Sunteți pe pagina 1din 10

CEGAH VIRUS HPV DENGAN

VAKSIN
PBL B-6
Anggota:
• Mohammad Dipo Alamsyah 1102017141
• Muhammad Aulia Rachman 1102017147
• Muhammad Riski Fadila h 1102017158
• Nurita Dinda Chairunnisyah 1102017170
• Salsabila Azmi Qatrunnada 1102017207
• Salsabila Nur Atira 1102017210
• Siti Aisyah Safitri Simatupang 1102017220
• Wardhani Putri Pratiwi 1102014279
• Winda Afdilla. J 1102014280
TINJAUAN PUSTAKA

• Human papillomavirus (HPV) termasuk ke dalam familia Papillomaviridae,


kelompok virus dengan struktur kapsid ikosahedral tak-beramplop dan genom
sirkuler dari DNA untai ganda serta merupakan virus yang paling sering
dijumpai pada penyakit menular seksual dan diduga berperan dalam proses
terjadinya kanker (Setiawati, 2014)

• Di indonesia, prevalensi kanker serviks pada perempuan termasuk urutan ketiga


tertinggi (pusdatin RI, 2015). Setiap tahunnya jumlah penderita kanker serviks
juga terus mengalami peningkatan dan diperkirakan tahun 2030 jumlahnya akan
meningkat tujuh kali lipat (Kusumawati dkk, 2016)
• Terdapat tiga kelompok HPV berdasarkan kemampuannya menginduksi keganasan,
yaitu kelompok risiko tinggi, kemungkinan risiko tinggi, dan risiko rendah :
• 1. Infeksi HPV tipe onkogenik (risiko tinggi), 70% menyebabkan kanker serviks, serta
berhubungan dengan kanker anogenital pada laki-laki dan perempuan, seperti kanker
pada penis, vulva, vagina, anal, serta kanker orofaring.
• 2. Infeksi HPV risiko rendah, 90% menyebabkan kutil kelamin dan recurrent
respiratory papillomatosis (papilloma pada saluran pernapasan).
• 3. Faktor-faktor risiko berkembangnya infeksi HPV menjadi kanker serviks :
• - Pada wanita: usia muda (20-24 tahun), jumlah pasangan, hubungan seksual di usia
muda, gaya hidup pasangan, kebiasaan merokok (jumlah rokok yang dikon- sumsi),
penggunaan kontrasepsi, dan pasangan yang tidak disunat.
• - Pada laki-laki: usia muda (25-29 tahun), memiliki lebih dari 1 pasangan seksual, dan
tidak disunat.
• HPV (Human papillomavirus) utamanya ditularkan melalui
kontak kulit (skin to skin contact).
• Terutama sekitar 85% melalui hubungan seksual (termasuk
oral sex, anal sex, dan hand sex),
• Sisanya 15% melalui kontak tidak langsung atau kontak
nonseksual seperti transmisi vertikal ibu kepada bayinya
(sangat jarang terjadi), penggunaan alat-alat yang telah
terkontaminasi seperti vaginal speculum.
• Upaya untuk menurunkan terjadinya infeksi HPV risiko tinggi
ini perlu dilakukan pencegahan secara primer yaitu vaksin
HPV yang beredar di Indonesia bersifat protektif terhadap 2
subtipe HPV risiko tinggi, yaitu HPV 16 dan 18.
• Terdapat dua jenis vaksin HPV L1 VLP yang sudah dipasarkan melalui uji klinis, yakni
Cervarik dan Gardasil :
1. Vaksin HPV Cevarix : hanya diberikan pada wanita dan hanya untuk mencegah kanker
serviks.
2. Vaksin HPV Gardasil : dapat diberikan pada pria dan wanita, fungsinya untuk mencegah
kanker serviks, kanker vagina, kanker vulva pada wanita dan kutil genital pada pria dan
wanita
• Vaksin HPV merupakan profilaksis yang bekerja efisien jika diberikan kepada individu
yang belum terpapar infeksi HPV. Atau belum melakukan hubungan seksual biasanya
diberikan pada wanita usia 10 tahun, yaitu setelah menstruasi (Setiawati, 2014)
• Cara pemberian vaksin adalah : diberikan intramuskuler 0,5 cc diulang tiga kali, produk
Cervarix diberikan bulan ke 0,1 dan 6 sedangkan Gardasil bulan ke 0, 2 dan 6
(Dianjurkan pemberian tidak melebihi waktu 1 tahun). Pemberian booster (vaksin
ulangan), respon antibodi pada pemberian vaksin sampai 42 bulan, untuk menilai
efektifitas vaksin diperlukan deteksi respon antibodi.
TUJUAN

