Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Ambigu genitalia atau yang sekarang dikenal dengan istilah disorders of sex
development (DSD). Ambigus genitalia adalah suatu kelainan perkembangan
seks yang atipikal secara kromosomal, gonadal, dan anatomis yang umumnya
ditandai dengan adanya organ genitalia eksterna yang tidak jelas laki-laki atau
perempuan, atau mempunyai gambaran kedua jenis kelamin. Hal ini termasuk
kriptorchidisme bilateral, hipsopadia perineum dengan skrotum, klitoromegali,
fusi labia posterior, adanya fenotipe wanita dengan gonad yang dapat dipalpasi
(dengan atau tanpa hernia inguinal), dan bayi dengan genitalia bertentangan
dengan kromosom seks nya.
Hal ini disebabkan oleh Gangguan proses embriologi dalam pembentukan
genitalia (Gangguan Diferensiasi Seks) Pada dasarnya diferensiasi seksual
melibatkan banyak gen termasuk sebagian bersifat otosom . Kunci dimorfisme
seksual adalah kromosom Y yang mengandung gen penentu testis yang
dinamai gen SRY (sex determining region on Y). Protein dari produk gen ini
adalah suatu faktor transkripsi yang menentukan nasib organ seksual. Protein
SRY ini ialah testis determining factor, jika terjadi perkembangan ke arah
pria, jika tidak ke arah perempuan.
Meskipun jenis kelamin mudigah ditentukan secara genetis pada saat
pembuahan, gonad belum memperoleh karakteristik morfologis pria atau
wanita sampai minggu ketujuh perkembangan.
g. Mengapa anak pertama dan kedua Tn. A dan Ny. B normal, sedangkan bayi C
terlahir dengan kelainan genitalia?
Jawab:
Sintesis: Ambigu genitalia terjadi karena karena adanya kelainan di perkembangan janin dan
tidak berhubungan dengan genotipe orang tua / garis keturunan lainnya
2. Tn. A tidak dapat menerima keadaan Bayi C dan menganggap bahwa Bayi C bukan
anaknya. Tn. A menuduh Ny. B berselingkuh sehingga berakibat melahirkan anak
yang tidak normal
a. Bagaimana pandangan islam mengenai hal ini ?
Jawab:
ش َهادَة ً أَبَدًا ۚ َوأُو َٰلَئِكَ ُه ُم ُ ت ث ُ َّم لَ ْم يَأْتُوا ِبأ َ ْربَ َع ِة
َ ش َهدَا َء فَاجْ ِلد ُو ُه ْم ث َ َمانِينَ َج ْلدَةً َو ََل ت َ ْقبَلُوا لَ ُه ْم َ َْوالَّذِينَ يَ ْر ُمونَ ْال ُمح
ِ صنَا
ٌ َُّللاَ َغف
ور َر ِحي ٌم ْ َْالفَا ِسقُونَ ِإ ََّل الَّذِينَ ت َابُوا ِم ْن َب ْع ِد َٰذَلِكَ َوأ
َّ صلَ ُحوا فَإ ِ َّن
Dan orang-orang yang menuduh wanita-wanita yang baik-baik (berbuat zina) dan mereka
tidak mendatangkan empat orang saksi, Maka deralah mereka (yang menuduh itu) delapan
puluh kali dera, dan janganlah kamu terima kesaksian mereka buat selama-lamanya. dan
mereka Itulah orang-orang yang fasik. Kecuali orang-orang yang bertaubat sesudah itu dan
memperbaiki (dirinya), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
[an-Nûr/24: 4-5]
3. Mereka meminta seorang dokter umum untuk memastikan bahwa Tn. A adalah
ayah dari Bayi C sekaligus menanyakan jenis kelamin bayi C. Dokter umum
tersebut merujuk mereka ke ahli genetik untuk dilakukan tes paternalistik dan tes
penentuan jenis kelamin. Ahli genetik mengambil sampel dari Tn. A, Ny. B dan
Bayi C
a. Bagaimana cara pemeriksaan tes paternalistik ?
