Documente Academic
Documente Profesional
Documente Cultură
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas ( puepurium ) adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat – alat kandungan kembali seperti pra – hamil.
Lama masa nifas ini yaitu 6 – 8 minggu. ( Askeb Ibu Masa Nifas, 2011 )
Masa nifas dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai
dengan 6 minggu berikutnya. ( JHPEIGO, 2002 )
Masa nifas tidak kurang dari 10 hari dan tidak lebih dari 8 hari
setelah akhir persalinan, dengan pemantauan bidan sesuai kebutuhan ibu dan
bayi. ( Bennet dan Brown, 1999, P : 590 )
Pada masa nifas , ibu akan mengalami perubahan perasaan , dimana
keadaan ini disebut Post Partum Blues. Post Partum Blues termasuk depresi
ringan yang terjadi pada ibu-ibu setelah melahirkan. Sekitar 70% dari semua
ibu yang melahirkan pernah mengalami Post Partum Blues (The NFC
Foundation, 2000).
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena
merupakan masa kritis. Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat
kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 % kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama ( Prawirohardjo, 2006 : 122 ).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien nifas.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada pasien nifas.
b. Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada pasien nifas.
c. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien
nifas.
d. Mahasiswa mampu melakukan perencanaan asuhan keperawatan
pada pasien nifas.
e. Mahasiswa mampu melakukan implementasi asuhan keperawatan
pada pasien nifas.
f. Mahasiswa mampu melakukan dokumentasi asuhan keperawatan
pada pasien nifas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI
Postpartum (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali pulih seperti semula.
Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak
perubahan fisik yang bersifat fisiologis dan banyak memberikan
ketidaknyamanan pada awal postpartum, yang tidak menutup kemungkinan
untuk menjadi patologis bila tidak diikuti dengan perawatan yang baik
(Safitri, 2016).
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai
sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara
berlahan akan mengalami perubahan seperti sebelum hamil. Selama masa
nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60%
terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah penyebab
banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab kurangnya perhatian pada
wanita post partum (Maritalia,2012 dalam Lestari, 2013).
Periode postpartum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu
kembali pada keadaan tidak hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (Mitayani, 2009 dalam Priawan, 2017).
a. Uterus
Involusi merupakan suatu proses kembalinya uterus pada kondisi
sebelum hamil. Perubahan ini dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan palpasi untuk meraba dimana TFU-nya (Tinggi Fundus
Uteri).
Tabel.2 Tinggi Fundus Uterus Dan Berat Uterus Menurut Hari
Kondisi Tinggi Fundus Uterus Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir Dua jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat- 500 gr
symphisis
2 minggu Tak teraba di atas 350 gr
symphisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 r
b. Lokhea
Lokhea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Lokhea
berbau amis atau anyir dengan volume yang berbeda-beda pada setiap
wanita. Lokhea yang berbau tidak sedap menandakan adanya infeksi.
Lokhea mempunyai perubahan warna dan volume karena adanya
proses involusi. Lokhea dibedakan menjadi 4 jenis berdasarkan warna
dan waktu keluarnya :
1) Lokhea rubra
Lokhea ini keluar pada hari pertama sampai hari ke-4 masa
postpartum. Cairan yang keluar berwarna merah karena terisi
darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan mekonium.
2) Lokhea sanguinolenta
Lokhea ini berwarna merah kecokelatan dan berlendir, serta
berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-7 post partum.
3) Lokhea serosa
Lokhea ini berwarna kuning kecokelatan karena mengandung
serum, leukosit, dan robekan atau laserasi plasenta. Keluar pada
hari ke-7 sampai hari ke-14.
4) Lokhea alba
Lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel, selaput
lendir serviks, dan serabut jaringan yang mati. Lokhea alba ini
dapat berlangsung selama 2-6 minggu post partum.
c. Perubahan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan, serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi. Dalam beberapa hari
pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap dalam keadaan
kendur. Setelah 3 minggu, vulva dan vagina kembali kepada keadaan
tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan
muncul kembali, sementara labia menjadi lebih menonjol.
d. Perubahan Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan bayi yang bergerak maju. Pada post
natal hari ke-5, perinium sudah mendapatkan kembali sebagian
tonusnya, sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan sebelum
hamil.
j. Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Bila suhu nadi tidak normal, pernafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas. Bila pernafasan pada masa postpartum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.
