Sunteți pe pagina 1din 26

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Transplantasi ginjal adalah suatu metode terapi dengan cara "memanfaatkan"
sebuah ginjal sehat (yang diperoleh melalui proses pendonoran) melalui prosedur
pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari individu yang masih hidup (donor
hidup) atau yang baru saja meninggal (donor kadaver). Ginjal ‘cangkokan’ ini
selanjutnya akan mengambil alih fungsi kedua ginjal yang sudah rusak.
Transplantasi (cangkok) ginjal adalah proses pencangkokan ginjal ke dalam tubuh
seseorang melalui tindakan pembedahan. Ginjal baru bersama ginjal lama yang
fungsinya sudah memburuk akan bekerja bersama-sama untuk mengeluarkan
sampah metabolisme dari dalam tubuh. Kedua ginjal lama, walaupun sudah tidak
banyak berperan tetap berada pada posisinya semula, tidak dibuang, kecuali jika
ginjal lama ini menimbulkan komplikasi infeksi atau tekanan darah tinggi.
Pada umumnya seseorang dapat hidup normal dengan satu ginjal. Bila kedua
ginjal tidak berfungsi dengan normal, dialisis dilakukan dimana darah disaring
diluar tubuh.Transplantassi pertama kali berhasil diumumkan pada 4 Maret 1945
di Rumah Sakit Peter Bent Brigham di Boston, Massachusetts. Operasi ini
dilakukan oleh Dr. Joseph E. Murray, yang pada tahun 1990 menerima nobel
dalam fisiologi atau kedokteran.
Terapi pengganti pada pasien gagal jantung terminal (Renal Replacement
Therapy) bisa dilakukan dengan dialisis (hemodialisis, dialisis peritoneal) atau
dengan transplantasi ginjal. Transplantasi ginjal merupakan terapi yang ideal
karena menghasilkan rehabilitasi yang lebih baik dibanding dialisis kronik dan
akan menimbulkan perasaan sehat seperti orang normal. Ada beberapa
keuntungan untuk transplantasi dari donoryangmasih hidup, termasuk kecocokan
lebih bagus, donor daapat dites secara menyeluruh sebelum transplantasi dan
ginjal tersebut cenderung mempunyai jangka hidup lebih panjang.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan transplantasi organ ?
2. Apa yang dimaksus dengan transplantasi ginjal?
3. Bagaimana anatomi fisiologi ginjal ?
4. Apa etiologi transplantasi ginjal ?
5. Apa saja terminologi transplantasi ginjal ?
6. Faktor-faktor apa saja yang berperan dalam keberhasilan transplantasi
ginjal?
7. Apa saja persiapan sebelum operasi transplantasi ginjal?
8. Bagaimana proses transplantasi ginjal ?
9. Komplikasi apa saja yang muncul setelah transplantasi ginjal ?
10. Apa saja keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Perkemihan dan untuk
menambah pengetahuan mahasiswa tentang transplantasi ginjal.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui definisi tentang transplantasi organ.
b. Untuk mengetahui definisi tentang transplantasi ginjal.
c. Untuk mengetahui anatomi fisiologi ginjal.
d. Untuk mengetahui etiologi transplantasi ginjal.
e. Untuk mengetahui terminologi tentang transplantasi ginjal.
f. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi transplantasi
ginjal.
g. Untuk mengetahui persiapan operasi transplantasi ginjal.
h. Untuk mengetahui proses transplantasi ginjal.
i. Untuk mengetahui komplikasi setelah transplantasi ginjal.
j. Untuk mengetahui keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN

