Sunteți pe pagina 1din 13

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Tn M dengan

Karsinoma Thytoid Di Ruang Anggrek Rumah Sakit


Tugurejo Semarang

Disusun Oleh
Nama: Annisa Rahma Maulida
NIM : 1503013

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2018
Laporan Pendahuluan

A. Definisi
Dalam pengertian umum karsinoma adalah benjolan atau pembengkakan
dalam tubuh. Dalam pengertian khusus karsinoma adalah benjolan yang disebabkan
oleh neoplasma.
Neoplasma adalah massa abnormal dari sel-sel yang mengalami proliferasi.
Sel-sel neoplasma berasal dari sel-sel yang sebelumnya adalah sel-sel normal,
namun selama mengalami perubahan neoplastik mereka memperoleh derajat
otonomi tertentu yaitu sel neoplastik tumbuh dengan kecepatan yang tidak
terkoordinasi dengan kebutuhan hospes dan fungsi yang sangat tergantung pada
pengawasan homeostatis sebagian besar sel tubuh lainnya.
Karsinoma tiroid adalah setiap massa baik congenital maupun didapat timbul
di segitiga anterior atau posterior leher diantara klavikula pada bagian inferior dan
mandibulae serta dasar tengkorak pada bagian superior. Pada 50% kasus benjolan
pada leher berasal dari tiroid 40% benjolan pada leher disebabkan oleh keganasan,
10% berasal dari peradangan atau kelainan congenital.
B. Faktor predisposisi
Faktor predisposisi yang terkait dengan karsinoma tiroid diantaranya yaitu:

1. Karsinogen kimiawi
Karsinogen yang memerlukan perubahan metobolisme agar menjadi
karsinogen aktif , sehingga, misalnya Aflatoksin B1 pada kacang, vinylklorida
pada industri plastik, benzoapiran pada asap kendaraan bermotor, kemoterapi
dalam kesehatan.
2. Karsinogen fisik
Berkaitan dengan ultraviolet kangker kulit, karena terkana sinar.radiasi
UV yang dapat menimbulkan dimmer yang merusak rangka fasfodiester DNA,
misalnya sinar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif, sinar ultraviolet
3. Hormon,
Hormon merupkan zat yang dihasilkan kelenjer tubuh yang berfungsi
mengatur organ-organ tubuh, pemberian hormone tertentu secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa kangker.

4. Gaya hidup,

2
Gaya hidup yang tidak sehat merupakan salah satu factor pendukukng
kangker, misalnya diet, merokok, alcohol
5. Genetik
Tumor tidak termasuk penyakit genetik tetapi kerentangan
terhadap tumor pada kelompok masyarakat tertentu relatif menonjol dan
agregasi familiar. Analisis korelasi menunjukan gen HLA (human
leukocyteantigen) mungkin bertanggung jawab atas aktivasi metabolik yang
terkait karsinogen
6. Kelainan kongenital
Kelainan kongenital adalah kelainan yang dibawa sejak lahir,
benjolannya dapat berupa benjolan yang timbul sejak lahir atau timbul pada usia
kanak-kanak bahkan terkadang muncul setelah usia dewasa. Pada kelainan ini
,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan di
sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan bisa
kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis
7. Penurunan imunitas,
Pada saat system imun menurun menyebabkan terjadinya gangguan
sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan terjadinya peningkatan kerentanan
terhadap infeksi, dan perlambatan proses penyembuhan penyakit.
8. Usia dan jenis kelamin
Terdapat resiko malignasi apabila didapat nodul tiroid pada usia>45
tahun, dan untuk wanita mempunyai resiko tiga kali lebih besar dari pada pria.
C. Klasifikasi
Secara umum tumor colli dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu:
1. Kelainan kongenital : kista dan fistel leher lateral dan median, seperti hygroma
colli cysticum, kista dermoid
2. Inflamasi atau peradangan : limfadenitis sekunder karena inflamasi banal (acne
faciei, kelainan gigi dan tonsilitis) atau proses infamasi yang lebih spesifik
(tuberculosis, tuberculosis atipik, penyakit garukan kuku, actinomikosis,
toksoplasmosis). Disamping itu di leher dijumpai perbesaran kelenjar limfe pada
penyakit infeksi umum seperti rubella dan mononukleosis infeksiosa.
3. Neoplasma : Lipoma, limfangioma, hemangioma dan paraganglioma caroticum
yang jarang terdapat (terutama carotid body; tumor glomus caroticum) yang
berasal dari paraganglion caroticum yang terletak di bifurcatio

