Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
Lumpuh
Skenario 1
1. Kata Kunci
a) Usia 60 tahun
b) Penurunan kesadaran
c) Nilai GCS : 13
d) Kelemahan pada tungkai sebelah kanan secara tiba-tiba
e) TD: 200/100 mmHg (hipertensi)
3. Pertanyaan penting
1) Apa yang menjadi penyebab penurunan kesadaran?
2) Apa kegunaan dari pemeriksaan GCS?
3) Jelaskan apa yang menyebabkan kelemahan pada tungkai?
4) Apa saja yang menjadi tanda dan gejala penurunan kesadaran?
5) Apa saja yang menjadi penyebab hipertensi?
6) Jelaskan cara untuk mengobati hipertensi?
A. Definisi Stroke
B. Etiologi
Stroke dibagi menjadi dua jenis yaitu : stroke iskemik dan stroge hemoragik.
C. Patofisiolgi
Otak kita sangat sensitive terhadap kondisi penurunan atau hilangnya suplai
darah. Hipoksia dapat menyebabkan iskemik serebral karena tidak seperti jaringan pada
bagian tubuh lain, misalnya otot, otot tidak bisa menggunakan metebolisme anaerobic
jika terjadi kekurangan oksigen atau glukosa. Otak diperfusi dengan jumlah yang cukup
dibandingkan organ yang yang kurang vital untuk mempertahan metabolism serebral.
Iskemik jangka pendek dapat mengarah kepada penurunan system neurologis sementara
atau TIA. Jika aliran darah tidak diperbaiki, terjadi kerusak.an yang tidak dapat
diperbaiki pada jaringan otak atau infrak dalam hitungan menit. Luasnya infrak
tergantung pada lokasi dan ukuran arteri yang tersumbat dan kekuatan sirkulasi
kolateral kearea yang disuplai.
Iskemia dengan cepat bias mengganggu metabolisme. Kematian sel dan
perubahan yang permanen dapat terjadi dalam waktu 3-10 menit. Tingkat oksigen dasar
klien dan kemampuan mengompensasi menentukan seberapa cepat perubahan
perubahan yang bias diperbaiki akan terjadi. Aliran darah dapat terganggu oleh masalah
perfusi local seperti pada stroke atau hangguan perfusi secara umum, misalnya pada
hipotensi atau henti jantung. Tekanan perfusi serebral harus turun dua pertiga di bawah
nilai normal (nilai tengah tekanan arterial sebanyak 50 mmHg atau di bawahnya
dianggap nialai normal) sebelum otak tidak menerima darah yang adekuat. Dalam
waktu yang singkat, klien yang sudah kehilangan kompensasi autoregulasi akan
mengalami manifestasi dari gangguan neurologis.
Penurunan perfusi serebral biasanya disebabkan oleh sumbatan di arteri serebral
atau pendarahan intraserebral. Sumbatan yang terjadi mengakibatakan iskemik pada
jaringan otak yang mendapatkan suplai dari arteri yang terganggu dank karena adanya
pembengkakan dijaringan sekelilingnya. Sel sel di bagian tengah atau utama pada lokasi
stroke akan mati dengan segera setelah kejadian stroke terjadi. Hal ini dikenal dengan
istilah cedera sel sel saraf primer (primery neuronal injury). Daerah yang ,mengalami
hipoperfusi juga terjadi disekitar bagian utama yang mati. Bagian ini disebut penumbra.
Ukuran dari bagian ini bergantung pada jumlah sirkulasi kolateral yang ada. Sirkulasi
kolateral merupakan gambaran pembuluh yang memperbesar sirkulasi pembuluh darah
utama dari otak. Perbedaan dalam ukuran dan jumlah pembuluh darah kolateral dapat
menjelaskan berbagai macam tingkat keparahan manifestai stroke yang dialami oleh
klien didaerah anatomis yang sama. Beberapa proses reaksi biokimia akan terjadi dlam
hitungan menit pada kondisi iskemik serebral. Reaksi-reaksi tersebut seperti
neurotoksin, okeigen radikal bebas ( oxygen free radikal ), nitro oksida ( nitric oxide ),
dan glumatat ( glutamate) akan dilepaskan. Asidos local juga akan dibentuk.
Depolarisasi membrane juga akan terjadi. Sebagai hasilnya akan terjadi edema
sitotoksik dan kematian sel. Hal ini dikenal dengan perlukaan sel sel saraf sekunder
(secondary neuronal injuri). Bagian neuron penumbra yang paling dicurigai terjadi
sebagai akibat dari iskemik serebral. Bagian yang membengkak setelah iskemik bias
mengarah kepada penurunan fungsi saraf sementara. Edema bias berkurang dalam
beberapa jam atau hari dank lien bias mendapatkan kembali beberapa fungsi-fungsinya.