I. Transplantasi Organ
A. Definisi Transplantasi Organ
Donor organ atau lebih sering disebut transplantasi adalah pemindahan
suatu jaringan atau organ manusia tertentu dari suatu tempat ke tempat lain pada
tubuhnya sendiri atau tubuh orang lain dengan persyaratan dan kondisi tertentu.
Syarat tersebut melipui kecocokan organ dari donor dan resipen.
Donor organ adalah pemindahan organ tubuh manusia yang masih memiliki
daya hidup dan sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak
berfungsi dengan baik apabila diobati dengan teknik dan cara biasa, bahkan
harapan hidup penderita hampir tidak ada lagi. Sedangkan resipien adalah orang
yang akan menerima jaringan atau organ dari orang lain atau dari bagian lain dari
tubuhnya sendiri. Organ tubuh yang ditansplantasikan biasa adalah organ vital
seperti ginjal, jantung, dan mata. namun dalam perkembangannya organ-organ
tubuh lainnya pun dapat di transplantasikan untuk membantu orang yang sangat
memerlukannya.
Menurut pasal 1 ayat 5 Undang-undang kesehatan, transplantasi organ
adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ dan atau jaringan
tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri dalam rangka
pengobatan untuk menggantikan organ dan atau jaringan tubuh. Pengertian lain
mengenai transplantasi organ adalah berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan, transplantasi adalah tindakan medis untuk memindahkan organ dan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau tubuh sendiri
dalam rangka pengobatan untuk mengganti jaringan dan atau organ tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik.
Jika dilihat dari fungsi dan manfaatnya transplantasi organ dapat
dikategorikan sebagai ‘life saving’. Live saving maksudnya adalah dengan
dilakukannya transplantasi diharapkan bisa memperpanjang jangka waktu
seseorang untuk bertahan dari penyakit yang dideritanya.
B. Klasifikasi Transplantasi Organ
Transplantasi ditinjau dari sudut si penerima, dapat dibedakan menjadi:
1. Autotransplantasi: pemindahan suatu jaringan atau organ ke tempat lain
dalam tubuh orang itu sendiri.
2. Homotransplantasi : pemindahan suatu jaringan atau organ dari tubuh
seseorang ke tubuh orang lain.
3. Heterotransplantasi : pemindahan organ atau jaringan dari satu spesies ke
spesies lain.
4. Autograft
Transplantasi jaringan untuk orang yang sama. Kadang-kadang hal ini
dilakukan dengan jaringan surplus, atau jaringan yang dapat memperbarui,
atau jaringan lebih sangat dibutuhkan di tempat lain (contoh termasuk kulit
grafts , ekstraksi vena untuk CABG , dll) Kadang-kadang autograft dilakukan
untuk mengangkat jaringan dan kemudian mengobatinya atau orang, sebelum
mengembalikannya (contoh termasuk batang autograft sel dan penyimpanan
darah sebelum operasi ).
5. Allograft
Allograft adalah suatu transplantasi organ atau jaringan antara dua non-
identik anggota genetis yang sama spesies . Sebagian besar jaringan manusia
dan organ transplantasi yang allografts. Karena perbedaan genetik antara
organ dan penerima, penerima sistem kekebalan tubuh akan mengidentifikasi
organ sebagai benda asing dan berusaha untuk menghancurkannya,
menyebabkan penolakan transplantasi .
6. Isograft
Sebuah subset dari allografts di mana organ atau jaringan yang
ditransplantasikan dari donor ke penerima yang identik secara genetis (seperti
kembar identik ). Isografts dibedakan dari jenis lain transplantasi karena
sementara mereka secara anatomi identik dengan allografts, mereka tidak
memicu respon kekebalan.
7. Xenograft dan xenotransplantation
Transplantasi organ atau jaringan dari satu spesies yang lain. Sebuah contoh
adalah transplantasi katup jantung babi, yang cukup umum dan sukses.
Contoh lain adalah mencoba-primata (ikan primata non manusia)-
transplantasi Piscine dari pulau kecil (yaitupankreas pulau jaringan atau)
jaringan.
8. Transplantasi Split
Kadang-kadang organ almarhum-donor, biasanya hati, dapat dibagi antara
dua penerima, terutama orang dewasa dan seorang anak. Ini bukan biasanya
sebuah pilihan yang diinginkan karena transplantasi organ secara keseluruhan
lebih berhasil.
9. Transplantasi Domino
Operasi ini biasanya dilakukan pada pasien dengan fibrosis kistik karena
kedua paru-paru perlu diganti dan itu adalah operasi lebih mudah secara
teknis untuk menggantikan jantung dan paru-paru pada waktu yang sama.
Sebagai jantung asli penerima biasanya sehat, dapat dipindahkan ke orang
lain yang membutuhkan transplantasi jantung.(parsudi,2007).
Jika ditinjau dari sudut penyumbang atau donor alat dan atau jaringan tubuh,
maka transplantasi dapat dibedakan menjadi :
1. Transplantasi dengan donor hidup
Transplantasi dengan donor hidup adalah pemindahan jaringan atau organ
tubuh seseorang ke orang lain atau ke bagian lain dari tubuhnya sendiri tanpa
mengancam kesehatan. Donor hidup ini dilakukan pada jaringan atau organ
yang bersifat regeneratif, misalnya kulit, darah dan sumsum tulang, serta
organ-organ yang berpasangan misalnya ginjal.
2. Transplantasi dengan donor mati atau jenazah
Transplantasi dengan donor mati atau jenazah adalah pemindahan organ atau
jaringan dari tubuh jenazah ke tubuh orang lain yang masih hidup. Jenis organ
yang biasanya didonorkan adalah organ yang tidak memiliki kemampuan
untuk regenerasi misalnya jantung, kornea, ginjal dan pankreas.

C. Penyebab Transplantasi Organ


Ada dua komponen penting yang mendasari tindakan transplantasi, yaitu:
1. Eksplantasi : usaha mengambil jaringan atau organ manusia yang hiudp
atau yang sudah meninggal.
2. Implantasi : usaha menempatkan jaringan atau organ tubuh tersebut
kepada bagian tubuh sendiri atau tubuh orang lain.
Disamping itu, ada dua komponen penting yang menunjang keberhasilan
tindakan transplantasi, yaitu :
1. Adaptasi donasi, yaitu usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang
hidup yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan
psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ.
(anonim,2006)
2. Adaptasi resepien, yaitu usaha dan kemampuan diri dari penerima
jaringan atau organ tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau
menolak jaringan atau organ tersebut, untuk berfungsi baik, mengganti
yang sudah tidak dapat berfungsi lagi.
Organ atau jaringan tubuh yang akan dipindahkan dapat diambil dari donor
yang hidup atau dari jenazah orang baru meninggal dimana meninggal sendiri
didefinisikan kematian batang otak. Organ-organ yang diambil dari donor
hidup seperti : kulit, ginjal, sumsum tulang dan darah (tranfusi darah). Organ-
organ yang diambil dari jenazah adalah : jantung, hati, ginjal, kornea,
pancreas, paru-paru dan sel otak.

