Sunteți pe pagina 1din 8

SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru

melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21” Surakarta, 22 Oktober 2016

IMPLEMENTASI DIGITAL-AGE LITERACY DALAM


PENDIDIKAN ABAD 21 DI INDONESIA

Afandi1, Tulus Junanto2, Rachmi Afriani3


1, 2
FKIP Universitas Tanjungpura, Pontianak, 78115
3 FKIP Universitas Kapuas, Sintang, 78611

Email Korespondensi: pandi.fkip.untan@gmail.com

Abstrak
Perkembangan teknologi informasi menuntut perubahan paradigma dalam sistem pendidikan nasional. Sejak
diterbitkannya dokumen BNSP tahun 2010 tentang paradigma pendidikan abad 21, kejelasan bagaimana
pelaksaan dokumen tersebut masih dalam “rawa konseptual”. Dengan mengacu pada dokumen yang
diterbitkan oleh enGauge 21st century skill (NCREL & Metiri Group, 2004), dapat diketahui setidaknya
terdapat 4 domain pokok, salah satunya adalah domain Digital-Age Literacy yang terdiri dari 8 aspek, yakni:
basic, scientific, information, visual, technological, dan multicultural literacy serta global awareness. Kajian
dari artikel ini selanjutnya akan membahas bagaimana implementasi dari aspek-aspek pada domain digital-
age literacy yang akan dituangkan dalam indikator pembelajaran di Indonesia.

Kata Kunci: Implementasi, Digital-Age Literacy, Pendidikan Abad 21.

Pendahuluan dengan biaya yang teramat sangat murah.


Semua itu dimungkinkan karena bahan ajar
Abad 21 dapat dikatakan sebagai abad dan proses interaksi telah berhasil “di
pengetahuan – sebuah abad yang ditandai digitalisasikan” oleh kemajuan teknologi.
dengan terjadinya transformasi besar-besaran Friedman (2007), menggambarkan perubahan
dari masyarakat agraris menuju masyarakat ini sebagai “ the world is flat” – merujuk
industri dan berlanjut ke masyarakat pada sebuah kondisi dimana dunia telah
berpengetahuan (Soh, Arsyad & Osman, terbebas dari batas-batas jarak dan waktu
2010). Proses transformasi ini juga ditandai akibat perkembangan teknologi.
dengan terjadinya seperangkat perubahan Di tengah ketatnya ketidakpastian dan
sosial dan budaya masyarakat akibat tantangan yang dihadapi setiap orang inilah,
munculnya globalisasi dan derasnya arus maka dibutuhkan perubahan paradigma
informasi. dalam sistem pendidikan yang harus dapat
Sejak munculnya teknologi kabel optik menyediakan seperangkat keterampilan abad
dan web browser, arus informasi yang 21 yang dibutuhkan oleh peserta didik guna
tersebar di seluruh dunia semakin tidak menghadapi setiap aspek kehidupan global
terkendali dan mengakibatkan apa yang (Soh, Arsad & Osman, 2010). Perubahan
disebut sebagai “ledakan informasi digital” yang dimaksud bukanlah menyangkut
(Halpern, 2003). Data yang dikeluarkan oleh perubahan konten kurikulum, melainkan
IBM (2014) menunjukkan bahwa dunia saat perubahan pedagogi, yaitu perubahan dalam
ini menghasilkan sekitar 2,5 quintilliun data bertindak dari simple action ke arah
dalam bentuk file, media cetak maupun comprehensive action dan peralihan
digital. Lebih lanjut, Lau (2011) menyatakan dominasi pengajaran tradisional menuju
“peoples can easily quite literally at them pengajaran berbasis teknologi.
fingertips via internet with only a few Jadi, tujuan dari pendidikan abad 21
minutes of search time on the computer with adalah mendorong peserta didik agar
a view click of a mouse”. menguasai keterampilan-keterampilan abad
Melalui mesin pencari, seseorang 21 yang penting dan berguna bagi mereka
dapat dengan mudah mencari bahan referensi agar lebih responsif terhadap perubahan dan
yang diinginkannya secara “real time” perkembangan jaman. Hal yang terpenting

