Sunteți pe pagina 1din 8

ETIKA PUBLIK

1. 1. ETIKA PUBLIK PRAJABATAN GOLONGAN III Siti Zuraidah, M.Pd


BADAN DIKLAT PROPINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
2. 2. Motto: “The best preparation for good work tomorrow is to do good
work today” (Elbert Hubbart) BIODATA WIDYAISWARA Nama : Siti
Zuraidah, M.Pd NIP : 19690807 199512 2 001 Instansi : Bandiklat Prop.
Kep. Bangka Belitung Jabatan : Widyaiswara Muda Pangkat/Golongan :
Pembina/IVa Pendidikan terahir : S2 PEP-UNJ e-mail :
sitizuraida99@yahoo.co.id No. HP. : 08127171387 Pin BB : 52506AB1
3. 3. Perkenalan Peserta • Melempar bola, secara acak bergantian, • Yang
menerima bola memperkenalkan teman sebelah kanan dan kiri serta
menyebutkan sifat baiknya yang paling disukai
4. 4. DASAR 1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN; 2. PP No.
53 Th 2010 tentang Disiplin PNS 3. PP No. 42 Th. 2004 tentang
Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik PNS 4. PP No. 30 Th 1980 tentang
Peraturan Disiplin PNS 5. PP No. 21 Th 1975 tentang Sumpah/Janji PNS
5. 5. DESKRIPSI SINGKAT Mata Diklat Etika publik dimaksudkan untuk
memfasilitasi pembentukan nilai-nilai dasar etika pubik pada peserta
melalui pembelajaran kode etik & perilaku pejabat publik, bentuk-
bentuk kode etik, dan implikasinya, aktualisasi kode etik PNS.
6. 6. BAGAIMANA CARA PENYAJIAN MATA DIKLAT? Mata Diklat disajikan
berbasis experiential learning dengan penekanan kepada proses
internalisasi nilai-nilai dasar tsb melalui kombinasi metoda ceramah
interaktif, diskusi, studi kasus, simulasi, menonton film pendek, studi
lapangan, dan demonstrasi.
7. 7. DESKRIPSI SINGKAT KOMPETENSI APA YANG DIBANGUN Setelah
mengikuti pembelajaran ini para peserta diharapkan mampu
menanamkan nilai dan membentuk sikap dan perilaku patuh kepada
standar etika publik yang tinggi.
8. 8. Indikator Pembelajaran Peserta Diklat diharapkan dapat: 1.
Memahami kode etik dan perilaku pejabat publik; 2. Memahami bentuk-
bentuk kode etik dan implikasinya; dan 3. Menganalisis dan menilai
ilustrasi aktualisasi nilai dasar etika publik.
9. 9. *Kode Etik dan Perilaku Pejabat Publik *Bentuk-bentuk Kode Etik dan
Implikasinya *Aktualisasi kode etik ASN Materi Pokok
10. 10. Kenapa diperlukan peraturan etika? • Untuk meredam
kecenderungan kepentingan pribadi. • Etika bersifat kompleks, dalam
banyak kasus bersifat dilematis, karena itu diperlukan yang bisa
memberikan kepastian tentang mana yang benar dan salah, baik dan
buruk. • Penerapan peraturan etika dapat membuat perilaku etis
menimbulkan efek reputasi. • Organisasi publik sekarang banyak
dicemooh karena kinerjanya dinilai buruk, karena itu perlu etika. 10
11. 11. (kisah pohon apel)  Beri tanggapan pesan apa yang terkandung
dalam tayangan tersebut.
12. 12. Beberapa Definisi • Etika (Yunani; ethos = kebiasaan atau watak) •
Moral (Latin; mos - (jamak; mores) = cara hidup atau kebiasaan) •
Norma (Latin; norma = penyiku atau pengukur, (Inggris; norm= aturan
atau kaidah) • Nilai (Inggris; value = berarti konsep tentang baik dan
buruk baik yang berkenaan dengan proses (instrumental) atau hasil
(terminal))
13. 13. * *Etika adalah refleksi atas baik buruk, benar/salah yang harus
dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar
PENGERTIAN
14. 14. * Moral -tatacara -kebiasaan -adat -perilaku yang sesuai dengan
harapan kelompok sosial Etika - Seperangkat nilai yang menjadi acuan -
Nilai yang menjadi acuan aktivitas kerja/profesi - Perilaku yag sesuai
sistem nilai yang disepakati
15. 15. Refleksi tentang standar/norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggungjawab pelayanan
publik. ETIKA PUBLIK
16. 16. * *Etika dipahami sebagai Sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara- cara dalam
pengambilan keputusan untuk membantu membedakan hal-hal yang
baik dan yang buruk serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan
sesuai dengan nilai-nilai yang dianut (Catalano, 1991)
17. 17. F U N G S I E T I K A • Sebagai ukuran baik-buruk, wajar-tidak wajar,
& benar-salah • Landasan bertindak dalam sebuah kehidupan kolektif
yang profesional • Untuk menjalankan visi dan misi lembaga / institusi •