D. Transplantasi Organ dari Segi Agama


1. Transplantasi Organ dari Segi Agama Islam
Didalam syariat Islam terdapat 3 macam hukum mengenai transplantasi
organ dan donor organ ditinjau dari keadaan si pendonor. Adapun ketiga
hukum tersebut, yaitu :
a. Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup
Dalam syara seseorang diperbolehkan pada saat hidupnya
mendonorkan sebuah organ tubuhnya atau lebih kepada orang lain
yang membutuhkan organ yang disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan
tetapi mendonorkan organ tunggal yang dapat mengakibatkan
kematian si pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya.
Maka hukumnya tidak diperbolehkan, berdasarkan firman Allah SWT
dalam Al – Qur’an :
1) surat Al – Baqorah ayat 195
” dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam
kebinasaan ”
2) An – Nisa ayat 29
” dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ”
3) Al – Maidah ayat 2
” dan jangan tolong – menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran“
b. Transplantasi Organ dari Donor yang Sudah meninggal
Sebelum kita mempergunakan organ tubuh orang yang telah
meninggal, kita harus mendapatkan kejelasan hukum transplantasi
organ dari donor tersebut. Adapun beberapa hukum yang harus kita
tahu, yaitu :
1) Dilakukan setelah memastikan bahwa si penyumbang ingin
menyumbangkan organnya setelah dia meninggal. Bisa dilakukan
melalui surat wasiat atau menandatangani kartu donor atau yang
lainnya.
2) Jika terdapat kasus si penyumbang organ belum memberikan
persetujuan terlebih dahulu tentang menyumbangkan organnya
ketika dia meninggal maka persetujuan bisa dilimpahkan kepada
pihak keluarga penyumbang terdekat yang dalam posisi dapat
membuat keputusan atas penyumbang.
3) Organ atau jaringan yang akan disumbangkan haruslah organ
atau jaringan yang ditentukan dapat menyelamatkan atau
mempertahankan kualitas hidup manusia lainnya.
4) Organ yang akan disumbangkan harus dipindahkan setelah
dipastikan secara prosedur medis bahwa si penyumbang organ
telah meninggal dunia.
5) Organ tubuh yang akan disumbangkan bisa juga dari korban
kecelakaan lalu lintas yang identitasnya tidak diketahui tapi hal
itu harus dilakukan dengan seizin hakim.
E. Transplantasi Organ dari Segi Hukum
Dasar hukum dilaksanakannya transplantasi organ sebagai suatu terapi adalah
Pasal 32 ayat (1), (2), (3) tentang hak pasien untuk memperoleh kesembuhan
dengan pengobatan dan perawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan :
Pasal 32 ayat (1) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit,
mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
Pasal 32 ayat (2) berbunyi: Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan
dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan.
Pasal 32 ayat (3) berbunyi: Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan
berdasarkan ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Sedangkan untuk prosedur pelaksanaan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan dan Peraturan Pemerintah No. 18 Tahun 1981 tentang
Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau
Jaringan Tubuh Manusia.
Pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pelaksanaan
transplantasi diatur dalam Pasal 34 yang berbunyi:
Pasal 34 Ayat (1): Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
Pasal 34 Ayat (2): Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang
donor harus memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada
persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya.
Pasal 34 Ayat (3): Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan
transplantasi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

F. Transplantasi Organ dari Segi Etika Keperawatan


Jika ditinjau dari segi etika keperawatan, transplantasi organ akan menjadi
suatu hal yang salah jika dilakukan secara illegal. Hal ini menilik pada kode
etik keperawatan, Pokok etik 4 pasal 2 yang mengatur tentang hubungan
perawat dengan teman sejawat. Pokok etik tersebut berbunyi “ Perawat
bertindak melindungi klien dan tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan illegal ”. Seorang
perawat dalam menjalankan profesinya juga diwajibkan untuk tetap
mengingat tentang prinsip-prinsip etik, antara lain :
a. Otonomi (Autonomy)
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu
berpikir logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Prinsip otonomi
merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi. Jika
dikaitkan dengan kasus transplantasi organ maka hal yang menjadi
pertimbangan adalah seseorang melakukan transplantasi tersebut tanpa
adanya paksaan dari pihak manapun dan tentu saja pasien diyakinkan
bahwa keputusan yang diambilnya adalah keputusan yang telah
dipertimbangkan secara matang.
b. Berbuat baik (Beneficience)
Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan
kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang
lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
c. Keadilan (Justice)
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap
orang lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan.
Nilai ini direfleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja
untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan
yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.
d. Tidak merugikan (Nonmaleficience)
Prinsip ini berarti dalam pelaksanaan transplantasi organ, harus
diupayakan semaksimal mungkin bahwa praktek yang dilaksanakan tidak
menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Kejujuran (Veracity)
Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh
pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap
klien dan untuk meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip veracity
berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada,
Kebenaran merupakan dasar dalam membangun hubungan saling percaya.
f. Menepati janji (Fidelity)
Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan
komitmennya terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan
menepati janji serta menyimpan rahasia klien. Ketaatan, kesetiaan, adalah
kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang dibuatnya.
Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
Dari prinsip-prinsip diatas berarti harus diperhatikan benar bahwa dalam
memutuskan untuk melakukan transplantasi organ harus disertai
pertimbangan yang matang dan tidak ada paksaan dari pihak manapun, adil
bagi pihak pendonor maupun resipien, tidak meruguikan pihak manapun serta
berorientasi pada kemanusiaan.
Selain itu dalam praktek transplantasi organ juga tidak boleh melanggar nilai-
nilai dalam praktek perawat professional. Sebagai contoh nilai tersebut
adalah, keyakinan bahwa setiap individu adalah mulia dan berharga. Jika
seorang perawat menjunjung tinggi nilai tersebut dalam prakteknya, niscaya
seorang perawat tidak akan begitu mudah membantu melaksanakan praktek
transplantasi organ hanya dengan motivasi komersiil.

