Sunteți pe pagina 1din 10

ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DALAM PEMILIHAN METODE


KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (MKJP)

Ika Tristanti, Nasriyah


Jurusan DIII Kebidanan, STIKes Muhammadiyah Kudus
Email: ikatristanti@stikesmuhkudus.ac.id
nasriyah@stikesmuhkudus.ac.id

ABSTRACT

Based on population projections produced by the Central Statistics Agency (BPS) (2013) in 2010,
Indonesia's total population of about 238 518 800 people, in 2015 an estimated population of 255 461
700 inhabitants and in 2020 is estimated at 271 066 400 inhabitants. In an effort to control
population, the government implemented the Family Planning (KB) for the purpose of quality
reproductive health care, decrease the rate or mortality rate of mothers, infants, and children. There
are two methods: LTCM (IUD, implant, MOW and MOP) and Non-LTCM. Hartanto (2004) says that
the husband's support factor plays an important role because the husband is the head of the
household and decision making within the household. The purpose of this study to determine the
relationship of husbands' support in the selection of long-term contraceptive methods in the village
Tumpang Krasak, Kudus. This study is observational analytic method with retrospective approach.
Data collection using the questionnaire. The population of this research is all mothers of reproductive
age in the village Tumpang Krasak numbered 854 people. Samples from mothers of childbearing age
who came during a meeting of the PKK in RT6 RW I Tumpang Krasak village in June 2016 amounted
to 40 orang.Teknik Sampling Sampling techniques (sampling techniques) with accidental sampling.
Analysis of data using statistical test Chi square. Mother research results that have the support of her
husband in the choice of contraceptive methods as many as five people (12.5%) and did not get a
husband's support as many as 35 people (87.5%). 2.5% Number of users of IUDs, implants 7.5%,
MOP 0%. MOW 2.5% and 87.5% other methods than LTCM. Based on statistical test using chi
square test showed that the p value of 0.001. Because the p value <0.05, meaning there is a
relationship between husband support the long-term contraceptive method selection with the
relationship value of 0.542.
Keywords: Support husband, election LTCM .

1. PENDAHULUAN penanggulangan dalam menekan laju


Berdasarkan proyeksi penduduk yang pertumbuhan penduduk.
dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Dalam rangka upaya pengendalian jumlah
(2013) pada tahun 2010 jumlah penduduk penduduk, pemerintah menerapkan program
Indonesia sekitar 238.518.800 jiwa, tahun Keluarga Berencana (KB) sejak tahun 1970
2015 diperkirakan jumlah penduduk mencapai dimana tujuannya untuk memenuhi perintah
255.461.700 jiwa dan tahun 2020 diperkirakan masyarakat akan pelayanan KB dan kesehatan
mencapai 271.066.400 jiwa. Jumlah Penduduk reproduksi yang berkualitas, menurunkan
di Jawa Barat menurut Hasil Survei Sosial tingkat atau angka kematian ibu, bayi, dan
Ekonomi Masyarakat Nasional 2010 sebanyak anak, serta penanggulangan masalah kesehatan
43 227.100 jiwa, tahun 2015 diperkirakan reproduksi dalam rangka membangun keluarga
mencapai 46.709.600, serta tahun 2020 kecil berkualitas.
diperkirakan sebanyak 49.935.700 .Tingginya Kontrasepsi merupakan upaya untuk
laju pertumbuhan penduduk ditandai dengan mencegah terjadinya kehamilan dapat bersifat
tinggi angka kehamilan, berdasarkan data sementara maupun permanen (Wiknjosastro,
profil kesehatan Indonesia tahun 2011 H. 2007). Ada dua metode yaitu MKJP (IUD,
diketahui jumlah ibu hamil sebanyak implant, MOW dan MOP) dan Non-MKJP
5.060.637 dan di Jawa Barat sebanyak 917.553 (pil, suntik dan kondom) .Dalam penggunaan
ibu hamil .Oleh karena itu diperlukan upaya alat kontrasepsi, ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam pemilihan salah satunya

