Sunteți pe pagina 1din 5

JURNAL MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN

VOLUME 13 No. 02 Juni  2010 Halaman 69 - 73


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan
Artikel Penelitian

PENGOBATAN TRADISIONAL, UPAYA MEMINIMALKAN BIAYA KESEHATAN


MASYARAKAT DESA DI JAWA
TRADITIONAL MEDICINE, EFFORD TO MINIMAZE HEALTH COST
AMONG THE VILLAGE COMMUNITY IN JAVA

Atik Triratnawati
Jurusan Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya,
UGM, Yogyakarta

ABSTRACK Rekomendasi: Pengobatan tradisional harus diakui pemerintah


Background: Traditional medicine is frequently perceived as dan kedudukannya sejajar dengan medis modern sehingga
negative and even though many people still practice. It the use pandangan negatif hilang dan rasionalitas pengobatan ini diakui
of traditional medicine is mainly due cause to tradition. The semua pihak.
villager tends to use traditional medicine as primary healing.
This article tried to identify frequent diseases among Javanese Kata kunci: holistik, tradisional, masuk angin, efektif , murah
and economic capability to afford health cost.
Methods: Ethnography study using observation and in-depth- PENGANTAR
interview among 48 informants and 6 key informant of peasant
community in Sleman, DIY and fisherman in Rembang, Central
Keanekaragaman suku bangsa dan budaya
Java, during 2007-2008. Phenomenology approach used during membawa konsekuensi pada beragamnya sistem
data collection and analysis. medis (tradisional maupun modern) di masyarakat.
Result: Masuk angin (wind illnes s) is a disease which Sistem medis merupakan unsur universal dari suatu
frequently occur among the villager. Traditional medicine was
applied because it is inexpensive, easy, effective and suitable
kebudayaan sehingga sistem medis adalah bagian
with the cognitive related to the harmony (equilibrium). The integral dari kebudayaan.1 Oleh karena itu, masing-
principle of coining was binary opposition such as: hot x cold; masing sistem medis memiliki konsep sehat-sakit
loose x tight; angin masuk x angin keluar; better x awful and yang berbeda, demikian juga upaya pengobatannya.
the equilibrium is the basic rational of traditional medicine.
Recommendation: Traditional medicine must be recognized
Klasifikasi penyebab penyakit ada yang
by the government and should be in equal position to modern dianggap berasal dari sistem naturalistik (kekuatan
medicine in order to reduce negative opinion, so the rational of alam, ketidakseimbangan diri individu, tidak mengenai
it is recognized by others. orang tertentu) maupun personalistik (intervensi dari
Keywords: holistic, traditional, masuk angin, effective, cheap
suatu agen baik supernatural maupun manusia).1
Selain itu ahli antropologi kesehatan membagi model
ABSTRAK penyakit ke dalam tiga model kepercayaan
Latar belakang: Pengobatan tradisional sering dianggap kesehatan yaitu magico-religious model, biomedical
negatif dan mendapat s tigma, meski masyarakat tetap model, holistic model.3 Pada masyarakat pedesaan
mempraktikkannya. Pemanfaatan pengobatan tradisional karena
dianggap sudah tradisi. Mas yarakat desa cenderung seperti di Jawa yang kuat sistem medis
menggunakan pengobatan tradisional sebagai pengobatan tradisionalnya semua penyakit dijelaskan dengan
pertama. Tulisan ini mencoba mengidentifikasi penyakit yang model holistik. Model ini menekankan pada aspek
sering dialami masyarakat desa beserta kemampuan ekonomi harmoni atau keseimbangan dalam tubuh baik
mereka dalam membayar biaya kesehatan.
Metode: Studi etnografi dengan observasi dan wawancara menyangkut lingkungan, sosial budaya, dan
dilakukan terhadap 48 informan dan 6 informan kunci di perilaku. Penyembuhan dimaksudkan untuk
komunitas petani di Sleman , DIY, dan komunitas nelayan di mengembalikan keseimbangan tersebut.3
Rembang, Jawa Tengah, selama tahun 2007-2008. Pendekatan Indonesia, khususnya di Jawa, pluralisme medis
fenomenologi digunakan saat pengumpulan data maupun
analisisnya. merupakan suatu keadaan yang diakui, ini artinya
Hasil: Masuk angin merupakan penyakit yang paling sering semua sistem pengobatan dapat diterima
dialami masyarakat desa. Pengobatan tradisional diterapkan masyarakat dan hidup berdampingan dengan
karena alasan mudah, murah dan manjur serta sesuai dengan maksud saling melengkapi. Sayangnya meski
kerangka berpikir mereka terkait dengan konsep keseimbangan.
Prinsip kerokan seperti oposisi biner: panas x dingin; longgar pluralisme medis dikenal luas akan tetapi
x kencang; angin masuk x angin keluar; ringan x berat serta marginalisasi sistem pengobatan tradisional masih
tercapainya kes eimbangan merupakan das ar rasional dijumpai. Stigma negatif bahwa pengobatan
pengobatan tradisional.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010  69


