Sunteți pe pagina 1din 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN TENTANG

PENATALAKSANAAN & PENCEGAHAN DIARE DI RUMAH

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIV


FAKULTASKEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(PENDIDIKAN KESEHATAN)

A. LATAR BELAKANG

Diare merupakan suatu kondisi peningkatan pengeluaran tinja dengan


konsistensi lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali
dalam 24 jam (RI, Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS Diare, 2011). Diare
adalah penyakit yang masuk kedalam MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)
yakni suatu pendekatan keterpaduan dalam tatalaksana balita sakit yang datang ke
fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif. Penyakit
diare adalah penyebab utama kematian pada bayi dan balita.
Oleh karena itu, perlu penatalaksanaan ketika terjadi diare khususnya
penanganan awal dirumah dan pencegahan agar anak tidak terkena diare.
Puskesmas Garuda memiliki poli MTBS yang setiap harinya terdapat anak dengan
keluhan seperti pneumonia, campak, infeksi telinga , malnutrisi dan diare. Studi
pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 November 2016 di Poli MTBS
didapatkan bahwa sebagian besar anak yang datang kesana memiliki keluhan diare
diantaranya juga terdapat pasien dengan keluhan batuk dengan disertai diare. Namun
kebanyakan orang tua kurang mengerti tentang penanganan bayi atau balita ketika
terserang diare serta tidak tahu mengenai penyebab diare dari anaknya. Padahal jika
diare tidak ditangani dengan baik bisa menyebabkan dehidrasi yang akan
menimbulkan resiko kematian.
Berdasarkan fenomena yang terjadi diatas, maka diperlukan pendidikan
kesehatan kepada orangtua yang memiliki atau tidak memiliki anak dengan diare
untuk dapat melakukan penatalkasanaan diare dan pencegahan diare dirumah.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit peserta mampu mengetahui
dan memahami tentang penatalaksanaan dan pencegahan diare di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan, peserta dapat:
1. Mengetahui pengertian diare
2. Mengetahui penyebab dan cara penularan diare
3. Mengetahui tanda dan gejala diare
4. Mengetahui penatalaksanaan diare
5. Mengetahui pencegahan diare
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
Ceramah dan Tanya Jawab, Demonstrasi
E. MEDIA
Leaflet
F. EVALUASI
1. Prosedur : Setelah penjelasan materi
2. Jenis : Lisan
3. Bentuk : Uraian kegiatan
4. Alat evaluasi :
a. Apa saja tanda dan gejala diare?
b. Sebutkan minimal 3 pencegahan diare!
c. Sebutkan minimal 3 cara mengatasi diare!

G. RENCANA KEGIATAN

No. Tahap dan Waktu Kegiatan Pendidikan Kegiatan Peserta


1. Pendahuluan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri 2. Mendengarkann
3. Menjelaskan tujuan dan memperhatikan
penyuluhan dan materi 3. Menjawab
yang akan disampaikan pertanyaan
4. Menggali pengetahuan
keluarga tentang diare
2. Penyajian Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
(15 menit) 1. Pengertian diare memperhatikan
2. Penyebab dan cara
penularan diare
3. Tanda dan gejala diare
4. Penatalaksanaan diare
5. Pencegahan diare

3. Penutup 1. Penegasan materi 1. Mengajukan


(10 menit) 2. Memberikan kesempatan pertanyaan
kepada peserta untuk 2. Menjelaskan
bertanya kembali isi materi
3. Meminta peserta untuk secara singkat
menjelaskan kembali materi 3. Menjawab
yang telah disampaikan pertanyaan yang
dengan singkat diberikan oleh
4. Memberikan pertanyaan penyuluh
kepada peserta tentang 4. Membalas salam
materi yang telah
disampaikan
5. Menutup acara dan
mengucapkan salam
MATERI PENYULUHAN
PENATALAKSANAAN & PENCEGAHAN DIARE DI RUMAH

1. Pengertian Diare
Diare merupakan suatu kondisi peningkatan pengeluaran tinja dengan konsistensi
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya, dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam 24
jam (RI, Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS Diare, 2011).

2. Penyebab dan Cara Penularan Diare


Penyebab diare dapat disebabkan oleh infeksi bakteri, virus atau parasit, malabsorbsi,
keracunan makanan, alergi, gangguan motilitas, imunodefisiensi, kesulitan makan,
dll.
Cara penularan diare melalui faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tan gan penderita atau tidak langsung melalui
lalat (5F = faeces, flies, food, fluid, finger).