Untuk menjaga citra lembaga / institusi Lanjutan ........
18. 18. Adalah aturan-aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal-hal
prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis. Kode Etik Profesi
dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/etika suatu kelompok
khusus/sekelompok profesional tertentu. Pengertian Kode Etik
19. 19.  Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegras tinggi  Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin
 Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan 
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang berlaku 
Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan/pejabat yang
berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan  Menjaga kerahasiaan
yang menyangkut kebijakan negara
20. 20.  Menggunaan kekayaan dan BMN secara bertanggungjawab, efektif
dan efisien  Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam
menjalankan tugasnya  Memberikan informasi secara benar dan tidak
menyesatkan kepada pihak lain yang memerlukan informasi terkait
kepentingan kedinasan  Tidak menyalahgunakan informasi intern
negara, tugas, status, kekuasaan dan jabatannya untuk mendapat atau
mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain  Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN  Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai disiplin pegawai ASN
21. 21. 1. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila 2.
Setia mempertahankan UUD 1945 3. Menjalankan tugas secara
profesional dan tidak berpihak 4. Membuat keputusan berdasarkan
prinsip keahlian 5. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif
6. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik 7.
Memberikan layanan kepada publik secara jujur tanggap cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
22. 22. 8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah 9. Memberikan layanan kepada publik secara jujur,
tanggap, cepat, tepat, akurat, berdayaguna, berhasilguna dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi 11. Menghargai
komunikasi, konsultasi dan kerjasama 12. Mengutamakan pencapaian
hasil dan mendorong kinerja pegawai 13. Mendorong kesetaraan dalam
pekerjaan 14. Meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karir
23. 23. Refleksi tentang Standar / norma yang menentukan baik/buruk,
benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk mengarahkan
kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung jawab pelayanan
publik 1.Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan 2.Sisi dimensi
Reflektif, Etika Publik berfungsi sebagai bantuan dalam menimbang
pilihan sarana kebijakan publik dan alat evaluasi. 3.Modalitas Etika,
menjembatani antara norma moral dan tindakan faktual * FOKUS
POLITICAL SOCIETY CIVIL SOCIETY PELAYANAN PUBLIKETIKA PUBLIK
24. 24. * ETIKA PUBLIK MODALITAS (MEMPERBAIKI SISTEM
AKUNTABILITAS, TRANSPARANSI, NETRALITAS) TINDAKAN
INTEGRITAS PUBLIK KUALITAS PELAYANAN PUBLIK Sumber:
Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik dan Politisi,
2011
25. 25. * NRDW- STANDAR ETIKA PUBLIK ETIKA PUBLIK KOMPETENSI
TEKNIS KOMPETENSI ETIKA Manajemen Nilai Kemampuan penalaran
moral Moralitas peribadi Etika Organisasional KOMPETENSI
LEADERSHIP Penilaian dan Penetapan Tujuan Ketrampilan Manajemen
Gaya Manajemen Kepemimpinan Politik & Negosiasi Pengetahuan ttg
hukum Manajemen program Manajemen Strategis Manajemen Sumber
Daya Sumber: Haryatmoko, Etika Publik Untuk Integritas Pejabat Publik
dan Politisi, 2011
26. 26. * *
27. 27. * Penguasa menjadi pelayan Wewenang menjadi peranan Jabatan
adalah amanah yg hrs dipertanggu ngjawabkan
28. 28. * 1. Manajemen perubahan 2. Penataan peraturan perundang-
undangan 3. Penataan dan penguatan organisasi 4. Penataan
tatalaksana 5. Penataan sistem manajemen SDM 6. Penguatan
akuntabilitas 7. Penguatan pengawasan 8. Peningkatan pelayanan
publik
29. 29. Games  Gajah-semut-ular-cacing
30. 30. * *VIDEO MOTIVASI *TANGGAPAN TIAP KELOMPOK
31. 31. * Nilai- nilai etika Pola perilaku Kode etik Disepakati bersama
Mencegah perilaku yang tdk sesuai kode etik profesi
32. 32. * *Legitimasi = kewenangan atau keabsahan dalam memegang