3. Fase letting go
Fase letting go yaitu periode menerima tanggung jawab akan peran
barunya. Fase ini berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami
bahwa bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi
kebutuhan bayinya. Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah
meningkat pada fase ini. Ibu akan lebih percaya diri dalam menjalani
peran barunya. Pendidikan kesehatan yang kita berikan pada fase
sebelumnya akan sangat berguna bagi ibu. Ibu lebih mandiri dalam
memenuhi kebutuhan diri dan bayinya.
1. PENGKAJIAN
a. Identitas
Terdiri dari Nama, No.Rek.Medis, Umur , Agama, Jenis
Kelamin ,Pekerjaan, Status perkawinan, Alamat, Tanggal masuk,
Yang mengirim, Cara masuk RS, dan Diagnosa medis dan nama
Identitas Penanggung Jawab meliputi : Nama, Umur, Hub dengan
pasien, Pekerjaan dan Alamat
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
2) Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu,
nadi, dan pernafasan.
3) Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan
sebelum hamil, berat badan setelah hamil, dan total
kenaikan berat badan.
4) Wajah.
a) Pucat atau tidak.
b) Chloasma gravidarum.
5) Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.
6) Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan,
caries, dan karang gigi.
7) Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan
peningkatan tekanan JVP.
8) Payudara.
a) Bagaimanakah proses laktasinya.
b) Adakah pembesaran kelenjar / abses.
c) Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol /
mendatar, adakah nyeri dan lecet putting )
d) Kebersihan payudara.
e) ASI / colostrum apakah sudah keluar.
f) Adakah pembengkakan.
g) Adakah radang atau benjolan abnormal.
9. Abdomen.
a) Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus,
posisi diastesis rekti.
b) Auskultasi : bising usus.
c) Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring
)
d) Kaji bentuk abdomen.
e) Kaji striae.
f) Kaji linea rubra.
g) Adakah bekas operasi.
9) Kandung kemih.
a) Adakah distensi urine.
b) Kandung kemih kosong / penuh.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema /
pembesaran jaringan atau distensi efek – efek hormonal
b. Ketadakefektifan menyusui berhubungan dengan tingkat
pengetahuan, pengalaman sebelumnya, tingkat dukungan,
karakteristik payudara
c. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan trauma
jaringan, penurunan Hb, prosedur invasive, pecah ketuban,
malnutrisi
d. Perubahan eliminasi urine berhubungan dengan efek hormonal,
trauma mekanis, edema jaringan, efek anastesi ditandai dengan
distensi kandung kemih, perubahan – perubahan jumlah / frekuensi
berkemih
e. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan
dengan penurunan masukan / penggantian tidak adekuat,
kehilangan cairan berlebih (muntah, hemoragi, peningkatan
keluaran urine)
f. Konstipasi berhubungan dengan penurunan tonus otot, efek
progesteron, dehidrasi, nyeri perineal ditandai dengan perubahan
bising usus, feses kurang dari biasanya
g. Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai perawatan diri
dan bayi berhubungan dengan kurang pemahaman, salah
interpretasi tidak tahu sumber – sumber
h. Keterbatasan gerak dan aktivitas berhubungan dengan nyeri luka
jahitan perineum
3. RENCANA KEPERAWATAN
a. Dx 1 :Nyeri akut berhubungan dengan trauma mekanis, edema /
pembesaran jaringan atau distensi efek – efk hormonal.
1) Tujuan dan Kreteria Evaluasi:
Setelah diberikan asuhan keperawatan diharapkan
nyeri ibu berkurang dengan criteria evaluasi: skala
nyeri 0-1, ibu mengatakan nyerinya berkurang sampai
hilang, tidak merasa nyeri saat mobilisasi, tanda vital
dalam batas normal. S = 36-370C. N = 60-80x/menit,
TD = 120/80 mmhg, RR= 18 – 20 x / menit
2) Intervensi dan Rasional:
- Kaji ulang skala nyeri
Rasional : mengidentifikasi kebutuhan dan intervensi
yang tepat
- Anjurkan ibu agar menggunakan teknik relaksasi dan
distraksi rasa nyeri
Rasional : untuk mengalihkan perhatian ibu dan rasa
nyeri yang dirasakan
- Motivasi : untuk mobilisasi sesuai indikasi
Rasional : memperlancar pengeluaran lochea,
mempercepat involusi dan mengurangi nyeri secara
bertahap.
- Berikan kompres hangat
Rasional : meningkatkan sirkulasi pada perineum
- Delegasi pemberian analgeti
Rasional : melonggarkan system saraf perifer sehingga
rasa nyeri berkurang
A. PENGKAJIAN
Nama Mahasiswa : Suratmi
Tempat : Ruang Anggrek RSST Klaten
Hari, tanggal : Senin, 06 November 2017
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Ny.”W”
Tanggal lahir : 13 November 1991
Umur : 26 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Pendidikan : SMA
Status perkawinan : Kawin
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Tanggal masuk RS : 5 November 2017
Diagnosa medis : P1A0AH1 Post Sectio Caesaria atas Indikasi
Fetal Compromised.
