Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Oleh :
1. Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir merupakan gangguan fungsi renal yang progresif
dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolism dan
keseimbangan cairan dan elektrolit (smeltzer&bare, 2002).
2. Kegagalan ginjal kronis adalah ketidakmampuan ginjal untuk mengerjakan fungsi nya dimana ginjal
sudah tidak mampu membuang produk sisa, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
(termasuk keseimbangan asam dan basa), serta tidak mampu mengendalikan tekanan darah ( long,
1996)
3. Penyakit gagal ginjal kronik adalah suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktur atau
gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan,dengan atau tanpa penurunan laju
Filtrasi glomerulus.
II. ETIOLOGI
3 Diabetes Melitus
Nefropati diabetika atau penyakit ginjal pada penderita diabetes disebabkan karena komplikasi
vaskuler jangka panjang dari diabetes yang mengenai kapiler glomerulus ginjal.
4 Penyakit ginjal polikistik merupakan gangguan herediter
Penyakit Ginjal Herediter yang terutama mengenai tubulus ginjal yang dapat berakhir dengan
gagal ginjal. Penyakit ginjal polikistik ditandai dengan kista kista multiple, bilateral yang
mengadakan ekspansi dan lambat laun mengganggu dan menghancurkan parenkim ginjal normal
akibat penekanan.
5. Hipertensi
Merupakan penyakit primer dan menyebabkan kerusakan pada ginjal. Sebaliknya GGK dapat
menyebabkan hipertensi melalui mekanisme retensi natrium dan air, pengaruh vasopressor dari
sistem rennin angiotensin. Nefrosklerosis atau pengerasan ginjal menunjukan adanya perubahan
patologis pada pembuluh darah ginjal sebagai akibat hipertensi. Keadaan ini merupakan salah satu
penyebab utama gagal ginjal kronik.
6. Nefropati Obstruktif yang disebabkan neoplasma, hipertrofi prostate, striktur uretra.
7. Kelainan autoimun,misalnya lupus eritematosus sistemik
III. KLASIFIKASI.
Berdasarkan tingkat penurunan GFR, Chronic Kidney Disease dibagi dalam lima klasifikasi, yaitu
sebagai berikut :
ANATOMI GINJAL
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen, di luar rongga peritoneum setinggi thorakal 12 dan
lumnal3. Berat ginjal dewasa 120-170 gram, panjang 12 cm, lebar 6 cm, dan tebal 2,5 cm. ginjal
dilindungi oleh tiga tulang iga, otot, fasia, lemak perineal dan kapsula ginjal yang melindungi tiap
ginjal.
Fungsi ginjal diantara nya:
a. Pengendalian cairan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit elektroit yang tepat dalam batas ekresi
yang normal, dalam sekresi dan reabsorbsi
b. Keseimbangan asam basa tubuh
Mempertahankan asam basa cairan tubuh
c. Eksresi produk sisa
Pembuangan langsung produk metaboisme tubuh yang terdapat pada filtrate glomerular seperti
urea, asam urat, dan kreatinin.
d. Mengatur tekanan
Mengatur tekanan darah dengan mengendalikan volume sirkulasi dan sekresi renin angiotensin
e. Memproduksi eritrosit
Eritropoetin yang di sekresi oleh ginjal merangsang sumsum tulang agar membuat sel sel
eritrosit.
f. Mengatur metabolism
Mengatifkan vitamin D yang diatur oleh kalsium, fosfat, ginjal.
Ginjal memiliki 2 bagian yaitu korteks (bagian luar) dan medulla ( bagian dalam). Bagian korteks
berisi glomerulus, tubulus proximal, tubulus distal yang berdekatan dengan peritubular kapiler.
Medulla menyerupai pyramid. Setiap ginjal tersusun oleh satu juta nefron yang merupakan unit
fungsional dari ginjal. Setiap nefron terdiri dari komponen vascular dan komponen tubular.
Komponen tubulus meliputi :
a. Arterial aferen, yang mengangkut darah ke glomerulus
b. Glomerulus, berkas kapiler berbentuk bila tempat filtrasi sebagian air dan zat zat terlarut dari
darah yang melewatinya. Cairan yang sudah terfiltrasi ini yang komposisinya nyaris identik
denan plasma kemudian mengalir ke komponen tubukus distal
c. Kapiler peri tubulus, yang memperdarahi jaringan ginjal dan penting dalam pertukaran antara
sistem tubulus dan darah selama perubahan cairan yang difiltrasi menjadi urin.
Komponen tubulus terdiri dari :
a. Kapsula bowman, yang mengumpulkan cairan yang difiltrasi oleh kapiler glomerulus.
b. Tubulus proximal
Cairan yang sudah difiltrasi dari kapsula bowman akan mengalir ke dalam tubulus proximal.