kekuasaan *Pendobrakan terhadap legitimasi kekuasan seharusnya
secara rasional untuk kepentingan bersama *Rumusan kebijakan yang
dibuat dan cara melaksanakan pelayaan publik yang dilakukannya
dilandasi dengan nilai-nilai kebenaran pengabdian yang tulus kepada
masyarakat, komitmen kepada kesejahteraan warga, serta kaidah-
kaidah etis lainnya.
33. 33. * *Kode etik universal adalah kesadaran bagi setiap pegawai
pemerintah untuk menghindari adanya konflik kepentingan (conflict of
interest) dalam pelaksanaan tugasnya *Sifat keharusan bagi Aparatur
negara untuk menghindar dari konflik kepentingan
34. 34. * *Aji mumpung *Memerima suap *Menyalahgunakan pengaruh
pribadi *Pemanfaatan fasilitas organisasi untuk kepentingan pribadi
*Pemanfaatan informasi rahasia *Loyalitas ganda
35. 35. * Tindak Pidana Korupsi Gratifikasi Konflik kepentingan
Penyalahgunaan kewenangan Kepentingan pribadi Sumber konflik
kepentingan KKN Kepentingan pribadi+organisasi
36. 36. * PP 21 th.1975 tentang sumpah/ janji PNS PP 30 th.1980 Tentang
Peraturan Disiplin PNS PP 42 th.2004 Tentang pembinaan jiwa Korps
dan Kode etik PNS PP 53 th. 2010 tentang Disiplin PNS UU no.5 th.2014
tentang ASN
37. 37. * *Pelaksanaan kode etik dalam perilaku nyata, tergantung kepada
niat baik dan sentuhan moral yang ada dalam diri para pegawai atau
pejabat sendiri, untuk itu setiap pegawai dan pejabat diharapkan
mentaatinya dengan kesadaran yang tulus
38. 38. * *Cermati tayangan film tadi, diskusikan nilai-nilai etika apasaja
yang terkandung dalam setiap kasus dan pembelajaran apa saja yang
dapat dipetik dari kasus tersebut *Presentasikan hasil diskusi
kelompok
39. 39. * *TUGAS INDIVIDU 1. BUATLAH 7 RENCANA KEGIATAN YANG
MENJADI TUGAS POKOK SAUDARA 2. URAIKAN LANGKAH-LANGKAH
KEGIATAN 3. URAIKAN IMPLEMENTASI NILAI-NILAI ETIKA PUBLIK
DALAM SETIAP KEGIATAN, PRESENTASI MEWAKILI SETIAP PROFESI
40. 40. Nilai2 Etika Spong Bob  Pekerja keras  Disiplin,  Setia kawan 
Pantang menyerah  Loyalitas  Ramah  Happy
41. 41. * Setiap unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat
harus memiliki etika dan moralitas yang tinggi dalam menjalankan
tugas, juga memiliki penghormatan yang tinggi terhadap tuntutan
aspirasi dan kepentingan masyarakat yang dilayaninya.
42. 42. Kayu yang baik tidak tumbuh dengan mudah Semakin kencang
anginnya, semakin kuat pohonnya (J.Willard Marriott) KEBIASAAN
BELAJAR DAN MEMPERTAHANKAN VISI Belajar Percaya Diri, Itulah
Kuncinya: Taburlah pemikiran maka Anda akan menuai tindakan;
Taburlah tindakan dan Anda akan menuai kebiasaan; Taburlah
kebiasaan dan Anda akan menuai karakter; Taburlah karakter dan
Anda akan menuai masa depan. (Ralph Waldo Emerson)
Pengertian Etika, Etika Profesi
dan Contoh Kasus
October 11, 2015Uncategorized
Etika (Etimologi), berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak
kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan
perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam
bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup
seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari
hal-hal tindakan yang buruk.Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi
dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk
penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian
sistem nilai-nilai yang berlaku.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi
kehidupan manusia.Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani
hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia
untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etikapada akhirnya membantu kitauntuk mengambil keputusan tentang tindakan apa
yang perlu kita lakukan dan yangpelru kita pahami bersama bahwa etikaini dapat
diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini
dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan
manusianya.
Fungsi Etika :
•Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan pelbagai moralitas
yang membingungkan.
•Etika ingin menampilkanketrampilan intelektual yaitu ketrampilan untuk
berargumentasi secara rasional dan kritis.
•Orientasi etis ini diperlukan dalam mengabil sikap yang wajar dalam suasana
pluralisme.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pelanggaran Etika :