Atik Triratnawati: Pengobatan Tradisional, Upaya Meminimalkan Biaya

tradisional adalah cara kuno bahkan pengobatan pijat sehingga mudah terpapar angin yang berakibat
atau kerokan menimbulkan pembengkakan, masuk angin. Penelitian dilakukan selama tahun
merusak jaringan kulit, pembuluh darah masih 2007-2008 dengan cara peneliti tinggal bersama
ditemui.4,5 Pengobatan tradisional seringkali dianggap informan selama proses pengumpulan data. Informan
sebagai pengobatan yang tidak rasional, tidak ada adalah orang dewasa dengan pekerjaan petani
ukuran serta penuh dengan takhayul.2 Sebaliknya maupun nelayan: memiliki pengalaman sakit serta
di China dan India pengobatan tradisional mendapat bersedia memberi data terkait dengan topik
pengakuan resmi dari pemerintah dan kedudukannya penelitian. Informan berjumlah 48, ditambah 6
setara dengan medis modern.6 informan kunci. Observasi dilakukan dengan
Masyarakat desa di Jawa khususnya kelompok mengamati kondisi fisik, lingkungan kerja, peristiwa
miskin seperti petani, nelayan dalam kehidupan dalam lingkungan sosial dan perilaku serta tindakan
sehari-hari masih mempraktikkan medis tradisional maupun ucapan informan.10 Wawancara dilakukan
dalam mengatasi penyakit. Hal ini karena dengan tujuan memahami pengalaman orang lain
pengobatan modern dirasa mahal biayanya. dan arti dari pengalaman mereka tersebut.11 Proses
Kesehatan petani perlu dikelola mengingat kualitas wawancara dilakukan berulang kali agar
petani terkait aspek pendidikan dan kesehatan. mendapatkan kedalaman data sehingga kevalidan
Dalam Indeks Perkembangan Manusia kesehatan data mampu terjaga. The informational saturation
petani harus dilihat dalam dua aspek yaitu point menjadi pertimbangan penting, artinya jika data
kesehatan sebagai modal kerja dan aspek penyakit wawancara dan observasi tidak ditemukan tambahan
kaitannya dengan pekerjaan, khususnya faktor risiko inf ormasi baru menyangkut aspek budaya,
akibat penggunaan teknologi dan agrokimia.7 subbudaya maupun faktor-faktor yang mempengaruhi
Dalam merawat kesehatannya kelompok miskin kejadian, data dianggap cukup. Dengan cara ini
di desa cenderung memanfaatkan pengobatan redudancy dihindari.12
tradisional karena dianggap sudah merupakan tradisi, Data yang sudah terkumpul ditranskrip dan
mudah, murah dan manjur.8 Pengobatan tradisional dilakukan kategorisasi sesuai tema sehingga
umumnya digunakan sebagai upaya pertama memudahkan dalam proses analisis. Analisis data
pertolongan saat mengalami sakit, termasuk masuk dilakukan bersamaan dengan waktu
angin. pengumpulannya, sehingga analisis bersifat terus-
Di tengah arus globalisasi serta terbuka luasnya menerus. Pendekatan f enomenologi yang
akses kesehatan bagi masyarakat miskin lewat menekankan pada pengalaman pelaku dan
program Jamkesmas/Askeskin akankah pengobatan interpretasi mereka, pengalaman dan interpretasi itu
tradisional masih eksis di masyarakat? Tulisan ini dilegitimasi (diterima) dalam konteks mereka, meski
ingin mengungkap bagaimana pengetahuan atau mereka masih memerlukan bantuan dalam
konsep masyarakat desa di Jawa terkait dengan memahaminya 13 , diterapkan baik pada saat
penyakit yang sering diderita serta kemampuan pengumpulan data maupun analisisnya.
ekonomi mereka dalam melakukan tindakan
pengobatan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Penduduk desa paling sering mengalami
BAHAN DAN CARA PENELITIAN gangguan kesehatan seperti masuk angin. Masuk
Penelitian dengan metode kualitatif lewat studi angin adalah sebutan yang mereka pakai untuk
etnografi dilakukan pada dua komunitas yang berbeda menggambarkan kekurangnyamanan tubuh (rasa
yaitu petani di Desa Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman, tidak enak di badan) dengan gejala: sakit kepala,
Daerah Istimewa Yogyakarta dan nelayan Desa kembung, panas, dingin, otot-otot pegal dan linu,
Pandangan Wetan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah. mual, mencret, muntah, tidak napsu makan, serta
Studi etnografi dipilih dengan alasan aktivitas lemah/lesu. Masuk angin tidak termasuk gejala
manusia memerlukan pendekatan empirik, seperti batuk maupun pilek. Bagi seseorang yang
diperlukan keterbukaan terhadap unsur-unsur yang mengalami masuk angin dengan disertai batuk dan
tidak dapat dicatat pada saat pengumpulan data, pilek orang Jawa menyebutnya sebagai rangkaian
memperhatikan latar belakang fenomena yang penyakit. Biasanya masuk angin kemudian disusul
diamati di lapangan.9 Sementara itu pertimbangan oleh batuk, pilek, namun batuk pilek bukanlah bagian
memilih dua komunitas ini dengan asumsi mereka dari gejala masuk angin. Masuk angin dianggap
termasuk kelompok miskin, bekerja dengan penyakit ringan dan mudah penyembuhannya.
menggunakan tenaga otot sehingga mudah Penyebab utama adalah kelelahan, kehujanan,
mengalami kelelahan, bekerja di udara terbuka kepanasan, begadang (kurang tidur), tidur di lantai