3
carotis,merupakan tumor benigna. Selanjutnya tumor benigna dari kutub bawah
glandula parotidea, glandula submandibularis dan kelenjar tiroid. Tumor
maligna dapat terjadi primer di dalam kelenjar limfe (limfoma maligna),
glandula parotidea, glandula submandibularis, glandula tiroidea atau lebih jarang
timbul dari pembuluh darah, saraf, otot, jaringan ikat, lemak dan tulang. Tumor
maligna sekunder di leher pada umumnya adalah metastasis kelenjar limfe suatu
tumor epitelial primer disuatu tempat didaerah kepala dan leher. Jika metastasis
kelenjar leher hanya terdapat didaerah suprac1avikula kemungkinan lebuh besar
bahwa tumor primemya terdapat ditempat lain di dalam tubuh.
D. Patofisiologi
Kelainan congenital, genetic, gender/ jenis kelamin, usia, rangsangan fisik
berulang, hormone infeksi, gaya hidup, karsinogenik (bahan kimia, virus, radiasi)
dapat menimbulkan tumbuh dan berkembangnyasel tumor. Sel tumor dapat bersifat
benigna (Jinak) atau bersifat maligna (ganas). Sel tumor pada tumor jinak bersifat
tumbuh lambat, sehingga tumor jinak pada umumnya tidak cepat membesar. Sel
tumor mendesak jaringan sehat sekitarnya secara serempak sehingga terbentuk
serabut pembungkus yang memisahkan jaringan tumor dari jaringan sehat.
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari
besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ
(multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan
(sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya
maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bila telah infiltrasi ke organ
sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltratif .
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan
merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk masuk ke

4
pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan
limfatogen.
Tumor colli merupakan neoplasma yang berasal dari kelenjar yang terletak
di depan leher yang secara normal memproduksi hormone tiroid yang penting
untuk metabolisme tubuh. Infiltrasi ca colli dapat ditemukan di trachea, laring,
faring, esophagus, pembuluh darah karotis, vena jugularis, struktur lain pada leher
dan kulit. Metastase limfogen dapat meliputi semua region leher sedangkan
metastase hematogen biasanya di paru, tulang, otak dan hati. Kanker ini
berdiferensiasi mempertahankan kemampuan untuk menimbun yodium pembesaran
kelenjar getah bening. Lokasi kelenjar getah bening yang bisa membesar dan bisa
teraba pada perabaan yakni di ketiak, lipat paha. Ada juga kelenjar getah bening
yang terdapat di dalam tubuh yang mana tidak dapat diraba yakni didalam rongga
perut. Penyebab dari pembesaran kelenjar getah bening adalah infeksi non spesifik,
infeksi spesifik (TBC), keganasan (lymphoma).
E. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian dilakukan berdasarkan masalah system endokrin
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul menurut Wilkinson Juidith M
dan Ahern R adalah:
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury (biologi, kimia, fisik dan
psikologis)
2. Kerusakan Integritas Kulit berhubungan dengan faktor mekanik, cedera kimiawi
kulit, terapi radiasi, perubahan hormonal, gangguan pigmentasi, factor
mekanik.
3. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual, muntah, nyeri saat menelan, anoreksia.
.

