIDNY DISEASE

Oleh :

Ns. Hednida Situmorang SKep

Konsep dasar medik


I. DEFINISI.

1. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit (smeltzer&bare, 2002).
2. Kegagalan ginjal kronis adalah ketidakmampuan ginjal untuk mengerjakan fungsi nya dimana ginjal
sudah tidak mampu membuang produk sisa, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
(termasuk keseimbangan asam dan basa), serta tidak mampu mengendalikan tekanan darah ( long,
1996)
3. Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktur atau
gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan,dengan atau tanpa penurunan laju
Filtrasi glomerulus.

II. ETIOLOGI

1. Glomerulonefritis (primer dan sekunder)


Glomerulonefritis adalah inflamasi pada glomerulus ginjal. Pada awalnya lesi ditemukan pada
glomerulus namun pada akhirnya seluruh nefron akan mengalami kerusakan dan mengakibatkan
gagal ginjal kronik.
2. Pielonefritis Kronik
Merupakan cedera ginjal progresif yang menunjukan kelainan parenkim yang disebabkan oleh
infeksi berulang atau infeksi menetap pada ginjal. Kerusakan ginjal pada pielonefritis kronik
diakibatkan oleh refluks dari kemih yang terinfeksi kedalam ureter dan kemudian masuk ke dalam
parenkim ginjal.

3 Diabetes Melitus
Nefropati diabetika atau penyakit ginjal pada penderita diabetes disebabkan karena komplikasi
vaskuler jangka panjang dari diabetes yang mengenai kapiler glomerulus ginjal.
4 Penyakit ginjal polikistik merupakan gangguan herediter
Penyakit Ginjal Herediter yang terutama mengenai tubulus ginjal yang dapat berakhir dengan
gagal ginjal. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista kista multiple, bilateral yang
mengadakan ekspansi dan lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal
akibat penekanan.
5. Hipertensi
Merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Sebaliknya GGK dapat
menyebabkan hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, pengaruh vasopressor dari
sistem rennin angiotensin. Nefrosklerosis atau pengerasan ginjal menunjukan adanya perubahan
patologis pada pembuluh darah ginjal sebagai akibat hipertensi. Keadaan ini merupakan salah satu
penyebab utama gagal ginjal kronik.
6. Nefropati Obstruktif yang disebabkan neoplasma, hipertrofi prostate, striktur uretra.
7. Kelainan autoimun,misalnya lupus eritematosus sistemik

III. KLASIFIKASI.
Berdasarkan tingkat penurunan GFR, Chronic Kidney Disease dibagi dalam lima klasifikasi, yaitu
sebagai berikut :

a. Stadium 1 (fungsi ginjal berkurang)


 GFR lebih dari 90 ml/menit.
 Tidak terdapat manifestasi klinis.
b. Stadium 2 (penurunan ringan)
 GFR antara 60 – 89 ml/menit.
 Terdapat manifestasi klinis yaitu hipertensi dan hiperparatiroidisme sekunder.
c. Stadium 3 (penurunan sedang)
 GFR antara 30 – 59 ml/menit.
 Terdapat manifestasi klinis seperti gagal ginjal ringan dan anemia.
d. Stadium 4 (penurunan berat)
 GFR 15 – 29 ml/menit.
 Terdapat manifestasi klinis seperti gagal ginjal sedang, retensi air dan garam, mual, nafsu
makan hilang, dan penurunan fungsi mental.
e. Stadium 5 (gagal ginjal terminal= ESRD ( End Stage Renal Disease ).
 GFR kurang dari 15 ml/menit.
 Terdapat manifestasi klinis seperti gagal ginjal berat dengan edema paru, koma, kejang,
asidosis metabolik, hiperkalemia, dan kematian.
 Pasien memerlukan terapi pengganti (HD,CAPD,Transplantasi Ginjal ).

