Sunteți pe pagina 1din 10

https://herrysetyayudha.wordpress.

com/2012/03/25/diagnosa-dan-penanganan-ameloblastoma-
adamantinoma/

DIAGNOSA DAN PENANGANAN


AMELOBLASTOMA/ ADAMANTINOMA
MAR 25

Posted by herrysyu

AMELOBLASTOMA

1. Definisi

Definisi ameloblastoma (amel, yang berarti enamel dan blastos, yang berarti kuman) adalah
tumor, jarang jinak epitel odontogenik (ameloblasts, atau bagian luar, pada gigi selama
pengembangan) jauh lebih sering muncul di rahang bawah dari rahang atas. Ini diakui pada tahun
1827 oleh Cusack. Jenis neoplasma odontogenik ditunjuk sebagai adamantinoma pada 1885.
Tumor ini jarang ganas atau metastasis (yaitu, mereka jarang menyebar ke bagian lain dari
tubuh), dan kemajuan perlahan, lesi yang dihasilkan dapat menyebabkan kelainan yang parah dari
wajah dan rahang. Selain itu, karena pertumbuhan sel yang abnormal mudah infiltrat dan
menghancurkan jaringan sekitar tulang, bedah eksisi luas diperlukan untuk mengobati gangguan ini
Jadi Ameloblastoma adalah suatu tumor berasal dari sel – sel embrional dan terbentuk dari sel –
sel berpontesial bagi pembentukan enamel. Tumor ini biasanya tumbuh dengan lambat, secara
histologis jinak tetapi secara klinis merupakan neoplasma malignan, terjadi lebih sering pada
badan atau ramus mandibula dibanding pada maksila dan dapat berkapsul atau tidak
berkapsul.(1,3,4,5)

2. Etiologi
Pada saat ini kebanyakan para ahli mempertimbangkan ameloblastoma dengan asal yang
bervariasi, walaupun stimulus yang menimbulkan proses tersebutbelum diketahui. Selanjutnya,
tumor tersebut kemungkinan terbentuk dari :
1. Sisa sel – sel dari organ enamel, baik itu sisa lamina dental, sisa-sisa epitel Mallasez atau sisa-
sisa pembungkus Hertwig yang terkandung dalam ligamen periondontal gigi yang akan erupsi.
2. Epitelium darikista odontogenik terutam kista dentigerous
3. Gangguan perkembangan organ enamel
4. Sel-sel basal dari epitelium permukaan rahang
5. Epitelium Heterotropik pada bagian-bagian lain dari tubuh, khususnya kelenjar pituitary.
Stankey dan Diehl (1965) yang mengulas 641 kasus ameloblastoma, menemukan bahwa108 kasus
dari tumor-tumor inidihubungkan dengan gigi impaksi dan suatu kista folikular ( dentigerous).
(6,7,8,9)
3. Gambaran Klinis
Ameloblastoma merupakan tumor yang jinak tetapi merupakan lesi invasif secara lokal, dimana
pertumbuhannya lambat dan dapat dijumpai setelah beberapa tahun sebelum gejala-gejalanya
berkembang. Ameloblastoma dapat terjadi pada usia dimana paling umum terjadi pada orang-
orang yang berusia diantara 20 sampai 50 tahundan hampir dua pertiga pasien berusia lebih muda
dari 40 tahun. Hampir sebagian besar kasus-kasus yang dilaporkan menunjukkan bahwa
ameloblastoma jauh lebih sering dijumpai pada mandibula dibanding pada maksila. Kira-kira 80%
terjadi dimandibula dan kira-kira 75% terlihat di regio molar dan ramus, Ameloblastoma maksila
juga paling umum dijumpai pada regio molar.(3,4,6,7,8,9)
Pada tahap yang sangat awal , riwayat pasien asimtomatis (tanpa gejala). Ameloblastoma tumbuh
secara perlahan selam bertahun-tahun, dan tidak ditemui sampai dilakukan pemeriksaan radiografi
oral secara rutin. Pada tahap awal , tulang keras dan mukosa diatasnya berwarna normal. Pada
tahap berikutnya, tulang menipis dan ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa
lunak pada penekanan dan dapat memiliki gambaran berlobul pada radiografi. Dengan
pembesarannya, maka tumor tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan
memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya
pembengkakan yang progresif, biasanya pada bagian bukal mandibula, juga dapat mengalami
perluasan kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Ketika
menembus mukosa, permukaan tumor dapat menjadi memar dan mengalami ulserasi akibat
penguyahan. Pada tahap lebih lanjut,kemungkinan ada rasa sakit didalam atau sekitar gigi dan gigi
tetangga dapat goyang bahkan tanggal.(3,4,6)
Pembengkakan wajah dan asimetris wajah adalah penemuan ekstra oral yang penting. Sisi
asimetris tergantung pada tulang utama atau tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor
tidak menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan saraf atau terjadi komplikasi infeksi
sekunder. Terkadang pasien membiarkan ameloblastoma bertahan selama beberapa tahun tanpa
perawatan dan pada kasus-kasus tersebut ekspansi dapat menimbulkan ulkus namun tipe ulseratif
dari pertumbuhan karsinoma yang tidak terjadi. Pada tahap lanjut, ukurannya bertambah besar
dapat menyebabkan gangguan penguyahan dan penelanan.(4,6,9)
Perlu menjadi perhatian, bahwa trauma seringkali dihubungkan dengan perkembangan
ameloblastoma. Beberapa penelitian menyatakan bahwa tumor ini sering kali diawali oleh
pencabutan gigi, kistektomi atau beberapa peristiwa traumatik lainnya. Seperti kasus-kasus tumor
lainnya pencabutan gigi sering mempengaruhi tumor (tumor yang menyebabkan hilangnya gigi)
selain dari penyebabnya sendiri.(9)
Tumor ini pada saat pertama kali adalah padat tetapi kemudian menjadi kista pada pengeluaran
sel-sel stelatenya. Ameloblastoma merupakan tumor jinak tetapi karena sifat invasinya dan sering
kambuh maka tumor ini menjadi tumor yang lebih serius dan ditakutkan akan potensial
komplikasinya jika tidak disingkirkan secara lengkap. Tetapi sudah dinyatakan bahwa sangat
sedikit kasus metastasenya yang telah dilaporkan.(3,6)

