Sunteți pe pagina 1din 17

LAPORAN PENDAHULUAN DAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KADIRI
2018

1
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 KONSEP KELUARGA


2.1.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan,
kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan
budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta
sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,
1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI,1988 ).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah terdiri dari
dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau
adopsi. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka
tetap memperhatikan satu sama lain, keluarga berinteraksi satu sama lain
dan masing-masing mempunyai peran sosial (suami, istri, anak, kakak dan
adik) dan mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.1.2 Tipe Keluarga
1. Tradisional :
a. The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari
suami, istri dan anak.
b. The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.

2
c. Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah
tua dengan anak sudah memisahkan diri.
d. The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri
dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti
nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek),
keponakan, dll).
f. The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang
terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini
terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan
ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g. Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga
pada saat akhir pekan (week-end).
h. Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
i. Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu
rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-
barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi,
televisi, telpon, dll).
j. Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
k. The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
2. Non-Tradisional
a. The unmarried teenage mother : keluarga yang terdiri dari orang
tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.

3
b. The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.
c. Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
e. Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan
sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners).
f. Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang
menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah
saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu,
termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan
dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
i. Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
j. Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
k. Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang

4
mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan
kriminal dalam kehidupannya.
2.1.3 Tahap-Tahap Kehidupan / Perkembangan Keluarga
Meskipun setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara
unik, namun secara umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama
(Friedman, 1998):
1. Pasangan baru (keluarga baru)
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial
c. Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama)
Keluarga yang menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan samapi
kelahiran anak pertama dan berlanjut damapi anak pertama berusia 30
bulan :
a. Persiapan menjadi orang tua.
b. Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan sexual dan kegiatan keluarga.
c. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
3. Keluarga dengan anak pra-sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir
saat anak berusia 5 tahun :
a. Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
b. Membantu anak untuk bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain juga harus terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun di
luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).

5
e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang
paling repot).
f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g. Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai
jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
a. Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
a. Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
b. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
c. Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
d. Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
6. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap
ini tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :

6
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b. Mempertahankan keintiman pasangan
c. Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
d. Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
e. Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
7. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal:
a. Mempertahankan kesehatan
b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak
c. Meningkatkan keakraban pasangan
8. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal damapi
keduanya meninggal :
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b. Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
e. Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.1.4 Keluarga Sebagai Unit Keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (Friedman, 1998 ) adalah sebagai
berikut:
1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
2. Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan
atau memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya.

7
3. Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan
apabila salah satu angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan
akan berpengaruh terhadap anggota keluarga yang lain.
4. Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu
( pasien ) keluarga tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam
memelihara kesehatan anggota keluarganya.
5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya
kesehatan bagi anggota keluarga.
2.1.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Sehat-Sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut
H. L Bloom yaitu :
1. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit.
2. Faktor sosial budaya
Faktor sosial budaya yang dapat mempengaruhi penyakit, seperti:
kebiasaan sehari-hari.
3. Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit
4. Faktor keturunan
Merupakan penyakit yang bersifat genetik.
2.1.6 Tugas Keluarga Dalam Pemeliharaan Kesehatan
Menurut Friedman (1998) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara
kesehatan keluarga yaitu :
1. Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang sakit
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepada anggota keluarganya

8
5. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan
yang dapat mengatasi penyakit.
2.1.7 Peran Perawat Dalam Memberi Asuhan Keperawatan Pada Keluarga
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1) Pengenal tentang gejala penyakit
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit.
2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit.
Dalam memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita
penyakit, perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk
mengembangkan kemampuam mereka dalam melaksanakan perawatan
dan memberikan demonstrasi kepada keluarga bagaimana merawat
anggota keluarga yang sakit.
3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita
penyakit.
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan keluarga
yang menderita penyakit, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah
dan kebutuhan keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah
penyakit yang sedang dihadapi
4) Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal
masalah pada keluarga yang menderita penyakit dan mencari alternatif
pemecahanya.
1) Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku
keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah
penyakit.
2) Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar
terhadap keluarga yang anggotanya mederita penyakit.

9
2.3 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis
untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga, melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi
keperawatan terhadap keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan
/dibuat serta mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah
dilaksanakan .
I. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui
masalah yang dihadapi oleh keluarga.
2. Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah
kesehatan ,status kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan
perawatan pada anggota keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
1) Anggota–anggota keluarga dan hubungan dengan kepala
keluarga.
2) Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam
keluarga.
3) Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga.
4) Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat
berkumpul atau menyebar.
5) Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan
keputusan.
6) Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam
perselisihan yang nyata ataupun tidak nyata.
7) Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan
makan dan penggunaan waktu senggang.
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi

10
Pekerjaan, penghasilan, kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan
primer, jam kerja ayah dan ibu, siapa yng menentukan keuangan
dan penggunaannya .
c) Faktor lingkungan
1) Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan
sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan
sampah.
2) Macam lingkungan / daerah rumah
3) Fasilitas social dan lingkungan
4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
3) Sumber pelayanan kesehatan
4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara
langsung.
Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari tiap
anggota keluarga, peran dari tiap anggota keluarga, keadaan
rumah dan lingkungan.
2) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya,
ekonomi, kebiasaan, lingkungan.
3) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan anak,
kartu keluarga, catatan kesehatan lainnya.
4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-tanda penyakit
dan kelainan organ tubuh.
3. Analisa data

11
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan
typologi masalah dalam family health care. Permasalahan dapat
dikategorikan sebagai berikut:
a. Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan
terjadinya penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai
potensi kesehatan.
b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan
kesehatan.
c. Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari
indivdu atau keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya
mereka.
4. Prioritas Masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga
menggunakan sistim scoring berdasarkan tipologi masalah dengan
pedoman sebagai berikut:
K riteria Bobot
1. Sifat masalah
Skala : ancaman kesehatan
Tidak/kurang
sehat(aktual)
Krisis
2. Kemungikan masalah dapat
diubah
Skala : Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
3. Potensia masalah untuk
dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus

12
ditangani
Ada masalah tapi
tidak perlu segera
ditangani
Masalah tidak
dirasakan
Skoring :
1. Tentukan skor untuk tiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot.
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria , skor tertinggi 5 sama
dengan seluruh bobot.
5. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat
melaksanakan tugas-tugas kesehatan yang berhubungan dengan
ancaman kesehatan, kurang /tidak sehat dan krisis yamg dialami oleh
keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama. Pada tahap
kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk
melaklasanakan tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah
yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas
kesehatan dan keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa
keperawatan secara umum pada keluarga yang menderita penyakit
hipertensi antara lain :
1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi
berhubungan dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi.
2. Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam
melaksanakan tindakan yang tepat untuk segera berobat kesarana
kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan dengan kurang
pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana
kesehatan.

13
3. Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit hipertensi.
4. Ketidaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat
mempengaruhi kesehatan keluarga berhubungan dengan tadak
dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan
serta ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit hipertensi.
5. Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat
guna memelihara kesehatan berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan klien dan keluarga tersedianya fasilitas kesehatan
seperti JPS,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
5. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan
keperawatan yang ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam
memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah
diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 ).
Ciri- ciri rencana perawatan keluarga:
1) Berpusat pada tindakan- tindakaan yang dapat memecahkan atau
meringankan masalah yang sedang dihadapi.
2) Merupakan hasil dari suatu proses yang sistematis dan telah
dipelajari dengan pikiran yang logis.
3) Rencana perawatan keluarga berhubungan dengan masa yang akan
datang.
4) Berkaitan dengan masalah kesehatan dan masalah keperawatan
yang diidentifikasi.
5) Rencana perawatan merupakan cara untuk mencapai tujuan.
6) Merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus menerus.
Perumusan Tujuan:
1) Tujuan jangka panjang mengacu pada penyelesaian masalah.
2) Tujuan jangka pendek mengacu pada penyelesaian etiologi.
Kriteria Evaluasi:
1) Kriteria

14
2) Standar
Hal yang perlu dipertimbsngksn sebelum menetspksn intervensi, yaitu:
1) Apakah pendekatan itu menyebabkan meningkatnya
ketergantungan atau kemandirian keluarga?
2) Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan
keterampilan keluarga?
3) Apakah tindakan tersebut menurunkan atau meningkatkan koping
keluarga?
4) Apakah keluarga punya komitmen dan motivasi yg memadai
terhadap perencanaan tersebut ?
5) Apakah keluarga punya sumber-sumber yang memadai untuk
melaksanakan perencanaan tersebut ?
Tipologi Intervensi:
1) Kognitif: mengemukakan informasi dan gagasan serta pengalaman
contohnya pengajaran.
2) Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota
keluarga sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih efektif.
Orang tua membantu mengurangi ansietas terhadap perawatan
anak sakit.
3) Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu
anggota keluarga berinteraksi/ bertingkah laku dengan anggota
keluarga lain.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan
kepada rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang
peru diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap
keluarga adalah:
a) Sumber daya keluarga (keuangan)
b) Tingkat pendidikan keluarga
c) Adat istiadat yang berlaku
d) Respon dan penerimaaan keluarga
e) Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga

15
7. Evaluasi
Tolak ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:
a) Kriteria keberhasilan
b) Standar keperawatan
c) Perubahan perilaku

DAFTAR PUSTAKA

16
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC.
Dep.Kes RI. 2006. Pedoman kegiatan perawat kesehatan masyarakat di
Puskesmas.
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian
Perawatan Pasien. Jakarta : EGC.
Effendy, Nasrul. 1998. Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi
2. Jakarta: EGC.
Friedman, Bowden and Jones. 2003. Family Nursing ,Research, theory and
practice. Apletton
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC.
Stanhope, M. and Lancaster, J., ( 1996 ), Community Health Nursing, St. Louis,
Mosby .

17

S-ar putea să vă placă și