IV. Anatomi Fisiologi

Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, di luar rongga peritoneum


setinggi thorakal 12 dan lumbal 3. Berat ginjal dewasa 120-170 gram, panjang 12 cm,
lebar 6 cm, dan tebal 2,5 cm. Ginjal dilindungi oleh tulang iga, otot, fasia, lemak,
perineal dan kapsula ginjal yang melindungi tiap ginjal.
Fungsi primer ginjal adalah mempertahankan volume dan komposisi cairan ekstrasel
dalam batas-batas normal. Komposisi dan volume cairan ekstrasel ini dikontrol oleh filtrasi
glomerulus, reabsorsi dan sekresi tubulus.
Fungsi utama ginjal:
a. Fungsi Ekskresi :- Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 mili osmol
- Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang
normal
- Mempertahankan pH plasma sekitar 7,4
- Mengekskresi urea, asam urat, dan kreatinin
b. Fungsi Nonekresi : - Menghasilkan renin, penting untuk pengaturan tekanan darah
- Menghasilkan eritropoetin, faktor dalam stimulasi produksi sel darah
merah oleh sumsum tulang
- Metabolism vitamin D menjadi bentuk aktifnya
-Degradasi insulin
- Menghasilkan prostaglandin

ANATOMI GINJAL
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, di luar rongga peritoneum setinggi thorakal 12 dan
lumnal3. Berat ginjal dewasa 120-170 gram, panjang 12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 2,5 cm. ginjal
dilindungi oleh tiga tulang iga, otot, fasia, lemak perineal dan kapsula ginjal yang melindungi tiap
ginjal.
Fungsi ginjal diantara nya:
a. Pengendalian cairan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit elektroit yang tepat dalam batas ekresi
yang normal, dalam sekresi dan reabsorbsi
b. Keseimbangan asam basa tubuh
Mempertahankan asam basa cairan tubuh
c. Eksresi produk sisa
Pembuangan langsung produk metaboisme tubuh yang terdapat pada filtrate glomerular seperti
urea, asam urat, dan kreatinin.
d. Mengatur tekanan
Mengatur tekanan darah dengan mengendalikan volume sirkulasi dan sekresi renin angiotensin
e. Memproduksi eritrosit
Eritropoetin yang di sekresi oleh ginjal merangsang sumsum tulang agar membuat sel sel
eritrosit.
f. Mengatur metabolism
Mengatifkan vitamin D yang diatur oleh kalsium, fosfat, ginjal.

Ginjal memiliki 2 bagian yaitu korteks (bagian luar) dan medulla ( bagian dalam). Bagian korteks
berisi glomerulus, tubulus proximal, tubulus distal yang berdekatan dengan peritubular kapiler.
Medulla menyerupai pyramid. Setiap ginjal tersusun oleh satu juta nefron yang merupakan unit
fungsional dari ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen vascular dan komponen tubular.
Komponen tubulus meliputi :
a. Arterial aferen, yang mengangkut darah ke glomerulus
b. Glomerulus, berkas kapiler berbentuk bila tempat filtrasi sebagian air dan zat zat terlarut dari
darah yang melewatinya. Cairan yang sudah terfiltrasi ini yang komposisinya nyaris identik
denan plasma kemudian mengalir ke komponen tubukus distal
c. Kapiler peri tubulus, yang memperdarahi jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara
sistem tubulus dan darah selama perubahan cairan yang difiltrasi menjadi urin.
Komponen tubulus terdiri dari :
a. Kapsula bowman, yang mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus.
b. Tubulus proximal
Cairan yang sudah difiltrasi dari kapsula bowman akan mengalir ke dalam tubulus proximal.

Pada tubulus distal terjadi proses reabsorbsi NaCl, air, dan urea berdifusi dari tubulus distal.
Sekitar 2/3 % dari urea yang di filtrasi diekresi kan ke dalam urin dan respon hormone aldosteron
dan angiotensin II menstimulasi sel tubulus untuk mengarbsorsi gula dan air.
Urea berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal.

