Sunteți pe pagina 1din 27

Masalah nyeri

Gangguan rasa nyeri pada masa nifas banyak dialami meskipun pada persalinan
normal tanpa komplikasi. Hal tersebut menimbulkan ketidak nyamanan pada ibu.
Setelah melahirkan tubuh akan terasa sakit tapi tidak akan bertahan lama.
Berikut adalah beberapa cara untuk meringankan sakit dan nyeri sesudah
melahirkan.

1) Afterpains atau keram perut

Hal ini disebabkan kontraksi dan relaksasi yang terus menerus pada
uterus banyak terjadi pada multipara. Kram ini kadang-kadang disebut nyeri
sehabis melahirkan. Jika telah melahirkan sebelumnya atau jika ibu
menyusui, hal ini mungkin terasa lebih menyakitkan. Nyeri ini akan
menghilang dalam beberapa hari.

2) Nyeri Perineum.

Perineum, daerah antara vagina dan anus, meregang pada saat


melahirkan. Dapat juga disebabkan karena luka episiotomi, laserasi dan
penjahitan perineum. Salah satu penyebab ini dapat membuat daerah ini
terasa sakit dan terlihat bengkak dan memar. Untuk mengurangi
ketidaknyamanan dan mempercepat penyembuhan:

 Kompres dingin.

 Lakukan sitz bath (duduk diatas baskom berisi air hangat).

 Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet. Ini


akan membantu mencegah daerah yang sedang mengalami
penyembuhan episiotomi atau perobekan terinfeksi kuman dari dubur.

3) Masalah berkemih.
Pada hari-hari pertama setelah melahirkan, mungkin merasa ingin buang
air kecil tetapi tidak ada yang keluar, nyeri dan rasa terbakar setelah buang
air kecil. Hal ini biasanya hilang dalam beberapa hari setelah persalinan.

Untuk mengurangi pembengkakan atau nyeri, cobalah warm sitz bath.


Untuk membantu memicu aliran air seni, semprotkan air hangat pada alat
kelamin dengan squeeze bottle (botol pencet). Menyalakan keran saat
berada di kamar mandi juga dapat membantu. Pastikan untuk minum banyak
cairan. Jika masih tidak bisa berkemih secara teratur, hubungi dokter.

Beberapa wanita mungkin mengalami masalah mengompol setelah


melahirkan. Dengan berjalannya waktu, kekuatan otot panggul akan kembali
dan masalah akan hilang dengan sendirinya pada kebanyakan kasus. Latihan
Kegel juga akan membantu mengencangkan otot-otot ini (lihat kotak). Jika
masalah ini terus mengganggu, beri tahulah dokter.

4) Konstipasi

Disebabkan karena motilitas usus berkurang selama paersalinan, obat


anastesi, dan mungkin ibu takut karena sakit atau merusak jahitan. Asuhan
yang dilakukan yaitu:

 Memperbanyak minum, minimal 3 liter perhari.

 Meningkatkan makanan yang berserat, seperti buah-buahan.

 Biasakan BAB tepat waktu, saat pertama kali ada dorongan untuk BAB.

 Kalau perlu pemberian laksatif untuk melunakkan feses

5) Hemoroid

Hemoroid disebabkan adanya penekanan uterus terhadap vena didalam anus


dan rectum selama kehamilan dan pada saat proses persalinan. Pada ibu
yang sudah mengalami hemoroid sebelum kehamilan penekanan tersebut
akan memperparah keadaan hemoroid

b. Masalah infeksi

Setelah persalinan terjadi beberapa perubahan penting diantaranya makin

meningkatnya pembentukkan urin untuk mengurangi hemodilusi darah, terjadi

penyerapan beberapa bahan tertentu melalui pembuluh darah vena sehingga terjadi

peningkatan suhu badan sekitar 0,5oC yang bukan merupakan keadaan patologis atau

menyimpang pada hari pertama. Perlukaan karena persalinan merupakan tempat

masuknya kuman kedalam tubuh, sehingga menimbulkan infeksi pada kala nifas.

Infeksi kala nifas adalah infeksi peradangan pada semua alat genitalia pada masa nifas

oleh sebab apapun dengan ketentuan meningkatnya suhu badan melebihi 38 oC tanpa

menghitung hari pertama dan berturut-turut selama dua hari.

Faktor predisposisi infeksi masa nifas diantaranya adalah :

1. Persalinan berlangsung lama sampai terjadi persalinan terlantar.

2. Tindakan operasi persalinan.

3. Tertinggalnya plasenta selaput ketuban dan bekuan darah.

4. Ketuban pecah dini atau pada pembukaan masih kecil melebihi enam jam.

5. Keadaan yang dapat menurunkan keadaan umum, yaitu perdarahan


antepartum dan post partum, anemia pada saat kehamilan, malnutrisi,
kelelahan dan ibu hamil dengan penyakit infeksi.

Mekanisme terjadinya infeksi kala nifas


Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:

1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam, alat yang


dipakai kurang suci hama.

2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).

3. Hubungan seks menjelang persalinan.

4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban pecah


lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal infeksi).

Gambaran klinis infeksi umum dapat dalam bentuk :

1. Infeksi Lokal

a. Pembengkakan luka episiotomi.

b. Terjadi penanahan.

c. Perubahan warna lokal.

d. Pengeluaran lochia bercampur nanah.

e. Mobilisasi terbatas karena rasa nyeri.

f. Temperatur badan dapat meningkat.