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 113


dalam pendidikan abad 21 adalah mendorong renewal, in a world of tremendous
peserta didik agar memiliki basis opportunities and risks, in a society
pengetahuan dan pemahaman yang facing complex business, political,
mendalam untuk dapat menjadi pembelajar scientific, technological, health and
sepanjang hayat (life-long learner). Dengan environmental challenges, and in
demikian, system pendidikan perlu diverse workplaces and communities
mempertimbangkan sejumlah aspek yang that hinge on collaborative
menjadi domain dalam pendidikan abad 21. relationships and social networking -
Salah satu domain yang sangat penting dalam the ingenuity, agility and skills of the
pendidikan abad 21 adalah “Digital-Age people are crucial to competitiveness.
Literacy” menurut dokumen yang ditetapkan Senada dengan hal tersebut, lewat
dalam enGauge 21st Century Skills (NCREL bukunya yang berjudul The New Division of
& Metiri Group, 2003). Labour, Levy & Murnane (2004),
Di Indonesia sendiri kesadaran tentang mengungkapkan bagaimana komputer
pentingya keterampilan abad 21 sendiri dapat mempengaruhi pekerjaan dan memunculkan
ditemukan dalam dokumen yang dikeluarkan apa yang disebut sebagai “Otomatisasi”.
oleh Badan Nasional Standar Pendidikan Levy & Murnane (2004), selanjutnya
tahun 2010 yang menyatakan bahwa mengungkapkan bahwa tugas-tugas yang
“Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan memerlukan keahlian berpikir (expert
untuk mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu thinking) dan komunikasi yang kompleks
masyarakat bangsa Indonesia yang sejahtera (complex communication) menjadi sangat
dan bahagia, dengan kedudukan yang penting bagi setiap orang dimasa depan,
terhormat dan setara dengan bangsa lain sedangkan tugas-tugas yang bersifat routine
dalam dunia global, melalui pembentukan cognitive, routine manual dan non-routine
masyarakat yang terdiri dari sumber daya manual akan berkurang setiap tahunnya.
manusia yang berkualitas, yaitu pribadi yang
mandiri, berkemauan dan berkemampuan
untuk mewujudkan cita-cita bangsanya”.
Adapun tujuan penulisan artikel ini adalah
menganalisis integrasi tujuan pendidikan
nasional abad 21 tersebut dengan salah satu
domain dalam enGauge 21st Century Skills,
yakni domain Digital-Age Literacy. Integrasi
yang dimaksud adalah menetapkan standar
pendidikan yang sesuai dengan karakter
pendidikan di Indonesia pada domain
Digital-Age Literacy. Gambar 1. Kebutuhan Keterampilan Kerja Secara
Global
Karteristik Abad 21 (Sumber: Levy & Murnane, 2004)
Richard Crawford menyebut proses
transformasi abad 21 ini sebagai Era of Perkembangan informasi ini ternyata
Human Capital (dalam Sidi, 2003), suatu era berdampak luas pada perubahan politik dan
di mana ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi yang ditandai oleh terjadinya
khususnya teknologi komunikasi berkembang kerjasama skala global-horizontal di seluruh
sangat pesat yang berdampak pada dunia (gambar 2). Dalam skala Asia
persaingan bebas yang begitu ketat dalam misalnya, negara-negara yang berada di
segala aspek kehidupan manusia. Partnership kawasan ini telah menentukan kesepakatan
for 21st Century Skills (2008) bersama, yaitu mulai tahun 2003 Asia
menggambarkan perubahan tersebut sebagai menerapkan pasar bebas yang disebut dengan
berikut: Asian Free Trade Area (AFTA) dan Negara-
In an economy driven by innovation and negara di Asia Tenggara menetapkan apa
knowledge, in marketplaces engaged in yang disebut Masyarakat Ekonomi Asean