Alamat : Bulupitu Klaten
No.RM : 10223xx
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.”S”
Umur : 27 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
Alamat : Bulupitu, Klaten
Hub.dengan Klien : Suami klien
Status perkawinan : Kawin
2. Riwayat Kesehatan
a. Kesehatan Klien
1) Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan dengan karakteristik nyeri:
P: nyeri akut saat bergerak
Q: seperti ditusuk
R: area jahitan bekas sc di perut
S: 3 (skala dari 1-10)
T: hilang timbul
2) Riwayat Kesehatan Sekarang :
Pada hari Sabtu pagi tanggal 04 November 2017, klien Periksa
kehamilannya ke Bidan karena kenceng-kenceng. Lalu oleh bidan klien
dirujuk ke RSST Klaten untuk dilakukan Operasi Sectio Caesaria. Klien
Operasi SC pukul 11.00 dan pada pukul 01.30 klien dipindah ke Ruang
Anggrek untuk dilakukan pemulihan.
3) Riwayat Kehamilan
Klien mengatakan baru pertama kali ini mengalami hamil ( P1A0 ) dan
proses persalinan. Anak pertama kelahiran ini mempunyai jenis kelamin
Perempuan dengan berat badan lahir 2700 gram dan panjang 47 cm. Klien
mengatakan pada awal masa kehamilan sering mual muntah. Klien
mengatakan rajin memeriksakan kehamilannya pada bidan dengan
frekuensi satu bulan sekali, memasuki 8 bulan klien memeriksakan diri ke
bidan 2 minggu sekali, kemudian saat 9 bulan memeriksakan seminggu
sekali.
b. Riwayat kesehatan dahulu
1) Riwayat Penyakit
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat sakit sebelumnya.
2) Riwayat Reproduksi
a) Riwayat Menstruasi
Klien menarche pada usia 14 tahun, dengan siklus 28 hari dengan lama
haid rata-rata 6-7 hari.
b) Riwayat Pernikahan
Klien menikah satu kali
c) Riwayat KB
Klien mengatakan belum memakai dan belum berencana ingin KB.
d) Riwayat Gangguan Reproduksi
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan reproduksi
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Genogram
Ny.W
26 thn
Keterangan gambar :
: perempuan
: laki-laki
: klien
: garis perkawinan
: garis keturunan
: tinggal serumah (tanggung jawab)
2) Kesehatan keluarga
Tidak terdapat riwayat penyakit dalam maupun penyakit menular pada
keluarga.
3. Pola Kebiasaan
a. Aspek Fisik – Biologis
1) Pola Nutrisi
Klien mengatakan makan 3 kali sehari dengan sayur, nasi dan lauk. Klien
mengatakan minum habis ±1500 ml sehari.Klien mengatakan tidak
mempunyai alergi terhadap makanan tertentu.
A : Antropometri
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan saat ini : 56 kg
IMT saat ini : 24,23kg/m2
B : Hb : 11,4 g/dL
AL : 15,5 x 103/uL
C : klien tidak lemas
D : diiet dari RS berupa nasi, sayur, lauk pauk, dan buah
2) Pola Menyusui
Setelah melahirkan, belum dilakukan inisiasi menyusui dini. 2 jam
kemudian, klien menyusui bayinya. Pada payudara kanan ASI keluar
lancar, sedangkan payudara kiri mengeluarkan ASI kurang lancar. Bayi
puas setelah menyusu. Klien mengatakan ingin menjadi orangtua yang
baik dengan menyusui bayinya.
3) Pola Eliminasi
Klien terpasang Dower Cateter saat pengkajian terdapat 300cc Urine
dengan warna kuning.
4) Pola Aktivitas-Istirahat
Klien menyatakan masih beraktivitas dan tidur seperti biasa pada malam
hari sebelum melahirkan. Klien belum dapat melakuakn aktivitas secara
mandiri seperti mandi, mobilisasi dan makan. Klien memerlukan bantuan
orang lain untuk pemenuhan ADL.