2. Infeksi General

a. Tampak sakit dan lemah.

b. Temperatur meningkat diatas 39 oC.

c. Tekanan darah dapat menurun dan nadi meningkat.

d. Pernapasan dapat meningkat dan napas terasa sesak.


e. Kesadaran gelisah sampai menurun dan koma.

f. Terjadi gangguan involusi uterus.

g. Lochia : berbau, bernanah serta kotor.

c. Masalah cemas

kecemasan yaitu ketegangan, rasa tidak aman dan kekhawatiran yang timbul
karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya
sebagian besar tidak diketahuinya. Rasa cemas sering timbul pada ibu masa nifas
karena perubahan fisik dan emosi dan masih menyesuaikan diri dengan kehadiran bayi.
Pada priode ini sering di sebut “masa krisis” karena memerlukan banyak prilaku, nilai
dan peran. Tingkat kecemasan akan berbeda antara satu dengan yang lain. Bidan
harus bersifat empati dalam memberikan support mental pada ibu untuk mengatasi
kecemasan.

Gejala kecemasan seringkali timbul bersamaan dengan gejala depresi. Menifestasi dari
kedua gangguan ini lebih lanjut sering timbul sebagai keluhan umum seperti : sukar
tidur, merasa bersalah, kelelahan, sukar konsentrasi, hingga pikiran mau bunuh diri.

Sekitar 10% ibu baru mengalami depresi pasca melahirkan. Hal ini ditandai dengan
perasaan putus asa, gelisah berat, atau keputusan yang menghalangi kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat terjadi setelah kelahiran kedua dan seterusnya, bukan hanya
pada kelahiran pertama.

Faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya depresi, antara lain :

 Kelelahan setelah melahirkan, berubahnya pola tidur dan kurangnya


istirahat seringkali menyebabkan ibu yang baru melahirkan belum kembali
ke kondisi normal meskipun setelah berminggu-minggu dari saat
melahirkan.

 Kegalauan kebingungan dengan kelahiran bayi yang baru, perasaan tidak


percaya diri dengan kemampuan diri untuk dapat merawat bayi yang baru
sementara masih merasa tanggung jawab dengan semua pekerjaan yang
ada.

 Perasaan stress dari perubahan dalam pekerjaan maupun kerutinan


dalam rumah tangga.

 Perasaan kehilangan akan identitas diri, akan kemampuan diri, akan


figure tubuh sebelum kehamilan, akan perasaan dapat mengontrol diri
sebelum kehamilan, akan perasaan menjadi kurang menarik.

 Kurangnya waktu untuk diri sendiri, tidak dapatnya mengontrol dapat


dilakukan waktu sebagaimana yang dapat dilakukan sebelum dan selama
kehamilan, harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu lama, juga
kekurangan waktu pribadi dengan orang yang dicintai selain dari bayi
yang baru lahir.

d. Masalah perawatan perineum

Perineum yang dilalui seorang bayi umumnya mengalami peregangan, lebam,


dan trauma. Akibat normalnya bisa terasa ringan, bisa juga tidak. Rasa sakit pada
perineum akan semakin parah jika perineum robek atau disayat pisau bedah.
Seperti semua luka baru, area episiotomi atau luka sayatan membutuhkan waktu
untuk sembuh selama 7 hingga 10 hari. Rasa nyeri saja selama masa ini tidak
menunjukan adanya infeksi, kecuali jika nyeri sangat parah.

Infeksi bisa terjadi, tetapi sangat kecil kemungkinan jika luka perineum dirawat
dengan baik. Selama di rumah sakit Dokter akan memeriksa perineum setidaknya
sekali sehari untuk memastikan tidak terjadi peradangan atau tanda infeksi lainnya.
Dokter juga akan memberi instruksi bagaimana menjaga kebersihan perineum
pasca lahir yang sangat penting untuk mencegah infeksi.

Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa


nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat
dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali
habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kemudian daerah
anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjurkan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan
pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur
dibawah sinar matahari dan disetrika.

Parawatan perineum 10 hari :

1. Ganti pembalut wanita yang bersih setiap 4-6 jam. Letakkan dengan baik
sehingga tidak bergeser.

2. Lepaskan pembalut dari muka ke belakang untuk menghindar penyebaran


bakteri dari anus ke vagina.

3. Alirkan atau bilas dengan air hangat atau cairan anti septic area perineum
setelah buang air kecil atau besar. Keringkan dengan kain pembalut atau
handuk dengan cara ditepuk-tepuk, selalu dari arah muka ke belakang.

4. Jangan dipegang sampai area tersebut pulih.

5. Rasa gatal pada area sekitar jaitan normal dan merupakan tanda
penyembuhan. Namun, untuk meredakan rasa tidak enak, atasi dengan
mandi berendam air hangat atau kompres dingin dengan kain pembalut
yang telah didinginkan.