intense competition and constant (MEA).
114 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
Perubahan pendekatan pola
penyelenggaraan pembelajaran dari yang
berorientasi pada diseminasi materi mata
pelajaran menjadi pembelajaran dari berbagai
perspektif ilmu pengetahuan (multidisiplin
atau ragam mata ajar) menjadi hal krusial
yang diperlukan saat ini. Contoh-contoh
kasus sehari-hari yang ditemui di masyarakat,
masalah-masalah yang bersifat dilematis atau
paradoks, tantangan riset yang belum
terpecahkan, simulasi kejadian di dunia
Gambar 2. Dampak Perkembangan Digital Terhadap
nyata, merupakan sejumlah contoh materi
Pertumbuhan Ekonomi pelajaran kontekstual yang dapat dicerna oleh
(Sumber: peserta ajar dengan mudah.
http://worldbank.org/m/publication/wdr2016/) Trilling & Fadel (2009), menyampaikan
Dengan era pasar bebas tersebut, setiap bahwa di abad 21 pendidikan harus
orang dituntut agar dapat menghadapi senantiasa bergerak sejalan dengan kemajuan
persaingan bebas. Untuk dapat bersaing di zaman – pergerakan ini didasarkan atas
era globalisasi seperti saat ini, seorang perubahan paradigma pendidikan dari yang
ekonom Alan Bidder (dalam Levy & bersifat konvensional menuju pendidikan
Murnane, 2004), mengungkapkan abad modern. Rangkuman pergeseran
keterampilan berpikir tingkat tinggi, paradigma tersebut dapat dilihat pada tabel 1
kemampuan membuat keputusan, dan di bawah ini
kemampun untuk berkomunikasi menjadi Tabel 1 Perbedaan Paradigma Pendidikan Lama dan
kunci agar kebal terhadap berkembangnya Pendidikan Abad 21
otomatisasi dan globalisasi. Konsekuensi Paradigma Lama Paradigma Abad 21
logisnya adalah bahwa keberadaan sumber Berpusat pada guru Berpusat pada siswa
Pengajaran langsung Pengjaran interaktif
daya manusia yang unggul dan memadai di
Pengetahuan Keterampilan
masa yang mendatang menempati posisi yang Materi Proses
sangat penting dan strategis. Keterampilan dasar Keterampilan terapan
Fakta dan prinsip Pertanyaan dan
Pendidikan Abad 21 masalah
Tidak dapat dipungkiri bahwa ide dasar Teori Praktek
Berbasis materi Berbasis Proyek
pendidikan adalah membangun manusia Dibatasi waktu Sesuai kebutuhan
supaya dia bisa survive melindungi diri Kompetitif Kolaboratif
terhadap alam serta mengatur hubungan One-size-fits-all Personalized
antar-manusia, terlebih ketika pendidikan Berfokus pada kelas Berfokus pada
dihadapkan pada era dimana setiap orang komunitas global
harus berkompetisi pada berbagai sektor Berbasis teks Berbasis web
Tes sumatif Evaluasi formatif
kehidupan pada abad 21. Dengan demikian, Belajar untuk melanjutkan Belajar untuk
penyelenggaraan pendidikan di abad 21 harus sekolah kehidupan
senantiasa adaptif terhadap perubahan jaman. (Sumber: Trilling & Fadel, 2009)
Sistem pendidikan yang adaptif
bermakna perlunya sinergitas antara Telah banyak literatur yang merupakan
rancangan proses pendidikan dengan buah pemikiran dan hasil penelitian yang
perkembangan pengetahuan terkini yang oleh membahas mengenai hal ini, bahkan
Hawes-Neisbitt (2005) disebut sebagai beberapa model pendidikan yang sangat
‘modern education’ dan oleh Mark Treadwell berbeda telah diterapkan oleh sejumlah
(2011) disebut sebagai “Nouvelle sekolah maupun kampus di berbagai belahan
Comprehension”. Sadar akan pentingnya dunia. Ongardwanich, Kanjanawasee, &
tuntutan “penciptaan” SDM yang unggul, Tuipae (2015), melakukan studi untuk
maka sistem serta model pendidikan pun mengembangkan skala keterampilan abad 21
harus mengalami transformasi. yang diadopsi dari partnership for 21st

