Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
Adapun rumusan masalah yang penulis angkat dalam makalah ini ialah teori dari
model – model konseptual dalam keperawatan komunitas.
1.3.1 Tujuan
Untuk mengetahui konsep dasar teori dengan model – model konseptual dalam
keperawatan komunitas.
1.3.2 Manfaat
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan
sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya
atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien)
2.1.2 Tujuan
1. Keperawatan adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong
klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dengan
meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien
secara rasional, sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan
tenang. (Virginia Henderson,1978)
3
2. Keperawatan adalah sebuah pertolongan atas pelayanan yang diberikan untuk
menolong orang secara keseluruhan ketika mereka atau orang yang
bertanggung jawab atas perawatan mereka tidak mampu memberikan
perawatan kepada mereka. Keperawatan merupakan salah satu daya atau
usaha manusia untuk membantu manusia lain dengan melakukan atau
memberikan pelayanan yang professional dan tindakan untuk membawa
manusia pada situasi yang saling menyayangi antara manusia dengan bentuk
pelayanan yang berfokus kepada manusia seutuhnya yang tidak terlepas dari
lingkungannya. (Dorothea Orem, 1978).
3. Keperawatan adalah suatu profesi yang memberikan bantuan pada individu
dan kelompok untuk mencapai, memelihara dan mempertahankan derajat
kesehatan dengan memperhatikan, memikirkan, menghubungkan,
menentukan dan melakukan tindakan perawatan sehingga individu atau
kelompok berprilaku yang sesuai dengan kondisi keperawatan (Imogene
King, 1971).
4. Keperawatan adalah suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh
factor-faktor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress,
tekanan intra, inter dan ekstra personal (Betty Newman, 1989).
5. Keperawatan adalah sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan
tindakan yang berhubungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang
sehat. (Calista Roy, 1976).
6. Keperawatan adalah pengetahuan yang ditujukan untuk mengurangi
kecemasan terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan , pencegahan
penyakit, perawatan rehabilitasi penderita sakit serta penyandang cacat.
(Martha Rogers, 1970).
7. Keperawatan adalah seni ilmu dalam memberikan pelayanan kepada
individu, keluarga dan masyarakat. (Abdellah Faye).
8. Keperawatan adalah suatu hasil proses kerja sama manusia dengan manusia
lainnya supaya menjadi sehat atau tetap sehat (hubungan antar
manusia)Pendidikan atau pematangan tujuan yang dimaksud untuk
meningkatkan gerakan yang progresif dan kepribadian seseorang dalam
4
berkreasi, membangun, menghasilkan pribadi dan cara hidup bermasyarakat.
(Peplau).
9. Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling
baik untuk beraktivitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih.
(Florence Nightingale, 1895).
10. Keperawatan adalah bagian budaya yang direfleksikan dengan ide-ide dan
nilai-nilai , dimana perawat memandang manusia itu sama, merupakan suatu
rangkaian disiplin dalam menguasai organisasi atau kumpulan yang dimiliki
individu dalam menjalin hubungan manusia sekitarnya. (Levine).
11. Keperawatan berlandaskan teori hubungan interpersonal yang
menitikberatkan pada sifat unik individu atau klien dalam ekspresi verbal
yang mengisyaratkan adanya kebutuhan dan cara-cara memenuhi kebutuhan.
(Jean Orlando, 1961)
5
Kategori bantuan self care adalah :
6
1) Kebanyakan dari terminologi sudah dikenal
2) Proses perawatan serupa dengan standar dari pengkajian sampai dengan
evaluasi
3) Fokusnya pada tingkah laku yang adaptif
4) Ditekankan pada pengkajian terhadap kebutuhan psikososial
5) Sudah diterapkan dalam praktik, pendidikan dan riset.
1) Jenis adaptasi yang tumpang tindih ( konsep diri, fungsi peran saling
ketergantungan)
2) Penentuan tingkah laku adaptif dan mal adaptif sangat ditentukan oleh
sistem nilai yang ada.