4. Gambaran Histopatologis
Sejumlah pola histologis digambarkan dalam ameloblastoma. Beberapa diantaranya
memperlihatkan tipe histologis tunggal, yang lainnya dapat menunjukkan beberapa pola histologis
didalam lesi yang sama. Yang umum untuk semua tipe ini adalah polarisasi sel-sel sekitar dibentuk
seperti sarang yang berproliferasi kedalam pola yang serupa dengan ameloblas dari organ enamel.
Secara kasar, ameloblas terdiri dari jaringan kaku yang berwarna keabu-abuan yang
memperlihatkan daerah kistik yang mengandung cairan kuning yang bening.(10)
Amelobalstoma secar dekat menyerupai organ enamel, walaupun kasus-kasus yang berbeda dapat
dibedakan dari kemiripan mereka untuk tahap-tahap odontogenesisyang berbeda. Karena pola-
pola histologis ameloblastoma sangat bervariasi, maka sejumlah tipe yang berbeda secara umum
dijelaskan(9) :

4.1 Folikular
Ameloblastoma folikular terdiri dari pulau-pulau epitel dengan dua komponen berbeda. Bagian
sentral dari pulau epitel mengandung suatu jalinan sel-sel yang rumit dan longgar yang
menyerupai stelate retikulum dari organ enamel. Disekeliling sel-sel ini adalah lapisan sel-sel
kolumnar tinggi dan tunggal dengan nukleusnya berpolarisai jauh dari membran dasar. Degenerasi
kistik umumnya terjadi dibagian sentral pulau-pulau epitel, meninggalkan ruang yang jelas dan
dibatasi oleh sel-sel stelate padat. Kelompok sel-sel epitel dipisahkan oleh sejumlah steoma
jaringan fibrosa.(7,8,9)