G. Transplantasi Organ dari Segi Norma Masyarakat


Beberapa pihak yang ikut terlibat dalam usaha transplantasi adalah donor
hidup, jenazah dan donor mati, keluarga dan ahli waris, resipien, dokter dan
pelaksana lain, dan masyarakat. Hubungan pihak-pihak itu dengan masalah etik
dan moral dalam transplatasi adalah :
1. Donor Hidup
Adalah orang memberikan jaringan atau organnya kepada orang lain
(resipien). Sebelum memutuskan untuk menjadi donor, seseorang harus
mengetahui dan mengerti resiko yang dihadapi, baik di bidang medis,
pembedaan maupun resiko untuk pembedahannya lebih lanjut sebagai
kekurangan jaringan atau organ yang telah dipindahkan.
2. Jenazah dan Donor Mati
Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat
dengan sungguh - sungguh untuk memberikan jaringan atau organ
tubuhnya kepada yang memerlukan apabila ia telah meninggal.
3. Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk
menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal
mungkin ataupun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari. Dari
keluarga resipien sebenarnya hanya dituntut suatu pengargaan kepada
donor dan keluarganya dengan tulus. Alangkah baiknya apabila dibuat
suatu ketentuan untuk mencegah timbulnya rasa tidak puas kedua belah
pihak.
4. Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat
persetujuan dari donor, resipien, maupun keluarga kedua belah pihak. Ia
wajib menerangkan hal-hal yang mungkin akan terjadi setelah dilakukan
transplantasi sehingga gangguan psikologis dan emosi di kemudian hari
dapat dihindarkan. Tanggung jawab tim pelaksana adalah menolong pasien
dan mengembangkan ilmu pengetahuan untuk umat manusia. Dengan
demikian, dalam melaksanakan tugas, tim pelaksana hendaknya tidak
dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan kepentingan pribadi.
5. Masyarakat
Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan
transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan para cendekiawan, pemuka
masyarakat, atau pemuka agama diperlukan untuk mendidik masyarakat
agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha transplantasi.
Dengan adanya pengertian ini kemungkinan penyediaan organ yang segera
diperlukan, atas tujuan luhur akan terpenuhi.

II. Pengertian Transplantasi atau Cangkok Ginjal


Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya
hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak bisa
berfungsi lagi dengan baik. Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah suatu
metode terapi dengan cara memanfaatkan sebuah ginjal sehat (yang diperoleh
melaui pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari
individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor
kadaver). Menurut Brunner and Suddarth transplantasi ginjal adalah melibatkan
menanamkan ginjal dari donor hidup atau kadaver manusia recepient yang
mengalami penyakit ginjal tahap akhir. Transplantasi ginjal dapat dilakukan secara
“cadaveric” (dari seorang yang telah meninggal) atau dari donor yang masih hidup
(biasanya anggota keluarga). Ada beberapa keuntungan untuk transplantasi dari
donor yang masih hidup, termasuk kecocokan lebih bagus, donor dapat dites
secara menyeluruh sebelum transplantasi dan ginjal tersebut cenderung
mempunyai jangka hidup lebih panjang.

III. Anatomi fisiologi


Ginjal adalah organ ekresi yang bentuknya mirip seperti kacang. Ginjal
merupakan bagian dari sistem urinari, ginjal berfungsi sebagai filter kotoran
(terutama urea) dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk
urin. Manusia mempunyai sepasang ginjal yang terletak dibelakang abdomen.
Ginjal terletak disebelah kanan dan kiri tulang belakang. Ginjal sebelah kiri
terletak dibawah hati dan ginjal sebelah kanan terletak dibawah limpa. Dibagian
atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal).
Ginjal bersifat retroperineal yang berarti terletak dibagian belakang peritoneum
yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak disekitar vertebra T12
hingga L3. Ginjal kanan letaknya lebih rendaah dibanding ginjal kiri dikarenakan
dibagian atas ginjal kanan terdapat organ hati yang lumayan besar. Sebagian dari
bagian atas ginjal terlindungi oleh iga kesebelas dan dua belas. Kedua ginjal
dibungkus oleh lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.
Pada orang dewasa setiap ginjal memiliki ukuran panjang 11 cm dan ketebalan
5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang
dengan lekukan yang menghadap kedalam. Ditiap ginjal terdapat bukaan yang
disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal dan ureter.
Bagian paling luar ginjal disebut korteks. Bagian lebih dalam lagi disebut
medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Unit fungsional ginjal adalah nefron
yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam ginjal normal manusia
dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mengabsorpsi
cairan dan molekul yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya
dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme
pertukaran lawan arus dan kontranspor. Hasil akhir yang kemudian diekskresikan
disebut urin. Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen yang disebut
korpuskula (badan malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus
yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah
dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-pori untuk
filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis
yang berpori dari glomerulus dan kapsul Bowman karena adanya tekana dari
darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk kedalam
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri
eferen. Diantara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula
Bowman terdapat tiga lapisan:
1. Kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. Lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. Selapisan sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit).
Dengan bantuan tekanan, cairan dalam darah didorong keluar dari glomerulus
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk kedalam ruangan dalam kapsula
Bowman dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung
sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul yang
kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak
350 kali setiap hari dengan laju 1,2 liter permenit, menghasilkan 122 cc filtrat
glomerular permenitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes
diagnosa fungsi ginjal. Jaringan ginjal warna biru menunjukan satu tubulus.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman disebut tubulus
konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara
pad atubulus konvulasi distal. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam
perrtukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus
memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan memungkinkan
terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukossa, asam aminodan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97,7%) dalam filtrat masuk kedalam
tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari
tubulus konvulasi distal kedalam sistem pengumpul yang terdiri dari tubulus
penghubung, tubulus kolektivus kortikal, tubulus kolektivus medularis. Tempat
lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin. Cairan
menjadi semakin kental disepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin
yang kemudian dibawa kekandung kemih melewati ureter.