5) Kebersihan Diri
Klien mandi dua kali sehari pada pagi dan sore hari. Klien mandi dibantu
perawat dan keluarga. Klien mengatakan merasa lebih nyaman setelah
mandi.
b. Aspek Mental – Intelektual – Sosial – Spiritual
1) Konsep diri
a) Gambaran diri :
Klien menerima kehadiran bayinya sebagai anggota keluarga baru
b) Identitas diri :
Klien menyadari bahwa dirinya seorang perempuan dan seorang ibu
untuk anaknya. Klien mampu menyebutkan namanya dengan benar.
Klien berpenampilan sebagai seorang perempuan.
c) Harga diri :
Klien bahagia dengan kelahiran anaknya dan klien menyatakan orang-
orang disekitarnya selalu mendukung dan membantu klien.
d) Peran diri :
Klien berperan sebagai ibu rumah tangga, mengurus semua kebutuhan
rumah tangga dan suaminya.
e) Ideal diri :
Klien ingin anaknya sehat dan dapat membesarkannya hingga dewasa.
2) Intelektual
Klien mengatakan belum mengetahui teknik menyusui yang benar. Klien
mengatakan belum mengetahui tentang cara memandikan dan perawatan
tali pusat yang benar.
3) Hubungan interpersonal
Klien mengatakan hubungan dengan keluarga, saudara dan para tetangga
di rumahnya baik, hubungan klien dengan tim medis seperti perawat dan
bidan juga terjalin baik. Saat dilakukan pengkajian klien sangat kooperatif.
4) Mekanisme koping
Klien berusaha akan menjadi seorang ibu yang baik untuk anaknya dan
berusaha akan merawat anaknya dengan baik. Klien mengatakan jika ia
memiliki masalah, ia akan bercerita kepada suami.
5) Support system
Selama proses kehamilan, suami mendukung dan menemani klien saat
melakukan pemeriksaan di bidan. Klien terlihat mendapat dukungan
penuh dari suami dan ibunya. Ibu klien dan keluarga menunggui klien di
dalam ruangan.
4. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 125/64 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Respirasi : 20 kali/menit
Suhu : 36,5°C
c. Pemeriksaan cephalo kaudal
1) Kulit
Akral teraba hangat dan kulit lembab. CRT <2detik.
2) Kepala
Bentuk kepala mesochepal, warna rambut hitam dan lurus. Rambut
tampak bersih.
3) Mata
Mata tampak simetris. Konjungtiva kemerahan. Sklera tidak ikterik.
4) Telinga
Bentuk telinga simetris, tidak ada cairan keluar dari telinga, tidak
menggunakan alat bantu pendengaran.
5) Hidung
Hidung tidak ada luka, tidak ada cairan keluar dari hidung.
6) Leher
Bentuk leher simetris, tidak ada pembesaran thyroid.
7) Dada
a) Inspeksi
Ekspansi dada simetris, pola nafas teratur, tidak ada retraksi.
b) Palpasi
Tidak ada nyeri tekan, taktil fremitus dada bagian depan kanan dan
kiri sama.
c) Perkusi
Suara resonan pada intercosta 1-3 dada kiri. Suara resonan pada
intercosta 1-5 dada kanan.
d) Auskultasi
Bunyi nafas vesikuler, tidak ada ronkhi atau stridor. S1 tunggal, S2
split tidak konstan.
8) Payudara
Puting menonjol, hiperpigmentasi pada areola, ASI keluar lancar pada
payudara kanan, sedangkan payudara kiri belum banyak mengeluarkan
ASI.
9) Abdomen
a) Inspeksi
Terdapat linea nigra dan striae gravidarum, terdapat jatitan SC
horizontal, darah tidak rembes
b) Auskultasi
Terdengar bising usus 16 x/menit
c) Perkusi
Kuadran kanan atas pekak, kuadran kiri atas timpani, kuadran kiri
bawah timpani,kuadran kanan bawah timpani.
d) Palpasi
Terdapat nyeri tekan pada perut bagian bawah pusar, uterus teraba
keras. TFU 2 jari dibawah pusat.
10) Genetalia
Terdapat luka jahitan pada jalan lahir (episiotomi)
R : vagina tampak merah
E : tidak ada pembengkakan
E : tidak ada lesi
D : lochea sanguniolenta
A : tidak ada jahitan post partum spontan
11) Ekstremitas
a) Atas
Kekuatan otot (+), akral teraba hangat, ekstremitas atas klien simetris.
Bawah
Ekstremitas bawah klien simetris, kekuatan otot (+), udem (+), tanda
hooman (-).
