Sunteți pe pagina 1din 26

BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. A dengan CKD (CHRONIK KIDNEY DOSEASE) GRADE 5

DI RUANG ICU DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

A. PENGKAJIAN
Nama perawat yang mengkaji: Ambar, fikres, chliv, dwi, ahmat
Unit : ICU
Kamar / Ruang :7

Tanggal masuk RS : 24 September 2014

Tanggal Pengkajian : 25 September 2014 (11.05 WIB)

Metode Pengkajian : Alloanamnesa

Diagnosa Medis : CKD

I. IDENTITAS KLIEN

Nama klien : Ny. A

Tempat / tgl lahir : Sragen , 22 juli 1975

Usia : 40 th

Agama : Islam

Suku bangsa : Jawa

Status perkawinan : Kawin


Pendidikan : SD

Alamat : Jetak Sidoharjo Sragen

No. register : 401528

Diagnosa Medis : CKD

II. IDENTITAS PENENGGUNG JAWAB KLIEN

Nama : Tn. S

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jetak Sidoharjo Sragen

Hubungan dengan klien : Suami

III. RIWAYAT KEPERAWATAN / KESEHATAN

• Keluhan Utama

Keluarga mengatakan Ny. A mengeluh sesak nafas.

• Riwayat kesehatan / keperawatan Sekarang

Keluarga klien mengatakan Ny. A sebelum dibawa ke RS mengeluh sesak nafas,badan


lemas, dan keringat dingin. Klien juga mengalami penurunan kesadaran kemudian Ny.A
dibawa pihak keluarga ke RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Saat tiba di IGD di
lakukan pengkajian dari pengkajian didapatkan data TD: 200 / 116, N :65x/menit, RR :
28x / menit, S: 37o C, GCS ( E2, V1, M2), Terdapat oedema di ekstermitas tangan dan
kaki.
• Riwayat Kesehatan / keperawatan masa lalu

Keluarga klien mengatkan Ny.A sebelumnya pernah di rawat di RSUD SRAGEN awal
puasa kemarin tepatnya tanggal 28 juni 2014 selama 1 minggu karena penyakit
ginjalnya. Ny.A sudah melakukan terapi hemodialisa ( cuci darah ) 2x seminggu sejak
1 bulan yang lalu.

• Riwayat Kesehatan Lingkungan

Keluarga Ny.A mengatakan lingkungan rumah klien selalu dijaga kebersihannhya, jauh
dari jalan raya, sungai dan pembuangan sampah.

• Riwayat Psikososial

Keluarga mengatakan Ny.A mempunyai hubungan baik dengan keluarga terutama


suami dan anak serta lingkungan sekitar.

VI. DATA FOKUS


1. BREATING
Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris, pernafasan cuping
hidung, retraksi dada (+), RR: 28 x / menit, SPO2 96%
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : sonor pada semua lapang paru
Auskultasi : ronchi
2. BLOOD
TD :220/116 mmHg
N : 65x/m
CRT : 3 detik
3. BRAIN
Kesadaran koma GCS 5 (E2, V1, M2)
4. BLADDER
Terpasang kateter, urin 7 jam 100 cc, warna kuning keruh
5. BOWEL
Bising usus 6x/menit
ANALISA KESEIMBANGAN CAIRAN

Tgl / Jam Intake Output Balance cairan


25/09/2014 Sonde 500 cc Urine 100 cc + 276,25 cc
Jam 14.00-21.00 Infus 400 cc Feses --
WIB Total 900cc IWL 240,625cc
Total 340,625cc
Jam 21.00-07.00 Sonde 300 cc Urine 100 cc +259,375 cc
WIB Infus 300 cc Feses --
Total 600cc IWL 343,75cc
Total 443,75cc
26/09/2014 Sonde 500 cc Urine 100 cc + 559,375 cc
Jam 07.00-14.00 Infus 450 cc Feses --
WIB Total 850cc IWL 240,625cc
Total 340,625cc