4. Adaptation model
Penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan
diri yang bersifat fleksibel, normal, dan resisten.
Sehat adalah suatu keseimbangan bio-psiko-sosio kultural dan spritual pada
tiga garis pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.
Asuhan keperawatan ditujukan untuk mempertahanan keseimbangan tersebut
dengan fokus pada empat intervensi yaitu : intervensi yang bersifat promosi,
prevensi, kuratif dan rehabilitatif.
5. Model sistem tingkah laku
Seseorang dapat dipandang sebagai sebuah sistem tingkah laku seperti tubuh
manusia dipandang sebagai sebuah sistem biologis
Sistem tingkah laku terdiri dari tujuh subsistem, yaitu:
1) Pencapaian, mrp tingkat pencapaian prestasi melalui ketrampilan yang
kreatif
2) Perhubungan (afiliasi), pencapaian hubungan dengan lingkungan yang
adekuat
3) Penyerangan (agresi), koping terhadap ancaman di lingkungan
4) Ketergantungan, sistem perilaku dalam mendapatkan bantuan, kedamaian,
keamanan serta kepercayaan
7
5) Eliminasi, pengeluaran sampah yang tidak berguna secara biologis
6) Ingesti, sumber dlm memelihara integritas serta mencapai kesenangan
pencapaian pengakuan lingkungan
7) Seksualitas, pemenuhan kebutuhan dicintai dan mencintai
8
pribadi-pribadi dan bukan obyek. Konseptualitas keperawatan tentang manusia
dapat dibuktikan melalui model-model keperawatan tentang kemanusiaan,
penghargaan terhadap manusia, dan perasaan sebagai manusia, yang telah berlaku
sejak lama. Meskipun demikian, mengkonseptualisasikan manusia sebagai suatu
sumber energi atau beberapa set sistem perilaku, atau memperlakukan pikiran dan
perasaan manusia sebagai lingkungan internal dapat menimbulkan keraguan
keperawatan untuk menerangkan tentang manusia secara jelas.
Definisi sehat & kesehatan telah berubah dari kondisi seseorang yang
bebas penyakit menjadi kondisi yang mampu mempertahankan individu untuk
berfungsi secara konsisten, stabil danseimbang dalam menjalani kehidupan sehari-
hari melalui interaksi positif dengan lingkungan. Kesehatan dipandang juga
sebagai sebuah kisaran antara sehat dan sakit dimana individu memiliki suatu nilai
yang berharga tentang kesehatan dan bukan semata-mata suatu fenomena empiris
tentang kondisi seseorang.
9
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan atau kondisi sakit seseorang. Orem
(Marriner-Tomey, 1994) mengidentifikasi bahwa hubungan antara individu dan
Iingkungannya serta kemampuan individu untuk mempertahankan kesehatan
dirinya dapat dipenagruhi oleh lingkungan dimana individu itu berada. Individu
selalu berada pada lingkungan fisik, psikologis, dan sosial.
2.3.4 Keperawatan
10
Lima variabel subsistem manusia adalah fisiologi, psikologis, sosio kultural,
spiritual dan perkembangan :
2. Lingkungan
Betty Neuman berpendapat bahwa lingkungan harus dilihat secara total.
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada disekitar manusia, baik
lingkungan internal maupun eksternal, dimana di dalamnya manusia akan
berinteraksi setiap saat. Interaksi manusia meliputi intrapersonal, interpersonal
dan ekstrapersonal yang dapat mempengaruhi stabilitasnya sebagai suatu
sistem.
Neuman mengidentifikasi 3 jenis lingkungan :
1) Lingkungan internal : adalah yang terdapat di dalam diri masing-masing
individu
2) Lingkungan eksternal : segala sesuatu yang berada di luar diri individu
3) Created environment (lingkungan yang diciptakan) diartikan sebagai
lingkungan yang terbentuk dan berkembang tanpa disadari oleh klien dan
merupak simbol sistem secara keseluruhan
3. Kesehatan
Neuman melihat bahwa kesehatan merupakan suatu kondisi dimana terdapat
keserasian pada seluruh maupun sebagian variabel dalam diri klien.