Penilaian kekuatan otot :
5 5
Keterangan penilaian :
5: pergerakan aktif, tahanan penuh 5 5
4: pergerakan aktif, sedikit tahanan
3: pergerakan hanya melawan gravitasi
2: mengeliminasi ravitasi
1: kontraksi otot terlihat dengan palpasi
0: kontraksi otot tidak terdeteksi
5. Pengobatan yang didapat (22/10/2017) :
Dosis dan
No. Nama Obat Rute Farmakoterapi
Interval
500 mg/12 Antibiotik dengan spektrum
1 Cefadroxil PO
jam luas untuk mengobati infeksi
500 mg/8 Obat anti inflamasi non-
2 Asam Mefenamat PO
jam steroid sebagai pereda nyeri
6. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan tanggal 5/11/2017
No Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Paket Darah Rutin
1 Hemoglobin 11,4 12,0 – 16,0 g/dL
2 Eritrosit 3,76 4,20 – 5,50 106/uL
3 Leukosit 15,5 4,8 – 10,8 103/uL
4 Trombosit 207 150 – 450 103/uL
5 Hematokrit 35,2 37,0-52,0 %
9 MCV 93,6 60,0 – 99,0 fL
10 MCH 30,3 27 – 31 fL
11 MCHC 32,4 33,0 – 37,0 g/dL
DIFF COUNT
1 Neutrofil 88,4 50 – 70 %
2 Limfosit 10,8 20 – 40 %
3 MXD 0,8 1,0 – 12,0 %
4 RDW 15,1 10,0-15,0 %
B. ANALISA DATA
Nama Klien : Ny.”W”
Tgl lahir : 9/4/1992
No.RM : 10213xx
No Data Masalah Penyebab
1 DS : Nyeri akut Agen cidera fisik
Klien mengatakan nyeri pada luka (luka jahitan)
jahitan dengan karakteristik nyeri:
- P: lebih nyeri saat bergerak
- Q: seperti ditusuk
- R: area jahitan bekas sc di perut
- S: 3 (skala dari 1-10)
- T: hilang timbul
DO:
TTV:
- TD : 125/64 mmHg
- N : 80 kali/menit
- RR : 20 kali/menit
- Suhu : 36,5°C
2 DS : Risiko infeksi Trauma jalan lahir
Klien mengatakan baru pertama kali ini (episiotomi)
mengalami hamil ( P1A0 ) dan proses
persalinan.
DO :
- Terdapat luka jahitan pada bekas
SC
- P1A0 hari ke-1
- Lochea Sanginolenta
- Leukosit 15,5 103/uL
3 DS : Kesiapan Kemauan dan
Klien mengatakan ingin menjadi orang Meningkatkan keinginan ibu
tua yang baik dengan menyusui bayinya. Pemberian ASI
DO :
- Klien dengan P1A0
- Pada payudara kanan ASI keluar
lancar, sedangkan payudara kiri
belum banyak memproduksi
pengeluaran ASI
- Bayi puas setelah menyusu
Isti R
12.30 12.45
Memberikan edukasi ibu S : pasien mengatakan hendak
untuk mengganti pembalut mengganti pembalut ketika kotor
setiap ke kamar mandi atau O : -
tiap 4 jam A : resiko infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
Alif AF
13.55 14.00
Kolaborasi pemberian S : -
antibiotic O : cefadroxil 500 mg PO
A : resiko infeksi teratasi sebagian
Yulianus B P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
1 7/11/17 10.00 10.10
mengkaji lochea (warna, bau) S : pasien mengatakan masih keluar
dan kondisi jahitan episiotomi cairan berwarna kemerahan
O : cairan lokhea berwarna merah,
Isti R lokhea rubra
A : resiko infeksi
P : lanjutkan intervensi
Isti R
11.00 11.10
Memberikan edukasi ibu S : pasien mengatakan hendak
untuk mengganti pembalut mengganti pembalut ketika kotor
setiap ke kamar mandi atau O : -
tiap 4 jam A : resiko infeksi teratasi sebagian
Yulianus B P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
13.55 14.00
Kolaborasi pemberian S : -
antibiotic O : cefadroxil 500 mg PO
A : resiko infeksi teratasi sebagian
Alif AF P : lanjutkan intervensi
Alif AF
1 8/11/17 09.00 09.10
mengkaji lochea (warna, bau) S : pasien mengatakan masih keluar
dan kondisi jahitan episiotomi cairan berwarna kemerahan
O : cairan lokhea berwarna merah,
Isti R lokhea rubra
A : resiko infeksi
P : lanjutkan intervensi
Isti R
10.00 10.10
Memberikan edukasi ibu S : pasien mengatakan hendak
untuk mengganti pembalut mengganti pembalut ketika kotor
setiap ke kamar mandi atau O : -
tiap 4 jam A : resiko infeksi teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
Yulianus B
13.55 14.00
Kolaborasi pemberian S : -
antibiotic O : cefadroxil 500 mg PO
A : resiko infeksi teratasi sebagian
Alif AF P : lanjutkan intervensi
Alif AF
NO
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