IV. Etiologi
Yang menyebabkan seseorang harus dilakukan transplantasi ginjal adalah
penyakit gagal ginjal terminal atau biasa disebut dengan stadium akhir.

V. Terminologi transplantassi ginjal


Beberapa terminologi dalam transplantasi ginjal adalah :
a. Autograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berasal
dari individu yang sama.
b. Isograft adalah transplantassi dimana jaringan yang dicangkokan berasal
dari saudara kembar.
c. Allograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berasal
dari individu lain dalam satu spesies atau spesies yang sama.
d. Xenograft adalah transplantasi dimana jaringan yang dicangkokan berassal
dari spesies yang berbeda. Misalnya ginjal binatang yang ditransplantasikan
kepada manusia.

VI. Faktor-faktor yang berperan dalam keberhasilan transplantasi ginjal


Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pada transplantasi ginjal
terdiri dari faktor yang bersangkut paut dengan donor, resepien, faktor
imunologis, faktor pembedahan antara lain penanganan praoperatif dan post-
operatif.
a. Donor ginjal
Donor ginjal dibagi menjadi dua yaitudonor hidup (living donor) dan donor
jenasah (cadaver donor). Donor hidup dapat berasal dari individu yang
mempunyai hubungan keluarga (living related donor) atau tidak ada hubungan
keluarga (living non related donor). Syarat untuk donor hidup, terutama untuk
donor keluarga yaitu :
1. Usia lebih dari 18 tahun dan kurang dari 65 tahun.
2. Motivasi yang tinggi untuk menjadi donor tanpa ada unsur paksaan.
3. Kedua ginjal normal.
4. Tidak mempunyai penyakit yang dapat menurunkan fungsi ginjal dalam
jangka waktu yang lama.
5. Kecocokan golongan darah, HLA dan tes silang darah (cross match).
6. Tidak mempunyai penyakit menular.
7. Sehat mental.
8. Toleransi operasi baik.
Pemeriksaan calon donor meliputi anamnesa, pemeriksaan fisik
lengkap,tes fungsi ginjal, pemeriksaan golongan darah dan sistem HLA, infeksi
virus (hepatitis B, hepatitis C, CMV, HIV), foto dada, ekokardiografi, dan
arteriografi ginjal.
Untuk donor jenasah biasanya berasal dari pasien yang mengalami mati
batang otak akibat kerusakan otak yang fatal, usia 10-60 tahun, tidak
mempunyai penyakit menular, fungsi ginjal harus baik saat menjelang ajal.
Panjang hidup ginjal transplantasi dari donor jenasah yang meninggal karena
strok, iskemia, tidak sebaik meninggal karena perdarahan subarachnoid.
b. Resepien ginjal
Pasien gagal ginjal terminal yang potensial menjalani transplantasi ginjal
harus dinilai oleh tim transplantasi. Setelah itu dilakukan evaluasi untuk
melakukan persiapan untuk transplantasi. Sebelum dilakukan transplantasi
resepien akan dilakukan pemeriksaan secara teliti untuk mengetahui adanya
hiperrtensi, penyakit pembuluh darah perifer dan penyakit jantung koroner,
ulkus peptikum dan keadaan saluran kemih. Selain itu, juga dilakukan
pemeriksaan laboratorium lengkap termasuk tanda-tanda infeksi, foto dada,
USG, EKG, ekokardiografi, pemeriksaan gigi geligi dan THT. Syarat resepien
transplantasi ginjal adalah :
1. Dewasa
2. Pasien yang kesulitan mengalami hemodialisis dan CAPD
3. Saluran kemih bawah harus normal bila ada kelainan koreksi terlebih
dahulu.
4. Dapat menjalani imunosupresa dalam jangka waktu lama dan kepatuhan
berobat tinggi.
Kontra indikasi :
1. Infeksi akut : tuberkulosis, infeksi saluran kemih, hepatitis akut.
2. Infeksi kronik, bronkiektasis
3. Aterotema yang berat
4. Ulkus peptikum yang aktif
5. Penyakit keganasan
6. Mal nutrisi
c. Imunologi transplantasi
Ginjal donor harus mempunyai kecocokan dengan ginjal resepien agar
transplantasi behasil baik. Golongan darah yang sama merupakan syarat yang
utama. Kesesuaian imunologis pada transplantasi ginjal dapat diperiksa melalui
pola HLA. Bila ginjal tidak cocok secara imunologis maka akan terjadi reaksi
rejeksi. Reaksi ini merupakan usaha tubuh resepien untuk menolak benda asing
yang masuk ketubuhnya. Ada tiga jenis reaksi rejeksi yaitu :
- Reaksi hiperakut yaitu terjadi segera dengan beberapa menit atau beberapa
jam setelah klem pembuluh darah dilepas. Dan disebabkan adanya antibody
terhadap sistem golongan darah atau HLA yang tidak cocok.Rejeksi
hiperaktif tidak bisa diatasi harus dilaksanakan nefrektomi ginjal cangkok.
Reaksi hiperakut sekarang jarang terjadi karena dapat dihindarkan dengan
reaksi silang.
- Rejeksi akut biasanya terjadi dalam waktu 3 bulan pasca transplantassi, dapat
dicetuskan oleh penghentian atau pengurangan dosis obat imunosupresi.
Manifestasi klinis : Demam, mialgia, malaise, nyeri pada ginjal baru,
produksi urine menurun, berat badan meningkat, tekanan darah meningkat,
kreatinin serum meningkat, histopatologi. Terapi rejeksi akut : metil
prednisolon 250 mg – 1 gr IV/hari selama 3 hari, ALG (Anti Lymphocyte
Globulin), ATG (Anti Thympocyte Globulin) atau antibodi monoklons
sebagai terapi alternatif bila tidak teratasi.
- Rejeksi kronik terjadi setelah berrbulan-bulan atau bertahun-tahun pasca
transplantasi. Pada rejeksi kronik terjadi penurunan fungsi ginjal cangkok.
Saat ini belum ada pengobatan yang spesifik untuk mengobati rejeksi
kronik.
Keberhasilan transplantasi ginjal menurut harapan klinis
· Lama hidup ginjal cangkok ( Graft Survival )
Lama hidup ginjal cangkok sangat dipengaruhi oleh kecocokan antigen
antara donor dan resepien. Waktu paruh ginjal cangkok pada HLA (Human
Leukocyte Antigens) identik 20-25 tahun, HLA yang sebagian cocok (one
haplotype match) 11 tahun dan pada donor jenazah 7 tahun. Lama hidup
ginjal cangkok pada pasien diabetes mellitus lebih buruk daripada pasien
non diabetes.
· Lama hidup passien ( Patient Survival )
Sumber organ donor sangat mempengaruhi lama hidup pasien dalam jangka
panjang. Lama hidup pasien yang mendapat donor ginjal hidup lebih baik
dibanding donor jenasah, kemungkinan dikarenakan pada donor jenasah
lebih banyak obat imunosupresi.