Menurutnya, sistem klien akan bergeser ke arah sakit dan kematian ketika
banyak energi yang dibutuhkan tidak terpenuhi, sedangkan sistem akan
begeser ke arah kesehatan apabila energi yang dibutuhkan terpenuhi (Neuman,
1995).
4. Keperawatan
Neuman memandang keperawatan sebagai suatu profesi yang unik yang
konsentrasi/perhatiannya adalah terhadap semua variabel dalam diri klien
disertai respon individu saat menghadapi suatu stressor. Keperawatan
didefenisikan sebagai suatu tindakan untuk membantu individu, keluarga dan
masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal (tercapainya
stabilitas sistem individu untuk menurunkan stressor melalui serangkaian
tindakan keperawatan).
11
2.3.2 Paradigma Keperawatan menurut Dorothy E Johnson
1. Manusia
Johnson berpendapat bahwa manusia memiliki dua sistem mayor yaitu sistem
biologis dan sistem behavior. Pengobatan merupakan fokus untuk biologis
sistem, sedangkan fokus keperawatan adalah behavioral system (sistem
perilaku).
2. Lingkungan
Lingkungan berhubungan dengan dimana individu berada, dimana perilaku
individu dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi dilingkungannya.
3. Kesehatan
Merupakan suatu keadaan dimana tercapai suatu respon yang adaptif secara
fisik, mental, emosional dan sosial dari internal dan eksternal stimulus yang
mencapai stabilitas dan kenyamanan.
4. Keperawatan
Tujuan primer keperawatan adalah mempercepat tercapainya keadaan
equilibrium dan perawat harus berkosentrasi pada semua kebutuhan klien
secara terintegrasi, namun fokus utamanya adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku ketika dalam keadaan sakit.
2.3.3 Paradigma Keperawatan menurut Dorothea Orem
1. Manusia
Orem memandang manusia secara total dan bersifat universal, dimana mereka
membutuhkan perkembangan dan kemampuan perawatan diri sendiri secara
berkelanjutan. Manusia merupakan suatu kesatuan dari fungsi biologi,
simbolik dan sosial.
2. Lingkungan
Lingkungan meliputi elemen lingkungan, kondisi lingkungan serta
perkembangan lingkungan.
3. Keperawatan
Menurut Orem, keperawatan adalah suatu seni, pelayanan/bantuan dan
teknologi. Tujuan dari keperawatan adalah membuat pasien dan keluarganya
mampu melakukan perawatan sendiri, diantaranya mempertahankan
12
kesehatan, mencapai kondisi normal ketika terjadi kecelakaan atau bahaya,
serta mengontrol, menstabilisasi dan meminimalisasi efek dari pnyakit/kondisi
yang kronis atau kondisi ketidakmampuan.
4. Kesehatan
Sehat adalah suatu kondisi ketika keseluruhan struktur dan fungsi saling
terintegrasi dengan baik. Hal ini memungkinkan manusia mampu
menghubungkan berbagai macam mekanisme secara psikologis, fisiologis
serta melakukan interaksi dengan orang lain.
2.3.4 Paradigma Keperawatan menurut Sister Calista Roy
1. Manusia
Roy mengungkapkan bahwa manusia merupakan suatu sistem adaptif.
Manusia dipandang sebagai makhlik bio-psiko-spiritual yang selalu
berinteraksi dengan perubahan lingkungan, serta berinteraksi dengan
menggunakan inisiasi bawaan dan mekanisme di dapat. Mereka termasuk
individu, grup, keluarga, organisasi, komunitas.
2. Lingkungan – Stimulus
Roy membedakan 3 jenis lingkungan, yaitu :
1) Fokal : mencakup lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi
manusia
2) Kontekstual : adalah semua stimulus pada setiap situasi yang berkontribusi
memberikan pengaruh terhadap lingkungan fokal.
