Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
Nama perawat yang mengkaji: Ambar, fikres, chliv, dwi, ahmat
Unit : ICU
Kamar / Ruang :7
I. IDENTITAS KLIEN
Usia : 40 th
Agama : Islam
Nama : Tn. S
Pekerjaan : Swasta
• Keluhan Utama
Keluarga klien mengatkan Ny.A sebelumnya pernah di rawat di RSUD SRAGEN awal
puasa kemarin tepatnya tanggal 28 juni 2014 selama 1 minggu karena penyakit
ginjalnya. Ny.A sudah melakukan terapi hemodialisa ( cuci darah ) 2x seminggu sejak
1 bulan yang lalu.
Keluarga Ny.A mengatakan lingkungan rumah klien selalu dijaga kebersihannhya, jauh
dari jalan raya, sungai dan pembuangan sampah.
• Riwayat Psikososial
Keterangan :
0 : mandiri
1 : dengan alat bantu
4 : Tergantung total
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan TTV :
TD : 220/116 mmHg
RR : 28x/menit
N : 65x/menit
S : 37oC
• Mata :
Konjungtiva : anemis
Pupil : isokor
• Mulut : bibir pecah-pecah, mulut tampak kotor dan bau, terdapat sputum dalam
jumlah banyak
• Dada (thorax)
• Paru-paru
Auskultasi : ronchi
• Jantung
Perkusi : pekak
• Abdomen
Perkusi : timpani
• Ekstermitas
1 1 keterangan :
2 2 1 : total
4 : dapat menahan
5 : normal
Ekstermitas bawah : akral dingin, sianosis, odema, anggota gerak dapat digerakan
bebas.
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• TERAPI
Umur : 40 th DX : CKD
NO HARI/
TANGGA/ DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI TTD
JAM
1 Kamis DS : - Ketidakefektifan Mukus dalam Kel
25/09/2014 DO : bersihan jalan jumlah 1
11.30 WIB - RR : 28x/m nafas berlebihan
- Auskultasi :
ronchi
- Sputum dalam
jumlah berlebih
- Pernafasan
cupping hidung
- Retraksi dada
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Mukus dalam jumlah berlebihan
b. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi
d. Resiko intoleransi aktivitas b.d masalah sirkulasi
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
• IMPLEMENTASI
NO. HARI/
DX TANGGAL/ IMPLEMENTASI RESPON TTD
JAM
1,2,3 Kamis, Monitor TTV, S : -
25/09/2014 Auskultasi suara nafas O: TD :180/100
11.50 WIB mmHg
N : 70x/m
RR :28x/m
S : 36.80 C
- Auskultasi :
ronkhi
1 12.00 WIB Memberikann O2 nasal S : -
kanul 3 liter/ menit O : pasien sesak nafas
- RR : 27x/m
- SPO2 98%
1 12.10 WIB Memberikan posisi S : -
semiflower O: pasien sesak nafas
- RR : RR :
27x/m
- SPO2 99%
1 12. 30 WIB Menjaga kepatenan S :-
jalan nafas : suction O : Sputum keluar
2,3 13.00 WIB Mengkaji adanya odema S :
O : odema di
ekstermitas
- CRT 3 detik
- Pitting edema
3 detik
2,3 14.00 WIB Monitor balance cairan S:-
O : input : 500 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 209,4 cc
u/j : 0,20 cc
1,2,3 Jum’at Memonitor TTV, S :
26-09-2014 mengauskultasi suara O : TD :155/100
nafas, memonitir status mmHg
respirasi N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
- Auskultasi :
suara nafas
ronkhi
2,3 08.00 WIB Mengobservasi adanya S :
odema O : terdapat odema di
ekstermitas atas
bawah
- Pitting edema
3 detik
3 09.00 WIB Mengkaji tingkat S :
kesadaran O : Kesadaran pasien
koma
- GCS 5 (E2,
V1, M2)
2 10.00 WIB memberikan terapi S : -
diuretic O : obat masuk
- Injeksi melalui injeksi IV
furosemide 3 x 2
ampul
1,2,3 11.00 WIB Monitor TTV, S : -
mengauskultasi suara O : TD :155/100
nafas mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
Auskultasi : ronkhi
• EVALUASI
3 13.20 S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD :180/100 mmHg
N : 70x/m
RR :28x/m
S : 36.80 C
-Piting edema 3 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program
1 Jum’at, 26/09/2014 S:- 1
13.00 WIB O : RR : 24x/m
Auskultasi : ronkhi
A : masalah ketidakefektif bersihan jalan
nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Jaga kepatenan jalan nafas : suction
2. Monitor status respirasi ( adanya suara
nafas tambahan dan oksigenasi)
3.posisikan semifowler untuk mengurangi
dispnea.