VII. Persiapan Pembedahan ( Pra-Operatif Dan Pasca Operatif )


Persiapan pra-operatif untuk calon resepien bertujuan untuk : menilai
kemampuan menjalani operasi besar, menilai kemampuan menerima obat
imunosupresi untuk jangka waktu yang lama, menilai status vaskular
anastosmosis, menilai traktus urinarius bagian bawah, menghilangkan semua
sumber infeksi, menilai dan mempersiapkan unsur psikis.
Persiapan pra-operatif untuk calon donor : menilai kerelaan (tak ada unsur
paksaan atau jual beli), menilai kemampuan untuk nefrektomi, menilai akibat
jangka panjang ginjal tunggal, menilai kemungkinaan anastosmosis, menilai
kecocokan golongan darah, HLA dan cross match.
Obat-obat imunosupresi :
Untuk mencegah terjadinya rejeksi kepada pasien yang mengalami
transplantasi ginjal diberikan obat-obat imunosupresi. Ada beberapa macam obat
imunosupresi yang tersedia pada umumnya dikelompokan menjadi :
- Obat imunosupresi konvensional : siklosporin-A, kortikosteroid, azatioprin,
antibodi monoklonal OKT-3,antibodi poliklonal ALG (anti Lymphocte
Globulin ), ATG (Anti Thympocyte Globulin).
- Obat imunosupresi baru yaitu tacrolimus dan mycophenolate mofetil. Efek
samping tacrolimus hampir sama engan siklosporin, infeksi yang timbul
biasanya CMV (cytomegali virus), ATG (anti thympocyte globulin), ALG
(anti lympocyte globulin), MMF (micophinolatemofetil).