33
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

faktor eksternal yang berupa dukungan suami bermakna dengan penggunaan MKJP dengan
(Pendit, 2006). nilai (p 0,007) kecenderungan bahwa ibu yang
Sasaran program KB adalah seluruh mendapatkan dukungan suami 3.372 kali akan
Pasangan Usia Subur (PUS) baik yang menggunakan KJP dibandingkan dengan ibu
menunda kelahiran anak pertama (posponing), yang kurang mendapat dukungan suami. Hasil
menjarangkan anak (spacing) maupun ini bertentangan dengan penelitian
membatasi jumlah anak yang diinginkan Kusumaningrum (2009) yang menyatakan
(limiting), semua sasaran di atas berperan bahwa dukungan pasangan tidak memiliki
penting. hubungan yang bermakna terhadap pemilihan
Penggunaan alat kontrasepsi oleh jenis kontrasepsi. Menurut BKKBN (2011)
pasangan usia subur didasari oleh banyak dukungan suami sangat diperlukan untuk
faktor diantaranya faktor kesehatan, tingkat pengambilan keputusan dalam ber KB karena
pengetahuan tentang kontra sepsi dan kenyataan yang terjadi dimasyarakat bahwa
dukungan dari suami (Nasution, 2011). Faktor- apabila suami tidak mengijinkan atau tidak
faktor lain yang juga akan mempengaruhi mendukung hanya sedikit ibu yang berani
keberhasilan program KB adalah hak pasangan untuk tetap memasang alat kontrasepsi
suami istri untuk menentukan dan tersebut. Dukungan suami berpengaruh besar
memutuskan alat kontrasepsi apa yang akan dalam pengambilan keputusan untuk
digunakan dan pilihan untuk menentukan menggunakan atau tidak dan metode apa yang
kapan hamil, melahirkan dan menghentikan digunakan. Bentuk dukungan yang diberikan
KB. Fenomena dan budaya yang terjadi di kepada pasangan dapat berupa mengingatkan
Indonesia yaitu seorang suami adalah untuk kontrol, mengantar untuk mendapatkan
pemimpin didalam keluarga, dan pengambil pelayanan KB, menyediakan dana serta
keputusan yang terkait dengan kesehatan, memberikan persetujuan terhadap alat
pencarian pertolongan pengobatan termasuk kontrasepsi yang digunakan pasangannya.
pemilihan alat kontrasepsi, sehingga ijin Semakin banyak ibu yang mendapat
ataupun dukungan suami sangat menentukan persetujuan dan dukungan dari suami untuk
pemilihan alat kontrasepsi yang akan menggunakan MKJP maka diharapkan bahwa
digunakan oleh ibu. Hartanto (2004) calon akseptor akan lebih banyak yang
mengatakan bahwa faktor dukungan suami menggunakan MKJP.
memegang peranan penting karena suami Hasil studi pendahuluan di RT 1 RW
merupakan kepala rumah tangga dan VI desa Tumpang Krasak, Kudus didapatkan
pengambilan keputusan dalam rumah tangga dari 57 pasangan usia subur(PUS), hanya 1
dilakukan oleh suami termasuk pengambilan PUS yang menggunakan tubektomi(MOW), 3
keputusan untuk jenis alat kontrasepsi yang PUS yang menggunakan implant dan 1 PUS
digunakan. yang menggunakan IUD, lainnya
Peran dan tanggung jawab pria dalam menggunakan metode kontrasepsi lain diluar
kesehatan reproduksi khususnya pada MKJP.
Keluarga berencana (KB) sangat berpengaruh Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik
terhadap kesehatan (BKKBN, 2008). untuk melakukan penelitian dengan judul
Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi Hubungan dukungan suami dalam pemilihan
adalah tanggung jawab pria dalam kesehatan metode kontrasepsi jangka panjang di desa
reproduksi terutama dalam pemeliharaan Tumpang Krasak,Kudus.
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan
anak, serta berperilaku seksual yang sehat dan 2. KAJIAN LITERATUR DAN
aman bagi dirinya, istri dan keluarganya PENGEMBANGAN HIPOTESIS
(Kusumaningrum, 2009) 1. Pengertian Perilaku
Hasil penelitian yang dilakukan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua
Hendrawan menunjukkan bahwa pengaruh setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi
dukungan suami merupakan faktor dominan kesehatan individu, kelompok, atau
yang menentukan untuk pencarian pelayanan masyarakat. Perilaku adalah suatu kegiatan
kesehatan dalam hal ini termasuk dalam atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang
pencarian pelayanan KB. bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut
Menurut Sri Maryani,dkk tahun 2012 , pandang biologis semua makhluk hidup mulai
Dukungan suami mempunyai hubungan yang dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai

34
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

dengan manusia itu berperilaku, karena objek di luarnya.Oleh karena itu menimbulkan
mereka mempunyai aktivitas masing-masing. pengetahuan baru pada subjek tersebut dan
Sehingga yang dimaksud perilaku manusia, selanjutnya menimbulkan respons batin dalam
pada hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas bentuk sikap si subjek terhadap objek yang
dari manusia itu sendiri yang mempunyai diketahui itu.Pada akhirnya, rangsangan yakni
bentangan yang sangat luas antara lain : objek yang telah diketahui dan disadari
berjalan, bicara, menangis, tertawa, bekerja, sepenuhnya tersebut akan menimbulkan
kuliah, menulis, membaca dan sebagainya respon lebih jauh lagi yaitu berupa tindakan
(Notoatmodjo, 2010). (action)terhadap atau sehubungan dengan
Menurut L. Green, perilaku dipengaruhi oleh 3 stimulus atau objek tadi. Akan tetapi, di dalam
faktor utama, yaitu : kenyataan stimulus yang diterima oleh subjek
1. Faktor-faktor predisposisi dapat langsung menimbulkan tindakan,
Faktor-faktor ini meliputi pengetahuan dan artinya, seseorang dapat bertindak atau
sikap masyarakat terhadap kesehatan, berperilaku baru dengan mengetahui terlebih
tradisi, dan kepercayaan masyarakat dahulu terhadap makna stimulus yang
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan diterimanya. Dengan kata lain, tindakan
kesehatan, sistem nilai yang dianut oleh (practice)seseorang tidak harus disadari oleh
masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan atau sikap
sosial dan ekonomi, dan sebagainya. (Notoatmodjo, 2010).
2. Faktor-faktor pemungkin Perilaku seseorang dipengaruhi oleh 3 faktor
Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan yaitu:
sarana dan prasarana atau fasilitas a. faktor-faktor predisposisi meliputi
kesehatan bagi masyarakat. pengetahuan, pendidikan, kepercayaan,
3. Faktor-faktor penguat nilai dan sikap terhadap pelayanan
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan kesehatan;
perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, b. faktor-faktor pendukung terwujud dalam
sikap dan perilaku para petugas termasuk bentuk fasilitas pelayanan kesehatan dan
para petugas kesehatan (Notoatmodjo, jarak tempuh ke fasilitas kesehatan
2010). c. faktor-faktor pendorong terwujud dalam
Benyamin Bloom (1978) seorang ahli sikap, perilaku orang lain yang
psikologis pendidikan membagi perilaku mendukung seperti petugas kesehatan,
manusia itu ke dalam 3 domain.Pembagian ini tokoh masyarakat dan keluarga yang
dilakukan untuk tujuan pendidikan. Bahwa merupakan kelompok referensi. (Green
dalam suatu pendidikan adalah dan Kreuter dalam Notoatmodjo, 2010).
mengembangkan atau meningkatkan ketiga
domain perilaku tersebut, yakni: eluarga Berencana
1. Kognitif Kontrasepsi berasal dari kata “Kontra” yang
2. Afektif berarti mencegah atau melawan dan
3. Psikomotor “Konsepsi” yang berarti pertemuan antara sel
Dalam perkembangannya, Teori Bloom ini telur yang matang dan sperma yang
dimodifikasi untuk pengukuran hasil mengakibatkan kehamilan. Jadi, kontrasepsi
pendidikan kesehatan yakni: adalah upaya mencegah pertemuan sel telur
1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi matang dan sperma untuk mencegah
pendidikan yang diberikan. (knowledge) kehamilan .Kontrasepsi yang baik harus
2. Sikap atau tanggapan peserta didik memiliki syarat-syarat antara lain aman, dapat
terhadap materi pendidikan yang diandalkan, sederhana (sebisa mungkin tidak
diberikan. (attitude) perlu dikerjakan oleh dokter), murah, dapat
3. Tindakan atau praktek yang dilakukan diterima oleh orang banyak, dan dapat dipakai
oleh peserta didik sehubungan dengan dalam jangka panjang.
materi pendidikan yang diberikan. Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi
(practice) dapat dibagi menjadi :
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama 1. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka
pada orang dewasa dimulai pada domain Panjang), yang termasuk dalam
kognitif, dalam arti subjek tahu lebih dahulu kategori ini adalah jenis susuk atau
terhadap stimulus yang berupa materi atau implant, IUD, MOP, dan MOW.