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 115


century skills (P21). Hasilnya, seluruh faktor pengetahuan dengan keseimbangan yang
yang dianalisis pada indikator P21 wajar; (2) pendidikan harus dibarengi dengan
menunjukan keterkaitan yang signifikan - penanaman sikap-sikap luhur; (3) pendidikan
keterampilan hidup dan karir sangat relevan setiap jenjang harus memenuhi frontliner
dengan keterampilan abad 21 bagi siswa di ilmu; (4) perlu ditanamkan jiwa kemandirian;
Thailand. (5) perlu konvergensi ilmu; (6) perlu
Penelitian serupa juga dilakukan oleh memperhatikan aspek kebhinekaan; (7)
Arsad, Osman, & Soh (2011), yang pendidikan untuk semua; (8) perlu
mengembangkan instrumen untuk mengukur monitoring dan evaluasi pendidikan.
keterampilan abad 21 pada mata pelajaran Lebih lanjut BNSP (2010), menyatakan
Biologi Sekolah Menengah Malaysia bahwa untuk mencapai pendidikan abad 21
menggunakan aplikasi Model Rasch. Hasil diperlukan perubahan pada model
penelitian ini menunjukan terdapat 4 pendidikan di masa datang, yakni: proses
komponen keterampilan abad 21 dari pembelajaran: dari berpusat pada guru
enGauge 21st century skills, yakni: (1) menuju berpusat pada peserta didik, dari
digital-age literacy, (2) inventive thinking, isolasi menuju lingkungan jejaring, dari pasif
(3) effective communication, dan (4) high menuju aktif-menyelidiki, dari maya/abstrak
productivity, serta 1 komponen lainnya yakni, menuju konteks dunia nyata, dari pribadi
spiritual values. menuju pembelajaran berbasis tim, dari luas
Sejumlah temuan yang dipaparkan dari menuju perilaku khas memberdayakan
berbagai studi tentang konsep dan kaidah keterikatan, dari stimulasi rasa
karakteristik pendidikan abad 21 tersebut tak tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru,
pelak menjadi tuntutan sekaligus tantangan dari alat tunggal menuju alat multimedia,
besar bagi para guru dalam dari hubungan satu arah bergeser menuju
menyelenggarakan pembelajaran. Guru mau kooperatif, dari produksi massa menuju
tidak mau, suka tidak suka, setuju tidak kebutuhan pelanggan, dari usaha sadar
setuju harus mengimbangi tuntutan abad 21. tunggal menuju jamak, dan dari satu ilmu
pengetahuan bergeser menuju pengetahuan
disiplin jamak.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
2. Aspek keterampilan dalam domain
1. Pendidikan Abad 21 di Indonesia
Digital-AgeLiteracyberdasarkan
Undang-undang Sistem Pendidikan
enGauge 21st Century Skill
Nasional No 20 Tahun 2003 Pasal 3
Di abad 21, kemampuan literasi tidak
menyebutkan bahwa “tujuan pendidikan
hanya terbatas paka kemampuan membaca,
nasional adalah berkembangnya potensi
mendengar, menulis dan berbicara secara
peserta didik agar menjadi manusia yang
lisan, namun lebih daripada itu, kemampuan
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
literasi ditekankan pada kemampuan literasi
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu,
yang terkoneksi satu dengan lainnya di era
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
digital seperti saat ini.
warganegara yang demokratis serta
NCREL & Metiri Group, (2003), dalam
bertanggungjawab”. Hal ini berarti bahwa
pendidikan nasional di Indonesia diarahkan enGauge 21st Century Skills, menyatakan
pada membentuk insan yang memiliki bahwa literasi di era digital mencakup
kecakapan yang diperlukan dalam beberapa komponen, antara lain: (1). Literasi
mempertahankan budaya dan jati diri bangsa dasar – kemampuan dalam berbahasa
di tengah-tengah gencarnya gempuran (khususnya bahasa inggris) dan kemampuan
beragam budaya dan peradaban bangsa lain matematis; (2) Literasi sains – pengetahuan
di era globalisasi (BNSP, 2010). dan pemahaman tentang konsep dan proses
sains; (3) Literasi teknologi – pengetahuan
Terkait dengan hal tersebut, BNSP