VIII. Proses Transplantasi Ginjal


1. Rekomendasi dokter
Proses transplantasi dimulai ketika mengetahui bahwa ginjal telah
mengalami kerusakan dan harus mulai untuk mempertimbangkan pilihan
pengobatan. Transplantasi merupakan salah satu pilihan diantara beberapa
tindakan tergantung pada keadaannya. Transplantasi ginjal tidak dapat
dilakukan pada setiap orang . Dokter mungkin menyampaikan bahwa bahaya
tranplantasi atau ketidak berhasilan transplantasi.
2. Pemeriksaan medis di rumah sakit.
Apabila dokter merekomendasikan untuk transplantasi ginjal, tahap
berikutnya adalah melakukan pemeriksaan medis di rumah sakit.
Pemeriksaan pra transplantasi memerlukan pemeriksaan beberapa minggu
atau setiap bulan. Pasien akan diperiksa golongan darah dan faktor-faktor
kesamaan antara donor dan reseipien yang menentukan apakah tubuh kita
akan menerima ginjal dari donor.
Tim medis akan melihat apakah pasien cukup sehat untuk dilakukan
operasi. Penyakit kanker, infeksi, atau penyakit kardiovaskuler akan membuat
operasi transplantasi tidak berhasil. Tim medis akan meyakinkan bahwa
pasien memahami dan mengikuti jadwal pengobatan. Apabila seorang
anggota keluarga atau teman ingin mendonorkan ginjal, maka dia perlu
diperiksa kesehatannya dan mengkaji apakah ginjalnya baik dan cocok
dengan ginjal pasien.
3. Penempatan pada masa tunggu.
Apabila pemeriksaan medis menunjukkan bahwa pasien dalam kondisi
baik untuk melakukan operasi transplantasi tetapi memiliki anggota keluarga
atau teman yang mendonorkan ginjalnya, maka akan masuk dalam daftar
tunggu untuk program transplantasi untuk menerima ginjal dari deceased
donor atau dari seseorang yang telah meninggal dunia.
4. Periode Tunggu
Beberapa lama waktu untuk menunggu dilakukan transplantasi tergantung
beberapa hal tetapi utamanya ditentukan oleh derajat kesamaan (matching)
antara resipen dan donor, Beberapa orang menunggu sampai beberapa tahun
untuk memperoleh derajat kesamaan yang baik, meskipun beberapa orang
yang lain mendapatkanya dalam beberapa bulan.
Untuk mengetahui suitabilitas (kesesuaian) antara donor dan resipien pada
3 (tiga) faktor yaitu:
a. Golongan darah
Golongan darah resipien (A,B, AB atau O) harus coock dengan golongan
darah donor
b. Faktor HLA
HLA atau Human leucoyte Antigen merupakan suatu genetic marker yang
terdapat pada permukaan sel darah putih yang mewarisi satu set yang
terdiri dari 3 antigen dari ibu dan 3 antigen dari ayah.
c. Antibiotik
Sistem immune memproduksi antibody yang berkerja secara spesifik
melawan sesuatu yang berada di dalam jaringan yang dimiliki oleh
pendonor, Apabila tidak terjadi reaksi, berarti dapat menerima ginjal dari
donor.
5. Operasi transplantasi
Pelaksanaan operasi transplantasi berlangsung kurang lebih, selama tiga
jam. Ginjal donor akan ditempatkan pada abdomen bawah dan disambungkan
dengan arteri dan vena resipien.
Apabila memiliki donor hiup, maka resipien dan donor akan dioperasi
dalam waktu yang sama, secara umur side by side rooms’ Tim operasi pertama
sedangkan tim yang lain mempersiapkan resipien untuk penempatan ginjal yang
telah didonorkan.
Apabila pada saat masa tunggu memperoleh donor ginjal yang berasal dari
orang yang sudah meninggal, maka harus siap setiap saat segera ke rumah sakit.
Sekali donor diperoleh, amak segera dilakukan pemeriksaan sampel darah untuk
pemeriksaan antibody crossmatch test. Apabila hasil pemeriksaan hasilnya adalah
negatif, yang berarti bahwa antibodi resipien tidak bereaksi, maka transplantasi
dapat diproses.
Sering terjadi dimana ginjal yang baru akan mulai memproduksi urin
secepat darah mulai mengalir ke ginjal yang abru, akan tetapi kadang-kadang
mulai bekerja dalam beberapa minggu.
6. Pemulihan dari pembedahan
Setelah menjalani operasi, pasien mungkin akan terasa merasakan sakit
dan pusing ketika bangun. Meskipun beberapa pasien menyatakan merasa lebih
baik setelah operasi dilakukan. Sekalipun ketika bangun merasa lebih baik, pasien
tetap memerlukan untuk tinggal di rumah sakit kira-kira empat hari sampai satu
minggu untuk pemulihan pasca operasi, dan akan lebih lama lagi apabila terjadi
komplikasi.
7. Perawatan pasca transplatasi
Sistem imun didesain untuk menjaga kesehatan terhadap serangan dari
luar seperti bakteri dan adanya penolakan, Akan tetapi, system immune juga
merasakan bahwa ginjal yang baru merupakan benda asing untuk menjaga agar
tubuh melakukan penolakan, maka harus diberi obat yang dapat menghentikan
atau menekan respon immune yang berasal dari resipien, yaitu obat
immunodepressan dan obat lain untuk mengatasi masalah kesehatan resipien.
Kadar darah harus dimonitor secara teliti, apabila pasien mengalami
penurunan fungsi ginjal. Biopsi ginjal mungkin perlu dilakukan untuk
menentukan apakah terjadi penolakan atau intoksikasi cyclosporine. Penolakan
akut terjadi pada pasien antara 10%- 25% setelah menjalani transplantasi selama
60 hari pertama. Penolakan tidak berarti kehilangan organ, akan tetapi mungkin
memerlukan tindakan tambahan.
Apabila menjalani hemodialisa perlu pembatasan makanan
(posttransplantasi diet). Pasien supaya lebih banyak minum dan makan sayuran
dan buah-buahan. Pasien mungkin memerlukan sedikit penambahan berat badan.
Tetapi tidak terlalu cepat dan mencegah makanan yang banyak mengandung
garam yang dapat meningkatkan tekanan darah.
8. Efek samping immunosupresan
Immunosupresan dapat menekan system imun, yang dapat memudahkan
terjadinya infeksi. Wajah mungkin tampak bulat (moonface), peningkatan berat
badan, timbil jerawat dan timbul rambut wajah.
9. Prognosis
Hasil penelitian sekarang mengidikasikan bahwa transplantasi ginjal
merupakan suatu prosedur yang dapat memperpanjang hidup. Pasien akan hidup
antara 10 sampai 15 tahun lebih lama dari pada dengan dialysis.
Pada pasien transplantasi yang usianya lebih kuda, usia harapan hidup menjadi
lebih panjang lagi. Akan tetapi pada pasien yang berusia lebih dari 75 tahun, dapat
rata-rata empat atau lebih.