70  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

yang dingin, tidur di alam terbuka, tanpa alas kaki Masuk angin sering muncul saat seseorang banyak
saat berada di lantai yang dingin, terlambat makan pekerjaan, pikiran terlalu berat, susah tidur, sehingga
maupun terpapar angin malam. kelelahan fisik disertai mental sekaligus. Pada
Masuk angin terkait erat dengan konsep kondisi masuk angin berat yang ditandai dengan
sehat-sakit menurut orang Jawa yaitu muntah dan mencret maka pengobatannya akan
ketidakseimbangan akan menimbulkan sakit dan ditingkatkan. Pengobatan tradisional kerokan
seimbang (harmoni) adalah sehat. dilakukan sebagai tahap pertama, jika tidak
Ketidakseimbangan ini tidak hanya menyangkut membawa kesembuhan dilakukan kombinasi dengan
makrokosmos (alam) melainkan juga mikroskosmos obat warung (obat bebas, dengan biaya Rp1.000,00
(manusia). untuk 2 butir obat atau 1 sachet jamu) atau minum
Mengembalikan keseimbangan adalah jamu serbuk seharga Rp5.000,00 yang telah
mengembalikan kondisi tubuh ke keadaan seimbang, dicampur madu, anggur dan telur. Pengobatan ganda
artinya semua keadaan harus dalam kondisi dilakukan dengan maksud agar kesembuhan cepat
harmoni. Pengobatan masuk angin dengan jarang dirasakan oleh penderita.
uyah (air matang dicampur garam), kerokan, pijat, Dalam kosmologi Jawa, manusia mempunyai
minuman bersoda, jamu jawa, dimaksudkan agar dimensi raga, jiwa dan sukma, sehingga seimbang
keseimbangan cepat kembali. Alasan pemilihan tidak hanya menyangkut ketiga dimensi saja
pengobatan tradisional adalah murah, mudah dan melainkan juga Tuhan, roh-roh atau elemen
manjur. Bagi kaum petani dan nelayan alasan itu supranatural. 14 Penyembuhan penyakit harus
menjadi utama sebab tidak setiap saat mereka mencakup keseluruhan elemen manusia baik yang
memiliki uang untuk berobat sehingga cara-cara fisik/lahir maupun gaib/batin. Penyembuhan Jawa
pengobatan yang berbiaya murah menjadi pilihan atas kondisi penyakit lebih mendasarkan pada
utama mereka. prinsip oposisi biner 15, di mana satu hal harus
dilawankan dengan lainnya. Prinsip penyembuhan
PEMBAHASAN tradisional pun harus memenuhi kriteria seperti:
Masuk angin sebagai penyakit yang paling masuk x keluar; longgar x kencang; dingin x panas;
sering dialami masyarakat desa terkait dengan pola berat x ringan, dan kemudian mencapai tingkat
kerja maupun perubahan cuaca yang ada di keseimbangan. Prinsip-prinsip itu terdapat dalam