4.kolaborasi : pemberian O2
2 13.10 WIB S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD : TD :155/100 mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
- Balance cairan
input : 850 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 559,375 cc
u/j : 0,12 cc
-Piting edema 3 detik
A : masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1.monitor intake dan output (balance cairan)
2.observasi adanya odema
3.monitor tanda-tanda vital
4.kolaborasi pemberian terapi diuretik
3 13.20 S:- 3
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV: TD :155/100 mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
-Piting edema 3 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program
sabtu, 27/09/2014 S:-
20.10 WIB O : RR : 23x/m
Auskultasi : ronkhi
A : masalah ketidakefektif bersihan jalan
nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Jaga kepatenan jalan nafas : suction
2. Monitor status respirasi ( adanya suara
nafas tambahan dan oksigenasi)
3.posisikan semifowler untuk mengurangi
dispnea.
4.kolaborasi : pemberian O2
13.10 WIB S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD : TD :157/ 94 mmHg
N : 83x/m
RR : 23x/m
S : 36,5OC
- Balance cairan
input : 1000 cc
Output : 100 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 659,38 cc
u/j : 0,25 cc
-Piting edema 2 detik
A : masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1.monitor intake dan output (balance cairan)
2.observasi adanya odema
3.monitor tanda-tanda vital
4.kolaborasi pemberian terapi diuretik
13.20 S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV: TD :157/94 mmHg
N : 83x/m
RR :23x/m
S : 36.50 C
-Piting edema 2 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pathway Kasus
Vaskuler (DM)
Arteriosklerosis
GFR Turun
Anoreksia, mual,
GGK
muntah
Anoreksia, mual, muntah
Peningkatan
Retensi Na &
hiperventilasi
H2O
Sekresi
eritropoi
Kel. Volume Kadar O2 tidak normal tin
cairan
Produksi Hb turun
Penumpukan sekret
Suplai O2 jaringan turun
Oksihemoglobin turun
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Kelemahan otot
G. perfusi jaringan
B. Pengkajian
Intoleransi aktivitas
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara. Menggali informasi dari keluarga
pasien (Alloanamnesa) serta dari data-data rekam medik pasien yang selalu digunakan
dalam segala aspek atau tindakan yang pernah dilakukan terhadap pasien. Dalam
pengkajian pasien CKD biasanya didapatkan data laboratorium AGD tetapi dalam
pengkajian Ny. A tidak dilakukan pemeriksaan AGD mungkin karena fasilitas RS tidak
menyediakan. Di dalam pengkajian pemeriksaan diagnostik USG juga tidak dilakukan
pada Ny. A biasanya pasien dengan CKD dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui
pembesaran ginjal.
C. Diagnosa Keperawatan
Setiap pasien CKD memiliki keluhan yang berbeda – beda antara satu dengan yang
lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami kejadian yang sama. Untuk keluhan
yang berbeda akan memunculkan diagnose keperawatan yang berbeda pula. Berikut adalah
diagnose keperawatan utama pada pasien dengan CKD:
1. Kelebihan volume cairan
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan perfusi jaringan
4. Gangguan intoleransi aktivitas
Dari diagnosa diatas sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada
pasien kelolaan Ny. A tidak didapatkan gangguan pertukaran gas karena tidak ada
pemeriksaan AGD sehingga tidak bisa menegakkan diagnosa tersebut.
D. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan kriteria hasil NOC dan NIC namun pada
pelaksanaan tidak dilakukan secara keseluruhan, intervensi disesuaikan sesuai kebutuhan
pasien.
E. Implementasi
Tindakan dilakukan selama 2x24 jam untuk mencapai kriteria yang diharapkan.
Pada Ny. A tindakan prioritas yang dilakukan adalah memperbaiki jalan nafas yang paten
dikarenakan pada pasien tersebut mengalami penurunan kesadaran. Yang kedua kelebihan
volume cairan karena pada pasien GGK cairan yang masuk harus dibatasi untuk
menghindari odema anasarka.
F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan
tidak teratasi intervensi dilanjutkan
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga terjadi uremia ( smeltzer,2001)
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai.
Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap
sangat lamban dan menunggu beberapa tahun.
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 2006)
Terapi pengganti ginjal dapat mempertahankan pasien tanpa batas waktu dan
memperpanjang kehidupan, kualitas hidup adalah sangat terpengaruh ginjal
transplantasi meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan stadium 5 CKD signifikan
bila dibandingkan dengan terapi pilihan. Namun, hal ini terkait dengan mortalitas jangka
pendek meningkat (akibat komplikasi dari operasi).