IX. Komplikasi
Dalam transplantassi ginjal tidak semuanya berhasil, tapi kadang akan
menimbulkan berbagai komplikasi.komplikasi - komplikassi tersebut yaitu :
1. Penolakan pencangkokan
Yaitu sebuah kekebalan terhadap organ donor asing yang dikenal oleh
tubuh sebagai jarringan asing. Reaksi tersebut dirangsang oleh reaksi antigen
terhadap kesesuaian organ asing. Reaksi penolakan yang terjadi adalah reaksi
penolakan secara klinik yaitu hiperakut, akut dan kronis.
2. Infeksi
Infeksi meninggalkan masalah yang potensial dan mewakili komplikasi
yang serius memberikan ancaman pada tingkatatan kehidupan. Infaksi yang
sering dijumpai adalah infeksi sistem urinari, pneumonia dan sepsis adalah
yang paling sering terjadi.
3. Komplikasi sistem urinari
Komplikasi sistem urinari adalah dikarenakan terputusnya ginjal secara
spontan. Selain itu,ada juga komplikasi lain yaitu bocornya urine dari ureteral
bladder anastomosisyang menyebabkan terjadinya urinoma yang dapat
memberikan tekanan pada ginjal dan ureter yang mengurangi fungsi ginjal.
4. Komplikasi kardiovasskular
Komplikasi ini bisa berupa komplikasi lokal atau sistem. Hiperrtensi
daapat terjadi pada 50%-60% pada dewasa yang mungkin disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu stenosis arteri ginjal, nekrosis tubular akut, penolakan
pencangkokan jenis kronik dan akut, hidronefrosis.
5. Komplikasi pernafasan
Komplikasi pada pernafasan yang sering terrjadi adalah pneumonia yang
disebabkan oleh jamur dan bakteri.
6. Komplikasi gasstrointestinal
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah komplikasi hepatitis B dan
serosis yang dihubungkan dengan pengunaan obat-obatan hepatotoksik.
7. Komplikassi kulit
Karsinoma kulit adalah yang paling sering terjadi.Penyembuhan luka
dapat menjadi lama karena status nutrisi yang tidak adekuat, serum albumin
yang sedikit dan terapi steroid.
8. Komplikasi – komplikasi yang lain
Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah pencangkokan ginjal adalah
diabetes mellitus yang disebabkan oleh steroid. Akibat terhadap
musculoskeletal yang termasuk adalah osteoporosis dan miopaty. Nekrosis
tulang aseptik adalah disebabkan oleh terapi kortikosteroid. Masalah
reproduksi yang digambarkan dalam frekuensi CRF muncul setelah
transplantasi.
9. Kematian
Rata-rata kematian setelah 2 tahun pelaksanaan transplantasi tersebut
hanya 10%. Biasanya kematian ini diakibatkan oleh infeksi pada dua tahun
pertama setelah dua tahun pencangkokan telah terjadi.

X. Keuntungan dan kerugian transplantasi ginjal


Pada transplantasi ginjal ada keuntungan dan kerugiannya terutama bagi
resepien. Adapu keuntungannya yaitu :
- Ginjal baru akan bekerja sama halnya seperti ginjal normal.
- Resepien akan merasa lebih sehat dan normal kembali.
- Penderita tidak perlu melakukan dialisis.
- Penderita mempunyai harapan hidup lebih besar.
Adapun kekurangan transplantasi ginjal yaitu :
- Butuh proses pembedahan besar
- Proses untuk mendapatkan ginjal lebih lama atau sulit.
- Tubuh bisa menolak ginjal yang didonorkan.
- Penderita harus rutin minum obat imunosupresan yang mempunyai banyak
efek samping.
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Transplantasi adalah pemindahan organ tubuh yang masih mempunyai daya
hidup sehat untuk menggantikan organ tubuh yang tidak sehat dan tidak bisa
berfungsi lagi dengan baik. Transplantasi ginjal atau cangkok ginjal adalah suatu
metode terapi dengan cara memanfaatkan sebuah ginjal sehat (yang diperoleh
melaui pendonoran) melalui prosedur pembedahan. Ginjal sehat dapat berasal dari
individu yang masih hidup (donor hidup) atau yang baru saja meninggal (donor
kadaver). Yang menyebabkan seseorang harus dilakukan transplantasi ginjal
adalah penyakit gagal ginjal terminal atau biasa disebut dengan stadium akhir.
Komplikasi yang terjadi setelah pencangkokan ginjal adalah penolakan
pencangkokan, infeksi, komplikasi sistem urinari, komplikasi kardiovasskular,
komplikasi pernafasan, komplikasi gastrointestinal, komplikassi kulit, komplikasi
– komplikasi yang lain, kematian.

B. SARAN
Makalah ini sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, masukan dan
saran yang membangun sangat diharapkan untuk memperbaiki dan mendukung
proses perkuliahan ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Price Sylvia.2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit


Edisi 6. Jakarta : EGC

Brunner and Suddarth. 2001. Keperawata Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC

Charlene, Reeves. 2001. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : Salemba Medika

Heardman, T. Heather.2012.Diagnosa Keperawatan NANDA Internasional 2012-


2014. Jakarta : EGC

Madjid,A.Suharyanto,T.2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan


system perkemihan.Jakarta:trans info media.Berdiri

Anonim.2016.(dalam:https://aanborneo.blogspot.co.id/2016/05/makalah-
transplantasi-ginjal_16.html) diakses 12 Juni 2017 pk. 19.00 wita

Juwandi.2013.(dalam:http://juwandi18.blogspot.co.id/2013/12/transplantasi-
organ.html) diakses 12 Juni 2017 pk. 19.10 wita

S-ar putea să vă placă și