2 6/11/17 11.00 11.05
Mengobservasi tanda-tanda S : -
vital O : Ku : Baik
Kesadaran : CM
Alif AF TD : 109/58 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,4 0C
A : nyeri akut
P : manajemen nyeri
11.30
mengkaji nyeri, catat lokasi, Alif AF
karakteristik, dan beratnya 11.45
nyeri
S : pasien mengatakan nyeri pada
Isti R
13.00
13.55
S : pasien mengatakan hendak
berkolaborasi pemberian obat
analgetik latihan merubah posisi/mobilisasi di
tempat tidur
Yulianus B O :-
A : nyeri akut teratasi sebagian
P : manajemen nyeri
Alif AF
14.00
S : pasien mengatakan masih terasa
nyeri
O :asam mefenamat 500 mg PO
A : nyeri akut teratasi sebagian
P : manajemen nyeri
Yulianus B
2 7/11/17 11.00 11.05
Mengobservasi tanda-tanda S : -
vital O : Ku : Baik
Kesadaran : CM
Isti R TD : 109/58 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,4 0C
A : nyeri akut
P : manajemen nyeri
11.15
mengkaji nyeri, catat lokasi, Isti R
karakteristik, dan beratnya 11.25
nyeri
S : pasien mengatakan nyeri pada
Alif AF luka jahitan dengan karakteristik
nyeri:
- P: lebih nyeri saat bergerak
- Q: seperti ditusuk
- R: area jahitan bekas sc di
perut
- S: 2 (skala dari 1-10)
- T: hilang timbul
O : pasien tempak menahan nyeri
13.00 A : nyeri akut
Memberikan edukasi ibu P : manajemen nyeri
manajemen nyeri non
farmakologi relaksasi nafas
dalam dan distraksi Alif AF
13.15
Isti R S : pasien mengatakan lebih nyaman,
Isti R
12.40
Yulianus B
14.00
S : pasien mengatakan masih terasa
nyeri
O :asam mefenamat 500 mg PO
A : nyeri akut teratasi sebagian
P : manajemen nyeri
Yulianus B
2 8/11/17 09.45 09.50
Mengobservasi tanda-tanda S : -
vital O : Ku : Baik
Kesadaran : CM
Yulianus B TD : 109/58 mmHg
HR : 84x/menit
RR : 24 x/menit
S : 36,4 0C
A : nyeri akut
P : manajemen nyeri
10.00
mengkaji nyeri, catat lokasi, Yulianus B
karakteristik, dan beratnya 10.10
nyeri
S : pasien mengatakan nyeri pada
Alif AF
12.40
13.55 S : pasien mengatakan sudah latihan
berkolaborasi pemberian obat
analgetik jalan-jalan sampai kamar mandi
O : pasien sudah berjalan-jalan
Yulianus B sampai ke kmar mandi
A : nyeri akut teratasi sebagian
P : manajemen nyeri
Yulianus B
14.00
S : pasien mengatakan masih terasa
nyeri
O :asam mefenamat 500 mg PO
A : nyeri akut teratasi sebagian
P : manajemen nyeri
Yulianus B
NO
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
3 6/11/17 12.30 12.45
mengkaji ulang kebutuhan S : pasien mengatakan belum paham
belajar klien mengenai perawatan tali pusat
O: -
Isti R A : defisit pengetahuan
P : lanjutkan intervensi
Isti R
13.00 13.20
memberikan informasi dan S : pasien mengatakan paham
demonstrasikan cara mengenai perawatan tali pusat dan
perawatan tali pusat dan cara cara memandikan bayi yang benar
memandikan yang benar O:-
A : defisit pengetahuan teratasi
Alif AF sebagian
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
13.20 13.35
mengkaji pemahaman klien S : -
setelah dilakukan pendidikan O : pasien mampu menyebutkan
kesehatan beberapa langkah-langkah dengan
benar
Yulianus B A : defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
3 7/11/17 10.30 10.40
mengkaji ulang kebutuhan S : pasien mengatakan belum paham
belajar klien mengenai perawatan tali pusat
namun masih belum yakin pasti
Alif AF O : -
A : defisit pengetahuan
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
10.35 10.45
memberikan informasi dan S : pasien mengatakan sudah lebih
demonstrasikan cara paham mengenai perawatan tali pusat
perawatan tali pusat dan cara dan cara memandikan bayi yang
memandikan yang benar benar
O:-
Yulianus B A : defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
10.50 11.00
mengkaji pemahaman klien S : -
setelah dilakukan pendidikan O : pasien mampu menyebutkan
kesehatan beberapa langkah-langkah dengan
benar
Isti R A : defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Isti R
3 8/11/17 09.30 09.40