• Vaksinasi HPV merupakan upaya pencegahan primer yang diharapkan akan


menurunkan terjadinya infeksi HPV risiko tinggi, menurunkan kejadian
karsinogenesis kanker serviks dan pada akhirnya menurunkan kejadian kanker
serviks uterus.
• - Vaksin HPV GARDASIL adalah vaksin quadrivalent (protein L1 dari VLP HPV
tipe 6/11/16/18). dapat diberikan pada pria dan wanita, fungsinya untuk mencegah
kanker serviks, kanker vagina, kanker vulva pada wanita dan kutil genital pada
pria dan wanita.
• - Vaksin HPV Cevarix adalah vaksin bivalen (protein L1 dari VLP tipe HPV
16/18). hanya diberikan pada wanita dan hanya untuk mencegah kanker serviks.
HASIL

• Pada penelitian didapatkan bahwa vaksin bivalen HPV 16/18 VLP sangat efektif
menurunkan angka kejadian infeksi HPV pada wanita muda.
• Sedangkan berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School,
vaksinasi pada pria belum menghasilkan efektifitas yang memuaskan
• Vaksinasi pada perempuan yang telah terinfeksi HPV tipe 16 dan 18 kurang
bahkan mungkin tidak memberi manfaat proteksi, tetapi pemberiannya
dilaporkan tidak men- imbulkan efek yang merugikan.
KESIMPULAN

• HPV, Human Papiloma Virus, bisa menginfeksi laki-laki dan wanita. Masuk ke dalam tubuh
manusia melalui hubungan seksual. Beberapa strain HPV menyebabkan penyakit kelamin yang
dikenal dengan nama condyloma accuminata atau kutil kelamin. Beberapa strain yang lain,
terutama tipe 16 dan 18, bersifat onkogenik atau dapat menyebabkan kanker.
• Vaksinasi HPV diberikan dengan tujuan memberikan perlindungan terhadap infeksi virus HPV
terutama pencegahan primer pada kanker serviks uterus yang disebabkan HPV tipe 16 dan
18.
• Vaksin ini memberikan perlindungan terbaik bila diberikan sebelum seseorang mulai menjadi
aktif secara seksual. Vaksin ini dapat mencegah penyakit HPV tetapi tidak dapat mengobati
infeksi HPV yang sudah terjadi.
• Vaksinasi diberikan 3 kali secara intra muscular pada pada 0-1-6 bulan atau 0-2-6 bulan.
DAFTAR PUSTAKA

1. Dwipoyono, B. 2007. Kanker Serviks dan Vaksin HPV. Indonesian Journal of Cancer[internet].
[diunduh 2018 mei 26]. Tersedia pada; http://www.indonesianjournalofcancer.or.id/e-
journal/index.php/ijoc/article/view/16.
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2007. Vaksin HPV Untuk Perangi Kanker Serviks.
[diunduh 2018 mei 26]. Tersedia pada; www.depkes.go.id.
3. Nayana Ambardekar, MD. 2017. HPV Infection in Men. WebMD[internet]. [diunduh 2018 mei
27]. Tersedia pada; https://www.webmd.com/sexual-conditions/hpv-genital-warts/hpv-virus-
men#3.
4. Setiawati, D. 2014. Human Papilloma Virus Dan Kanker Serviks. Al-Sihah : Public Health Science
Journal [Internet]. [diunduh 2018 mei 26]; VI(2). Tersedia pada: http://journal.uin-
alauddin.ac.id/index.php/Al-Sihah/article/viewFile/1969/1898.
5. U.S. Department of Health & Human Services. 2015. Human Papillomavirus (HPV) Vaccine
Safety. CDC [internet]. [diunduh 2018 mei 27]. Tersedia pada:
https://www.cdc.gov/vaccinesafety/vaccines/hpv-vaccine.html.
6. U.S. Department of Health & Human Service. 2016. HPV Vaccine Information For Young
Women. CDC[internet]. [diunduh 2018 mei 27]. Tersedia pada;
https://www.cdc.gov/std/hpv/stdfact-hpv-vaccine-young-women.html.

S-ar putea să vă placă și