5
G. Rencana Tindakan Keperawatan berdasarkan NIC NOC
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

1 Nyeri akut berhubungan NOC NIC


dengan agen injury a. Pain Level,
1. Lakukan pengkajian nyeri secara
(biologi, kimia, fisik dan b. pain control, komprehensif termasuk lokasi,
c. comfort level
psikologis) karakteristik, durasi, frekuensi dan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
kualitas nyeri.
selama 2x24 jam Pasien tidak
2. Observasi reaksi nonverbal
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
dariketidaknyamanan
1. Mampu mengontrol 3. Ajarkan tentang teknik non
nyeri (tahu penyebab nyeri, farmakologi: napas dalam, relaksasi,
mampu menggunakan tehnik distraksi, kompres hangat/ dingin
nonfarmakologi untuk yang dirasakan
mengurangi nyeri, mencari 4. Kolaborasi pemberian obat analgetik
bantuan) 5. Berikan informasi tentang nyeri seperti
2. Melaporkan bahwa penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan
nyeri berkurang dengan berkurang dan antisipasi
menggunakan manajemen nyeri ketidaknyamanan dari prosedur
3. Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
4. Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang

6
5. Tanda vital dalam
rentang normal
2 Kerusakan Integritas Kulit NOC: NIC
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Periksa kulit dan selaput lendir terkait
berhubungan dengan faktor
2x24 jam, menunjukkan integritas kulit adanya kemerahan, kehangatan
mekanik, penonjolan yang baik dengan Kriteria Hasil: ekatrimitas, edema, atau drainase
2. Amati warna, kehangatan, bengkak,
tulang. 1. Menunjukkan integritas pulsasi, tekstur, edema dan ulserasi pada
jaringan kulit dan membran mukosa ekstremitas
yang dibuktikan oleh indikator: 3. Monitor kulit untuk adanya ruam dan lecet
a. Suhu, elastisitas, hidrasi dan 4. Monitor infeksi
sensasi 5. Dokumentasikan perubahan membran
b. Perfusi jaringan mukosa
c. Keutuhan kulit
2. Menunjukkan penyembuhan luka:
primer yang dibuktikan oleh
indikator:
a. Penyatuan kulit
b. Penyatuan ujung luka
c. Pembentukan jaringan parut.
3 Ketidakseimbangan NOC NIC
 Nutritional Status : Nutrition Management
nutrisi: kurang dari
 Nutritional Status : food and Fluid 1. Kaji adanya alergi makanan
kebutuhan tubuh Intake 2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
berhubungan dengan nyeri  Nutritional Status: nutrient Intake
 Weight control dibutuhkan pasien.
saat menelan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Nutrition Monitoring
selama 2x24 jam kebutuhan nutrisi 1. Monitor turgor kulit
pasien terpenuhi , dengan kriteria hasil: 2. Monitor kekeringan, rambut kusam, dan
a. Berat badan ideal sesuai dengan mudah patah

7
tinggi badan 3. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan
b. Mampu mengidentifikasi kebutuhan jaringan konjungtiva
nutrisi 4. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik
c. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi papila lidah dan cavitas oral.
d. Menunjukkan peningkatan fungsi 5. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet
pengecapan dan menelan
e. Tidak terjadi penurunan berat badan
yang berarti

8
H. Evaluasi
No Hari/Tgl/Jam Dx. Kep Catatan Perkembangan Ttd

1 28/05/2018 I S : - klien mengatakan nyeri sudah


mulai berkurang jika dilakukan
relaksasi.

O : - Karsinoma thyroid riwayat Ca


mamae kanan

- skala nyeri 2

A : masalah nyeri teratasi

P : Latihan ft, dan teknik relaksasi

2 28/05/2018 II S : - klien mengatakan leher sebelah


kanan terdapat benjolan

O : - Karsinoma thyroid Dextra

A : Masalah integritas kulit belum


teratasi

P : Catat perubahan membran mukosa

3 28/05/2018 III S : klien mengatakan tidak ingin makan


karna sulit menelan

O : Karsinoma thyroid dextra

A : Masalah nutrisi belum teratasi

P : Kolaborasi dengan gizi mengenai


pemberian makanan lembek

9
10
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama Mahasiswa : Annisa Rahma Maulida