lingkungan tempat tinggalnya. Pola kerja mereka pengobatan kerokan, kerokan agar angin yang
adalah suka bekerja keras agar cepat mendapatkan masuk ke dalam tubuh mampu dikeluarkan lewat
uang demi mencukupi nafkah keluarga. Mereka kentut, sendawa, tubuh yang terasa kencang akan
umumnya memilih menyelesaikan pekerjaan dahulu dikendurkan, sebaliknya yang kendur dikencangkan,
baru setelah itu beristirahat. Akibatnya seringkali tubuh yang dingin akibat angin berubah menjadi
mereka mengabaikan waktu istirahat, makan dan panas akibat kerokan yang menghasilkan panas,
minum. Kondisi perut kosong meski tubuh dipakai tubuh yang terasa berat berubah ringan pasca
terus untuk bekerja keras mengakibatkan tubuh tidak kerokan, dan akhirnya keseimbangan akan tercapai
mampu lagi memasok energi. Pada saat tubuh jika unsur-unsur di dalam tubuh dalam keadaan
membutuhkan pasokan makanan dan minuman harmoni.
akan tetapi tubuh tidak mampu memenuhi maka Masuk angin dapat dianalogikan sebagai
ruangan itu akan terisi oleh angin. Angin yang berlebih gangguan tubuh akibat unsur angin yang tidak lancar
dipercaya akan mengganggu sistem metabolisme (mampet, tersumbat, terganggu) sehingga peredaran
tubuh. Akibatnya tubuh merasakan gangguan, darah menjadi kurang lancar. Angin yang bersifat
khususnya pada peredaran darah. Oleh karena itu, dingin apabila masuk ke dalam tubuh mengakibatkan
orang Jawa menganggap masuk angin sebagai otot-otot mengencang dan ini terlihat dari gejala pegal
terganggunya peredaran darah maupun sumbu di linu serta otot-otot terasa kaku. Akibat
dalam tubuh mengalami sumbatan. ketidakseimbangan unsur di dalam tubuh, maka
Kondisi kelelahan baik akibat bekerja, kurang penderita merasakan angin yang ada di dalam tubuh
tidur, terpapar angin terus menerus menyebabkan sulit untuk keluar. Hal ini dibuktikan dengan keluhan
pertahanan tubuh menurun, akibatnya tubuh lemah. umum bahwa penderita sulit kentut maupun
Ditambah lagi saat kelelahan biasanya napsu makan bersendawa.16 Bagi orang Jawa kentut dan sendawa
seseorang menjadi turun, akibatnya tidak ada dianggap penting sebab keluarnya angin salah
kekuatan tubuh yang dimiliki. Namun, pada saat satunya ditandai dengan kentut maupun sendawa.
yang sama tubuh tetap dipaksa untuk bekerja Jika kedua hal itu tidak mampu dilakukan maka
akibatnya masuk angin yang dialami menjadi berat. masuk angin belum teratasi.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010  71