6. Berbaring pada sisi tubuh, hindari berdiri atau duduk lama untuk
mengurangi tekanan pada daerah tersebut.
7. Lakukan latihan kegel sesering mungkin guna merangsang perdaran
darah disekitar perineum dengan demikian, akan mempercepat
penyembuhan dan memperbaiki otot-otot. Jangn terkejut jika anda tidak
merasakan apa-apa saat pertama kali berlatih karena area tersebut akan
kebal setelah persalinan dan pulih secara bertahap dalam beberapa
minggu.

e. Masalah Payudara

1. Putting susu nyeri

Umumnya ibu akan merasa nyeri pada waktu awal menyusui. Perasaan sakit
ini akan berkurang setelah ASI keluar. Bila posisi mulut bayi dan puting susu
itu benar, perasaan nyeri akan segera hilang.

2. Putting susu lecet

Putting susu terasa nyeri bila tidak ditangani dengan benar akan menjadi
lecet. Umumnya menyusui akan menyakitkan dan kadang-kadang
mengeluarkan darah.

Putting susu lecet dapat disebabkan oleh posisi menyusui yang salah, tapi
dapat pula disebabkan oleh thrush (candidates) atau dermatitis.

3. Payudara bengkak

Pada hari-hari pertama (sekitar 2-4 jam), payudara sering terasa penuh dan
nyeri sering disebabkan bertambahnya aliran darah ke payudara bersamaan
dengan ASI dan mulai diproduksi dalam jumlah banyak.

Penyebab bengkak:

1) Posisi mulut bayi dan putting susu ibu salah


2) Produksi ASI berlebihan

3) Terlambat menyusui

4) Mengeluarkan ASI yang jarang

5) Waktu menyusui yang terbatas.

Perbedaan payudara penuh dan payudara bengkak :

1. Payudara penuh : rasa berat pada payudara, panas dan keras. Bila
diperiksa ASI keluar, dan tidak ada demam

2. Payudara bengkak : payudara oedema, sakit, putting susu kencang, kulit


mengkilat walau tidak merah, dan bias diperiksa/dihisap ASI tidak keluar.
Badan biasa demam setelah 24 jam.

Untk mencegah maka diperlukan : menyusui dini, perlekatan yang baik,


menyusui “on demand”. Bayi harus sering lebih sering disusui. Apabila terlalu
tegang, atau bayi tidak dapat menyusu sebaiknya ASI dikeluarkan dahulu,
agar ketegangan menurun. Untuk meregang reflek oksitosin maka dilakukan :

1) Kompres panas untuk mengurangi rasa sakit

2) Ibu harus rileks

3) Pijat leher dan punggung belakang (sejajar daerah payudara)

4) Pijat ringan pada payudara yang bengkak (pijat pelan-pelan kearah


tengah)

5) Stimulasi payudara dan putting

6) Kompres dingin pasca menyusui, untuk mengurangi oedema

7) Pakailah BH yang sesuai

8) Bila terlalu sakit dapat diberikan obat analgetik


4. Mastritis atau Abses payudara

Mastritis adalah peradangan pada payudara. Payudara menjadi merah,


bengkak kadang kala diikuti rasa nyeri dan panas, suhu tubuh meningkat.
Didalam terasa ada masa padat (lump), dan diluarnya kulit menjadi merah.
Kejadian ini terjadi pada masa nifas 1-3 minggu setelah persalinan
diakibatkan oleh sumbatan saluran susu yang berlanjut. Keadaan ini
disebabkan kurangnya ASI diisap/dikeluarkan atau pengisapan yang tidak
efektif. Dapat juga karena kebiasaan menekan payudara dengan jari atau
karena tekanan baju/BH.

Tindakan yang dilakukan :

1) Kompres hangat/panas dan pemijatan

2) Rangsangan oksitosin, dimulai pada payudara yang tidak sakit yaitu


stimulasi putting susu, Pijat leher punggung. dll

3) Pemberian antibiotic : Flucloxacilin atau erythromycin selama 7-10 hari

4) Bila perlu bias diberikan istirahat total dan obat untuk penghilang rasa
nyeri.

5) Kalau terjadi abses sebaiknya tidak disusukan karena mungkin perlu


tindakan bedah.

F. Masalah ASI eksklusif

ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi 0-6 bulan karena mengandung semua
bahan yang diperlukan oleh bayi.
Namun di Indonesia hanya sekitar 8% saja ibu-ibu yang memberikan ASI eksklusif
kepada bayinya sampai umur 6 bulan dan 4% bayi disusui ibunya dalam waktu satu jam
partama setelah kelahirannya. Padahal 21.000 kematian bayi baru lahir usia dibawah
28 hari di Indonesia dapat dicegah melalui pemberian ASI pada satu jam pertama
setelah lahir.

Dilema sebagai ibu yang bekerja akan muncul ketika seorang ibu harus tetap
memberikan ASI (Air Susu Ibu) ekslusif kepada anaknya, tetapi pada waktu yang
bersamaan juga harus meninggalkan anaknya disaat sedang bekerja sehingga banyak
wanita karier yang tidak memberikan ASI eksklusif. Selain itu kurangnya informasi
tentang ASI menjadi salah satu faktor yang mendorong semakin sedikitnya ibu
menyusui bayi bahkan memberikan ASI eksklusif.

G. Masalah KB

Pemilihan kontrasepsi harus sudah dipertimbangkan pada masa nifas. Apabila hendak
memakai kontrasepsi yang mengandung hormon, harus menggunakan obat yang tidak
mengganggu produksi ASI. Pada ibu yang tidak menyusui kadar estrogen mulai
meningkat kembali pada minggu kedua setelah melahirkan dan pada wanita yang
menyusui peningkatan hormone estrogen tersebut lebih tinggi.