4.2 Pleksiform
Pada ameloblastoma pleksiform, sel-sel tumor yang menyerupai ameloblas tersusun dalam massa
yang tidak teratur atau lebih sering sebagai suatu jaringan dari untaian sel-sel yang berhubungan.
Masing-masing massa atau untaian ini dibatasi oleh lapisan sel-sel kolumnar dan diantara lapisan
ini kemungkinan dijumpai sel-sel yang menyerupai stalate retikulum. Namun demikian, jaringan
yang menyerupai stalate retikulum terlihat kurang menonjolpada tipe ameloblastoma pleksiform
dibanding pada ameloblastoma tipe folikuler dan ketika dijumpai secara keseluruhan tersusun
pada bagian perifer daerah degenerasi kistik.(7,8,9)

4.3 Akantomatosa
Dalam ameloblastoma akantomatosa, sel-sel yang menempati posisi stalate retikulum mengalami
metaplasia squamous, terkadang dengan pembentukan keratinpada bagian sentral dari pualu-
pulau tumor. Terkadang, epitel pearls atau keratin pearls dapat dijumpai.(9,11)

4.4 Granular
Pada ameloblastoma sel granular, ada ciri-ciri transformasi sitoplasma, biasanya sel-sel yang
menyerupai stelate retikulum sehingga mengalami bentuk eosinofil, granular yang sangat kasar.
Sel-sel ini sering meluas hingga melibatkan sel-sel kolumnar atau kuboidal periperal. Penelitian
ultrastruktural, seperti yang dilakukan Tandler dan Rossi, menunjukkan bahwa granul-granul
sitoplasmik ini menunjukkan lisosomal dengan komponen-komponen sel yang tidak dapat dikenali.
Hartman telah melaporkan serangkaian kasus ameloblastoma sel granular dan memperkirakan
bahwa tipe sel granular ini terlihat menjadi lesi yang agresif dan cenderung untuk kambuh kecuali
dilakukan bedah yang sesuai pada operasi pertama.(7,9)
Walaupun pola histologis yang berbeda telah memunculkan berbagai nama-nama untuk
menjelaskan lesi tersebut, namun gambaran klinisnya adalah sama.(6)
Ameloblastoma terkadang perkembangnnya ditemukan didalam dinding kista odontogenik.
Tergantung pada tahap perkembangan tumor, berbagai istilah digunakan untuk menjelaskan
perubahan-perubahan seperti intarluminal, mural dan amelobalstoma invasif.
Istilah amelobastoma intraluminal digunakan ketika ameloblastoma berkembang kedalam lumen
dan tidak menganggu dinding kista.
Istilah ameloblastoma mural digunakan ketika amelobalstoma dijumpai didinding kista dan masih
dibatasi oleh dinding-dinding kista. Pada dua situasi tumor ini secara komplit dibatasi didalam
kista, suatu pendekatan bedah yang lebih konversatif sering dilakukan.
Istilah ameloblastoma invasif digunakan ketika tumor tersebut telah meluas keluar dinding kista
dan kedalam tulang yang berbatasan atau kedalam jaringan lunak atau ketika tumor berkembang
dari epitel lain selain dari epitel kista. Suatu prosedur bedah yang lebih radikal sering disarankan
untuk keadaan ini.(7)