Jawab:
PCR dengan menggunakan Marker
Sintesis :
1. Polymerase chain reaction (PCR) digunakan untuk membuat jutaan kopi DNA dari
sampel biologis. Amplifikasi DNA dengan menggunakan PCR menyebabkan analisis
DNA pada sampel biologis hanya membutuhkan sedikit sampel dan dapat diperoleh dari
sampel yang halus seperti rambut. Tes DNA dilakukan dengan cara mengambil DNA
dari kromosom sel tubuh (autosom) yang mengandung area STR (short tandem repeats),
suatu area ini tidak memberi kode untuk melakukan sesuatu. Pola STR ini diwariskan
dari orang tua.Aplikasi teknik ini misalnya pada tes DNA untuk paternalitas (pembuktian
anak kandung) yaitu tes DNA untuk membuktikan apakah seorang anak benar-benar
adalah anak kandung dari sepasang suami dan istri. Cara memeriksa tes DNA dilakukan
dengan cara mengambil STR dari anak. Selanjutnya, di laboratorium akan dianalisa
urutan untaian STR ini apakah urutannya sama dengan seseorang yang dijadikan pola
dari seorang anak. Urutan tidak hanya satu-satunya karena pemeriksaan dilanjutkan
dengan melihat nomor kromosom. Seseorang dapat dikatakan memiliki hubungan darah
jika memiliki urutan dan pengulangan setidaknya pada 16 STR yang sama dengan
kelurga kandungnya, maka kedua orang yang dicek memiliki ikatan saudara kandung
atau hubungan darah yang dekat.
2. Semua ibu memiliki DNA mitokondria yang sama dengan anak perempuannya karena
mitokondria pada masing-masing embrio yang baru berasal dari sel telur ibunya. Sperma
ayah hanya berkontribusi memberikan DNA inti sel (nukleus). Membandingkan profil
mtDNA dari seseorang yang tidak teridentifikasi dengan profil seseorang yang
kemungkinan adalah ibunya merupakan teknik yang penting dalam investigasi orang
hilang atau temuan kerangka yang sudah berusia puluhan tahun (Lutfig and Richey, 2000
dalam Pratiwi,2015).
Tahapan PCR
1. Denaturasi DNA dimana double stranded DNA akan membuka menjadi single
stranded DNA, terjadi pada suhu tinggi (90-95 0C) yang menyebabkan putusnya
ikatan hidrogen diantara basa-basa yang komplemen durasi waktu sampai 5 menit
untuk memastikan semua berkas DNA terpisah. Pemisahan ini menyebabkan DNA
tidak stabil dan siap menjadi templat bagi primer, durasi tahap ini 1–2 menit.
2. Annneling atau penempelan primer pada DNA templat
Pada tahap ini, primer akan menempel pada bagian DNA templat yang
komplementer urutan basanya dengan urutan primer. Pada proses annealing ini,
ikatan hidrogen akan terbentuk antara primer dengan urutan komplemen pada
template. Suhu annealing yang digunakan berkisar antara 37 - 60 oC. Selanjutnya,
DNA polymerase akan berikatan sehingga ikatan hidrogen tersebut akan menjadi
sangat kuat dan tidak akan putus kembali apabila dilakukan reaksi polimerisasi
selanjutnya.Durasi tahap ini 1–2 menit.
3. Ektensi atau tahap pemanjangan
perpanjangan rantai atau reaksi polimerisasi, terjadi pada suhu 72 oC. Primer yang
telah menempel tadi akan mengalami perpanjangan dengan dNTP yang komplemen
pada sisi 3’nya. Misalnya 1 copy gene sebelum siklus berlangsung, setelah satu siklus,
akan menjadi 2 copy, sesudah 2 siklus akan menjadi 4, sesudah 3 siklus akan menjadi
8 kopi dan seterusnya Durasi tahap ini biasanya 1 menit.
(Reece, 2004)
c. Bagaimana prinsip penentuan ayah kandung secara biologi molekuler?