Sehingga pada wanita yang tidak menyusui, ovulasi dan kembalinya siklus menstruasi
akan terjadi lebih cepat dari pada wanita yang menyusui.

Namun demikian menyusui bukan merupakan metode kontrasepsi yang efektif.


Menstruasi biasanya terjadi pada 12 minggu postpartum, sedang pada ibu yang
menyusui dapat memperlambat datangnya siklus menstruasi.

Hubungan suami istri pada masa nifas tidak dianjurkan, masa nifas adalah masa
pemulihan. Tubuh akan berusaha kembali keadaan sebelum hamil. Menjaga pola hidup
sehat dapat membantu melewati masa transisi ini dengan nyaman. Peran suami dan
keluarga juga merupakan faktor yang penting.
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum ibu
hamil kembali. Setiap pasangan menentukan sendiri kapan dan bagaimana
mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun petugas kesehatan
dapat membantu merencanakan keluargannya dengan mengajarkan kepada
mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Biasanya
wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia mendapatkan lagi
haidnya selama meneteki. Oleh karena itu, metode amenore laktasi dapat
dipakai sebelum haid pertama kembali untuk mencegah terjadinya kehamilan
baru. Resiko cara ini ialah 2% kehamilan.

Meskipun beberapa metode KB, hal-hal berikut sebaiknya dijelaskan dahulu


kepada ibu:

 Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan efektifitasnya

 Kelebihan / keuntungnnya.

 Kekurangannya.

 Efek samping.

 Bagaimana menggunkan metode itu.

 Kapan metode itu dapat mulai digunakan untuk wanita paska salin yang
menyusui.

Jika seorang ibu / pasangan telah memilih metode KB tertentu, ada baiknnya untuk
bertemu denganya lagi dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah ada yang ingin
ditanyakan oleh ibu / pasangan itu dan untuk melihat apakah metode tersebut bekerja
dengan baik.

H. Masalah Gizi
Dalam masa nifas ibu membutuhkan gizi yang cukup. Gizi pada ibu menyusui
sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang bayi. Kualitas dan jumlah makanan yang dikonsumsi ibu
sangat berpengaruh pada jumlah ASI yang dihasilkan, ibu menyusui disarankan
memperoleh tambahan zat makanan 800 Kkal yang digunakan untuk
memproduksi ASI dan untuk aktifitas ibu itu sendiri
Sebuah teori, maternal depletion syndrome menyatakan bahwa status gizi ibu
setelah peristiwa kehamilan dan persalinan, kemudian diikuti masa laktasi, tidak
segera pulih dan ditambah lagi pemenuhan gizi yang kurang, jumlah paritas
yang banyak dengan jarak kehamilan yang pendek, akan menyebabkan ibu
mengalami drainage gizi. Akibatnya ibu akan berada dalam status gizi yang
kurang dengan akibat lebih lanjut pada ibu dan anaknya. Oleh karena itu, ibu
yang menyusui anaknya harus diberikan pengetahuan tentang gizi.

Bila status gizinya kurang, maka zat nutrisi yang terdapat pada ASI juga kurang,
dan proses pertumbuhan serta pemeliharaan jaringan terutama untuk mengganti
kerusakan sel-sel pada genetalia interna dan ekterna akibat proses kehamilan maupun
persalinan juga mengalami gangguan, sehingga pengembalian alat-alat kandungan
menjadi terlambat. Status gizi yang kurang pada ibu pasca salin, maka pertahanan
tubuh akan jauh berkurang atau tidak ada sama sekali, sehingga sistem pertahanan
pada dasar ligamentum latum yang terdiri atas kelompok infiltrate sel bulat, yang
bermanfaat untuk mengadakan pertahanan terhadap penyerbuan kuman-kuman, serta
menghilangkan jaringan-jaringan nekrotis tidak dapat berfungsi optimal. Keadaan ini
akan memudahkan terjadinya infeksi nifas dan menghambat involusi uterus.

I. Masalah Tanda Bahaya

1) Terjadinya Infeksi Masa Nifas

Terjadinya infeksi masa nifas adalah sebagai berikut:


1. Manipulasi penolong: terlalu sering melakukan pemeriksaan dalam,
alat yang dipakai kurang suci hama.

2. Infeksi yang didapat di rumah sakit (nosokomial).

3. Hubungan seks menjelang persalinan.

4. Sudah terdapat infeksi intrapartum: persalinan lama terlantar, ketuban


pecah lebih dari enam jam, terdapat pusat infeksi dalam tubuh (lokal
infeksi).

2). Keadaan abnormal pada rahim

Beberapa keadaan abnormal pada rahim adalah :

1. Sub involusi uteri.

Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga


proses pengecilan rahim terhambat. Penyebab terjadinya sub involusi
uteri adalah terjadinya infeksi pada endometrium, terdapat sisa
plasenta dan selaputnya, terdapat bekuan darah, atau mioma uteri.

2. Pendarahan masa nifas sekunder.

Adalah pendarahan yang terjadi pada 24 jam pertama. Penyebabnya


adalah terjadinya infeksi pada endometrium dan terdapat sisa plasenta
dan selaputnya.