5. Gambaran Radiografi
Pada radiografi ameloblastoma secara klasik digambarkan sebagai suatu lesi yang menyerupai
kistamultilokular pada rahang. Tulang yang terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen
yang berbatas jelas yang member lesi suatu bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun.
Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal. Suatu
ameloblastoma menghasilkan lebih luas resobsiakar gigi yang berkontak dengan lesi.
Ada dua tipe ameloblastoma yang menunjukkan gambaran yang khas secara rontgenografi yaitu:
1. Ameloblastoma monokistik
Terlihat sebagai suatu rongga kista tunggal yang menyerupai kista radikular atau folikular yang
garis luarnya tidak halus, bulat tetapi irregular dan berlobul serta bagian perifernya seringkali
bergerigi. Tipe ini jarang dijumpai.
2. Ameloblastoma multikistik
Tipe ini menghasilakn suatu gambaran yang khas secara rontgenografi. Ada pembentukan kista
multipel yang biasanya berbentuk silinder dan terpisah satu sama lain oleh trabekula tulang. Kista
yang bulat ini bervariasi ukuran serta jumlahnya.
Walaupun berbagai jenis gambaran radiografidari ameloblastoma memungkinkan, namun
kebanyakan memiliki gambaran yang khas dimana sejumlah loculation dijumpai. Jika
ameloblastoma menempati suatu rongga tunggal atau monokistik, maka diagnosa radiografi
menjadi bertambah sulit karena kemiripannya terhadap kista dentigerous danterhadap kista
residual berbatas epitel pada rahang. Pada suatu kista yang berbatas epitel, maka jaringan
tersebut lebih radiopak dibanding cairan tersebut, tetapi pada banyak hal perbedaan tersebut
begitu ringan yang menjadi tidak bernilai diagnostik.
Ameloblastoma secara radiografi menyerupai kista dentigerous telah dilaporkan oleh Chan(1933),
Bailey(1951) dan yang lainnya. Suatu rongga kista pada mandibula dimana mahkota molar kedua
yang tidak erupsi. Bentuk bulat rongga tersebut, batas yang teratur dan posisinya yang
berhubungan dengan gigi yang tidak erupsi diduga sebagai suatu kista dentigerous, tetapi pada
pemeriksaan mikroskopis, kandungan rongga tersebut terbukti sebagai ameloblastoma.
Suatu ameloblastoma yang secara radiografi menyerupai kista residualberbatas epitel. Bentuknya
bulat dan memiliki batas yang jelas dan teratur. Suatu kerusakan kecil pada tulang didekat daerah
puncak alveolus memberikan suatu gambaran radiolusen yang dapat diinterpretasikan dengan baik
sebagai kerusakan setelah operasi.
Chan (1933) menyebutkan kemungkinan bahwa suatu ameloblastoma dapat terbentuk dari folikel-
folikel yang tidak sepenuhnya disingkirkan pada saat penyingkiran gigi yang tidak erupsi
danmungkin ameloblastoma pada keadaan ini dibentuk dari sumber tersebut.
Dengan meningkatnya ukuran lesi, maka korteks dilibatkan, dirusak dan jaringan lunak diinvasi.
Dalam hal ini, ameloblastoma berbeda dari lesi fibrous dan fibroosseus yang mengekspansi tetapi
cenderung mempertahankan korteks.
Walaupun pemeriksaan rontgen bernilai penting untuk menentukan perluasan keterlibatannya,
namun ini tidak selalu bernilai diagnostic yang pasti. Lesi-lesi yang kecil sulit untuk
diinterpretasikan, dan pada beberapa kasus harus bergantung pada pemeriksaan patologis yang
seharusnya dibuat pada semua kasus yang dicurigai.
Diagnosa
a. Pemeriksaan klinis
Pada tahap yang sangat awal, riwayat pasien asimtomatis. Tumor tumbuh secara perlahan selama
bertahun-tahun dan ditemukan pada rontgen foto. Pada tahap berikutnya, tulang menipis dan
ketika teresobsi seluruhnya tumor yang menonjol terasa lunak pada penekanan. Degan
pembesarannya, maka tumior tersebut dapat mengekspansi tulang kortikal yang luas dan
memutuskan batasan tulang serta menginvasi jaringan lunak. Pasien jadi menyadari adanya
pembengkakan, biasanya pada bagian bukal mandibula dan dapat mengalami perluasan
kepermukaan lingual, suatu gambaran yang tidak umum pada kista odontogenik. Sisi yang paling
sering dikenai adalah sudut mandibula dengan pertumbuhan yang meluas karamus dan kedalam
badan mandibula. Secara ekstra oral dapat terlihat adanya pembengkakan wajah dan asimetri
wajah. Sisi asimetri tergantungpada tulang-tulang yang terlibat. Perkembangan tumor tidak
menimbulkan rasa sakit kecuali ada penekanan pada saraf atau terjadi komplikasi infeksi
sekunder. Ukuran tumor yang bertambah besar dapat menyebabkan gangguan pengunyahan dan
penelanan.
b. Pemeriksaan radiologis
Tampak radiolusen unilokular atau multilokular dengan tepi berbatas tegas. Tumor ini juga dapat
memperlihatkan tepi kortikal yang berlekuk, suatu gambaran multilokular dan resobsi akar gigi
yang berkontak dengan lesi tanpa pergeseran gigi yang parah dibanding pada kista. Tulang yang
terlibat digantikan oleh berbagai daerah radiolusen yang berbatas jelas dan member lesi suatu
bentuk seperti sarang lebah atau gelembung sabun. Kemungkinan juga ada radiolusen berbatas
jelas yang menunjukkan suatu ruang tunggal.
c. Pemeriksaan patologi anatomi
Kandungan tumor ini dapat keras atau lunak, tetapi biasanya ada suatu cairan mucoid berwarna
kopi atau kekuning-kuningan. Kolesterin jarang dijumpai. Secara makroskopis ada dua tipe yaitu
tipe solid (padat) dan tipe kistik. Tipe yang padat terdiri dari massa lunak jaringan yang berwarna
putih keabu-abuan atau abu-abu kekuning-kuningan. Tipe kistik memiliki lapisan yang lebih tebal
seperti jaringan ikat dibanding kista sederhana. Daerah-daerah kistik biasanya dipisahkan oleh
stroma jaringan fibrous tetapi terkadang septum tulang juga dapat dijumpai. Mikroskopis terdiri
atas jaringan tumor dengan sel-sel epitel tersusun seperti pagar mengelilingi jaringan stroma yang
mengandung sel-sel stelate retikulum, sebagian menunjukkan degenerasi kistik.
Diagnosa
Dari pemeriksaan klinis, radiologis dan patologi anatomidapat didiagnosa bahwa tumor tersebut
ameloblastoma. Biasanya tidak sulit untuk mendiagnosa pertumbuhan tumor ini dengan bantuan
rontgenogram dan dari data klinis, kelenjar limfe tidak terlibat.