Jawab:
Berdasarkan kesamaan alel antara ayah, anak dan ibu
d. Bagaimana pemeriksaan genetik dan biologi molekuler untuk menentukan jenis
kelamin?
Jawab:
Sintesis :
1. Seks Kromatin
Secara mikroskopis atau histologis jenis kelamin dapat dideteksi dengan melihat
keberadaan kromatin seks yaitu; kromatin-X dan kromatin-Y. Pada tahun 1949, Barr dan
Bertam menemukan perbedaan diantara keduanya. Mereka menemukan adanya kondensasi
kromatin yang berukuran kecil pada inti sel dari sel saraf kucing betina tetapi tidak dimiliki
oleh sel-sel kucing jantan.11 Penemuan tersebut dinamakan sesuai dengan nama penemunya
yaitu Barr body. Pada manusia, kondensasi kromatin ini juga dapat ditemukan di tulang, sel
retina, sel mukosa rongga mulut, biopsi sel kulit, darah, tulang rawan, akar batang rambut dan
pulpa gigi. Barr body dapat ditemukan pada sekitar 40% sel wanita sedangkan pada sel pria
tidak memiliki Barr body sehingga disebut kromatin negatif. Kromatin Y dapat diteliti di
dalam sel selama masa interfase dengan memberikan pewarnaan Quinacrine mustard, dimana
dengan pewarnaan tersebut keberadaan kromatin Y akan berfluoresensi lebih terang dan
dengan kehadirannya dapat secara konklusif mengindikasikan kromosom Y dan jenis kelamin
positif sebagai pria. (Suazo G, Roa HI, Cantin LM., 2010)
2. Sitogenetik
Pemeriksaan kromosom dengan melakukan karyotipe.
3. PCR
PCR dapat membantu menggandakan penanda identifikasi bahkan dengan sampel
yang sangat sedikit. Beberapa penanda tipe jenis kelamin yang digunakan pada identifikasi
berbasis DNA diantaranya yaitu SRY dan Y-STRs.
a. Sex-determining region (SRY)
Sex-determining region (SRY) merupakan gen yang berperan dalam
perkembangan karakteristik pria. Gen SRY berlokasi pada lengan
pendek (p) kromosom Y pada posisi 11.3. Terdiri dari satu ekson yang
mengkode 204 asam amino. SRY pada kromosom Y menyebabkan
embrio berkembang sebagai pria. Deteksi rangkaian SRY akan
membedakan sampel DNA pria dari sampel DNA wanita. Penelitian
terbaru dalam aplikasi analisis SRY yaitu pemeriksaan menggunakan
sel epitel yang diekstraksi dari akrilik gigi tiruan sebagai sampel DNA
untuk determinasi jenis kelamin.
Deoxyribonukleic acid, atau lebih dikenal dengan DNA, adalah salah satu materi biomolekul
inti dari makhuk hidup, termasuk juga pada manusia. Hampir dari semua sel pada seorang
manusia mempunyai sel DNA yang sama. Materi genetika yang berbentuk double helix ini
sangat berperan bagi pertumbuhan dan perkembangan manusia.
Pengambilan sampel DNA sering dilakukan untuk menjadi sumber informasi dalam
mengidentifikasi sesuatu. Seperti contohnya dalam dunia forensik, pengambilan sel DNA
dapat memberikan keterangan genetik pada tubuh manusia yang telah meninggal. Ini penting
untuk mengungkap identitas seseorang yang telah meninggal, seperti misalnya pada korban
pembunuhan atau kecelakaan.
Sampelnya sebenarnya bisa dari bagian tubuh mana saja. Hampir semua sampel
biologis dapat dipakai untuk tes DNA. Darah, mukosa pipi, saliva, sperma. Untuk jenazah,
jika kondisinya sudah membusuk sehingga jaringan lunak atau dalam rusak, tes DNA masih
bisa dilakukan menggunakan tulang.