Pada tubulus distal terjadi proses reabsorbsi NaCl, air, dan urea berdifusi dari tubulus distal.
Sekitar 2/3 % dari urea yang di filtrasi diekresi kan ke dalam urin dan respon hormone aldosteron
dan angiotensin II menstimulasi sel tubulus untuk mengarbsorsi gula dan air.
Urea berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk kedalam ginjal.
Gambaran Klinis
1. Kelainan hemapoetik
a. Anemia
Hemolisis SDM (uremik) dan eritropoetin menurun
b. Purpura/diastetis hemoragik
(trombositopenia)
2. Gastrointestinal
a. Mual, muntah anoreksia
b. Napas berbau ammonia
c. Perdarahan GIT
3. Integument
a. Warna kulit abu abu mengkilat
b. Kulit kering bersisik
c. Pruritus
d. Ekimosis
e. Kuku tipis dan rapuh
f. Rambut tipis dan kasar
4. Kelainan kardiovaskuler
a. Hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari aktivasi sistem renin- angiotensin-
aldosteron)
b. Gagal jantung kongestif dan edema pulmoner (akibat cairan berlebih)
c. Perikarditis (akibat iritasi pada lapisan pericardial oleh toksin uremik)
d. Edema Periorbital
e. Pembesaran Vena leherPulmoner
5.Pulmoner
a. Napas dangkal
b.Pernapasan Kusmaul
6.Neurologi
a. Kelemahan dan keletihan
b. Bingung
c. Disorientasi
d. Kejang
e. Kelemahan pada tungkai
f. Perubahan pada perilaku
7.Musculoskeletal
a. Nyeri tulang
b. Fraktur patologik
c. Osteodistropi ginjal
d. Kelemahan otot dan kram
8.Reproduksi
a. Infertile
b. Penurunan libido
c. Impotensi
d. Tidak teratur atau haid berhenti
9.Perubahan psikologis
a. Menarik diri, depresi
b. Emosi labil
c. Anxietas
d. Perubahan body images
Patoflowdiagram
Gagal Jantung Emboli di a. Gang. Metb. Hipertensi DM Glomerulon Pielonefritis Ca + As.urat Nefropatik Ca Ginjal
renalis Protein efritis toksik
Gang. Kontraktilitas Penyempitan Glukosa Pengosongan Pemb. batu Merusak
Aliran Alb. Respon
Miokard pem. darah dlm darah kandung di ginjal Menghambat nefron
darah Imun
arteri kemih prod.
Penurunan CO Ketidakmampuan prostaglandin
Insuprensi darah sel Iskemi Mekanisme Kerusakan Statis kandung Penyumbatan
ke ginjal memepertahankan filtrasi ginjal pd kemih sub aliran urin
Pe efek toksik
tekanan glomerulus urevesikel tdk
Ginjal ginjal
kompeten
Nekrosis Cairan dr mengecil Tek. pem Urine Refluks
darah ginjal Korteks
febronoid vaskuler keluar Refluks Merusak
mengecil &
ke ekstrasel uretrovesikel Hidroureter kapiler
Nefropati menebal
Px. USG
Infark jar.
Ginjal Filtrasi
ginjal vol vaskuler Infeksi pd Hidronefrosis Kerusakan
Glomerulus
tubulus Nefron
Kerusakan
Atropi & kerusakan Nefron Hipertrofi nefron
tubulus
Pe GFR
Px : Elektrolit
+
darah MP : Resti
penurunan
Tanda & gejala : curah jantung
Kejang, kram otot
Tanda & gejala :
Kusmaul,
MP : Perb. pola nafas
kes.menurun,
mengantuk,
bingung
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium
1. Urine:
a. Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam(oliguria) atau anuria
b. Warna :secara abnormal urine keruh mungkin disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, partikel
koloid, fosfat/urat. Sedimen kotor kecoklatan meunjukan adanya darah, Hb, mioglobin, forfirin.
c. Berat jenis : <1,015 (menetap pada 1,010 menunjukan kerusakan ginjal berat)
d. Osmolalitas : < 350 mOsm/kg menunjukan kerusakan tubular, dan rasio urine/serum sering 1 : 1
e. Kliren Kreatinin : mungkin agak menurun
1. Komplikasi
a. Perikarditis, efusi perikardial dan temponade jantung akibat produk sampah uremik dan dialisis
yang tidak adekuat.
b. Hipertensi akibat retensi natrium dan cairan dan malfungsi dari sistem renin - angiotensin -
aldosteron.
c. Anemia akibat penurunan eritropoetin, menurunnya usia sel darah merah, perdarahan
gastrointestinal akibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama haemodialisa.
d. Penyakit tulang dan kalsifikasi metastatik akibat retensi fospor, kalsium serum yang rendah,
metabolisme vitamin D yang abnormal.
e.
