Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
KABUPATEN SUBANG
DISUSUN OLEH :
Axel Jusuf
1461050177
Pembimbing :
dr. Louisa Langi MA, MS.
B. TUJUAN
1. Umum :
a. Mencapai Kabupaten Subang Bebas Anak Stunting
b. Meningkatkan kualitas gizi pada masyarakat khususnya anak.
c. Mengedukasi masyarakat mengenai asupan gizi yang baik bagi anak.
2. Khusus :
a. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil
b. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi
makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
c. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat
strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan
d. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan.
C. MANFAAT
D. RENCANA TATALAKSANA
1. Preventif
Dapat dicapai melalui promosi kesehatan dan pencegahan terjadinya stunting sejak dini
pada 1000 HPK:
a. Pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi ibu hamil. Ibu hamil harus mendapatkan
makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe), dan
terpantau kesehatannya.
b. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan
pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya.
c. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis
untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan.
d. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga
kebersihan lingkungan.
2. Kuratif
a. Mengadakan posyandu tiap 2 minggu sekali dengan sasaran di tiap-tiap RW
Posyandu tersebut bertujuan untuk screening dan tatalaksana jika ditemukan
kejadian Gizi Buruk dan juga Stunting
b. Melakukan layanan KPLDH guna menjangkau masyarakat yang tidak datang
ke Posyandu
c. Mengadakan posyandu ataupun layanan screening di tempat tempat strategis
seperti Rumah Ibadah, Pasar, dan sarana prasarana umum lainnya. Dengan
menggandeng pemuka setempat dan tokoh masyarakat.
3. Posyandu
- imunisasi;
- gizi;
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan semata-mata tanggung jawab
pemerintah saja, namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader.
Peran kader dalam penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai
pemberi informasi kesehatan kepada masyarakat juga sebagai penggerak
masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku hidup bersih dan
sehat.
2. Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh kembang anak balita
dan kesehatan ibu.
3. Citra diri meningkat di mata masyarakat sebagai orang yang terpercaya dalam
bidang kesehatan.
4. Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan
ibu.
Selain itu, intervensi juga dilakukan dalam sektor-sektor lain untuk menanggulangi
penyebab tidak langsung terjadinya kurang gizi, seperti lingkungan yang buruk,
kurangnya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas, pola asuh yang tidak memadai
serta permasalahan ketahanan pangan di tingkat rumah tangga.