• Pola aktivitas dan latihan

Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4


Makan/minum 
Mandi 
Toileting  .
Berpakaian 
Mobilisasi ditempat tidur 
Berpindah 
Ambulasi ROM 

Keterangan :

0 : mandiri
1 : dengan alat bantu

2 : di bantu orang lain

3 : dibantu orang lain dan alat

4 : Tergantung total

PEMERIKSAAN FISIK

• Keadaan/penampilan : Lemah, ses ak nafas

Kesadaran : Koma GCS 5 (E2, V1, M2)

Pemeriksaan TTV :

TD : 220/116 mmHg

RR : 28x/menit

N : 65x/menit

S : 37oC

• Pemeriksaan fisik Head To Toe

• Kepala : Mosecephal, tidak ada luka

• Mata :

Palpebra :tidak Odema

Konjungtiva : anemis

Pupil : isokor

Sclera : tidak ikterik

Penggunaan alat bantu penglihatan : tidak


• Hidung : Tampak bersih, pernafasan Cuping hidung, terpasang NGT

• Mulut : bibir pecah-pecah, mulut tampak kotor dan bau, terdapat sputum dalam
jumlah banyak

• Telinga : tampak bersih dan tidak ada kelainan bentuk

• Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

• Dada (thorax)

• Paru-paru

Inspeksi : bentuk dada kanan dan kiri simetris

Palpasi : tidak ada krepitasi

Perkusi : sonor pada semua lapang paru

Auskultasi : ronchi

• Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : IC teraba di SIC V, 2cm

Perkusi : pekak

Auskultasi : bunyi jantung normal

• Abdomen

Inspeksi : Datar tidak ada lesi

Auskultasi : bising usus 6x/menit

Palpasi : tidak ada massa, cairan dan nyeri tekan

Perkusi : timpani
• Ekstermitas

1 1 keterangan :

2 2 1 : total

2 : saat tangan di angkat, akan terjatuh

3 : saat di beri tumpuan tangan terjatuh

4 : dapat menahan

5 : normal

Ekstermitas atas : akral dingin, sianosis, odema, anggota gerak lemah

Ekstermitas bawah : akral dingin, sianosis, odema, anggota gerak dapat digerakan
bebas.

Capilarry refill : 3 detik

Turgor kulit : < 2 detik

Piting edema 3 detik

V. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaa Laboratorium Kamis 25-09-2014

Pemeriksaan lab Nilai Rujukan


Hemoglobin 10,6gr/dl 12,2-18,1 gr/dl
Eritrosit 4,08 mm 4,04-6.13 juta/ul
Hematokrit 34,4 % 37,7-53,7 %
MCV 84,3 fl 80-97 fl
MCH 28,0 pg 27-31,2 pg
MCHC 30,8 g/d 31,8-35,4 g/d
Leukosit 12,70 ribu/ul 4,5-11,5 ribu/ul
Trombosit 370 ribu/ul 150-450 ribu/ul
RDW-CV 17,8 % 11,5-14,5 %
MPV 9,1 fl 0-99,9 fl
Neutrofil 74,8 % 37-80 %
MXD 9,8 % 4-18 %
Limfosit 15,4 % 19-48 %
AST (SGOT) 13 u/l <31 u/l
ALT (SGPT) 6 u/l < 32 u/l
Ureum 117,4 mg/dl 10-50 mg/dl
Kretinin 6,39 mg/dl 0,60-0,90 mg/dl

• TERAPI

Adapun terapi yang diberikan pada pasien :

• Infus RL 12 tpm (menambah cairan elektrolit)

• Furosemid 3 x 2 ampul (untuk mengurangi pembengkakan)

• Dexamethasone 3 x 2 ampul (untuk anti inflamasi dan anti alergi)

• Ranitidine 2 x 1 ampul (untuk melindungi lambung)