Penatalaksanaan
Ameloblastoma mempunyai reputasi untuk mengalami kekambuhan kembali
setelah dsingkirkan.Hal ini disebabkan sifat lesi tersebut menginvasi secara llokal pada
penyingkiran yang tidak adekuat.
1. Enukleasi
Enukleasi merupakan penyingkiran tumor dengan mengikisnya dari jaringan normal yang
ada disekelilingnya.Lesi unikistik, khususnya yang lebih kecil hanya memerlukan enukleasi dan
seharusnya tidak dirawat secara berlebihan.
2. Eksisi Blok
Kebanyakan ameloblastoma seharusnya dieksisi daripada enukleasi.eksisi dalam suatu blok tulang
didalam kontunuitas rahang dianjurkan jika ameloblastoma tersebut kecil.Apabila perlu
dikorbankan mandibula yang cukup besar yang terlibat ameloblastoma dan bila tidak menimbulkan
perforasi mukosa oral, maka suatu eksisi blok kemungkinan dengan cangkok tulang segera.
3. Osteotomi Periperal
Osteotomi peripheral merupakan suatu prosedur yang mengeksisi tumor yang komplit tetapi pada
waktu yang sama suatu jarak tulang dipertahankan untuk memelihara kontuinuitas rahang
sehingga kelainan bentuk, kecacatan dan kebutuhan untuk pembedahan kosmetik sekundser dan
resorasi prostetik dapat dihindari. Prosedur tersebut didasari pada observasi yang mana batas
inferior kortikal dari badan horizontal, batas posterior dari ramus asenden dan kondilus tidak
secara keseluruhan di invasi oleh proses tumor. Daerah ini tahan dan kuat karena terdiri dari
tulang kortikal yang padat. Regenerasi tulang akan dimulai dari daerah tersebut meskipun hanya
suatu rim tipis dan tulang yang tersisa.
4. Reseksi Tumor
Reseksi tumor sendiri dari reseksi total dan reseksi segmental termasuk bemimaksilektomi dan
bemimandibulektomi.Apabila ameloblastoma ditemukan pada pemeriksaan, serta dapat dijumpai
adanya perubahan kembali serta aktifitas lesi yang baru setelah operasi maka pada kasus tersebut
harus direseksi.
5. Kauterisasi
Kauterisasi merupakan pengeringan atau elektrokoagulasi lesi, termasuk sejumlah jaringan normal
disekelilingnya.Kauterisasi tidak umum digunakan sebagai bentuk terapi primer, namun
meru[pakan terapi yang lebih efektif dibandind kuretase.