Ada 3 tahap pembentukan urine :


a. Proses filtrasi
Pada proses ini terjadi di glomerulus, cairan yang tersaring ditampung oleh kapsula bowman dan
diteruskan ke tubulus ginjal.
b. Proses reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali dari sebagian hasil filtrasi. Proses ini terjadi selama
pasif-aktif.
c. Proses sekresi
Sisa penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus diteruskan ke pelvis ginjal selanjutnya
diteruskan ke uretra dan di buang melalui ginjal.

Gambaran Klinis

1. Kelainan hemapoetik
a. Anemia
Hemolisis SDM (uremik) dan eritropoetin menurun
b. Purpura/diastetis hemoragik
(trombositopenia)
2. Gastrointestinal
a. Mual, muntah anoreksia
b. Napas berbau ammonia
c. Perdarahan GIT
3. Integument
a. Warna kulit abu abu mengkilat
b. Kulit kering bersisik
c. Pruritus
d. Ekimosis
e. Kuku tipis dan rapuh
f. Rambut tipis dan kasar
4. Kelainan kardiovaskuler
a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin- angiotensin-
aldosteron)
b. Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (akibat cairan berlebih)
c. Perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik)
d. Edema Periorbital
e. Pembesaran Vena leherPulmoner
5.Pulmoner
a. Napas dangkal
b.Pernapasan Kusmaul
6.Neurologi
a. Kelemahan dan keletihan
b. Bingung
c. Disorientasi
d. Kejang
e. Kelemahan pada tungkai
f. Perubahan pada perilaku
7.Musculoskeletal
a. Nyeri tulang
b. Fraktur patologik
c. Osteodistropi ginjal
d. Kelemahan otot dan kram
8.Reproduksi
a. Infertile
b. Penurunan libido
c. Impotensi
d. Tidak teratur atau haid berhenti
9.Perubahan psikologis
a. Menarik diri, depresi
b. Emosi labil
c. Anxietas
d. Perubahan body images
Patoflowdiagram

Pre Renal Intra Renal Post Renal

Gagal Jantung Emboli di a. Gang. Metb. Hipertensi DM Glomerulon Pielonefritis Ca + As.urat Nefropatik Ca Ginjal
renalis Protein efritis toksik
Gang. Kontraktilitas Penyempitan Glukosa Pengosongan Pemb. batu Merusak
Aliran Alb. Respon
Miokard pem. darah dlm darah kandung di ginjal Menghambat nefron
darah Imun
arteri kemih prod.
Penurunan CO Ketidakmampuan prostaglandin
Insuprensi darah sel Iskemi Mekanisme Kerusakan Statis kandung Penyumbatan
ke ginjal memepertahankan filtrasi ginjal pd kemih sub aliran urin
Pe efek toksik
tekanan glomerulus urevesikel tdk
Ginjal ginjal
kompeten
Nekrosis Cairan dr mengecil Tek. pem Urine Refluks
darah ginjal Korteks
febronoid vaskuler keluar Refluks Merusak
mengecil &
ke ekstrasel uretrovesikel Hidroureter kapiler
Nefropati menebal
Px. USG
Infark jar.
Ginjal Filtrasi
ginjal vol vaskuler Infeksi pd Hidronefrosis Kerusakan
Glomerulus
tubulus Nefron
Kerusakan
Atropi & kerusakan Nefron Hipertrofi nefron
tubulus