• Citicolin 2 x 1 ampul (untuk mengurangi kerusakan jaringan otak)

• Amilodipine 1 x 1 mg (untuk menurunkan tekanan darah tinggi)

• Valsaltron 1 x 1 mg (anti hipertensi)


B. ANALISA DATA

Nama : Ny.A No.RM : 401528

Umur : 40 th DX : CKD

NO HARI/
TANGGA/ DATA FOKUS MASALAH ETIOLOGI TTD
JAM
1 Kamis DS : - Ketidakefektifan Mukus dalam Kel
25/09/2014 DO : bersihan jalan jumlah 1
11.30 WIB - RR : 28x/m nafas berlebihan
- Auskultasi :
ronchi
- Sputum dalam
jumlah berlebih
- Pernafasan
cupping hidung
- Retraksi dada

2 DS : - Kelebihan Gangguan Kel


11.45 WIB DO : TTV volume cairan Mekanisme 1
- TD : 220/116 Regulasi
mmHg
- N : 65x/m
- Ekstermitas
edema
- Pitting edema 3
detik
LAB
- Hb : 10,69 g/dl
- Ht : 34,4 %
- Kreatinin : 6,39
mg/dl

11.50 WIB DS : - Ketidakefektifan Hipertensi Kel


DO : TTV Perfusi Jaringan 1
- TD : 220/116 Perifer
mmHg
- N : 65x/m
- CRT : 3 detik
- Edema
ekstermitas
- Ekstremitas
sianosis

4. DS: - Resiko Masalah


DO: -penurunan intoleransi sirkulasi
kesadaran akitifitas
GCS
E2 M1 V2
- Pasien tampak
keringat dingin
-lemas
-pola aktivitas dan
latihan : tergantung total
- -TTV TD TD :
220/116 mmHg
- N : 65x/m

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d Mukus dalam jumlah berlebihan
b. Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
c. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b.d hipertensi
d. Resiko intoleransi aktivitas b.d masalah sirkulasi

D. INTERVENSI KEPERAWATAN

HARI/ NO. RENCANA KEPERAWATAN


TANGGAL DX TUJUAN DAN KH TTD
NOC NIC
Kamis, 1 1. Pencegahan aspirasi 1. Jaga kepatenan Kel 1
25/09/2014 (aspirasi prevention) jalan nafas : suction
11.30 WIB 2. Status respirasi : 2. Monitor status
bersihan jalan nafas respirasi ( adanya
efektif (respiratory suara nafas
status: airway tambahan dan
patency) oksigenasi)
3. Status respirasi: 3.posisikan
Ventilasi efektif semifowler untuk
(respirasi status : mengurangi
ventilasi ) dispnea.
Setelah dilakukan tindakan 4.kolaborasi :
keperawatan selama 3x24 pemberian O2
jam masalah ketidakefektifan
bersihan jalan nafas dapat
teratasi dengan KH :
1. menunjukan jalan
nafas yang paten (
frekuensi pernafasan
dalam rentang normal
16-24x/m )
2. tidak ada suara nafas
tambahan ronkhi