3. Tanda dan Gejala Diare


Berdasarkan waktunya, diare terbagi menjadi 2, yaitu:
a. Diare akut yaitu diare yang berlangsung kurang dari 14 hari
b. Diare kronik yaitu diare yang berlangsung lebih dari 14 hari dengan
kehilangan BB atau BB tidak bertambah selama masa diare tersebut
Dehidrasi terbagi kedalam 3 derajat yaitu:
a. Diare tanpa dehidrasi
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang dimana tanda-tanda yang muncul
berupa gelisah, rewel/mudah marah, mata cekung, haus atau minum dengan
lahap, cubitan kulit perut kembali lambat.
c. Diare dengan dehidrasi berat dimana tanda-tanda yang muncul berupa letargis
atau tidak sadar, mata cekung, tidak bisa minum atau malas minum, cubitan
kulit perut kembali sangat lambat.
4. Penatalaksanaan Diare
Terapi penderita diare dapat dibagi sesuai klasifikasi derjat diare yaitu:
a. Diare tanpa dehidrasi
 Beri cairan lebih banyak dari biasanya
 Teruskan ASI kebih sering dan lebih lama
 Anak yang mendapat ASI ekslusif, beri oralit atau air matang sebagai
tambahan
 Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum
dan oralit atau cairan rumah tangga sebagai tambahan (kuah sayur, air
tajin, air matang, dsb).
 Beri oralit sampai diare berhenti.
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak
 Beri obat Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Obat
dapat diberikan dengan dikunyah atau dilarutkan dalam 1 sendok air
matang atau ASI
- Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
- Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari
 Beri anak makanan untuk mencegah kurang gizi
- Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu
anak sehat
- Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
- Beri makanan kaya Kalium seperti sari buah segar, pisang, air
kelapa hijau
- Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil
(setiap 3-4 jam)
- Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan
tambahan selama 2 minggu
 Anjurkan ibu/pengasuh untuk membawa anak kembali ke petugas
kesehatan bila: berak cair lebih sering, muntah berulang, sangat haus,
makan dan minum sangat sedikit, timbul demam, berak berdarah, tidak
membaik dalam 3 hari.
b. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang
 Berikan oralit dalam 3 jam pertama sebanyak 75ml x BB anak
 Teruskan pemberian ASI
 Untuk bayi < 6 bulan yang tidak mendapatkan ASI berikan juga 100-200
ml air masak selama masa ini
 Untuk anak > 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI
dan oralit.
 Beri obat zinc selama 10 hari berturut-turut
 Beri oralit sebanyak 6 bungkus untuk persediaan di rumah
 Nilai kembali setelah 3-4 jam untuk menentukkan terapi
c. Diare dengan dehidrasi berat
 Beri cairan Intravena segera: Ringer Laktat atau NaCl 0,9% 100
ml/kgBB. Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
 Nilai kembali setiap 15-30 menit. Bila nadi belum teraba, beri tetesan
lebih cepat
 Beri oralit (5 ml/kg/jam) biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam
(anak)
 Berikan obat Zinc selama 10 hari berturut-turut
 Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi derajat dehidrasi

Lima Langkah Tuntaskan Diare (LINTAS DIARE) (Depkes RI, 2011):


a. Berikan oralit
Oralit merupakan campuran garam elektrolit seperti natrium klorida (NaCl),
kalium klorida (KCl) dan trisodium sitrat hidrat serta gluksoa anhidrat.
Tujuannya untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang
saat diare.
b. Berikan tablet Zinc selama 10 hari berturut-turut
Zinc dalam tubuh akan menurun dalam jumlah besar ketika anak mengalami
diare. Untuk mengganti zinc yang hilang selama diare, anak diberikan zinc
dengan tujuan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh untuk melindungi
anak dari penyakit infeksi serta membantu memperbaiki mukosa usus yang
rusak. Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut. Pemberian zinc harus
tetap dilanjutkan sampai obat habis meskipun diare sudah berhenti.