Pe GFR

Fungsi ginjal menurun

Gagal ginjal Kronik

Gang. fungsi Ekskresi Gang. fungsi non ekskresi


Filtrasi Glo. Gang. abs. air & Ekskresi Na Gang. ekskresi Prod. Sekresi renin Tubuh tdk dpt Pe aliran darah
Na nitrogen eritropoetin mengubah vit ke organ
Na di ekstra Mengaktifkan D3 aktif reproduksi
Kadar F & K Ekskresi H+ Dehidrasi BUN, Ur, Kre Pemb. SDM angi I mnjd
berat Cairan > angio II Osteodestrofi Suplai O2
Kontraktilitas Absorpsi HCO3 Azotemia Anemia
jantung Urine pekat MP : > vol. cairan TD
terganggu Mengganggu
Tanda & gejala : Meng. saraf
Asidosis Jantung Otak GI Kulit Hematoksik lemas simp- kerja estrogen
Gang. irama metabolik MP : Kek. vol. parasimpatis & pro.
jantung cairan Pruritis Agregasi
Perikarditis Penurunan mual,
kesadaran muntah trombosit Amenorhea
Hiperventilasi MP : Intoleransi Pe an libido
aktivitas
Fibrilasi atrial Tanda &
MP : Perb. Trombosit
Gagal nafas gejala : HR
nutrisi kurang
Cardiac arrest tidak teraba,
dari keb. tubuh MP : Gang.
apnoe, gel. EKG Perdarahan
AF integritas kulit

Px : Elektrolit
+
darah MP : Resti
penurunan
Tanda & gejala : curah jantung
Kejang, kram otot
Tanda & gejala :
Kusmaul,
MP : Perb. pola nafas
kes.menurun,
mengantuk,
bingung
Pemeriksaan Diagnostik

Laboratorium

1. Urine:
a. Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam(oliguria) atau anuria
b. Warna :secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, partikel
koloid, fosfat/urat. Sedimen kotor kecoklatan meunjukan adanya darah, Hb, mioglobin, forfirin.
c. Berat jenis : <1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat)
d. Osmolalitas : < 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering 1 : 1
e. Kliren Kreatinin : mungkin agak menurun

f. Natrium : >40mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium


g. Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukan kerusakan glomerulus jika
SDM dan fragmen juga ada.
h. PH, kekeruhan, Glukosa, Keton, SDP dan SDM
2. Darah :
a. BUN/kreatinin : meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahao akhir (kreatinin plasma normal
0,7 sampai 1,5 mg per 100 ml.
b. Hitung darah lengkap : Ht menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 g/dl/
c. SDM : waktu hidup menurun pada defisiensi eritropoetin.
d.Analisa Gas Darah : pH: penurunan asidosis metabolic ( kurang dari 7,2) terjadi karena
kehilangan kemampuan ginjal untuk mengeksresi hydrogen dan ammonia atau hasil akhir
katabolisme protein. PC02 menurun.
3. Radiologi :
a. USG : menentukan ukuran ginjal adanya massa, kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian
atas.
b.Retrograde pyelografi : menunjukan abnormalitas pelvis ginjal dan uretra.
c. Renal arteriografi : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler, massa.
d.Sistouretrogram : menunjukan ukuran kandung kemih, refluks ke dalam ureter, retensi.
e. Renal biopsy : mungkin dilakukan secara endoskopi untuk menentukan sel jaringan untuk
diagnosis histologist.
f. Endoskopi ginjal, nefroskopi : dilakukan untuk menentukan pelvis ginjal; keluar batu, hematuria.
g.Foto kaki, tengkorak, kolumna spiral, dan tangan : dapat menunjukan demineralisasi, klasifikasi.

1. Komplikasi
a. Perikarditis, efusi perikardial dan temponade jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis
yang tidak adekuat.
b. Hipertensi akibat retensi natrium dan cairan dan malfungsi dari sistem renin - angiotensin -
aldosteron.
c. Anemia akibat penurunan eritropoetin, menurunnya usia sel darah merah, perdarahan
gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama haemodialisa.
d. Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatik akibat retensi fospor, kalsium serum yang rendah,
metabolisme vitamin D yang abnormal.
e.
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF

1. Mencegah memburuknya fungsi ginjal


a. Cegah obat-obatan nefrotoksik
b. Cegah deplesi volume cairan ekstrasel
c. Cegah elektrolit imbalance
d. Pembatasan ketat konsumsi protein (0,6-0,8 gr/kg BB/hari)
e. Hindari penggunaan media kontras pemeriksaan tertentu.
2. Pendekatan terhadap penurunan fungsi ginjal progresif lambat
3. Mengurangi gejala uremia/azotemia
4. Koreksi factor reversible
5. Control hipertensi
6. Pengobatan yang tepat
7. Cegah infeksi
8. Pendidikan kesehatan
9. Terapi lain : dialisa dan transflantasi

PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Aktivitas/Istitahat
Gejala : kelelahan ekstermitas, kelemahanm malaise.
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau samnolen)
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi ; nyaeri dada (angina)
Tanda : hipertensi ; nadi kuat, endema jaringan umum & pitting pada kaki, telapak tangan.
Disritmia jantung
Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik, menunjukan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir.
Pucat ; kulit coklat kehijauan, kuning.
Kecenderungan perdarahan.
3. Integritas EGO
Gejala : stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : ansietas, menolak, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
4. Eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda : perubahan warna urine, kuning pekat, merah, coklat, berawan.
Oliguri, dapat menjadi anuri.
5. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernapasan ammonia)
Penambahan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi).
Penggunaan diuretic.
Tanda : perubahan turgor kulit, edema, ulserasi gusi, perdarahan gusi/ lidah.
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
Distensi abdomen/asites.

6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, kesemutan, penglihatan kabur.
Kram otot/kejang ; sindrom ‘kaki gelisah’, kebas rasa terbakar pada telapak kaki.
Kebas/kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstermitas bawah (neuropati perifer)

Tanda ; gangguan status mental, contol: penurunan lapang perhatian, ketidakmampuan


berkonsentrasi, kehilangan memori, kacau,penurunan tingkat kesadaran, stupor, koma.

Kejang, fasikulasi otot, aktivitas kejang

Rambut tipis, kuku rapuh dan tipis.

7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala; kram otot/nyeri kaki (memburuk pada malam hari)
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernafasan kusmaul). Batuk
produktif dengan sputum merah muda, encer (edema paru)
8. Pernafasan
Gejala : nafas pendek ; dispnea nocturnal paroksismal ; batuk dengan/tanpa sputum kental dan
banyak.
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernafasan kusmaul)
Batuk produktif dengan sputum merah muda, encer (endema paru)
9. Keamanan
Gejala : kulit gatal
Ada/berulangnya infeksi
Tanda : pruritus
Demam (sepsis, dehidrasi) ; normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada
pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (efek GGK/depresi respon
imun)
Ptekie, area ekimosis pada kulit.
Fraktur tulang; defosit fosfat kalsium (klasifikasi metastatic) pada kulit, jaringan lunak,
sendi ; keterbatasan gerak sendi
10. Seksualitas
Gejala : penurunan libido ; amenorea ; infertilas.
11.Interaksi social
Gejala : kesulitan menetukan kondisi, contoh : tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran biasanya dalam keluarga.
12. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis
herediter, kalkulus urinaria. Riwayat terpajan toksin, contoh : obat, racun, lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.

MASALAH KEPERAWATAN

1. Gangguan volume cairan : lebih dari kebutuhan


2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Intoleransi aktivitas
4. Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung
5. Resiko tinggi terhadap injuri
6. Konstipasi
7. Perubahan proses piker
8. Resiko tinggi perubahan membrane mukosa oral
9. Resiko gangguan integritas kulit
10. Resiko gangguan koping
11. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, program pengobatan

RENCANA KEPERAWATAN

Terlampir

DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC

Long, B.C. (1996). Perawatan medical bedah : suatu pendekatan proses keperawatan.

Bandung: Yayasan IAPK Pajajaran.

Lewis, Sharon Mantik. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem.
Missouri : mosby

Price, S.A., Wilson, L.M.(1995). Patofisiologi: konsep klinis proses proses penyakit.

Jakarta: EGC

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC

Suparman, Sarwono Waspadi. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.