Senin, 2 1. keseimbangan 1.monitor intake dan Kel 1


11.45IB elektrolit dan acid output (balance
(asam & basa), cairan)
(electrolyte and acid/ 2.observasi adanya
base balance) odema
2. keseimbangan cairan 3.monitor tanda-tanda
(fluid balance ) vital
3. pengendalian cairan 4.kolaborasi
tubuh yang berlebihan pemberian terapi
control of fluid diuretik
overload severity)
4. fungsi ginjal efektif (
kidney function)
setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24
jam masalah kelebihan
volume cairan dapat teratasi
dengan KH :
1.tidak ada odema
2. intake dan output seimbang
3. Piting edema < 2 detik
4. TTV dalam batas normal
TD: 150-120/80-90 mmHg
N: 70-80x/m
RR: 16-20x/m
11.50 WIB 3 1. Status sirkulasi 1. Observasi TTV Kel 1
efektif 2. Observasi adanya
2. Keseimbangan odema
elektrolit dan 3. Kaji tingkat
asam-basa kesadaran
3. Status hidrasi baik 4. Kaji intake dan
4. Eliminasi usus output (balance
efektif cairan)
5. Berikan terapi
setelah dilakukan tindakan sesuai program
keperawatan selama 3x24
jam masalah ketidakefektifan
perfusi jaringan dapat teratasi
dengan KH :
- TTV dalam batas
normal TD: 150-
120/80-90 mmHg
N: 70-80x/m
RR: 16-20x/m
- Tidak odema
ekstermitas
- Tidak ada sianosis

• IMPLEMENTASI

NO. HARI/
DX TANGGAL/ IMPLEMENTASI RESPON TTD
JAM
1,2,3 Kamis, Monitor TTV, S : -
25/09/2014 Auskultasi suara nafas O: TD :180/100
11.50 WIB mmHg
N : 70x/m
RR :28x/m
S : 36.80 C
- Auskultasi :
ronkhi
1 12.00 WIB Memberikann O2 nasal S : -
kanul 3 liter/ menit O : pasien sesak nafas
- RR : 27x/m
- SPO2 98%
1 12.10 WIB Memberikan posisi S : -
semiflower O: pasien sesak nafas
- RR : RR :
27x/m
- SPO2 99%
1 12. 30 WIB Menjaga kepatenan S :-
jalan nafas : suction O : Sputum keluar
2,3 13.00 WIB Mengkaji adanya odema S :
O : odema di
ekstermitas
- CRT 3 detik
- Pitting edema
3 detik
2,3 14.00 WIB Monitor balance cairan S:-
O : input : 500 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 209,4 cc
u/j : 0,20 cc
1,2,3 Jum’at Memonitor TTV, S :
26-09-2014 mengauskultasi suara O : TD :155/100
nafas, memonitir status mmHg
respirasi N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
- Auskultasi :
suara nafas
ronkhi
2,3 08.00 WIB Mengobservasi adanya S :
odema O : terdapat odema di
ekstermitas atas
bawah
- Pitting edema
3 detik
3 09.00 WIB Mengkaji tingkat S :
kesadaran O : Kesadaran pasien
koma
- GCS 5 (E2,
V1, M2)
2 10.00 WIB memberikan terapi S : -
diuretic O : obat masuk
- Injeksi melalui injeksi IV
furosemide 3 x 2
ampul
1,2,3 11.00 WIB Monitor TTV, S : -
mengauskultasi suara O : TD :155/100
nafas mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
Auskultasi : ronkhi

1 12.00 WIB Memposisikan S:


semiflower O: pasien terlihat
nyaman
- Sesak nafas
berkurang
2,3 13.00 WIB Memonitor intake & S:-
output ( balance cairan ) O :input : 850 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 559,375 cc
u/j : 0,12 cc
1,2,3 Sabtu Memonitor TTV, S:-
27/09/2014 Mengauskultasi suara O : TD :157/ 94
14.00 WIB nafas mmHg
N : 83x/m
RR : 23x/m
S : 36,5OC
Auskultasi : ronkhi
2 15.00 WIB memberikan terapi S : -
diuretic O : obat masuk
Injeksi furosemide 3 x 2 melalui IV
ampul
3 16.00 WIB Mengkaji tingkat S : -
kesadaran O: Kesadaran
somnolent
- GCS 8 (E2,
V4, M2)
2 17.00 WIB Mengobservasi adanya S : -
odema O: Terdapat odema di
ekstermitas atas
bawah
-pitting edema 2 detik
1,2,3 18.00 WIB Memonitor TTV, S :
Mengauskultasi suara O : TD :149/100
nafas mmHg
N : 76x/m
RR :22x/m
S : 36.50 C
Auskultasi : ronkhi

