Sunteți pe pagina 1din 3

TARI PIRING

Pengertian Tari Piring

Tari piring adalah sebuah seni tarian milik orang Minangkabau yang berasal dari Provinsi
Sumatera Barat. Tari ini merupakan salah satu tarian Minangkabau yang masih ada dan selalu
diajarkan kepada penduduk Negeri Sembilan keturunan Minangkabau.

Tarian piring mempunyai gerakan yang hampir sama dengan gerakan para petani saat bercocok
tanam. Tarian ini juga melambangkan rasa gembira dan syukur dengan hasil tanaman yang telah
di usahakan selama berbulan-bulan.

Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piring sebagai media utama. Piring-piring tersebut
kemudian diayunkan dengan gerakan-gerakan cepat yang teratur. Dengan para penari memegang
piring di tapak tangan mereka, tanpa terlepas dari genggaman.

Asal Usul dan Sejarah

Tari Piring adalah salah satu seni tari tradisonal yang lahir serta diciptakan oleh masyarakat
Minangkabau yang berasal dari Kota Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Tari ini dipercaya sudah ada sejak sekitar abad ke 12 Masehi, dan terlahir asli dari kebudayaan
dan kehidupan asli masyarakat Minangkabau. Tari piring pada zaman dahulu merupakan tarian
persembahan bagi para dewa.

Dewa-dewa tersebut dipercayai masyarakat Minangkabau telah mengkaruniakan hasil yang


berlimpah selama setahun. Ohh ya.. perlu diketahui bahwa sebelum masuknya Islam di tanah
Minangkabau, masyarakat mayoritas masih memeluk Agama Hindu, Buddha dan Animisme.

Agama Islam masuk ke tanah Sumatera pada abad ke 14 Masehi. Dengan masuknya agama
Islam, secara tidak langsung mempengaruhi perkembangan tari piring di Pulau Sumatera.
Saat ajaran Islam mulai dianut oleh mayoritas masyarakat Minangkabau, alokasi tari piring jadi
berubah. Yang dahulu kalanya ditampilkan sebagai tari persembahan bagi dewa-dewa. Semenjak
itu mulai ditunjukan kepada masyarakat untuk sebagai tontonan.

Tarian ini juga berkembang ke negeri–negeri melayu lainnya, seperti Malaysia, Thailand,
Brunei, dan lain-lainnya. Berkembangnya tarian tersebut seiring dengan jalur perdagangan pada
masa itu.

Walaupun terdapat beberapa perbedaan konsep di setiap daerah di Sumatera Barat. Tapi tari
piring masih memiliki kesamaan secara keseluruhan yaitu, untuk sebuah persembahan dan
tontonan masyarakat atau orang memiliki hajat.

Makna Tari Piring

Sudah dijelaskan diatas bahwa piring ini di genggam dengan dua telapak tangan dengan tempo
gerakan yang sangat cepat sekali. Dengan gerakan berpola diayunkan ke depan dan belakang.
Dua cincin dan dentingan piring adalah sebuah selingan bunyi pada saat jari penari diketukkan
kebagian bawah piring.

Tari ini mempunyai makna nilai transendental, hal ini terlihat pada saat pelaksanaan tata cara tari
piring. Piring-piring tersebut disusun diatas menandakan bahwa simbol yang ditunjukan ke arah
tuhan (Allah SWT) dan simbol rasa ucap syukur kepada tuhan.

Fungsi Tari Piring

Upacara tari ini dilakukan untuk mencurahkan rasa syukur terhadap Allah SWT, yang telah
memberikan anugerah serta rizkinya sehingga panen pada masa itu melimpah ruah.

Kostum Tari Piring

Kostum yang dikenakan oleh para penari piring terbagi menjadi dua bagian, yaitu kostum untuk
pria dan kostum untuk para penari wanita.

1. Kostum Penari Pria


 Busana rang mudo atau lebih dikenal Baju gunting China yang memiliki lengan lebar dan

diberikan hiasan dengan hiasan missia (rende emas).


 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian tengahnya (pisak) memiliki
warna yang sama dengan warna baju.
 Sisamping, yaitu seperti kain songket yang dililitkan pada pinggang dengan memiliki
panjang sepanjang lutut.
 Destar atau deta adalah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar kain songket dengan
bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.
 Baju gunting China atau busana rang mudo yang memiliki lengan lebar dan diberikan
hiasan dengan hiasan missia (rende emas).
 Saran galembong, celana dengan ukuran besar yang di bagian terngahnya (pisak) memiliki
warna yang sama dengan warna baju.
 Sisamping dan, yaitu seperti kain songket yang dililitkan pada pinggang dengan memiliki
panjang sepanjang lutut.
 Destar atau deta ialah penutup kepala yang dibuat dari bahan dasar kain songket dengan
bentuk segitiga yang diikatkan pada kepala.

2. Kostum Penari Wanita


 Baju kurung yang terbuat dari kain satin dan beludru.
 Kain songket.
 Selendang songket yang digunakan untuk hiasan yang dipakai pada bagian kiri badan.
 Tikuluak tanduk balapak, yakni penutup kepala khusus wanita Minangkabau yang terbuat
dari bahan songket yang bentuknya menyerupai tanduk kerbau.
 Aksesoris seperti kalung rambai dan juga kalung gadang serta subang atau anting.

S-ar putea să vă placă și