Lampiran

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Nama pasien : No. Rekam Medik :
Umur pasien : Diagnosa Medik :

Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Tindakan Keperawatan Ket


 Resiko Gangguan Mandiri :
 Actual keseimbangan  Kaji status cairan, observasi intake
Gangguan keseimbangan cairan dan dan out put
cairan dan elektrolit lebih elektrolit dapat  Jelaskan pada pasien pentingnya
dari kebutuhan tubuh b.d: diatasi pembatasan cairan:…../24jam
 Filtrasi ginjal  Timbang berat badan setiap hari
 Criteria Evaluasi : pada waktu, alat dan kondisi yang
 sama
Data penunjang :  Edema tidak ada  Observasi kulit, turgor dan selaput
 Bunyi nafas: ronchi+,  Pernafasan 16- lender
sesak+,batuk+ 24x/menit  Observasi tanda-tanda vital setiap 2-
 RR:……x/mnt  Produksi urine 4 jam, catat adanya perubahan TD,
 Produksi urine 30-50cc/jam N, RR pada setiap perubahan posisi
<300cc/hari  Kadar elektrolit dan aktivitas
 Peningkatan berat badan dbn  Observasi CVP
yang cepat  Kadar ureum,  Observasi suara jantung dan paru
 Edema seluruh kreatinin dbn  Monitor intake dan out put cairan
tubuh/kedua tungkai…..  Bunyi nafas dan  Hitung balnce cairan dengan teliti
 Kadar elektronik dalam bunyi jantung setiap 6 jam
darah meningkat : normal
Na:….  BB sesuai Kolaborasi :
K:…..  Pemeriksaan kadar elektrolit, ureum
Ca:…. dan kreatinin, AGD, berat jenis urine
 Ureum…..  Hasil EKG secara berseri
 Kreatinin…..  Pemberian obat-obat diuretic
 Hasil EKG…..  Pemberian oksigen
 Hasil Thorax…..  Pengaturan diet
 Hasil USG  Jadwal pasien untuk Dialisa
 BB…….Kg  Target Dialisa……..Kg
 Acites ++

Tanda Tangan PP/PP Pemula


( )

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : No. Rekam Medik :


Umur pasien : Diagnosa Medik :
Tgl Diagnose Keperawatan Tujuan Tindakan Keperawatan ket
Gangguan Nutrisi kurang dari Masalah teratasi Mandiri :
kebutuhan tubuh b.d : selama pasien  Monitor makanan dan cairan yang
 Gangguan saluran dalam perawatan masuk dan hitung pemasukan
pencernaan(akibat jumlah kalori perhari
uremia), mual, Criteria evaluasi :  Anjurkan pasien untuk membuat
muntah(anoreksia)  Nafsu makan catatan makanan harian, termasuk
 Intake yang baik perkiraan jumlah elektrolit yang
kurang(pembatasan diet,  Pasien dapat dimakan(Na, K, Cl, Mg)
makanan yang rasanya menghabiskan  Lakukan secara rutin perwatan oral
hambar) porsi makanan hygiene
 Hilangnya protein selama yang  Beri pasien motivasi untuk
dialisa(melalui membrane dihidangkan berpartisipasi dalam perencanaa
semi perniable) Tidak ada tanda- menu makan
Data penunjang : tanda malnutrisi :  Sajikan makanan yang menarik dan
 Mual, muntah  Konjuvtiva dan selalu hangat dengan porsi kecil tapi
 Nyeri tekan pada membrane sering
epigastrium mukosa tidak  Buat jadwal makan sesuai dengan
 Sakit tenggorokan pucat kebutuhan dialisa
 Makanan yang di  Tonus otot baik,  Timbang berat badan pada hari,
hidangkan tidak tidak ada waktu, alat dan kondisi yang sama
dihabiskan keluhan lemah setiap hari
 Tonus otot buruk Hasil laboratorium: Kolaborasi :
 Membrane mukosa dan  Protein :…..  Ahli gizi pemberian makanan yang
konjuctiva pucat  Albumin :….. tinggi kalori, rendah protein dan
  Globulin :….. asam amino essential dengan
 BB:,,,,,Kg  Hb….. pembatasan natrium/kalium sesuai
 TB:…..Kg indikasi
 Pemberian makan parenteral
 Pemeriksaan urine protein, DL dan
fungsi ginjal