2,3 20.00 WIB Memonitori intake & S:


output ( balance cairan) O:input : 1000 cc
Output : 100 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 659,38 cc
u/j : 0,25 cc

• EVALUASI

NO.DX HARI/TGL/JAM EVALUASI TTD


1 Kamis, 25/09/2014 S:-
13.00 WIB O : RR : 28x/m
Auskultasi : ronkhi
A : masalah ketidakefektif bersihan jalan
nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Jaga kepatenan jalan nafas : suction
2. Monitor status respirasi ( adanya suara
nafas tambahan dan oksigenasi)
3.posisikan semifowler untuk mengurangi
dispnea.
4.kolaborasi : pemberian O2
2 13.10 WIB S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD :180/100 mmHg
N : 70x/m
RR :28x/m
S : 36.80 C
- Balance cairan
input : 500 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 209,4 cc
u/j : 0,20 cc
-Piting edema 3 detik
A : masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1.monitor intake dan output (balance cairan)
2.observasi adanya odema
3.monitor tanda-tanda vital
4.kolaborasi pemberian terapi diuretik

3 13.20 S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD :180/100 mmHg
N : 70x/m
RR :28x/m
S : 36.80 C
-Piting edema 3 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program
1 Jum’at, 26/09/2014 S:- 1
13.00 WIB O : RR : 24x/m
Auskultasi : ronkhi
A : masalah ketidakefektif bersihan jalan
nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Jaga kepatenan jalan nafas : suction
2. Monitor status respirasi ( adanya suara
nafas tambahan dan oksigenasi)
3.posisikan semifowler untuk mengurangi
dispnea.
4.kolaborasi : pemberian O2
2 13.10 WIB S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD : TD :155/100 mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
- Balance cairan
input : 850 cc
Output : 50 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 559,375 cc
u/j : 0,12 cc
-Piting edema 3 detik
A : masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1.monitor intake dan output (balance cairan)
2.observasi adanya odema
3.monitor tanda-tanda vital
4.kolaborasi pemberian terapi diuretik

3 13.20 S:- 3
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV: TD :155/100 mmHg
N : 76x/m
RR :24x/m
S : 36.20 C
-Piting edema 3 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program
sabtu, 27/09/2014 S:-
20.10 WIB O : RR : 23x/m
Auskultasi : ronkhi
A : masalah ketidakefektif bersihan jalan
nafas belum teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Jaga kepatenan jalan nafas : suction
2. Monitor status respirasi ( adanya suara
nafas tambahan dan oksigenasi)
3.posisikan semifowler untuk mengurangi
dispnea.
4.kolaborasi : pemberian O2
13.10 WIB S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV:TD : TD :157/ 94 mmHg
N : 83x/m
RR : 23x/m
S : 36,5OC
- Balance cairan
input : 1000 cc
Output : 100 cc
IWL : 240,625 cc
Total : 659,38 cc
u/j : 0,25 cc
-Piting edema 2 detik
A : masalah kelebihan volume cairan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1.monitor intake dan output (balance cairan)
2.observasi adanya odema
3.monitor tanda-tanda vital
4.kolaborasi pemberian terapi diuretik

13.20 S:-
O : - edema ekstermitas atas bawah
TTV: TD :157/94 mmHg
N : 83x/m
RR :23x/m
S : 36.50 C
-Piting edema 2 detik
- Sianosis
A : masalah gangguan perfusi jaringan belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4
1. Observasi TTV
2. Observasi adanya odema
3.Kaji tingkat kesadaran
4.Kaji intake dan output (balance cairan)
5.Berikan terapi sesuai program

BAB III

PEMBAHASAN
A. Pathway Kasus

Vaskuler (DM)