D. Manifestasi klinis
1. Tiba-tiba mengalami kelemahan atau kelumpuhan separuh badan.
2. Tiba-tiba hilang rasa peka.
3. Bicara cedel atau pelo.
4. Gangguan bicara dan bahasa
5. Gangguan penglihatan
6. Mulut mencong atau tidak simetris ketika menyeringai
7. Gangguan daya ingat
8. Nyeri kepala hebat
9. Vertigo
10. Kesadaran menurun
11. Proses kencing terganggu
12. Gangguan fungsi otak
E. Komplikasi stroke
Dini (0-48 jam pertama)
Edema serebri. Deficit neurologis cenderung memberat, dapat
mengakibatkan peningkatan TIK, herniasi, dan akhirnya
menimbulkan kematian infark miokard. Penyebab kematian
mendadak pada stroke stadium awal.
Jangka pendek (1-14 hari)
Pneumonia akibat immobilisasi lama
Infark miokard
Emboli paru. Cenderung terjadi 7-14 hari pascastroke sering
kali terjadi pada saat penderita mulai mobilisasi.
Stroke rekuran : dapat terjadi pada setiap saat
Jangka panjang (> 14 hari)
Stroke rekuren
Infark miokard
Gangguan vaskuler lain : penyakit vaskuler perifer
F. Pemeriksaan penunjang
1. Angiografi serebri
Membantu menentukan penyebab dari stroke secara spesifik seperti
pendarahan anteriovena atau adanya ruptur dan untuk mencari
pendarahan seperti aneurisma atau malformasi vaskuler.
2. Lumbal fungsi, CT scan, EEG, Magnetic Imaging Resnance (MRI)
3. USG Doppler
Untuk mengidentifikasi adanya penyakit anteriovena (masalah system
karotis)
G. Penatalaksanaan
Stadium Hiperakut.
Stadium akut
1. Stroke Iskemik
Terapi umum: Letakkan kepala pasien pada posisi 30
Perdarahn (hemoragik )
A. Pengkajian keperawatan
1. Identitas klien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 60 tahun
c. Jenis kelamin : perempuan
d. Status : menikah
2. Riwayat keperawatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengalami kelemahan pada
tungkain sebelah kanan
b. Riwayat penyakit terdahulu
Tidak memiliki riwayat penyakit
c. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita seperti klien
3. Pengkajian primer
4. Pengkajian sekunder
Tanda-tanda vital
a. TD ; 200/100 mmHg
b. N : 96x/menit
c. RR : 22x/menit
d. S : 36,50c
5. Pemeriksaan fisik
6. Pola eliminasi
7. Tingkat kesadaran
8. Status nutrisi dan cairan
9. Pemeriksaan penunjang
10. Penatalaksanaan
11. Data fokus
B. Pengelompokan data
Data subjektif Data objektif
1. Keluarga klien mengatakan pasien 1. Klien mengalami penurunan
terjatuh di kamar mandi kesadran
2. Nilai GCS (Glasgow Coma Scale) :
13
3. Terdapat kelemahab pada tungkai
sebelah kakan
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 200/100 mmHg
b. N : 96x/menit
c. RR : 22x/menit
d. S : 36,50c
C. Analisa data
Data Masalah keperawatan
Data subjektif :
1. Keluarga klien mengatakan pasien
terjatuh di kamar mandi
Data objektif :
1. Klien mengalami penurunan
kesadran
2. Nilai GCS (Glasgow Coma Scale) :
13
3. Terdapat kelemahan pada tungkai
sebelah kakan
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 200/100 mmHg
b. N : 96x/menit
c. RR : 22x/menit
d. S : 36,50c
Data subjektif :
1. Keluarga klien mengatakan pasien
terjatuh di kamar mandi
Data objektif :
1. Klien mengalami penurunan
kesadaran
2. Nilai GCS (Glasgow Coma Scale) :
13
3. Terdapat kelemahan pada tungkai
sebelah kanan
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 200/100 mmHg
b. N : 96x/menit
c. RR : 22x/menit
d. S : 36,50c
Data subjektif :
1. Keluarga klien mengatakan pasien
terjatuh di kamar mandi
Data objektif :
1. Klien mengalami penurunan
kesadaran
2. Nilai GCS (Glasgow Coma Scale) :
13
3. Terdapat kelemahan pada tungkai
sebelah kanan
4. Tanda-tanda vital
a. TD : 200/100 mmHg
b. N : 96x/menit
c. RR : 22x/menit
d. S : 36,50c
D. Diagnosa keperawatan
E. Rencana keperawatan
Batasan karakteristik :
Hal ini dikenal dengan perlukaan sel sel saraf sekunder (secondary neuronal
injury). Bagian neuro penumbra paling dicurigai terjadi sebagai akibat dari
serebral. Bagian yang membengkak
6.
DAFTAR PUSTAKA