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : No. Rekam Medik :


Umur pasien : Diagnosa Medik :
Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Tindakan keperawatan ket
Gangguan mobilisasi fisik Dapat mobilisasi Mandiri :
b.d : fisik selama pasien  Kaji keterbatasan aktivitas
 Terapi restriktif : prosedur dalam perawatan  Lakukan perubahan posisi sesering
Dialisa yang memakan mungkin, jika pasien tirah baring,
waktu yang lama Kriteria evaluasi : berikan bantalan pada daerah yang
 Ketakutan/bagaya tertekan
perubahan posisi  Pasien mampu  Lakukan massage kulit dengan
kateter/line Dialisa mempertahanka mengolesi body lotion
 Penurunan kekuatan/daya n mobilisasi  Jaga agar kulit tetap bersih dan
tahan, gangguan yang optimal kering
musculoskeletal  Pasien  Anjurkan pasien untuk melakukan
 Gangguan menunjukan latihan nafas dalam dan batuk efektif
persepsi/kognitif peningkatan  Atur posisi kepala dengan semi
kekuatan tubuh powler
Data Penunjang :  Tidak ada  Bantu pasien untuk melakukan ROM
kontraktur, aktif/pasif
 Pasien menolak untuk dekubitus dan  Sediakan matras yang terbuat
bergerak, tidak mampu komplikasi dari(anti dekubitus)
bergerak dalam lingkungan 
fisik 
 Penurunan masa 
otot/tonus dan kekuatan 
otot, gangguan koordinasi 
 Pasien mengeluh nyeri, 
tidak nyaman
Kolaborasi :

Tanda Tangan PP/PP Pemula,

( )

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : No. Rekam Medik :


Umur pasien : Diagnosa Medik :

Tgl Diagnosa Keperawatan Tujuan Tindakan keperawatan ket


Perubahan proses fikir b.d : Masalah teratasi selama Madiri :
 Perubahan fisiologis spt: pasien mendapat  Kaji adanya perubahan perilaku
adanya toksin uremik, perawatan dalam tingkat kesadaran :
ketidakseimbangan orientasi waktu, tempat, orang
elektrolit, hipervoiemia Kriteria evaluasi :  Buat penjelasan yang mudah dan
 Perpindahan sering dilakukan orientasi
cairan(infuse dialisa  pasien menunjukan  Berikan pola pencahayaan yang
dengan konsentrasi status mental yang terang
glukosa tinggi) biasa/ada peningkatan  Berikan lingkungan yang aman,
Data penunjang : dalam status mental pasang besi penghalang tempat
 Pasien menunjukan  pasien menunjukan tidur
perubahan tingkat perilaku untuk  Lakukan dreinasa peritoneal
kesadaran/perilaku mencegah/meminimal dialisat yang benar pada akhir
 Pasien menunjukan kan perubahan masa ekulibrasi yang sesuai
disorientasi, tampak sulit  Kaji adanya keluhan sakit kepala,
tidur yang berhubungan dengan
 Mengeluh adanya muntah/mual, bingung, gelisah
penurunan konsentrasi, 
daya ingat 
 Mengeluh sulit tidur 
 Letargi Kolaborasi :
 Stupor  Monitor kadar BUN, glukosa
 Bingung  Mengganti konsentrasi dialisat
 dimensia atau menambahkan insulin
sesuai indikasi
 Berikan obat sesuai indikasi


Tanda Tangan PP/PP Pemula,

( )

S-ar putea să vă placă și