3. Flegmansia alba dolens.

Merupakan salah satu bentuk infeksi puerpuralis yang mengenai


pembuluh darah vena femoralis. Gejala kliniknya adalah :

1. Terjadi pembengkakan pada tungkai.


2. Berwarna putih.

3. Terasa sangat nyeri.

4. Tampak bendungan pembuluh darah.

5. Temperatur badan dapat meningkat.

3). Keadaan abnormal pada payudara

Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi adalah :

1. Bendungan ASI

Disebabkan oleh penyumbatan pada saluran ASI. Keluhan mamae


bengkak, keras, dan terasa panas sampai suhu badan meningkat.

2. Mastitis dan Abses Mamae

Infeksi ini menimbulkan demam, nyeri lokal pada mamae, pemadatan


mamae dan terjadi perubahan warna kulit mamae.

4). Keadaan abnormal pada psikologis

1. Psikologi Pada Masa Nifas

Perubahan emosi selama masa nifas memiliki berbagai bentuk dan


variasi. Kondisi ini akan berangsur-angsur normal sampai pada minggu
ke 12 setelah melahirkan.

Pada 0 – 3 hari setelah melahirkan, ibu nifas berada pada puncak


kegelisahan setelah melahirkan karena rasa sakit pada saat melahirkan
sangat terasa yang berakibat ibu sulit beristirahat, sehingga ibu
mengalami kekurangan istirahat pada siang hari dan sulit tidur dimalam
hari.
Pada 3 -10 hari setelah melahirkan, Postnatal blues biasanya muncul,
biasanya disebut dengan 3th day blues. Tapi pada kenyataanya
berdasarkan riset yang dilakukan paling banyak muncul pada hari ke
lima. Postnatal blues adalah suatu kondisi dimana ibu memiliki perasaan
khawatir yang berlebihan terhadap kondisinya dan kondisi bayinya
sehingga ibu mudah panik dengan sedikit saja perubahan pada kondisi
dirinya atau bayinya.

Pada 1 – 12 minggu setelah melahirkan, kondisi ibu mulai membaik dan


menuju pada tahap normal. Pengembalian kondisi ibu ini sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungannya, misalnya perhatian dari anggota
keluarga terdekat. Semakin baik perhatian yang diberikan maka semakin
cepat emosi ibu kembali pada keadaan normal.

2. Depresi Pada Masa Nifas

Riset menunjukan 10% ibu mengalami depresi setelah melahirkan dan


10%-nya saja yang tidak mengalami perubahan emosi. Keadaan ini
berlangsung antara 3-6 bulan bahkan pada beberapa kasus terjadi
selama 1 tahun pertama kehidupan bayi.

Penyebab depresi terjadi karena reaksi terhadap rasa sakit yang muncul
saat melahirkan dan karena sebab-sebab yang kompleks lainnya.
Berdasarkan hasil riset yang dilakukan menunjukan faktor-faktor
penyebab depresi adalah terhambatnya karir ibu karena harus
melahirkan, kurangnya perhatian orang-orang terdekat terutama suami
dan perubahan struktur keluarga karena hadirnya bayi, terutama pada
ibu primipara.

J. Masalah Senam
Umumnya, para ibu pasca melahirkan takut melakukan banyak gerakan. Sang
ibu biasanya khawatir gerakan-gerakan yang dilakukannya akan menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan. Padahal, apabila ibu bersalin melakukan
ambulasi dini, itu bisa memperlancar terjadinya proses involusi uteri (kembalinya
rahim ke bentuk semula).

Salah satu aktivitas yang dianjurkan untuk dilakukan para ibu setelah persalinan
adalah senam nifas. Senam ini dilakukan sejak hari pertama setelah melahirkan
hingga hari kesepuluh. Dalam pelaksanannya, harus dilakukan secara bertahap,
sistematis, dan kontinyu.

Tujuan senam nifas ini di antaranya memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki


sikap tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis,
memperbaiki regangan otot abdomen/ perut setelah hamil, memperbaiki
regangan otot tungkai bawah, dan meningkatkan kesadaran untuk melakukan
relaksasi otot-otot dasar panggul.

Program senam nifas dimulai dari tahap yang paling sederhana hingga yang
sulit. Dimulai dengan mengulang tiap 5 gerakan. Setiap hari ditingkatkan sampai
10 kali. Adapun gerakan-gerakannya sebagai berikut:

 Hari pertama, ambil nafas dalam-dalam, perut dikembungkan, kemudian


napas dikeluarkan melalui mulut. Ini dilakukan dalam posisi tidur terlentang.

 Hari kedua, tidur terlentang, kaki lurus, tangan direntangkan kemudian


ditepukkan ke muka badan dengan sikap tangan lurus, dan kembali ke
samping.

 Hari ketiga, berbaring dengan posisi tangan di samping badan, angkat lutut
dan pantat kemudian diturunkan kembali.

 Hari keempat, tidur terlentang, lutut ditekuk, kepala diangkat sambil


mengangkat pantat.
 Hari kelima, tidur terlentang, kaki lurus, bersama-sama dengan mengangkat
kepala, tangan kanan, menjangkau lutut kiri yang ditekuk, diulang
sebaliknya.

 Hari keenam, tidur terlentang, kaki lurus, kemudian lutut ditekuk ke arah
perut 90o secara bergantian antara kaki kiri dan kaki kanan.