3) Residual : adalah faktor yang efeknya tidak jelas dalam suatu kondisi
3. Kesehatan
Manusia dikatakan berada dalam suatu rentang sehat dan sakit, yang
merupakan suatu dimensi yang tidak dapat dihindari oleh manusia.
4. Keperawatan
Tujuan keperawatan adalah untuk meningkatkan kemampuan individu dan
keluarga terhadap 4 model adaptif, yang berkontribusi terhadap kesehatan,
13
kualitas kehidupan, kematian dengan bermartabat dengan mengkaji perilaku
dan faktor kemampuan adaptif.
2.3.5 Paradigma Keperawatan menurut Imogene King
1. Manusia
Menurut King, manusia merupakan makhluk sosial yang rasional dan selalu
ingin tahu. Manusia memiliki kemampuan untuk berfikir, berpersepsi,
perasaan, memilih dan menetapkan tujuan, serta membuat keputusan.
Karena itu, manusia memiliki 3 kebutuhan dasar :
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan latar belakang interaksi manusia, terdiri atas :
1) Lingkungan Internal : didalamnya terdapat transformasi energi yang akan
memungkinkan manusia untuk mengatur perubahan lingkungan eksternal
2) Lingkungan Eksternal : meliputi organisasi formal dan informal.
Keperawatan merupakan bagian dari lingkungan klien.
3. Kesehatan
Menurut King, kesehatan adalah suatu pengalaman dinamis pada kehidupan
manusia, dimana hal tersebut merupakan penyesuaian terhadap adanya
stressor lingkungan baik internal maupun eksternal dengan menggunakan
sumber-sumber optimum sehingga dicapai potensi yang maksimum dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari.
4. Keperawatan
Keperawatan didefenisikan sebagai proses aksi, reaksi dan interaksi antara
perawat dan klien yang saling tukar menukar informasi tentang persepsi
keduanya dan kondisi keperawtan. Proses interaksi perawat-klien melibatkan
komunikasi, menentukan tujuan, eksplorasi dan menyetujui makna dari tujuan.
14
2.3.6 Perbedaan Mendasar 5 Paradigma Keperawatan
Berdasarkan pada apa yang telah dipaparkan diatas, jika dicermati maka terdapat
beberapa perbedaan mendasar pandangan ahli dalam menyikapi paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 komponen yaitu manusia, lingkungan, sehat sakit
dan keperawatan itu sendiri.
1. Menurut Neuman
2. Menurut Johnson
Johnson memandang manusia memiliki 2 aspek dasar yaitu aspek biologis dan
aspek perilaku, dan kosentrasi/fokus utama keperawatan adalah mempertahankan
keseimbangan sistem perilaku manusia.
3. Menurut Orem
4. Menurut Roy
Manusia dipandang sebagai makhluk yang adaptif, dan selalu berinterkasi dengan
lingkungannya. Untuk itu tujuan utama keperawatan adalah meningkatkan respon
adaptif manusia yang nantinya akan berkontribusi dalam kehidupannya.
15
5. Menurut King
Manusia dipandang sebagai makhluk yang selalu ingin tahu dan memiliki potensi
untuk membuat keputusan sendiri. Fokus utama keperawatan adalah pada sharing
informasi antara perawatan dan klien.
Falsafah keperawatan adalah filosofi atau dasar yang masih bersifat abstrak dalam
menjelaskan suatu konsep dalam keilmuan termasuk dalam keperawatan.
Sedangkan paradigma sudah mulai merupakan suatu penjabaran terhadap apa
yang terkandung didalam filosofi keperawatan, sehingga paradigma keperawatan
dapat dijadikan suatu cara perawat memandang permasalahan yang ada dalam
disiplin keperawatan. Jadi lahirnya sebuah paradigma keperawatan harus
berdasarkan falsafah keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistik, perawat juga hendak nya
mengaplikasikan paradigma keperawatan yang tepat yang telah dikemukakan oleh
para ahli disesuaikan dengan kondisi pasien, sehingga tujuan asuhan keperawatan
akan tercapai. Sebagai contoh dalam memberikan asuhan keperawatan di ruang
rawat inap, perawat menggunakan paradigma yang dikemukakan oleh Orem
dimana perawat membagi pasien berdasarkan tingkat kemandirian pasien,
sehingga asuhan keperawatan dapat berjalan dengan maksimal dan efisien.