Atik Triratnawati: Pengobatan Tradisional, Upaya Meminimalkan Biaya

Baik kerokan, pijat, minuman bersoda, jarang yang kurang (begadang) baik sebelum sakit maupun
uyah, bahkan menggosok-gosok tubuh dengan selama sakit diharapkan dapat diganti pasca
balsam dimaksudkan agar rasa dingin di dalam tubuh kerokan. Pengalaman penderita setelah kerokan
mampu dikeluarkan lewat cara-cara pengobatan merasakan kemanjurannya sebab tidur akan terasa
tersebut. Kerokan adalah memaksa kulit tubuh untuk enak dan pulas. Istirahat yang cukup ini dipercaya
membuka pori-pori sehingga angin (dingin) yang mampu mengembalikan tubuh yang lemah.
berlebih di dalam tubuh mampu dikeluarkan. Semua Bagi kaum petani dan nelayan dimana tidak
bentuk pengobatan di atas akan menimbulkan rasa setiap hari mereka mendapatkan uang maka kondisi
panas untuk melawan dingin di dalam tubuh sakit menjadi suatu ancaman. Sakit akan
manusia, dengan cara ini keseimbangan akan mengakibatkan mereka tidak mampu bekerja
terwujud. sehingga uang seringkali tidak mereka miliki. Bagi
Model holistik cukup kuat dianut masyarakat petani dan nelayan tidak bekerja ibaratnya tidak
Jawa terkait dengan konsep kesehatan dimana mampu makan sebab mereka jarang memiliki
dalam model ini semua penyakit dianggap sebagai persediaan pangan, apalagi tabungan. Kondisi ini
akibat ketidakseimbangan unsur di dalam tubuh memaksa mereka dalam kondisi sakit pun
maupun lingkungan, sosial budaya dan perilaku.3 diusahakan untuk tidak mengeluarkan uang.
Dalam model holistik terkandung makna bahwa Mengingat masuk angin dianggap sebagai penyakit
antara body, mind, soul (tubuh, pikiran, jiwa/sukma) yang mudah disembuhkan maka mereka pun hanya
adalah satu kesatuan yang saling mempengaruhi.17 akan mengupayakan pengobatan yang paling
Dengan demikian suatu penyembuhan haruslah mudah. Kerokan adalah cara mudah menuju
bersifat menyembuhkan ketiga hal tersebut secara kesembuhan. Dengan mengerok badan sendiri
bersama-sama. Kecenderungan medis modern saat (bagian tubuh tertentu yang mampu dijangkau
ini pendekatan integrative diterapkan sebab pikiran tangan) maupun meminta tolong anggota keluarga,
merupakan satu kekuatan dalam penyembuhan.17 kerabat, tetangga, teman, kerokan bisa dilakukan
Kerokan bisa dikatakan pengobatan modern oleh siapa saja. Peralatan yang mudah yaitu uang
sebab tidak ada racun yang dimasukkan ke dalam koin atau benggol, minyak/balsam sebagai pelicin
tubuh, bersifat alami, selain kerokan mengembalikan agar kulit tidak terluka oleh gesekan koin, serta lap
