Sunteți pe pagina 1din 12

Kelompok 4

A Novia Dwi Putri Rasni 16011103002


Dita Cahyanti Kaida 16011103003
William Waraney Kalalo 16011103020
Manusia, Nilai, Moral dan Hukum

Pengertian
• Manusia merupakan mahkluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap
situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara
berkelanjutan, serta turut menyusun pada hubungan antar sesama dan unggul
mutidimensional dengan berbagai kemungkinan ( Paulu J. C. & Janet W. K )
• Nilai adalah sebuah pengertian yang dimiliki seseorang akan sesuatu yang lebih
penting maupun kuran penting, apa yang lebih baik dan kuran baik, dan juga apa
yang lebih benar dan apa yang salah (Danandjaja)
•. Moral secara umum adalah suatu hukum tingkah laku yang di terapkan kepada
setiap individu untuk dapat bersosialiasi dengan tetangga tau perkumpulannya
dengan benar dan agar terjalin rasa hormat dan menghormati.
• Hukum merupakan aturan yang berlaku di suatu masyarakat yang mengatur tata
tertib masyarakat itu atas dasar kekuasaan yang ada pada masyarakat.( Bellfoid )
A. Hakikat Nilai Moral Dalam
Kehidupan Manusia
1. Nilai dan Moral sebagai Materi Pendidikan.
Begitu kompleksnya persoalan nilai, maka pembahasan ini difokuskan hanya pada
kawasan etika. Namun terma etiks pun memiliki makna yang bervariasi. (Bertens 2001)
Menyebutkan 3 jenis makna etika :
Pertama, kata etika bisa dipakai dalam arti nilai-nilai dan norma-norma yang nenjadi
peganggan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Kedua, etika berarti juga kumpulan asas atau nilai moral, yang dimaksud disini kode etik .
Ketiga, etika mempunyai arti lagi ilmu tentang yang baik dan buruk .Etika disini artinya
sama dengan filsafat normal .
Dalam bidang pendidikan, orang tidak cukup memahami apa yang di yakininya tanpa
menggunakan aturan main yang mengatur kehidupan manusia dalam masyarakat.
Demikian pula untuk mempertimbangkan dan mengembangkan keyakinan diri dan aturan
masyarakatnya dibutuhkan pemahaman dan perenungan yang mendalam tentang mana
yang sejatinya dikatakan baik, mana yang benar-benar disebut buruk.
2. Nilai Moral di Antara Pandangan Objektif dan Subjektif Manusia .
Pandangan objek : Nilai bagi pandangan objektif tidak tergantung pada objek,
melainkan objeklah sebagai peyangga perlu hadir dan menambahkan nilai tersebut. Namun
meski tanpa hadirnya objek, nilai memang telah ada sendirinya .
Pandangan subjektif : Artinya nilai sangat tergantung pada subjek yang menilainya.
Jadi nilai memang tidak akan ada dan tidak akan hadir tanpa hadirnya penilai. Oleh karna itu,
nilai melekat dengan subjek penilai .
3. Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Menurut Frondzi 2001, Kualitas di bagi 2 :
− Kulitas Primer, yaitu kualitas dasar yang tampa itu objek tidak dapat menjadi ada,
seperti panjang dan beratnya batu sudah ada sebelum batu itu dipahat (menjadi patung
misalnya). Kualitas primer ini merupakan bagian dari ekstensi objek, objek tidak ada tanpa
adanya kualitas primerini .
− Kualitas Sekunder, yaitu kualityasvyang dapat di ditangkap oleh pancaindra seperti
warna, rasa, bau . Kualitas ini terpengaruh oleh tingkat subjektivitas. Seperti halnya kualitas
primer, kualitas sekunder pun merupakan bagian dari eksistensi atau realitas objek.
4. Metode Menemukan dan Hierakki Nilai dalam Pendidikan .
Oleh karna itu, nilai memiliki polaritas dan hierakki yaitu :
- Nilai menampilkan diri dalam aspek positif dan aspek negatif yang sesuai
( polaritas ) Seperti baik dan buruk, keindahan dan kejelekan
- Nilai tersusun secara hierakis, yaitu hiearkki urutan penting .
5. Pengertian Nilai
• Menurut Cheng (1955): Nilai merupakan sesuatu yang potensial, dalam arti
terdapatnya hubungan yang harmonis dan kreatif, sehingga berfungsi untuk
menyempurnkan manusia, sedangkan kualitas merupakan atribut atau sifat yang
seharusnya dimiliki. (dalam Lasyo , 1999 )
• Menurut Lasyo (1999): Sebagai berikut nilai bagi manusia merupakan landasan
atau motivasi dalam segala tingkah laku atau perbuatan.
• Menurut Dardji Darmodihardjo (1986): Nilai adalah yang berguna bagi
kehidupan manusia jasmani dan rohani.
6. Makna Nilai bagi Manusia
Dalam hubungan ini, pendidikan ISBD tidak mempersoalkan dari mana nilai tersebut, tetapi
lebih memperhatikan pentingnya nilai itu bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat .
B. PROBLEMATIKA PEMBINAAN NILAI
MORAL
1. Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral .
2. Penagruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral.
3. Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai moral Individu .
4. Pengaruh Media Komunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
5. Pengaruh Otak atau Berpikir Terhadap Perkembangan Nilai Moral
6. Pengaruh Informasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
C. MANUSIA DAN HUKUM

 Hukum dalam masyarakat merupakan tuntutan, mengingat bahwa kita tidak mungkin
menggambakan hidupnya manusia tanpa atau diluar masyarakat. Maka manusia-
masyarakat-dan hukum merupakan pengertian yang tidak dapat dipisahkan, sehingga
pemeo” Ubi societas ibi ius “ ( dimana ada masyarakat disana ada hukum )
D. HUBUNGAN HUKUM DAN MORAL

 Antara hukum dan moral terdapat hubungan yang erat sekali, ada pe pepatah
Roma mengatakan “ Quid leges sine moribus ?”Apa Artinya undang-undang
jika tidak disertai molaritas ? Dengan demikian hukum tidak berarti tanpa
dijiwai molaritas, hukum akan kosong tanpa molaritas. Oleh karna itu,
kwalitas hukum harus selalu di ukur dengan norma moral . Meskipun
hubungan hukum dan moral begitu erat, namun hukum dan moral tetap
berbeda, sebab dalam kenyataannya ‘mungkin’ ada hukum yang bertentangan
dengan moral atau ada undang-undang yang immoral, yang berarti terdapat
ketidakcocokan antara hukum dan moral. Untuk itu dalam konteks
ketatanegaraan indonesia dewasa ini. Apalagi dalam konteks membutuhkan
hukum.

Terima Kasih

S-ar putea să vă placă și