35
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

2. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi d. Suami istri tidak memakai dan tidak
Jangka Panjang), yang termasuk dibicarakan antara suami istri
dalam kategori ini adalah kondom, pil, Partisipasi pria dalam kesehatan reproduksi
suntik, dan metode-metode lain selain adalah tanggungjawab pria dalam kesehatan
metode yang termasuk dalam MKJP. reproduksi terutama dalam pemeliharaan
kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan
Seperti dalam definisi Keluarga Berencana anak serta berprilaku seksual yang sehat dan
menurut WHO Expert Committee 1970. KB aman bagi dirinya, istri, dan keluarganya.
adalah tindakan yang membantu individu atau Peningkatan partisipasi pria dalam KB dan
pasangan suami istri untuk: kesehatan reproduksi adalah langkah yang
a. Mendapatkan objektif-objektif tertentu tepat dalam upaya mendorong kesetaraan
b. Menghindari kelahiran yang tidak gender.
diinginkan Apabila disepakati istri yang akan ber-KB,
c. Mengatur interval diantara kehamilan peranan suami adalah memberikan dukungan
d. Mengontrol waktu saat kelahiran dalam dan kebebasan kepada istri untuk
hubungan dengan umur suami dan istri menggunakan kontrasepsi atau cara atau
e. Menentukan jumlah anak dalam keluarga. metode KB, adapun dukungannya meliputi:
Serta dalam Pasal 18 UU No.10 tahun 1992 a. Memilih kontrasepsi yang cocok, yaitu
yang menyatakan bahwa setiap pasangan kontrasepsi yang sesuai dengan keinginan
suami istri dapat menentukan pilihannya dan kondisi istrinya.
dalam merencanakan dan mengatur jumlah b. Membantu istrinya dalam menggunakan
anak dan jarak antara kontrasepsi secara benar, seperti
kelahiran anak yang berlandaskan pada mengingatkan saat minum pil KB dan
kesadaran dan tanggung jawab terhadap mengingatkan istri untuk kontrol.
generasi sekarang maupun yang akan datang. c. Membantu mencari pertolongan bila
Dalam merencanakan jumlah anak dalam terjadi efek samping maupun komplikasi
keluarga, suami dan istri perlu dari pemakaian alat kontraspsi.
mempertimbangkan aspek kesehatan dan d. Mengantar istri ke fasilitas pelayanan
kemampuan untuk memberikan pendidikan kesehatan untuk kontrol atau rujukan.
dan kehidupan yang layak. e. Mencari alternatif lain bila kontrasepsi
Dalam hal ini suami perlu mengetahui apa yang digunakan saat ini terbukti tidak
yang dimaksud dengan 4 terlalu yaitu : memuaskan (BKKBN, 2008)
a. Telalu muda untuk hamil/melahirkan (<18 Hipotesis:
thn) Ada hubungan dukungan suami dalam
b. Terlalu tua untuk melahirkan (>34 thn) pemilihan metode kontrasepsi jangka panjang
c. Terlalu sering melahirkan (> 3 kali) di desa Tumpang Krasak,Kudus.
d. Terlalu dekat jarak antara kehamilan
sebelumnya dengan kehamilan berikutnya 3. METODE PENELITIAN
(< 2 thn)
Dorongan oleh suami Populasi dan Sampel
Peran atau partisipasi suami istri dalam Populasi penelitian ini adalah seluruh
Keluarga Berencana (KB) antara lain ibu usia subur di desa Tumpang Krasak
menyangkut berjumlah 854 orang. Sampel adalahSeluruh
a. Pemakaian alat kontrasepsi ibu usia subur yang datang saat pertemuan
b. Tempat mendapatkan pelayanan PKK di RT6 RW I desa Tumpang Krasak pada
c. Lama pemakaian bulan Juni 2016 berjumlah 40 orang. Teknik
d. Efek samping dari penggunaan kontrasepsi pengambilan sampel (teknik sampling) dengan
e. Siapa yang harus menggunakan kontrasepsi Accidental Sampling
Dalam hal komunikasi, peran suami istri Penelitian ini merupakan penelitian
antara lain : dengan metode observasi analitik dengan
a. Suami memakai kontrasepsi pendekatan retrospektif. Responden digali
b. Istri memakai kontrasepsi tapi tidak informasinya mengenai dukungan suami
dibicarakan dengan suami terhadap penggunaan metode kontrasepsi
c. Suami istri tidak memakai kontrasepsi, tapi jangka panjang(MKJP) dan pemilihan MKJP.
dibicarakan antara suami istri