 Hari ketujuh, tidur terlentang kaki lurus kemudian kaki dibuka sambil diputar
ke arah luar secara bergantian.

 Hari 8, 9, 10, tidur terlentang kaki lurus, kedua telapak tangan diletakkan di
tengkuk kemudian bangun untuk duduk (sit up)

K. Masalah Menyusui

1. Sindrom ASI kurang

Sering kenyataannya ASI tidak benar-benar kurang. Tanda-tanda yang


“mungkin saja” ASI benar-benar kurang antara lain :

1) Bayi tidak puas setiap setelah menyusui, sering sekali menyusu dengan
waktu yang sangat lama. Tapi juga terkadang bayi lebih cepat menyusu.
Disangka produksinya berkurang padahal dikarenakan bayi telah pandai
menyusu.

2) Bayi sering menangis atau bayi menolak menyusu.

3) Tinja bayi keras, keringat atau berwarna hijau.

4) Payudara tidak membesar selama kehamilan (keadaan yang jarang), atau


ASI tidak ‘datang’, pasca lahir.
Walaupun ada tanda-tanda tersebut diperiksa apakah tanda-tanda tersebut
dapat dipercaya.

Tanda bahwa ASI benar-benar kurang, antara lain :

1) BB (berat badan) bayi meningkat kurang dari rata-rata 500gram perbulan.

2) BB lahir dalam waktu 2 minggu belum kembali.

3) Ngompol rata-rata kurang dari 6 kali dalam 24 jam, cairan urin pekat, bau
dan warna kuning.

Cara mengatasinya disesuaikan dengan penyebab, terutama dicari pada ke 4


kelompok factor penyebab :

1) Faktor teknik menyusui, keadaan ini yang paling sering dijumpai


meliputi : masalah frekuensi, perlekatan, penggunaan dot/botol dan
lain-lain.

2) Faktor psikologis, juga sering terjadi

3) Faktor fisik ibu (jarang) meliputi KB, kontrasepsi, diuretic, hamil,


merokok, kurang gizi.

4) Sangat jarang adalah faktor kondisi bayi, misalnya penyakit,


abnormalitas dan lain-lain.

Ibu dan bayi dapat saling membantu agar produksi ASI meningkat dan bayi
terus memberikan isapan efektifnya. Pada keadaan-keadaan tertentu dimana
produksi ASI memang tidak memadai maka perlu upaya yang lebih, misalnya
pada relaksi, maka bila perlu dapat dilakukan pemberian ASI dengan
suplementer yaitu dengan pipa nasogastrik atau pipa halus lainnya yang
ditempelkan pada putting untuk diisap bayi dan ujung lainnya dihubungkan
dengan ASI, atau formula.
2. Ibu yang bekerja

Sering kali alasan pekerjaan membuat seorang ibu berhenti menyusui.


Sebenarnya ada beberapa cara yang dapat dianjurkan pada ibu menyusui
yang bekerja :

1) Susuilah bayi sebelum ibu bekerja.

2) ASI dikeluarkan untuk persediaan dirumah sebelum berangkat bekerja.

3) Pengosongan payudara ditempat kerja setiap 3-4 jam.

4) ASI dapat disimpan dilemari pendingin dan dapat diberikan pada bayi saat
ibu bekerja dengan cangkir.

5) Pada saat ibu dirumah sesering mungkin bayi disusui dan ganti jadwal
menyusuinya sehingga banyak menyusui di malam hari.

6) Keterampilan mengeluarkan ASI dan merubah jadwal menyusui sebaiknya


telah mulai dipraktekkan sejak satu bulann sebelum kembali bekerja.

7) Minum dan makan makanan yang bergizi dan cukup selama bekerja dan
selama menyusui bayinya.

2.4 Merumuskan diagosa/Masalah potensial

Bidan harus dapat mendeteksi masalah yang mungkin timbul pada ibu dengan
merumuskan masalah potensial. Masalah potensial belum terjadi tapi bidan harus
sudah berfikir untuk melakukan antisipasi terhadap masalah potensial. Langkah
ini bersifat antisipatif yang rasional dan merupakan hal yang penting dalam
asuhan yang aman dan nyaman.

a. Gangguan Perkemihan

Pada masa hamil, perubahan hormonal yaitu kadar steroid tinggi yang
berperan meningkatkan fungsi ginjal. Begitu sebaliknya, pada pasca melahirkan
kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan fungsi ginjal. Fungsi
ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. Urin
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12 – 36 jam sesudah
melahirkan

Hal yang berkaitan dengan fungsi sistem perkemihan, antara lain:

1. Hemostatis internal.

Tubuh, terdiri dari air dan unsur-unsur yang larut di dalamnya, dan 70% dari
cairan tubuh terletak di dalam sel-sel, yang disebut dengan cairan
intraselular. Cairan ekstraselular terbagi dalam plasma darah, dan langsung
diberikan untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial. Beberapa hal yang
berkaitan dengan cairan tubuh antara lain edema dan dehidrasi. Edema
adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan
cairan dalam tubuh. Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air
yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.

2. Keseimbangan asam basa tubuh.

Keasaman dalam tubuh disebut PH. Batas normal PH cairan tubuh adalah
7,35-7,40. Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis.