Anoreksia, mual, muntah

Arteriosklerosis

Anoreksia, mual, muntah


Suplai darah ke ginjal

Anoreksia, mual, muntah

GFR Turun

Anoreksia, mual,
GGK
muntah
Anoreksia, mual, muntah
Peningkatan
Retensi Na &
hiperventilasi
H2O
Sekresi
eritropoi
Kel. Volume Kadar O2 tidak normal tin
cairan

Produksi Hb turun
Penumpukan sekret
Suplai O2 jaringan turun
Oksihemoglobin turun
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Kelemahan otot
G. perfusi jaringan
B. Pengkajian
Intoleransi aktivitas
Pengkajian dilakukan dengan cara wawancara. Menggali informasi dari keluarga
pasien (Alloanamnesa) serta dari data-data rekam medik pasien yang selalu digunakan
dalam segala aspek atau tindakan yang pernah dilakukan terhadap pasien. Dalam
pengkajian pasien CKD biasanya didapatkan data laboratorium AGD tetapi dalam
pengkajian Ny. A tidak dilakukan pemeriksaan AGD mungkin karena fasilitas RS tidak
menyediakan. Di dalam pengkajian pemeriksaan diagnostik USG juga tidak dilakukan
pada Ny. A biasanya pasien dengan CKD dilakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui
pembesaran ginjal.

C. Diagnosa Keperawatan
Setiap pasien CKD memiliki keluhan yang berbeda – beda antara satu dengan yang
lainnya. Namun sebagian besar pasien mengalami kejadian yang sama. Untuk keluhan
yang berbeda akan memunculkan diagnose keperawatan yang berbeda pula. Berikut adalah
diagnose keperawatan utama pada pasien dengan CKD:
1. Kelebihan volume cairan
2. Gangguan pertukaran gas
3. Gangguan perfusi jaringan
4. Gangguan intoleransi aktivitas
Dari diagnosa diatas sesuai dengan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada
pasien kelolaan Ny. A tidak didapatkan gangguan pertukaran gas karena tidak ada
pemeriksaan AGD sehingga tidak bisa menegakkan diagnosa tersebut.

D. Rencana Keperawatan
Intervensi keperawatan dibuat berdasarkan kriteria hasil NOC dan NIC namun pada
pelaksanaan tidak dilakukan secara keseluruhan, intervensi disesuaikan sesuai kebutuhan
pasien.

E. Implementasi
Tindakan dilakukan selama 2x24 jam untuk mencapai kriteria yang diharapkan.
Pada Ny. A tindakan prioritas yang dilakukan adalah memperbaiki jalan nafas yang paten
dikarenakan pada pasien tersebut mengalami penurunan kesadaran. Yang kedua kelebihan
volume cairan karena pada pasien GGK cairan yang masuk harus dibatasi untuk
menghindari odema anasarka.

F. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam masalah keperawatan
tidak teratasi intervensi dilanjutkan

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan irreversible
dimana kemampuan tubuh gagal mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan
elektrolit sehingga terjadi uremia ( smeltzer,2001)
Kegagalan ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
lingkungan internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai.
Pada kebanyakan individu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap
sangat lamban dan menunggu beberapa tahun.
Gagal ginjal kronis atau penyakit renal tahap akhir (ESRD) merupakan gangguan
fungsi renal yang progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit,menyebabkan uremia
(retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam darah). (Brunner & Suddarth, 2002)
Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan gagal ginjal yang progresif dan
lambat,biasanya berlangsung beberapa tahun. (Price, 2006)
Terapi pengganti ginjal dapat mempertahankan pasien tanpa batas waktu dan
memperpanjang kehidupan, kualitas hidup adalah sangat terpengaruh ginjal
transplantasi meningkatkan kelangsungan hidup pasien dengan stadium 5 CKD signifikan
bila dibandingkan dengan terapi pilihan. Namun, hal ini terkait dengan mortalitas jangka
pendek meningkat (akibat komplikasi dari operasi).

S-ar putea să vă placă și