36
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

Pengumpulan data menggunakan Dukungan suami dibagi ke dalam


kuisioner, instrumen penelitian kategori :
menggunakan data tentang dukungan a. Ya, kode : 2
suami terhadap penggunaan metode b. Tidak, kode : 1
kontrasepsi jangka panjang(MKJP) dan Skala yang digunakan Nominal
pemilihan MKJP, dengan cara 3. Pemilihan metode kontasepsi jangka
menyebarkan kuisioner yang sudah panjang yang diambil, meliputi metode
disusun kepada responden. IUD/Implant/MOW/MOP
Metode MKJP pilihan dikategorikan
Pengujian alat ukur menjadi:
a. Uji Validitas a. IUD, kode : 1
Konsep validitas menunjukkan sejauh mana b. Implant, kode : 2
suatu alat pengukuran itu mengukur apa yang c. MOW, kode : 3
ingin diukur . d. MOP, kode : 4
Pengujian validitas dilakukan dengan analisis e. Selain MKJP , kode : 5
butir. Untuk menguji validitas pada setiap Skala yang digunakan Nominal
butir, maka skor yang ada pada butir yang 4. Variabel Penelitian
dimaksud dikorelasikan dengan skor secara Variabel dalam penelitian ini adalah:
keseluruhan. a. Variabel bebas: Dukungan suami
Dalam penelitian ini, uji validitas dilaksanakan dalam pemilihan MKJP
dengan dua cara yaitu validitas isi (content b. Variabel terikat: Metode MKJP
validity) dan validitas konstruksi ( construct Pilihan
validity). Validitas isi dilakukan dengan 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
merujuk pada teori serta mengkonsultasikan Pengolahan dan analisis data
daftar pertanyaan kepada para pakar yang menggunakan program komputer melalui
mengetahui masalah yang sedang diteliti dan tahapan:
validitas konstruksi dengan menggunakan Pengolahan data
rumus korelasi product moment 5. Editing data
b. Uji reliabilitas Setiap kuisioner diedit kelengkapan
Uji reliabilitas instrument dalam penelitian ini pengisian dan kejelasan hasil
digunakan formula koefisien Alpha Cronbach. pengisiannya.
Reliabilitas suatu instrument dapat diterima 6. Koding data
apabila memiliki koefisien reliabilitas minimal Setiap informasi yang telah ada
0,5. Hal ini berarti bahwa instrument dapat terkumpul pada setiap pernyataan
digunakan sebagai pengumpul data yang dalam kuisioner diberi kode.
handal, jika telah memiliki koefisien 7. Penetapan skor
reliabilitas besar atau sama dengan 0,5 . Untuk variabel independen dan
Reliabilitas juga mengukur sejauhmana suatu dependen masing-masing diberi skor
hasil pengukuran relative konstan apabila sesuai dengan data dan jumlah item
pengukuran diulang dua kali atau lebih. pernyataan dari tiap-tiap variabel.
1. Prosedur penelitian: Analisis data
a. Tahap persiapan yang meliputi Semua data dari hasil penyebaran
penyusunan proposal, penentuan kuisioner diberi skor dan dianalisis dengan
instrumen penelitian, perijinan. menggunakan uji statistik. uji statistik yang
b. Tahap pelaksanaan pengumpulan data dapat digunakan adalah Chi square.
dilaksanakan pada bulan Juni 2016 Proses perhitungannya akan dilakukan
c. Tahap analis data dan penulisan dengan menggunakan alat bantu komputer
laporan penelitian dilaksanakan pada serial SPSS for windows series 20.0
bulan Juli 2016. 6. Tempat dan waktu Penelitian
2. Definisi Operasional
a. Tempat Penelitian
dukungan suami terhadap penggunaan
Lokasi penelitian ini adalah desa
metode kontrasepsi jangka
Tumpang Krasak, Kudus
panjang(MKJP)
b. Waktu Penelitian
Skala yang dipakai : Nominal