• Kebutuhan Individu
• Tidak Ada Pedoman
• Perilaku dan Kebiasaan Individu Yang Terakumulasi dan Tak Dikoreksi
• Lingkungan Yang Tidak Etika
• Perilaku Dari Komunitas

Etika Akuntansi
Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi
seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan
dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan
dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya.
Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar
profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada
kepentingan publik.
Etika Profesi

Etika profesi menurut keiser dalam ( Suhrawardi Lubis, 1994:6-7 ) adalah sikap
hidup berupa keadilan untuk memberikan pelayanan professional terhadap
masyarakat dengan penuh ketertiban dan keahlian sebagai pelayanan dalam rangka
melaksanakan tugas berupa kewajiban terhadap masyarakat. Kode etik profesi
adalah sistem norma, nilai dan aturan professsional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
yaitu agar professional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau
nasabahnya. Dengan adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak
professional.

Tujuan Kode Etik Profesi

Etika profesi merupakan standar moral untuk profesional yaitu mampu memberikan
sebuah keputusan secara obyektif bukan subyektif, berani bertanggung jawab
semua tindakan dan keputusan yang telah diambil, dan memiliki keahlian serta
kemampuan. Terdapat beberapa tujuan mempelajari kode etik profesi adalah
sebagai berikut
1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
6. Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi
7. Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat
8. Menentukan baku standarnya sendiri

Berikut adalah beberapa kasus yang berhubungan dengan etika profesi akuntansi.

1. Kasus KAP Anderson dan Enron

Kasus KAP Anderson dan Enron terungkap saat Enron mendaftarkan


kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2 Desember 2001. Saat itu terungkap,
terdapat hutang perusahaan yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai
investasi dan laba yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Anderson mempertahankan Enron sebagai
klien perusahaan dengan memanipulasi laporan keuangan dan penghancuran
dokumen atas kebangkrutan Enron, dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa
periode pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan mendapatkan
laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode tersebut perusahaan mengalami
kerugian sebesar $ 644 juta yang disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan-perusahaan yang didirikan oleh Enron.