tentang apa itu teknologi, bagaimana cara
(2010), kemudian merumuskan paradigma
pendidikan nasional abad 21yang meliputi: kerjanya dan bagaimana cara
(1) pendidikan yang berorientasi pada ilmu menggunakannya secara efektif dan efisien;
(4) Literasi ekonomi – pengetahuan tentang
116 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
masalah, situasi dan perkembangan ekonomi; 3. Menggunakan teknologi untuk
(5) Literasi visual – pengetahuan tentang cara memcahkan masalah
menggunakan, menginterpretasikan dan Visual 1. Memahami elemen dasar dari
desain visual
menghasilkan gambar dan video 2. Mengaplikasikan pengetahuan
menggunakan media konvensional dan yang diperoleh ke dalam media
modern; (6) Literasi informasi – kemampuan elektronik secara visual
untuk memperoleh, menggunakan dan Multicultural 1. Memahami dan mengapresiasi
persamaan dan perbedaan nilai,
mengevaluasi informasi secara efektif dan
kepercayaan dan budaya
efisien dari berbagai sumber; (7) Literasi 2. Kepekaan terhadap informasi
multicultural – kemampuan untuk yang mengandung SARA
mengapresiasi perbedaan nilai, keyakinan 3. Mempelajari budaya lain
dan budaya orang lain; dan (8) Kesadaran Global 1. Memiliki kesadaran tentang isu-
Awareness isu global
global – kemampuan untuk memahami dan
2. Memiliki pengetahuan tentang
permasalahan di tingkat global. permasalahan global
Tabel 2. Aspek keterampilan abad 21 pada domain 3. Menganalisis cara pemecahan
Digital-Age Literacy masalah-masalah global
Skills Aspek
Basic 1. Berbahasa Inggris (membaca, 3. Implementasi Digital-Age Literacy
menulis. Mendengarkan,
berbicara) dalam Pendidikan Abad 21 di Indonesia
2. Numerik (komputasi aritmatika, Implementasidalammerumuskan
penalaran matematis) kerangka sesuai enGauge 21st Century Skills
Scientific 1. Memiliki pengetahuan dan
pemahaman konsep dan proses
bersifat multidisiplin, artinya semua materi
ilmiah dapat mengacu pada kerangka tersebut.
2. Menganalisis jawaban dari rasa Dengan mengacu pada tema sentral
ingin tahu didasarkan atas pendidikan abad 21, dapat dipahami bahwa
pengalaman rumusan pengembangan kompetensi dalam
3. Kemampuan mendeskripsikan,
pendidikan abad 21 pada domain Digital-Age
menjelaskan dan memprediksi
fenomena alam Literacy terdiri dari 8 aspek
4. Membaca dan memahami Contoh: Kimia Kelas X SMA
artikel ilmiah Standar Kompetensi: Memahami hukum-
5. Mengidentifikasi isu-isu ilmiah hukum dasar Kimia dan penerapanya dalam
6. Mengevaluasi kualitas
informasi ilmiah
perhitungan Kimia (stoikiometri)
Economic 1. Mengidentifikasi masalah- Kompetensi Dasar: Mendeskripsikan tata-
masalah ekonomi di tingkat nama senyawa sederhana dan persamaan
lokal reaksinya
2. Mengidentifikasi masalah- Kompetensi Digital-Age Literacy:
masalah ekonomi di tingkat
Tabel 4. Kompetensi Digital-Age Literacy
global
Aspek Literasi Kompetensi
Information 1. Sebelum mengakses informasi
(membedakan apa yang ingin Basic Menggunakan penalaran
diketahui dan dibutuhkan dari matematis untuk menghitung
sumber berbeda berdasarkan persamaan reaksi kimia.
kredibilitas sumber) Scientific Memahami persamaan reaksi
2. Ketika mengakses informasi kimia
(mengidentifikasi informasi Mendeskripsikan hasil
yang relevan) perhitungan reaksi kimia
3. Setelah informasi diperoleh Membaca data dari hasil
(menggunakan untuk tujuan perhitungan reaksi kimia
spesifik menggunakan sejumlah Economic -
alat dan media) Information Mengakses informasi dari
Technological 1. Menggunakan berbagai macam berbagai sumber terkait untuk
teknologi untuk meningkatkan menjelaskan hasil
produktivitas perhitungan reaksi kimia
2. Menggunakan berbagai alat Technological Menggunakan teknologi
komunikasi untuk sebagai alat bantu dalam
mengkomuikasikan ide kepada perhitungan reaksi kimia
orang lain