37
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

Waktu penelitian dilaksanakan Berdasarkan karakteristik responden


pada bulan Juni 2016 berdasarkan pekerjaan didapatkan data,
7. Implikasi/Aspek Etik Penelitian yang bekerja sebagai PNS 2 orang (5%),
Sebagai salah satu tanggungjawab karyawan 4 orang (10%), buruh 8 orang
mendasar bagi peneliti sebelum (20%), swasta 2 orang (5%), Petani 2
melakukan penelitian, dibuat surat orang (5%), IRT 22 orang (55%).
persetujuan penelitian. Surat 2. Dukungan suami pada pemilihan MKJP
permohonan persetujuan penelitian Tabel 4.3. Dukungan suami pada
disampaikan kepada Kepala desa pemilihan MKJP
Tumpang Krasak Kudus.Sebelum No Dukungan Jumlah(persentase)
dilakukan penelitian, semua responden 1 Ya 5(12,5%)
yang menjadi subyek penelitian diberi 2 Tidak 35(87,5%)
informasi oleh peneliti tentang rencana Jumlah 40(100%)
dan tujuan penelitian. Setiap Sumber : Data primer
responden diberi hak penuh untuk Berdasarkan jenis dukungan suami pada
menyetujui apakah yang bersangkutan pemilihan MKJP didapatkan data, yang
bersedia atau menolak untuk menjadi mendukung ada 12,5% dan yang tidak
subyek penelitian dengan cara mendukung ada 87,5%.
menandatangani informed consent 3. Karakteristik metode kontrasepsi jangka
atau surat pernyataan yang telah panjang pilihan
dipersiapkan oleh peneliti. Tabel 4.4. Karakteristik metode
kontrasepsi jangka panjang pilihan
4. HASIL DAN PEMBAHASAN No Jenis Jumlah(persentase)
Berdasarkan pengumpulan data didapatkan Kontrasepsi
hasil sebagai berikut: 1 Selain MKJP 36(87,5%)
1. Karakteristik responden 2 IUD 1(2.5%)
Tabel 4.1. Karakteristik responden 3 Implant 3(7,5%)
berdasarkan usia 4 MOP 0(0%)
No Usia Jumlah(persentase) 5 MOW 1(2,5%)
1 <20 tahun 2 (5%) Jumlah 40(100%)
2 20-35 22(55%) Sumber : Data primer
tahun Berdasarkan karakteristik pilihan metode
3 >35 tahun 16(40%) kontrasepsi yang digunakan warga desa
Jumlah 40(100%) Tumpang Krasak didapatkan data jumlah
Sumber : Data primer pemakai IUD 2,5%, implant 7,5%, MOP
Berdasarkan karakteristik responden 0%. MOW 2,5% dan metode selain
berdasarkan usia didapatkan data, yang MKJP 87,5%.
berusia <20 tahun sebanyak 2 orang (5%), 4. Hubungan antara dukungan suami dengan
usia 20-35 tahun sebanyak 22 orang pilihan MKJP
(55%) dan usia >35 tahun sebanyak 16 Tabel 4.5. Hubungan antara dukungan
orang (40%). suami dengan pilihan MKJP
Tabel 4.2. Karakteristik responden N Dukungan suami Jumlah
berdasarkan pekerjaan O Jenis Ya Tidak (persentase)
kontrasep
No Jenis Jumlah(persentase) si
pekerjaan 1 Selain 2(5%) 33(82, 35(87,5%)
MKJP 5%)
1 PNS 2 (5%) 2 IUD 0(0%) 1(2,5% 1(2,5%)
2 Karyawan 4(10%) )
3 Buruh 8(20%) 3 Implant 2(5%) 1(2,5% 3(7,5%)
)
4 Swasta 2(5%) 4 MOP 0(0%) 0(0%) 0(0%)
5 Petani 2(5%) 5 MOW 1(2,5%
)
0(0%) 1(2,5%)
6 Ibu Rumah 22(55%)
5(12,5 35(87, 40(100%)
Tangga %) 5%)
Jumlah 40(100%) Sumber : Data primer
Sumber : Data primer

38
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

Berdasarkan pengumpulan data didapatkan satu kelompok KB pria, Fasilitasi pelatihan