3. Pengeluaran sisa metabolism, racun dan zat toksin ginjal.

Zat toksin ginjal mengekskresi hasil akhir dari metabolisme protein yang
mengandung nitrogen terutama urea, asam urat dan kreatinin.

Ibu post partum dianjurkan segera buang air kecil, agar tidak mengganggu
proses involusi uteri dan ibu merasa nyaman. Namun demikian, pasca
melahirkan ibu merasa sulit buang air kecil.Hal yang menyebabkan kesulitan
buang air kecil pada ibu post partum, antara lain:
1. Adanya odema trigonium yang menimbulkan obstruksi sehingga terjadi
retensi urin.

2. Diaforesis yaitu mekanisme tubuh untuk mengurangi cairan yang teretansi


dalam tubuh, terjadi selama 2 hari setelah melahirkan.

3. Depresi dari sfingter uretra oleh karena penekanan kepala janin dan
spasme oleh iritasi muskulus sfingter ani selama persalinan, sehingga
menyebabkan miksi.

Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen akan menurun, hilangnya


peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan
volume darah akibat kehamilan, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk
mengatasi kelebihan cairan. Keadaan ini disebut dengan diuresis pasca
partum. Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.

Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urin


menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca
partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-
kadang disebut kebalikan metabolisme air pada masa hamil (reversal of the
water metabolisme of pregnancy).

Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada


pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan
resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar. Sepuluh persen pasien
pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stres inkontinensia) yang
kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk
mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot
dasar panggul.

Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca
persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dower
kateter selama 24 jam. Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam
waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka
kemungkinan ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang
dan dibuka 4 jam kemudian , bila volume urine < 200 ml, kateter dibuka dan
pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa.

b. Gangguan BAB

Sebagian besar ibu takut untuk BAB karena nyeri perineum dan juga adanya
penekanan waktu persalinan sehingga biasanya BAB tertunda 2-3 hari. Beberapa
wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, namun kebanyakan kasus sembuh
secara spontan. Untuk membantu ibu mencegah konstipasi anjurkan ibu untuk diit tinggi
makanan berserat dan buah-buahan, memperbanyak minum minimal 3 liter perhari.

Wanita yang menderita hemoroid selama kehamilan sering mengeluh bahwa mereka
lebih merasakan nyeri pada masa postpartum. 1 dari 20 wanita mengalami hemoroid
untuk pertama kali sewaktu melahirkan tetapi kebanyakan kasus akan hilang dalam
waktu dua atau tiga minggu.

c. Gangguan hubungan seksual.

Faktor-faktor yang mempengaruhi hubungan seksual pasca persalinan.


Kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru lahir sering kali membuat gairah
bercinta pasangan suami istri (pasutri) surut, terutama pada wanita. Bila trauma dikelola
dengan baik, kehidupan seks bisa kembali berjalan dengan baik seperti semula.
Menurunnya gairah seksual disebabkan oleh trauma psikis maupun fisik. Ditinjau dari
segi fisik, wanita mengalami perubahan sangat drastis di dalam tubuh. Mengandung
dan melahirkan normal maupun caesar dapat menyebabkan trauma pada wanita.
Trauma fisik bisa terjadi saat melahirkan. Rasa sakit akibat pengguntingan bagian
dalam vagina (episiotomi) untuk melancarkan jalan lahir untuk menghindari terjadinya
perobekan yang berat. Tentu saja, tindakan ini membutuhkan waktu untuk
penyembuhan. Sedangkan trauma psikis (kejiwaan) terjadi pada
wanitausaimelahirkanyangbelum siap dan memahami segala urusan mengurus anak.
Dari mulai merawat anak, merawat payudara yang sudah siap mengeluarkan susu, cara
pemberian susu yang benar sampai urusan mengganti popok. Akibatnya, ibu merasa
lelah, capek, dan menyebabkan gairah menurun dan enggan untuk berhubungan
seksual. Ibu yang baru melahirkan kerap merasa cemas dengan keadaan tubuh tidak
lagi menarik. Istri takut tidak bisa memproduksi ASI yang cukup banyak untuk
kebutuhan bayi dan merasa cemas dengan kondisi kesehatan lainnya. Kecemasan
yang dialami terkadang tidak ada penyebabnya dan inilah yang menjadi penghalang
timbulnya hasrat untuk bercinta. Ketidakseimbangan hormon juga kerap dituding
sebagai penyebab menurunnya hasrat seksual. Ketidakseimbangan hormon ini dapat
mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda lebih
mudah merasa kesal, malas, ingin marah. Ketidakseimbangan hormonal hanya
mempengaruhi secara tidak langsung. Setelah masa-masa nifas, hormonal kembali
bekerja secara normal.
Tiap wanita berbeda-beda kesiapannya. Namun secara medis, setelah tidak ada
pendarahan lagi, bisa dipastikan ibu sudah siap berhubungan seks yakni setelah masa
nifas yang biasanya berlangsung selama 30-40 hari. Masih dianggap wajar bila
keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan, terjadi antara satu hingga
tiga bulan setelah melahirkan.
Secara alami, sesudah melewati masa nifas kondisi organ reproduksi ibu sudah
kembali normal. Oleh sebab itu, posisi hubungan seks seperti apa pun sudah bisa
dilakukan. Kalaupun masih ada keluhan rasa sakit, lebih disebabkan proses
pengembalian fungsi tubuh belum berlangsung sempurna seperti fungsi pembasahan
vagina yang belum kembali seperti semula. Namun, bisa juga keluhan ini disebabkan
kram otot, infeksi, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.