keseimbangan unsur tubuh juga sekaligus kain, terapi kerokan cukup dilakukan dengan cara
memperbaiki hubungan sosial dengan lingkungan. menggosokkan koin dengan arah yang tepat dan
Nasihat istirahat, makan teratur, minum, dan perilaku teratur dari atas ke bawah dan miring di sisi kiri-
sehari-hari sering muncul dari si pengerok kepada kanan ruas tulang belakang maupun leher. Kerokan
penderita. Komunikasi dua arah antara pengerok dan akan membentuk garis lurus pada bagian kulit yang
penderita sekaligus memotivasi penderita untuk telah diolesi minyak khususnya di leher, punggung,
cepat sembuh dan segera bekerja kembali. Motivasi dada, lengan, tangan, kaki. Warna merah maupun
maupun sugesti menjadi obat bagi jiwa untuk merah kehitaman menunjukkan bahwa kerokan itu
bersemangat lagi dalam hidup. Rasa nikmat saat manjur. Warna merah itu akan hilang dalam waktu
kerokan bermanf aat bagi kesembuhan dan satu, dua, atau tiga hari. Pengalaman penderita
mempunyai daya sugesti ampuh dalam proses pasca kerokan adalah tubuh menjadi entheng
pengobatan. Rasa senang yang muncul akan (ringan), berkeringat serta muncul rasa kemepyar
menimbulkan kegembiraan, sehingga gairah dan (segar). Hal itu merupakan tanda kesembuhan,
semangat hidup muncul kembali. Jiwa pun seperti kemudian disusul kentut atau bersendawa. Seperti
bangkit dan menyatu dengan proses alamiah.18 diungkapkan informan S (38 tahun).
Ucapan pengerok kepada penderita seperti: “Sudah “Kerokan itu mudah dan menyembuhkan.
cepat sembuh, terus makan dan tidur biar besok Setiap terasa masuk angin asal kemudian
dikerok pasti sembuh. Badan ringan,
dapat bekerja lagi”, sering terdengar di akhir sesi berkeringat, tidur pulas kemudian esok hari
kerokan. Ucapan itu dimaksudkan agar penderita mampu bekerja lagi”.
cepat beraktivitas kembali setelah beberapa waktu
aktivitas keseharian terhenti karena sakit. Nasihat Bagi masyarakat kelas bawah pengobatan
itu terkandung harapan bahwa pasti penderita akan tradisional dirasa besar manfaatnya sebab mereka
segera sembuh pasca kerokan sehingga ajakan tidak perlu mengeluarkan biaya, kalaupun ada biaya
untuk makan dimaksudkan agar muncul tenaga baru. itu masih dalam jangkauan mereka. Pertimbangan
Selama mengalami masuk angin umumnya dalam memutuskan memilih sumber perawatan
penderita malas untuk makan dan minum sebab salah satunya karena biaya yang relatif murah.19
mulut terasa pahit untuk menelan makanan. Tidur Selain itu pengobatan tradisional dapat dilakukan