16
2.4 Prinsip komunikasi terapeutik dalam perawatan komunitas
17
mencakup kapan, dimana, dan strategi apa yang akan dilakukan untuk
pertemuan pertama tersebut (Suryani, 2005).
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu atau
kontak dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada klien (Brammer dalam Suryani,
2005). Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap terbuka
pada klien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka dirinya
(Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan data dan
rencana yang telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, serta mengevaluasi hasil
tindakan yang lalu (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
18
menekankan bahwa perawat hanya membantu, sedangkan kekuatan dan
keinginan untuk berubah ada pada diri klien sendiri (Suryani, 2005).
3. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien. Pada
tahap ini perawat mendorong klien untuk mengekspresikan perasaannya.
Dengan memberikan pertanyaan terbuka, diharapkan perawat dapat
mendorong klien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga
dapat mengidentifikasi masalah klien.
4. Merumuskan tujuan dengan klien. Perawat perlu merumuskan tujuan interaksi
bersama klien karena tanpa keterlibatan klien mungkin tujuan sulit dicapai.
Tujuan ini dirumuskan setelah klien diidentifikasi.
Fase orientasi, fase ini dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya, tujuan fase ini adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang
telah dibuat dengan keadaan klien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan yang
lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama klien
(Cristina, dkk, 2002).
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan klien
bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. Pada tahap
kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam mendorong klien mengungkap
perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai kepekaan dan
tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam respons verbal
maupun nonverbal klien.
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas perawat
pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah klien. Melalui active
listening, perawat membantu klien untuk mendefinisikan masalah yang dihadapi,
bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi cara atau alternatif
pemecahan masalah yang telah dipilih.
19
Perawat juga diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan klien.
Tehnik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan menegaskan
hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat-klien memiliki pikiran
dan ide yang sama (Murray, B & Judth dalam Suryani, 2005). Tujuan tehnik
menyimpulkan adalah membantu klien menggali hal-hal dan tema emosional yang
penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005)
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan klien (Christina, dkk,
2002). Tahap ini dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart,
G.W dalam Suryani, 2005). Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan
perawat-klien, setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu kembali dengan
klien pada waktu yang telah ditentukan. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah
menyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan.
20
alternative mengatasi marah. Maka untuk tindak lanjut perawat mungkin bisa
meminta klien untuk mencoba salah satu dari alternative tersebut.
4. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat
agar terdapat kesepakatan antara perawat dan klien untuk pertemuan
berikutnya. Kontrak yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan tujuan interaksi.
Stuart G.W. (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa proses terminasi
perawat-klien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga jika
hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan
kecemasan dapat terjadi lagi pada klien. Timbulnya respon tersebut sangat
dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, empati dan responsif
terhadap kebutuhan klien pada pelaksanaan tahap sebelumnya.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Konsep teori dan model keperawatan merupakan suatu hal yang penting
agar mengorganisasikan atau menerangkan suatu proses ilmiah. Perawat
hendaknya memahami Konsep teori dan model keperawatan guna meningkatkan
pemahaman dan keterampilan perawat.
22
DAFTAR PUSTAKA
Azwar Asrul, 1979. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber
Widya, Jakarta.
http://id.wikipedia.org/wiki/promosi kesehatan
http://syehaceh.wordpress.com/2008/05/13
https://www.scribd.com/document/345710436/Paradigma-Keperawatan-
Komunitas
http//.Aplikasi Konseptual Keperawatan.AKPER DEPKES : Semarang.com
23