Gangguan seperti ini disebut dyspareunia atau rasa nyeri waktu sanggama. Pada kasus
semacam ini ada beberapa kemungkinan yang bisa menjadi penyebab, yaitu :

1. Terbentuknya jaringan baru pasca melahirkan karena proses


penyembuhan luka guntingan jalan lahir masih sensitif sehingga kondisi
alat reproduksi belum kembali seperti semula.
2. Adanya infeksi, bisa disebabkan karena bakteri, virus, atau jamur.

3. Adanya penyakit dalam kandungan (tumor, dll).

4. Konsumsi jamu. Jamu-jamu ini mengandung zat-zat yang memiliki sifat


astingents yang berakibat menghambat produksi cairan pelumas pada
vagina saat seorang wanita terangsang seksual.

5. Faktor psikologis yaitu kecemasan yang berlebihan turut berperan,


seperti:

a. Kurang siap secara mental untuk berhubungan seks (persepsi salah


tentang seks, dll).

b. Adanya trauma masa lalu (fisik, seks).

c. Tipe kepribadian yang kurang fleksibel.

d. Komunikasi suami istri kurang baik sehingga biasanya istri “malas”


melakukan hubungan seks. Kurangnya foreplay-nya sehingga belum
terjadi lubrikasi saat penetrasi penis. Jika foreplay dan lubrikasi sudah
cukup namun masih nyeri juga, coba datang ke klinik yang melayani
kesehatan sex wanita atau datang saja ke dokter kandungan yang
wanita

Beberapa faktor lain diantaranya:

 Beberapa wanita merasakan perannya sebagai orang tua sehingga timbul


tekanan dan kebutuhan untuk menyesuaikan diri dengan perannya.

 Karena adanya luka bekas episiotomi

 Karena takut merusak keindahan tubuhnya

 Kurangnya informasi tentang seks setelah melahirkan


Bahaya berhubungan seks pasca persalinan, berhubungan seksual selama
masa nifas berbahaya apabila pada saat itu mulut rahim masih terbuka maka
akan beresiko. Mudah terkena infeksi kuman yang hidup diluar akibat
hubungan seksual ketika mulut rahim masih terbuka, bisa tersedot masuk
kedalam rongga rahim dan menyebabkan infeksi.
Sudden Death Mati mendadak setelah berhubungan seksual bisa terjadi
karena pergerakan teknis dalam hubungan seksual di vagina bisa
menyebabkan udara masuk ke dalam rahim karena mulut rahim masih
terbuka. Pada masa nifas banyak pembuluh darah dalam rahim yang masih
terbuka dan terluka. Dalam kondisi ini pembuluh darah bisa menyedot udara
yang masuk, dan membawanya ke jantung. Udara yang masuk kejantung
dapat mengakibatkan kematian mendadak.

1). Penyebab Apati Seksual pasca salin.


a. Stress dan Traumatik.
Kelahiran bayi bisa menjadi pengalaman yang dapat menimbulkan
traumatik terutama jika ibu belum dipersiapkan secukupnya. Banyak ibu
yang mempunyan pengharapan yang tidak realistik tentang kelahiran.
Misalnya : persalinan berlangsung lama atau persalinan yang
memerlukan tindakan. Adanya luka episiolomi Hal ini bila penjahitan
luka episiotomi dilakukan dengan tidak benar maka akan
mengakibatkan rasa nyeri dan rasa tidak nyaman di saat ibu berjalan
dan duduk. Hal ini bisa berlangsung berminggu-minggu atau bahkan
berbulan-bulan walaupun mungkin sayatan itu sendiri sudah sembuh.
d. Keletihan
Bagi seorang ibu yang baru dan belum berpengalaman selain harus
mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang biasa, ia juga harus
menghadapi bayinya yang tidak mau tidur, sering menangis atau
bermasalah dalam menyusu. Maka ibu tentu menjadi letih dan lemas
sehingga gairah seks pun merosot.
e. Depresi
Penyebabnya adalah keadaan tidak bersemangat akibat perasaan
kelabu pasca persalinan. Perasaan ini biasanya terjadi dalam beberapa
minggu setelah kelahiran bayi. Hal ini dapat terjadi depresi berat yang
berupa : insomnia, anoreksia (hilangnya nafsu makan), halusinasi
(membayangkan yang bukan-bukan) dan kecenderungan untuk
menghilangkan kontak dengan kenyataan.

Keluhan yang timbul saat hubungan seksual pasca salin


 Rasa Nyeri
Hal ini disebabkan fungsi pembasahan vagina yang belum kembali
seperti semula, atau luka yang masih dalam proses penyembuhan.
 Sensivitas berkurang
Karena persalinan normal merupakan trauma bagi vagina yaitu
melebarnya otot-otot vagina.

Cara Mengatasi Masalah Yang Timbul Saat Hubungan Seksual :


 Bila saat hubungan terasa sakit jangan takut berterusterang dengan
suami
 Saat berhubungan memakai pelumas / jelly
 Saat berhubungan suami harus sabar dan hati-hati
 Melakukan senam nifas atau olahraga ringan

S-ar putea să vă placă și