hasil bahwa pemakai kontrasepsi IUD medis teknis bagi provider dan pelatihan
sebanyak 1 0rang (2,5%) dan tidak kepada tenaga medis, Pelestarian kesertaan
mendapatkan dukungan dari suami ber- KB melalui pencitraan layanan KB:
.Pemakai kontrasepsi implant yang penerapan SOP dengan pemberdayaan tim
mendapatkan dukungan suami sebanyak 2 Jaga mutu, Pengembangan pola pendekatan
orang (5%) dan tidak mendapat dukungan pelayanana KB di wilayah khusus (tertinggal,
suami sebanyak 1 orang (2,5%). Pemakai terpencil, perbatasan, daerah yang kumuh
kontrasepsi MOW dan mendapatkan miskin di perkotaan dan kepulauan) dan
dukungan suami sebanyak 1 orang (2,5%). program pemerintah (KB safari) .
Pemakai kontrasepsi selain MKJP yang Meskipun program penggunaan alat
mendapatkan dukungan suami sebanyak 2 kontrasepsi jangka panjang sudah masuk
orang (5%) dan yang tidak mendapatkan dalam berbagai program pemerintah namun
dukungan suami sebanyak 33 orang angka pencapaian akseptor KB MKJP masih
(82,5%). rendah. Penggunaan kontrasepsi masih
Berdasarkan uji statistic menggunakan uji didominasi oleh alat kontrasepsi jangka
Chi square didapatkan hasil bahwa p value pendek terutama suntikan yang mencapai
0,001. Karena nilai p value < 0,05 maka 31,15%, kondom adalah 3,5% dan pil adalah
berarti ada hubungan antara dukungan 28,1%. Sedangkan tingkat pemakaian metode
suami dengan pemilihan metode Kontrasepsi Jangka Panjang yaitu IUD,
kontrasepsi jangka panjang dengan nilai Implan, MOP dan MOW mencapai 25,26.%.
keeratan hubungan sebesar 0,542. Dari data tersebut, paling banyak
menggunakan KB suntik (BKKBN, 2013).
Pembahasan Hasil penelitian pada tabel 4.3 dari 40 ibu,
1. Dukungan suami pada pemilihan MKJP 5 orang (12,5%) yang mendapatkan dukungan
Dari data di atas proporsi akseptor yang suami, sedangkan yang tidak mendapatkan
memakai metode kontrasepsi jangka panjang dukungan suami dalam pemilihan metode
tergolong masih rendah dibandingkan metode kontrasepsi sebanyak 35 orang (87,5%).
yang lain yaitu 5 orang dari 40 orang total Menurut BKKBN (2011) dukungan suami
responden. Rendahnya penggunaan Metode sangat diperlukan untuk pengambilan
kontrasesi jangka panjang dapat disebabkan keputusan dalam ber KB karena kenyataan
karena beberapa faktor seperti : ketidaktahuan yang terjadi di masyarakat bahwa apabila
peserta tentang kelebihan metode kontrasepsi suami tidak mengijinkan atau tidak
Jangka panjang, kualitas pelayanan KB dilihat mendukung hanya sedikit ibu yang berani
dari segi ketersediaan alat kontrasepsi dan untuk tetap memasang alat kontrasepsi
ketersediaan tenaga yang terlatih serta tersebut. Dukungan suami berpengaruh besar
kemampuan medis teknis petugas pelayanan dalam pengambilan keputusan untuk
kesehatan, biaya pelayanan Metode menggunakan atau tidak dan metode apa yang
kontrasepsi Jangka Panjang yang mahal, digunakan. Bentuk dukungan yang diberikan
adanya hambatan dukungan dari suami dalam kepada pasangan dapat berupa mengingatkan
pemakaian Metode kontrasepsi jangka untuk kontrol, mengantar untuk mendapatkan
Panjang, dan adanya nilai yang timbul dari pelayanan KB, menyediakan dana serta
adanya sikap yang di dasarkan kepercayaan memberikan persetujuan terhadap alat
dan norma-norma di masyarakat (BKKBN, kontrasepsi yang digunakan pasangannya.
2008). Semakin banyak ibu yang mendapat
Metode KB Jangka Panjang di Fasilitas persetujuan dan dukungan dari suami untuk
layanan Kesehatan (fasyankes) di rumah sakit, menggunakan MKJP maka diharapkan bahwa
Puskesmas dan jaringannya, dan yang calon akseptor akan lebih banyak yang
memenuhi persyaratan yaitu satu desa minimal menggunakan MKJP.
satu fasilitas pelayanan kesehatan yang 2.Karakteristik metode kontrasepsi jangka
mampu melayani KB MKJP, Meningkatkan panjang pilihan
akses dan promosi dan pelayanan KB pria di Berdasarkan karakteristik pilihan metode
setiap kecamatan, Intensifikasi dan kontrasepsi yang digunakan warga desa
eksentifikasi penggarapan dan pembinaan Tumpang Krasak didapatkan data jumlah
kelompok KB pria satu kabupaten minimal