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 117


Aspek Literasi Kompetensi Prosedural (lihat buku Anderson &
Visual Membuat media visual untuk Krathwohl, 2001). Dengan demikian, peta
menyajikan hasil perhitungan
reaksi kimia
indikator pembelajaran yang telah disusun
Multicultural - dapat dijabarkan seperti tabel 5 di bawah ini:
Tabel 3.5 Peta Indikator Pembelajaran dengan domain
Global -
Awareness digital-age literacy
Dimensi Dimensi Proses Kognitif
Dalam implimentasinya, untuk
LOT HOT
memudahkan dalam mencapai kompetesi Pengetahuan
C1 C2 C3 C4 C5 C6
digital-age literacy, perlu dirumuskan peta Faktual
indikator pembelajaran yang terkait dengan Konseptual
aspek-aspek digital-age literacy sesuai Prosedural X
materi. Untuk berpikir tingkat tinggi sebagai Metakognitif
transfer of knowledge, mengacu pada
taksonomi pendidikan yang dirumuskan oleh Dalam kerangka pendidikan abad 21
Anderson dan Kratwohll (2001) yang terdiri menurut enGauge 21st Century Skills,
dari dimensi pengetahuan dan dimensi proses keterampilan digital-age literacy merupakan
kognitif (tabel 3.3). salah satu domain utama yang perlu
Tabel 3. Peta Indikator Berpikir Tingkat Tinggi mendapatkan perhatian di dunia pendidikan
Sebagai Transfer of Knowledge saat ini. Domain ini mencakup 8 aspek,
Dimensi Dimensi Proses Kognitif yakni: basic, scientific, information, visual,
LOT HOT
Pengetahuan technological, multicultural, dan global
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Faktual
awareness.
Konseptual Mengajarkan peserta didik dengan
Prosedural keterampilan abad 21 seperti domain digital-
Metakognitif age literacy menjadi salah satu cara
Keterangan: menanggulangi kesalahan penyerapan
C1 = Pemahaman C4 = Analisis
informasi. Siswa akan diajarkan bagaimana
C2 = Pengetahuan C5 = Evaluasi
C3 = Aplikasi C6 = Mencipta memilih dan memilah informasi yang tepat
dari sumber-sumber informasi yang valid dan
Sebagai contoh, pada materi reliable.
stoikiometri, disusun indikator kompetensi Di Indonesia, tuntutan akan
digital-age literacy pada aspek basic, keterampilan abad 21 pada dasarnya telah
scientific, information, technological, dan dituangkan dalam dokumen yang dimuat
visual. Dengan melihat pada indikator aspek oleh BNSP (2010). Sayangnya, dokumen ini
literasi tersebut, kita dapat merumuskan belum menyentuh aspek-aspek keterampilan
indikator pembelajaran. Sebagai contoh: abad 21 yang ingin dikembangkan dan masih
Indikator pembelajaran 1.1 berfokus pada kerangka umum pentingnya
Siswa dapat “menganalisis” hasil pendidikan abad 21 di Indonesia.
“perhitungan/menghitung” persamaan Dengan menggunakan dasar kerangka
hukum Lavoiser serta “menggunakan seperti yang dimuat oleh enGauge 21st
teknologi” untuk membantu “menyajikan” century skills, pengajar dapat menyusun
hasil perhitungan hukum Lavoiser dengan indikator pembalajaran yang sesuai dengan
benar. karakteristik pendidikan di Indonesia. Hal ini
Terdapat 3 kata kerja digital-age literacy dikarenakan, dokumen tersebut bersifat
dalam rumusan indikator ini, yakni: (1) luwes dan dapat diaplikasikan di semua mata
menghitung-basic literacy; (2) menggunakan pelajaran dan tingkat pendidikan.
teknologi-technological literacy; dan (3)
menyajikan-visual literacy, serta satu kata Simpulan, Saran, dan Rekomendasi
kerja aspek pengetahuan menurut Anderson-
Krahtwohl (2001) yakni “menganalisis”. Secara umum, kajian ini diharapkan dapat