c. Teruskan ASI- dan pemberian makan


Anak harus diberi makan seperti biasa dengan frekuensi yang lebih sering.
Jangan batasi makanan anak jika ia mau lebih banyak, karena lebih banyak
makanan akan membantu mempercepat penyembuhan, pemulihan dan
mencegah malnutrisi.
d. Berikan antibiotik secara selektif
Antibiotik hnya diberikan jika ada indikasi, seperti diare berdarah atau diare
karena kolera atau diare dengan disertai penyakit lain.
e. Berikan nasihat pada ibu/keluarga
Jangan pernah memberikan obat anti diare karena anti diare dapat
menyebabkan prolaps pada usus (terlipat/terjepit). Anti diare juga akan
menghambat gerakan usus sehingga kotoran yang seharusnya dikeluarkan
justru dihambat keluar. Bawa bayi/anak ke petugas kesehatan segera jika
menemukan tanda-tanda berikut: BAB cair lebih sering, muntah berulang-
ulang, mengalami rasa haus yang nyata, makan/minum sedikit, demam,
tinjanya berdarah, tidak membaik dalam 3 hari.

5. Pencegahan Diare
Faktor resiko terjadinya diare yakni faktor perilaku, faktor lingkungan, dan faktor
penderita.
Faktor perilaku antara lain:
a. Tidak memberikan Air Susu Ibu/ASI (ASI ekslusif), memberikan makanan
pendamping/MP ASI terlalu dini akan mempercepat bayi kontak terhadap
kuman.
b. Menggunakan botol susu yang tidak dicuci secara bersih meningkatkan resiko
terjadinya penyakit diare.
c. Tidak menerapkan kebiasaan cuci tangan pakai sabun sebelum memberi
ASI/makan, setelah Buang Air Besar (BAB), dan setelah membersihkan BAB
anak.
d. Penyimpanan makanan yang tidak higienis.
Faktor lingkungan antara lain:
a. Ketersediaan air bersih yang tidak memadai, kurangnya ketersediaan MCK.
b. Kebersihan lingkungan dan pribadi yang buruk
Faktor lingkungan antara lain:
a. Kurang gizi/malnutrisi terutama anak gizi buruk.
b. Penyakit campak
Oleh karena itu, cara melakukan pencegahan diare yang benar dan efektif yakni:
a. Memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai anak berusia
2 tahun.
ASI mempunyai khasiat pencegahan secara imunologik dengan adanya
antibodi dan zat lain yang dikandungnya. ASI memberikan perlindungan
terhadap diare pada bayi yang baru lahir. Pemberian ASI ekslusif mempunyai
daya lindung 4 kali lebih besar terhadap diare daripada pemberian ASI yang
disertai dengan susu botol.
b. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur.
Pemberian makanan pendamping ASI adalah saat bayi secara bertahap mulai
dibiasakan dengan makanan orang dewasa. Pada masa tersebut merupakan
masa yang berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian makanan
pendamping ASI dapat berbahaya bagi bayi sebab perilaku pemberian
makanan pendamping ASI dapat menyebabkan meningkatnya resiko
terjadinya diare ataupun penyakit lain yang menyebabkan kematian (Depkes
RI, 2011).
c. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air bersih yang
cukup
d. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air
besar
Sebagian besar kuman infeksius penyebab diare ditularkan melalui jalur
faecal-oral mereka dapat ditularkan dengan memasukkan kedalam mulut,
cairan atau benda yang tercemar dengan tinja.
e. Buang air besar di jamban
Yang harus diperhatikan oleh keluarga adalah:
- Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat
dipakai oleh seluruh anggota keluarga
- Bersihkan jamban secara teratur.
- Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat
buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari
rumah, jalan setapak dan tempat bermain serta kurang lebih 10
meter dari sumber air, hindari buang air besar tanpa alas kaki.
f. Membuang tinja bayi dengan benar
Tinja bayi harus dibuang secara bersih dan benar, berikut hal-hal yang harus
diperhatikan:
- Kumpulkan tinja anak kecil atau bayi secepatnya, bungkus dengan
daun atau kertas koran dan kuburkan atau buang di kakus.
- Bersihkan anak segera setelah anak buang air besar dan cuci
tangannya.
g. Memberikan imunisasi campak
Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi campak
juga dapat mencegah diare, hal ini sebagai akibat dari penurunan kekebalan
tubuh penderita. Oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah
berumur 9 bulan (Depkes RI, 2011).
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2011). Buku Saku Petugas Kesehatan LINTAS Diare. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI.

Depkes RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Kemeterian Kesehatan RI , ISSN 2088-270X.

S-ar putea să vă placă și