72  Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010


Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan

kapan saja, tidak menuntut mereka keluar rumah 5. Tamtomo, D.G., Ef ektivitas Pengobatan
sehingga tidak ada biaya transportasi yang harus Tradisional Kerokan pada Penanggulangan
ditanggung. Pengobatan tradisional di mata Nyeri Otot. Media Medika Indonesia.
penggunanya dapat menurunkan health care cost, 2007;42(1):2.
karena murah.8 Pengobatan itu bisa dilakukan setiap 6. Hope-Murray, A. and Pickup, T. Penyembuhan
waktu tanpa menunggu saat-saat waktu tertentu, dengan Ayurveda. Gramedia Pustaka Utama,
asal ada waktu senggang mereka mampu melakukan Jakarta. 1998:12.
sendiri maupun minta tolong orang lain. Sudah 7. Achmadi, U.F. Manajemen Penyakit Berbasis
selayaknya pengobatan tradisional bukan dihapus Wilayah. Penerbit Buku Kompas, Jakarta.
maupun dilarang melainkan sebagai terapi pelengkap 2005:202.
dan alternatif (complementary and alternative 8. Tamtomo. D.G. Gambaran Histopatologi Kulit
therapy).20 Alasan lain pengobatan tradisional telah pada Pengobatan Tradisional Kerokan. Cermin
berakar lama di masyarakat sehingga pelestarian Dunia Kedokteran, 2008;35(1):28.
perlu tetap diupayakan. 9. Silverman, D. Qualitative Research, Theory,
Method and Practice. Sage Publications.
KESIMPULAN DAN SARAN London. 2006: 10.
Mengingat pengobatan terkait dengan konsep 10. WHO. Coming of Age from Fact to Action for
sehat dan sakit maka pemaksaan bahwa semua Adolescent Sexual and Reproductive Health.
orang harus berobat ke medis modern menjadi tidak Geneva. 1997:64.
bijaksana. Bagi masyarakat desa yang masih kuat 11. Seidman, I.E. Interviewing as Qualitative
konsep holistik dan kosmologi Jawa terkait dengan Research. Teacher College, New York. 1991:3.
penyakit, masuk angin dianggap cocok diatasi 12. Schensul, S. L. et.al. Essential Ethnographic
dengan pengobatan tradisional. Pengobatan Methods. AltaMira Press, California. 1999:262.
tradisional dianggap murah, mudah dan manjur, 13. Daniel, M. And Embree, L. Phenomenology of
sehingga mampu menurunkan health care cost bagi the Cultural Disciplines, Kluwer Academic
masyarakat. Pengobatan tradisional berfungsi Publishers, Dordrecht.1994:10.
mewujudkan keseimbangan baik lahir maupun bathin. 14. Yitno, A. Kosmologi dan Dasar Konsep
Tidak ada efek samping dari bentuk pengobatan Kesehatan Pada Orang Jawa. Celaka, Sakit,
tersebut. Obat dan Sehat Menurut Konsepsi Orang Jawa,
Bagi masyarakat Indonesia yang beragam Soedarsono, dkk (eds.) Javanologi, Depdikbud,
budaya maupun tingkat sosial ekonomi dan Jakarta.1985:103-104.
pengetahuannnya pengobatan tradisional dirasa perlu 15. Needham, R. Symbolic Classification. Goodyear
sehingga medis tradisional ini perlu diakui pemerintah Publishing Company Inc. Santa Monica.1979:7.
dan disejajarkan kedudukannya dengan medis 16. Triratnawati, A. Masuk angin pada orang Jawa:
modern. Pengobatan tradisional juga bersifat rasional Patologi Humoral. Masalah Kesehatan Dalam
sehingga perlu terus digalakkan riset-riset budaya Pandangan Ilmu Sosial Budaya, Kepel Press-
yang mendalam sehingga marginalisasi maupun CE BU, FK UGM. Yogyakarta, 2005:180.
stigma tidak muncul lagi. Pengawasan maupun 17. The Encyclopedia of New Medicine, Conventional
pembinaan pengobatan tradisional perlu dilakukan and Alternative Medicine for All Age. The Center
sepanjang hal itu bersifat menguntungkan bagi for Integrative Medicine at Duke University,
mereka. 2006:5,436.
18. Sanyoto, W.K. Praktek Aneka Penyembuhan,
KEPUSTAKAAN Pijat, Kerikan, Gosokan. C.V. Bahagia.
1. Foster, G.M and Anderson,B.G. Antropologi Pekalongan.1995:24.
Kesehatan. UI Press,Jakarta.1986:45. 19. Strathern, A. and Stewart, P.J. Curing and
2. Hardon, A. et al. Applied Health Research Healing, Medical Anthropology in Global
Manual, Anthropology of Health and Health Care. Perspective. Carolina Academic Press,
Koninklijke Bibliotheek. Den Haag.2005:13. Durham.1999:93.
3. Ann-Galanti, G. Caring for Patients from Different 20. Sutisna, P, Herbal Medicine versus Modern
Culture. University of Pennsylvania Press. Medicine Apa Perlu Dipertentangkan.
Philadelphia.2008:20-21. Medicina.2008;39(2):91-2.
4. Sciotino, R, Menuju Kesehatan Madani,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta,1999:166-7.

Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol. 13, No. 2 Juni 2010  73

S-ar putea să vă placă și