DAFTAR PUSTAKA

1. Tjiptono TP, Harahap S, Arnus S, Osmani S. Ilmu Bedah Mulut. Edisi 3, Medan: Percetakan
Cahaya Sukma.1989 : 145 – 6, 258 – 9.
2. Ernawati MG. Hubungan Gigi Impaksi Dengan Ameloblastoma. KPPIKG X. FKG UI. Jakarta,
oktober 1994 : 29-32.
3. Archer WH. Oral and Maxillofacial Surgery. Vol I; 5th ed. Philadelphia : W B. Saunders Co. 1975
: 273, 735 – 9.
4. Cheraskin E, Langley LL. Dynamic of Oral Diagnosis. 1ST ed. Chicago : The Year Book Publiser
Inc. 1956 : 119 – 22.
5. Harahap S. Gigi Impaksi, Hubungannya dengan Kista dan Ameloblastoma. Dentika Dental
Journal. Vol 6. No 1. FKG USU. Medan, 2001 : 212 – 6

Report this ad

Report this ad

Share this:

 Twitter
 Facebook20

Terkait
Tumor Phylloid / Cystosarcoma phylloidesdalam "Kedokteran / Medical"
KELAINAN PADA PAYUDARA/ BREAST DISEASE/ DISORDERdalam "Hukum Kesehatan / Medical Law"
TORSIO TESTIS / TESTICAL TORSIONdalam "Kedokteran / Medical"
About herrysyu
LAHIR DI SUMEDANG 6 NOV 1962 . SD S/D SMA DI SUMEDANG LULUS FK UNPAD TH 87 KA PUSKESMAS
LINGE,BINTANG,BUKIT, ACEH TENGAH TH 87-90 ASISTEN AHLI BEDAH RS HASAN SADIKIN TH 90-95
SPESIALIS BEDAH UNPAD/RSHS TH 95 KA BAG/SMF BEDAH RS ARJAWINANGUN CIREBON S/D-SEKARANG
DIREKTUR MEDIS RS AL ISLAM BANDUNG PERIODE 2000-2003 DAN 2003-2006 SEKRETARIS I PERSI JABAR
2001-2004 WAKIL KETUA MUKISI JABAR 2002-2005 HUMAS IKABI JABAR S/D SEKARANG TIM PEMBINA
/SURVEYOR AKREDITASI RUMAH SAKIT DI DINKES JABAR S/D SEKARANG KOMISI ETIKA DAN HUKUM IDI
CAB CIREBON S/D SEKARANG LULUS MAGISTER HUKUM KESEHATAN Soegija pranata 2007
View all posts by herrysyu »
Posted on Maret 25, 2012, in Uncategorized. Bookmark the permalink. Tinggalkan komentar.
← PENDEKATAN DIAGNOSTIK AKUT ABDOMEN
BAB IPENDAHULUA… →

 TINGGALKAN KOMENTAR
 COMMENTS 0
Tinggalkan Balasan


 IKUTI BLOG MELALUI SURAT ELEKTROMIK
Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang
tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabunglah dengan 135 pengikut lainnya

Ikuti


Go
Search for:
 TULISAN TERAKHIR
o ileus
o terapi / resusitasi cairan
o terapi / resusitasi cairan
o BAB IPENDAHULUA…
o DIAGNOSA DAN PENANGANAN AMELOBLASTOMA/ ADAMANTINOMA
 ARSIP
o April 2012
o Maret 2012
o Februari 2012
o Januari 2012
o Desember 2011
o November 2011
o Oktober 2011
o September 2011
 KATEGORI
o Hukum Kesehatan / Medical Law
o Kedokteran / Medical
o Uncategorized
 META
o Daftar
o Masuk
o RSS Entri
o RSS Komentar
o WordPress.com
 ISBA

 KALLENDER
S S R K J S M
« Feb Apr »
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30 31
Maret 2012
Report this ad

Blog di WordPress.com.

 Ikuti

S-ar putea să vă placă și