mengkaji ulang kebutuhan S : pasien mengatakan belum paham
belajar klien mengenai perawatan tali pusat
namun masih belum yakin pasti
Isti R O : -
A : defisit pengetahuan
P : lanjutkan intervensi
Isti R
11.35 11.45
memberikan informasi dan S : pasien mengatakan sudah lebih
demonstrasikan cara paham mengenai perawatan tali pusat
perawatan tali pusat dan cara dan cara memandikan bayi yang
memandikan yang benar benar
O:-
Yulianus B A : defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
10.50 11.00
mengkaji pemahaman klien S : -
setelah dilakukan pendidikan O : pasien mampu menyebutkan
kesehatan semua langkah-langkah dengan
benar
Alif AF A : defisit pengetahuan teratasi
sebagian
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
NO
TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
DX
4 6/11/17 11.25 11.30
mengobservasi kemampuan S : pasien mengatakan belum dapat
ibu menyusui menyusui secara maksimal
O: -
Isti R A : masalah kesiapan menyusui
P : lanjutkan intervensi
Isti R
13.15 13.25
Memberikan motivasi ibu S : pasien mengatakan hendak terus
untuk memberikan ASI memberikan asi kepada bayi
ekslusif O:-
A : masalah kesiapan menyusui
Isti R teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Isti R
4 7/11/17 10.00 10.10
mengobservasi kemampuan S : pasien mengatakan sudah dapat
ibu menyusui menyusui namun belum maksimal
O: -
Alif AF A : masalah kesiapan menyusui
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
11.15 11.25
Memberikan motivasi ibu S : pasien mengatakan hendak terus
untuk memberikan ASI memberikan asi kepada bayi
ekslusif O:-
A : masalah kesiapan menyusui
Alif AF teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Alif AF
4 8/11/17 10.00 10.10
mengobservasi kemampuan S : pasien mengatakan sudah dapat
ibu menyusui menyusui maksimal
O: -
Yulianus B A : masalah kesiapan menyusui
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
11.00 11.10
Memberikan motivasi ibu S : pasien mengatakan terus
untuk memberikan ASI memberikan asi kepada bayi
ekslusif O:-
A : masalah kesiapan menyusui
Yulianus B teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
Yulianus B
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini, akan dibahas mengenai asuhan keperawatan pada Ny. W
dengan P1A0AH1 Post Sectio Caesaria atas Indikasi Fetal Compromised di
Ruang Anggrek RSUP Dr. Suradji Tirtonegoro. Pembahasan kasus ini
menggunakan proses keperawatan, yaitu dimulai dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
a. Pengkajian
Proses pengkajian yang dilaksanakan melalui metode wawancara,
studi dokumen, studi kasus, pemeriksaan fisik, dan observasi. Sedangkan
data yang didapat bersumber dari pasien, keluarga, tim medis lain, serta
rekam medis.
Pada saat melakukan pengkajian, keluarga cukup kooperatif
sehingga memudahkan pelaksanaan proses keperawatan. Dari hasil
pengkajian didapat bahwa pasien mengalami P1A0AH1 Post Sectio
Caesaria atas Indikasi Fetal Compromised..
b. Diagnosa
Hasil yang didapat dari hasil pengkajian kemudian dianalisis lalu
dirumuskan menjadi diagnosa keperawatan. Diagnosa yang dirumuskan
sesuai dengan teori. Jadi, tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
kondisi klinis pasien.
Adapun diagnosa yang ditemukan pada kasus ini, antara lain :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka jahitan)
ditandai dengan Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan dengan
karakteristik nyeri: P: lebih nyeri saat bergerak, Q: seperti ditusuk. R:
area jahitan bekas sc diperut, S: 3 (skala dari 1-10), T: hilang timbul,
TD : 1253/64 mmHg, N :78 kali/menit, RR: 20 kali/menit, suhu:
36,6°C.
2) Risiko infeksi faktor risiko trauma jalan lahir (episiotomi) ditandai
dengan klien mengatakan baru pertama kali ini mengalami hamil (
P1A0 ) dan proses persalinan. terdapat luka jahitan pada bekas SC,
P1A0 hari ke-0, lochea Rubra.