NIM : 1503013
Tempat Praktek : Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang
Tanggal : 28 Mei 2018

1. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan hari Senin tanggal 28 Mei 2018 di ruang Anggrek Rumah Sakit

A. Data Personal
1. Identitas diri klien
b. Pasien
Nama : Tn M
Umur : 50 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/ WNI
Status Pernikahan : Kawin
Pendidikan Terakhir : SLTA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat :Mangkang Wetan Rt/Rw 01/06,Tugu
Semarang
No RM : 559938
Tanggal Masuk : 28 Mei 2018
c. Penanggung jawab
Nama : Tn N
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : laki-laki
Pendidikan terakhir : SLTA
Alamat :Mangkang Wetan Rt/Rw 01/06,Tugu
Semarang
Pekerjaan : Pelajar
Hubungan dengan Pasien : Anak pertama
B. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada benjolan di leher sebelah kanan, pasien
mengatakan jantung berdebar-debar.
b. Riwayat penyakit sekarang

11
Pasien mengatakan nyeri pada area benjolan dengan
P : Benjolan
Q : Nyeri seperti ditekan
R : Leher
S : Skala nyeri 3
T : waktu nyeri intermiten
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan pada usia 17 tahun dioperasi Ca mamae kanan
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama
dengan pasien
C. RIVIEW of SISTEM (ROS)
Keadaan Umum : KU baik
Kesadaran : Composmentis
Skala Koma Glasgow : Verbal : 5 Psikomotor : 6 Mata : 4
BB/TB : 82 Kg / 170 cm
Tanda-tanda Vital : Nadi: Temp:
RR: Tensi: 118/71 mmHg

12
Sistem Endokrin
1. Gejala(Subjektif)
a. Poliuria : Pasien mengatakan BAK terus-menerus
b. Polidipsia : Pasien merasakan kehausan yang tidak berkesudahan
c. Polifagia : Pasien mengatakan tidak merasa kelaparan
d. Susah Tidur : Pasien mengatakan sulit tidur karna merasa nyeri
e. Sering Merasa Lemah : Pasien mengatakan badannya lemah
f. Mudah Lelah : Pasien mengatakan mudah lelah saat berjalan
g. Emosi Labil : Pasien mengatakan mudah marah
h. Gangguan Penglihatan (mata kabur) : Pasien mengatakan mata
sebelah kiri tidak bisa melihat benda dengan jelas
i. Perubahan Mens/Libido : Pasien mengatakan tidak ada perubahan libido
j. Sering Terluka : pasien mengatakan sering terluka ketika
terkena gesekan
k. Riwayat Penggunaan Kortikosteroid Jangka Panjang :Pasien
mengatakan pernah mengkonsumsi obat kanker pada usia 17 tahun
l. Riwayat Keturunan dalam Keluarga : Riwayat keturunan dalam
keluarga disangkal
m. Riwayat Trauma Kepala : Riwayat trauma Kepala disangkal
n. Riwayat Pengangkatan Kelenjar Thyroid : Riwayat pengangkatan
kelenjar thyroid disangkal
o. Riwayat Defisiensi Iodin : Pasien mengatakan pernah mengalami
difisuensi iodin
p. Lain-lain :
2. Tanda (Obyektif)
a. Keterlambatan Pubertas :
b. Tubuh Sangat Pendek : Tinggi Badan : 170cm
c. Luka Sulit Sembuh : Tidak ada luka
d. Peningkatan Suhu Tubuh : Term :
e. Penurunan Berat Badan : BB 82 Kg
f. Tremor :Tidak ada gejala tremor
g. Berjerawat Banyak : Tidak ada jerawat di tubuh pasien
h. Moon Face : Terdapat moon face pada pasien
i. Buffalo Hump (Punuk) : Terdapat punuk pada pasien
j. Striae pada Abdomen : Terdapat striate pada abdomen
k. Edema : Tidak ada edema pada tubuh pasien
l. Lain-lain

13

S-ar putea să vă placă și