PENATALAKSANAAN KONSERVATIF
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Aktivitas/Istitahat
Gejala : kelelahan ekstermitas, kelemahanm malaise.
Gangguan tidur (insomnia/gelisah atau samnolen)
Tanda : kelemahan otot, kehilangan tonus, penurunan rentang gerak
2. Sirkulasi
Gejala : riwayat hipertensi lama atau berat, palpitasi ; nyaeri dada (angina)
Tanda : hipertensi ; nadi kuat, endema jaringan umum & pitting pada kaki, telapak tangan.
Disritmia jantung
Nadi lemah halus, hipotensi ortostatik, menunjukan hipovolemia, yang jarang pada
penyakit tahap akhir.
Pucat ; kulit coklat kehijauan, kuning.
Kecenderungan perdarahan.
3. Integritas EGO
Gejala : stress, perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan.
Tanda : ansietas, menolak, takut, marah, mudah terangsang, perubahan kepribadian
4. Eliminasi
Gejala : penurunan frekuensi urine, oliguria, anuria (gagal tahap lanjut)
Abdomen kembung, diare atau konstipasi.
Tanda : perubahan warna urine, kuning pekat, merah, coklat, berawan.
Oliguri, dapat menjadi anuri.
5. Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, nyeri ulu hati, rasa metalik tak sedap pada
mulut (pernapasan ammonia)
Penambahan berat badan cepat (edema), penurunan berat badan (malnutrisi).
Penggunaan diuretic.
Tanda : perubahan turgor kulit, edema, ulserasi gusi, perdarahan gusi/ lidah.
Penurunan otot, penurunan lemak subkutan, penampilan tak bertenaga.
Distensi abdomen/asites.
6. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, kesemutan, penglihatan kabur.
Kram otot/kejang ; sindrom ‘kaki gelisah’, kebas rasa terbakar pada telapak kaki.
Kebas/kesemutan dan kelemahan, khususnya ekstermitas bawah (neuropati perifer)
7. Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri panggul, sakit kepala; kram otot/nyeri kaki (memburuk pada malam hari)
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernafasan kusmaul). Batuk
produktif dengan sputum merah muda, encer (edema paru)
8. Pernafasan
Gejala : nafas pendek ; dispnea nocturnal paroksismal ; batuk dengan/tanpa sputum kental dan
banyak.
Tanda : takipnea, dispnea, peningkatan frekuensi/kedalaman (pernafasan kusmaul)
Batuk produktif dengan sputum merah muda, encer (endema paru)
9. Keamanan
Gejala : kulit gatal
Ada/berulangnya infeksi
Tanda : pruritus
Demam (sepsis, dehidrasi) ; normotermia dapat secara actual terjadi peningkatan pada
pasien yang mengalami suhu tubuh lebih rendah dari normal (efek GGK/depresi respon
imun)
Ptekie, area ekimosis pada kulit.
Fraktur tulang; defosit fosfat kalsium (klasifikasi metastatic) pada kulit, jaringan lunak,
sendi ; keterbatasan gerak sendi
10. Seksualitas
Gejala : penurunan libido ; amenorea ; infertilas.
11.Interaksi social
Gejala : kesulitan menetukan kondisi, contoh : tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran biasanya dalam keluarga.
12. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat DM keluarga (resiko tinggi untuk gagal ginjal), penyakit polikistik, nefritis
herediter, kalkulus urinaria. Riwayat terpajan toksin, contoh : obat, racun, lingkungan.
Penggunaan antibiotic nefrotoksik saat ini/berulang.
MASALAH KEPERAWATAN
RENCANA KEPERAWATAN
Terlampir
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E., Moorhouse, M.F., geissler, A.C. (2000). Rencana asuhan keperawatan: pedoman untuk
perencanaan dan pendokumentasian perawatan pasien. Jakarta : EGC
Long, B.C. (1996). Perawatan medical bedah : suatu pendekatan proses keperawatan.
Lewis, Sharon Mantik. 2000. Medical Surgical Nursing: Assessment and Management of Clinical Problem.
Missouri : mosby
Price, S.A., Wilson, L.M.(1995). Patofisiologi: konsep klinis proses proses penyakit.
Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. (2002). Keperawatan medical bedah. Jakarta: EGC
Suparman, Sarwono Waspadi. Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.
Lampiran
( )
( )