3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
ditandai dengan Klien mengatakan belum mengetahui tentang cara
memandikan dan perawatan tali pusat yang benar, klien dengan P1A0
4) Kesiapan meningkatkan pemberian ASI berhubungan dengan
kemauan dan keinginan ibu ditandai dengan klien mengatakan ingin
menjadi orangtua yang baik dengan menyusui bayinya, klien dengan
P1A0, pada payudara kanan ASI keluar lancar, sedangkan payudara
kiri belum banyak mengeluarkan ASI, bayi puas setelah menyusu
c. Perencanaan
Setelah data terkumpul kemudian dianalisis, kemudian
perencanaan disusun berdasarkan prioritas serta ditetapkan tujuan dengan
kriteria hasil sebagai parameter pencapaian tujuan.
Perencanaan yang disusun berdasarkan prioritas, yaitu dimulai
dari diagnosa :
1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik (luka jahitan)
ditandai dengan Klien mengatakan nyeri pada luka jahitan dengan
karakteristik nyeri: P: lebih nyeri saat bergerak, Q: seperti ditusuk. R:
area jahitan bekas sc diperut, S: 3 (skala dari 1-10), T: hilang timbul,
TD : 1253/64 mmHg, N :78 kali/menit, RR: 20 kali/menit, suhu:
36,6°C.
2) Risiko infeksi faktor risiko trauma jalan lahir (episiotomi) ditandai
dengan klien mengatakan baru pertama kali ini mengalami hamil (
P1A0 ) dan proses persalinan. terdapat luka jahitan pada bekas SC,
P1A0 hari ke-0, lochea Rubra.
3) Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
ditandai dengan Klien mengatakan belum mengetahui tentang cara
memandikan dan perawatan tali pusat yang benar, klien dengan P1A0
4) Kesiapan meningkatkan pemberian ASI berhubungan dengan
kemauan dan keinginan ibu ditandai dengan klien mengatakan ingin
menjadi orangtua yang baik dengan menyusui bayinya, klien dengan
P1A0, pada payudara kanan ASI keluar lancar, sedangkan payudara
kiri belum banyak mengeluarkan ASI, bayi puas setelah menyusu
d. Implementasi
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan didasarkan atas intervensi
yang disusun sebelumnya. Untuk diagnosa ke-1, tindakannya yaitu
memberikan teknik relaksasi non farmakologi Kemudian untuk diagnosa
ke-2, tindakannya yaitu mengganti balutan luka post sc serta melakukan
vulva hygine. Untuk diagnosa yang ke-3 yaitu mengajarkan kepada pasien
cara memandikan bayi dan merawat tali pusat. Untuk diagnosa yang ke-4
yaitu dengan memotivasi ibu untuk mmberikan asi ekslusif.
e. Evaluasi Keperawatan
Diagnosa ke-1 diharapkan nyeri hilang (skala 0). Diagnosa ke-2
diharapkan tidak ada tanda-tanda infeksi. Diagnosa ke 3 diharapkan pasien
mampu memandikan bayi dan merawat tali pusat. Diagnosa ke-4
diharapkan pemberian asi meningkat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari melalui
proses keperawatan yang dimulai dari pengkajian sampai evaluasi, dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pada pengkajian didapatkan hasil bahwa Ny. W dengan P1A0AH1
Post Sectio Caesaria atas Indikasi Fetal Compromised. Diagnosa
yang muncul pada kasus ini Nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik (luka jahitan) Risiko infeksi berhubungan dengan faktor
risiko trauma jalan lahir (episiotomi) Defisiensi pengetahuan
berhubungan dengan kurang informasi Kesiapan meningkatkan
pemberian ASI berhubungan dengan kemauan dan keinginan ibu.
2. Intervensi yang disusun berdasarkan teori, namun tidak semua
dijadikan intervensi.
3. Implementasi yang dilaksanakan berdasarkan intervensi yang
disusun dan dilaksanakan semua.
4. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam ada
masalah yang belum teratasi.
B. Saran
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan diatas, terdapat beberapa
saran sebagai berikut,
1. Bagi penulis untuk mempersiapkan diri ketika besok hidup
ditengah masyarakat sebagai calon tenaga kesehatan pasti akan
mengedukasi warga mengenai perilaku kesehatan yang seharusnya
diterapkan.
2. Bagi perawat ruangan untuk memberikan pendidikan kesehatan
bagi keluarga Ny. W tentang merawat pasien dengan P1A0AH1
Post Sectio Caesaria atas Indikasi Fetal Compromised.
DAFTAR PUSTAKA