DNA yang biasa digunakan dalam tes ada dua yaitu DNA mitokondria dan DNA inti
sel. Perbedaan kedua DNA ini hanyalah terletak pada lokasi DNA tersebut berada dalam sel,
yang satu dalam inti sel sehingga disebut DNA inti sel, sedangkan yang satu terdapat di
mitokondria dan disebut DNA mitokondria. Untuk tes DNA, sebenarnya sampel DNA yang
paling akurat digunakan dalam tes adalah DNA inti sel karena inti sel tidak bisa berubah.
DNA dalam mitokondria dapat berubah karena berasal dari garis keturunan ibu yang dapat
berubah seiring dengan perkawinan keturunannya. Tetapi karena keunikan dari pola
pewarisan DNA mitokondria menyebabkan DNA mitokondria dapat dijadikan sebagai marka
(penanda) untuk tes DNA dalam upaya mengidentifikasi hubungan kekerabatan secara
maternal.
1. Darah
Dari darah, bisa didapat banyak sekali informasi genetika seseorang. Sel darah adalah tempat
mendapatkan sumber DNA terbaik dari manusia. Jumlah darah yang dapat dianalisis kurang
lebih sebanyak 50 mikroliter atau setara dengan 0,05 cc.
2. Jaringan lunak
Jaringan lunak pada semua daerah tubuh manusia adalah contoh yang baik untuk mengambil
sampel DNA. Namun, seringkali proses pengambilan sampel DNA pada bagian ini dilakukan
melalui operasi atau perlakuan invasif pada seseorang yang akan diambil contoh dari sampel
DNAnya.
4. Air liur
Cara pengambilan sampel DNA yang paling populer dilakukan dan minim menimbulkan
risiko ialah melalui pengambilan air liur. Hanya dengan <i>cotton bud</i> yang diseka pada
permukaan mulut seseorang, maka seorang dokter dapat cukup materi DNA orang tersebut.
5. Akar rambut
Pada beberapa kasus kejahatan, seringkali korban atau pelaku meninggalkan jejak rambut
yang rontok. Pada akar rambut yang rontok ini terdapat materi DNA yang sering menjadi
bahan untuk pengambilan sampel
Isolasi jaringan
Tahap pertama yang dilakukan yaitu mengisolasi jaringan yang ingin digunakan.
Presipitasi
Tahap terakhir, yaitu presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein histon, sehingga
untai-untai DNA tidak lagi menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang
menyebabkan DNA menjadi terlihat. Tahap presipitasi dilakukan dengan cara meneteskan
larutan presipitasi protein dan kemudian divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan
larutan. Larutan presipitasi protein terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan
protein mengakibatkan terbentuknya senyawa baru dengan kelarutan lebih rendah, sehingga
menyebabkan protein mengendap. Larutan tersebut kemudian disentrifugasi kembali selama
5 menit dengan kecepatan 13.000 rpm. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan
substansi berdasarkan berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga
substansi yang lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak di atas ( Fauziah, 2010)
a.) Autosom, ialah kromosom yang tidak ada penentuan jenis kelamin. Dari 46
kromosom didalam inti sel tubuh manusia, maka yang 44 buah (22 pasang)
merupakan autosom
b.) Gonosom, ialah sepasang kromosom yang menetukan jenis kelamin. Seks kromosom
dibedakan atas dua macam, yaitu kromosom-X dan kromosom-Y (Suryo, 2011)
c. Apa intrepretasi hasil pemeriksaan kromosom Bayi C: 46, XY?
Jawab:
2.3.4 Kesimpulan
-Biologi Molekuler(PCR
Melakukan pemeriksaan menggunakan sel berinti)
Biologi
Molekuler(PCR
dengan Tes Paternalistik Tes Penentu Jenis Kelamin
mengambil DNA
dari kromosom sel
tubuh (autosom)
yang mengandung Hasil pemeriksaan 46,XY(laki-laki)
area STR)
2.3.4 Kesimpulan
-Biologi Molekuler(PCR
menggunakan sel berinti)
Melakukan pemeriksaan
Biologi
Molekuler(PCR
dengan mengambil Hasil pemeriksaan 46,XY(laki-laki)
DNA dari kromosom
sel tubuh (autosom)