Kata kerja menganalisis dalam rumusan memberi gambaran umum bagaimana
indikator ini sendiri berdasarkan kriteria karakteristik abad 21 dan pendidikan abad 21
taksonomi kognitif termasuk ke dalam C4
118 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21
yang tengah menjadi perbincangan hangat Ongardwich, N., Kanjanawasee, S., &
oleh sejumlah praktisi dan pendidik di tingkat Tuipae, C. (2015). Development of
global. Pemahaman yang utuh mengenai 21st century skill scales as perceived
kerangka pendidikan abad 21 diharapkan by students. Procedia-Social and
dapat membantu pengajar di Indonesia untuk Behavioral Sciences: 737 – 741
merumuskan pembelajaran yang sesuai Partnership for 21st Century Skills. (2008).
dengan karakter budaya bangsa. 21st century skills, education &
competitiveness. www.p21.org/storage.
diakses 20 Desember 2015
Daftar Pustaka Sidi. I. D, & Setiadi. B. N. (2013). Manusia
Indonesia abad 21 yang berkualitas
Anderson, W. L & Krathwohl. R. D. (2001). tinggi di tinjau dari sudut psikologi.
A taxonomy for learning, teaching and http://himpsi.or.id/publikasi/
assesing: A revision of bloom’s Soh, T., Arsad, N., & Osman, K. (2010). The
taxonomy of educational objectives. relationship of 21st century skills on
New York: Addison Wesley Longman, students’ attitude and perception
Inc towards physics. Procedia Social and
Arsad, N., Osman, K., & Soh, T. (2011). Behavioral Sciences, 7(C), 546–554
Instrument development for 21st Treadwell, M. (2011). Whatever Happened?
century skills in Biology. Procedia dalam Wang, G & Gut, G. Bringing
Social and Behavioral Sciences 15: schools into the 21st century. New
1470–1474 York: Springer Science+Business
Badan Nasional Standar Pendidikan. (2010). Media B.V
Paradigma pendidikan nasional abad Trilling, B & Fadel, C. (2009). 21st Century
XXI. Badan Standar Nasional skills: learning for life in our times.
Pendidikan Versi 1.0. Retrieved San Fransisco: Josey-Bass
Februari 15, 2016, from
http://www.bsnp-indonesia.org/id/wp- Pertanyaan:
content/Laporan BNSP2010.pdf. Rahmi : Menurut anda pada penelitian
Friedman, T. L. (2007). The world is flat 3.0: anda benang merahnya seperti apa?
A brief history of the twenty first
century. New York: Picador Jawaban:
Halpern, D. F. (2003). Thought and
Pada makalah saya benang merahnya adalah
knowledge: An introduction to critical
implementasi digital age literasi di Indonesia
thinking (4rd Ed.). New Jersey: alasannya karena pada saat ini pendidikan di
Lawrence Erlbaum Associates Indonesia hanya merujuk pada taksonomi
Publisher Bloom. Contohnya misal pada praktikum ada
Hawes-Neisbitt, P. (2005). Higher order komponen-komponen yang dirancang
thinking skills in a science classroom terlebih dahulu
computer simulation. Thesis. Brisbane:
Quensland University of Technology
IBM. (2014). What is big data?
https://www01.
ibm.com/software/sg/data/bigdata/.
Levy, F., & Murnane, J. R. (2004). The new
division of labor: How computers are
creating the next job market. USA:
Princeton University Press
NCREL & Metiri Group. (2003). enGauge
21st century skills: digital literacy for
digital age. Napierville, IL and Los
Angeles, CA: NCREL and Metiri.

Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Sains (SNPS) 2016 | 119


120 | Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru Melalui Penelitian & Pengembangan
dalam Menghadapi Tantangan Abad-21

S-ar putea să vă placă și