Solusi :
Kecurangan yang dilakukan oleh Arthur Andersen telah banyak melanggar prinsip
etika profesi akuntan diantaranya yaitu melanggar prinsip integritas dan perilaku
profesional. KAP Arthur Andersen tidak dapat memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik sebagai KAP yang masuk kategoti The Big Five dan tidak
berperilaku profesional serta konsisten dengan reputasi profesi dalam mengaudit
laporan keuangan dengan melakukan penyamaran data. Selain itu Arthur Andesen
juga melanggar prinsip standar teknis karena tidak melaksanakan jasa
profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan.
Solusi dari kasus di atas adalah seharusnya KAP Anderson dan Enron harus
melaporkan hasil dari laporan keuangan tersebut kepada pihak yang bertanggung
jawab atas laporan keuangan di perusahaan sehingga tidak terjadi kerugian yang
sangat besar.

2. Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah

JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda


Dee binti Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya
dengan cara memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer.
Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang
perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011). “Sebagian
tanda tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut adalah tandatangan
nasabah,” ujar Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar
Malinda antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda
tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM
93712 dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus
2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang dikirim ke
PT Eksklusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda menulis
kolom pesan, “Pembayaran Bapak Rohli untuk interior”.
Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23 Desember 2010
dengan nama penerima PT Abadi Agung Utama. “Penerima Bank Artha Graha
sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33
combine unit,” baca jaksa.
Masih dengan nama dan tanda tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang
senilai Rp 250 juta dengan formulir AN 86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada
27 Desember 2010 dan AN 61489 dengan nilai uang yang sama pada 26 Januari
2011. Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman
uang kepada seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada
28 Januari 2011 untuk membayar pemasangan CCTV milik Rohli.
Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali,
yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM
123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp
2 miliar kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro
International, Rp 700 juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi
lainnya senilai Rp 500 juta dan 150 juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW
Yoshuara.
“Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji
serta saksi Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan
laboratoris Kriminalistik Bareskrim Polri,” jelas Jaksa. Pengiriman dana dan
pemalsuan tanda tangan ini sama sekali tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.
Solusi :
Contoh kasus yang saya ambil yaitu tentang pemalsuan tanda tangan nasabah yang
dilakukan oleh melinda dimana Dalam kasus ini malinda melakukan banyak
pemalsuan tanda tangan yang tidak diketahui oleh nasabah tersebut. Dalam kasus
ini ada salah satu prinsip-prinsip yang telah dilanggar yaitu prinsip Tanggung jawab
profesi, karena ia tidak melakukan pertimbangan professional dalam semua kegiatan
yang dia lakukan,disini melinda juga melanggar prinsip Integritas, karena tidak
memelihara dan meningkatkan kepercayaan nasabah.

3. Kasus Mulyana W Kusuma.

Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota
KPU diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan
berkaitan dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud
yaitu kotak suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah
dilakukan pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan
laporan. Setelah dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan
tersebut lebih baik daripada sebelumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk
itu, maka disepakati bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati
pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W
Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada
anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut,
tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia
bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana
dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor
yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan
pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan
tersebut karena hal tersebut telah melanggar kode etik akuntan.

Solusi :
Berdasarkan kode etik akuntan, kami lebih setuju dengan pendapat yang kedua,
yaitu bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut, meskipun
pada dasarnya tujuannya dapat dikatakan mulia. Perbuatan tersebut tidak dapat
dibenarkan karena beberapa alasan, antara lain bahwa auditor tidak seharusnya
melakukan komunikasi atau pertemuan dengan pihak yang sedang diperiksanya.
Tujuan yang mulia seperti menguak kecurangan yang dapat berpotensi merugikan
negara tidak seharusnya dilakukan dengan cara- cara yang tidak etis. Tujuan yang
baik harus dilakukan dengan cara-cara, teknik, dan prosedur profesi yang menjaga,
menjunjung, menjalankan dan mendasarkan pada etika profesi. Auditor dalam hal ini
tampak sangat tidak bertanggung jawab karena telah menggunakan jebakan uang
untuk menjalankan tugasnya sebagai auditor.

Sumber : http://tugas01-etika-profes

S-ar putea să vă placă și