39
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

pemakai IUD 2,5%, implant 7,5%, MOP 0%. berhubungan dengan struktur organ, fungsi
MOW 2,5% dan metode selain MKJP 87,5%. faaliah, komposisi biokimiawi termasuk sistem
Tingginya Pemilihan Non Metode hormonal seorang wanita. Perbedaan fungsi
Kontrasepsi Jangka Panjang kemungkinan faaliah, komposisi biokimiawi, dan sistem
dipengaruhi oleh pekerjaan responden yang hormonal pada suatu periode umur
jarang berinteraksi dengan orang lain. menyebabkan perbedaan pada kontrasepsi
Pekerjaan mempunyai peranan penting dalam yang dibutuhkan.
mendapatkan informasi tambahan di luar 3. Hubungan antara dukungan suami dengan
pendidikan formal. Pada ibu-ibu bekerja sering pilihan MKJP
berinteraksi dengan orang lain sehingga lebih Berdasarkan uji statistic menggunakan
mudah berbagi informasi sesama teman kerja, uji Chi square didapatkan hasil bahwa p value
sedangkan pada ibu yang lingkup kerjanya 0,001. Karena nilai p value < 0,05 maka
hanya dirumah saja tidak dapat berbagi berarti ada hubungan antara dukungan suami
informasi. dengan pemilihan metode kontrasepsi jangka
Hal ini sesuai dengan teori Notoadtmodjo panjang dengan nilai keeratan hubungan
(2010), bahwa pekerjaan memiliki peranan sebesar 0,542.
penting dalam menentukan kualitas manusia, Hasil penelitian ini sesuai dengan teori
pekerjaan memberikan kesenjangan antara yang mengatakan bahwa seorang istri di dalam
informasi kesehatan dan praktek yang pengambilan keputusan untuk memakai atau
memotivasi seseorang untuk memperoleh tidak memakai alat kontrasepsi membutuhkan
informasi dan berbuat sesuatu untuk persetujuan dari suami karena suami
menghindari masalah kesehatan. Selain itu dipandang sebagai kepala keluarga, pelindung
bahwa dalam pekerjaan umumnya terjadi keluarga, pencari nafkah dan seseorang yang
interaksi antar pekerja, dalam interaksi, baik dapat membuat keputusan dalam suatu
sesama pekerja maupun dengan konsumen keluarga. Pengetahuan yang memadai tentang
banyak saling bertukar informasi, salah alat kontrasepsi, dapat memotivasi suami dan
satunya informasi tentang kesehatan. untuk menganjurkan istrinya memakai alat
Kemudahan untuk memperoleh suatu kontrasepsi tersebut.
informasi dapat membantu mempercepat Menurut Nasution (2011), MKJP
seseorang untuk memperoleh suatu dapat digunakan dalam jangka waktu lama,
pengetahuan yang baru. lebih dari dua tahun, efektif dan efisien untuk
Hasil penelitian pada tabel 4.1 dari 40 ibu, tujuan pemakaian menjarangkan kelahiran
, yang berusia <20 tahun sebanyak 2 orang lebih dari tiga tahun atau mengakhiri
(5%), usia 20-35 tahun sebanyak 22 orang kehamilan pada pasangan yang sudah tidak
(55%) dan usia >35 tahun sebanyak 16 orang ingin menambah anak lagi.
(40%). Dari 5 orang yang menggunakan Menurut Irianto (2014), syarat ibu yang harus
metode kontrasepsi jangka panjang ( menggunakan MKJP antara lain pasangan usia
IUD,implant dan MOW) yang berusia 20-35 subur (PUS) dengan anak 1 (satu) untuk
tahun sebanyak 2 orang (5%) dan 3 orang penjarangan,anak 2 (dua) untuk mengakhiri
(7,5%) berusia > 35 tahun. Hal tersebut kehamilan dan umur lebih dari 30 tahun yang
relevan dengan hasil penelitian Nasution memiliki dua anak masih hidup .
(2011) yang berjudul Faktor-faktor yang Menurut hasil penelitian bahwa
mempengaruhi Pemakaian Kontra sepsi dukungan suami mempunyai hubungan dalam
Jangka Panjang (MKJP) yang menyatakan pengambilan keputusan penggunaan alat
bahwa usia > 35 tahun merupakan usia yang kontrasepsi, tetapi suami belum berkontribusi
rawan dan berisiko untuk hamil sehingga dalam pemilihan metode atau jenis alat
dengan menggunakan MKJP lebih aman dan kontrasepsi. Hal ini dipengaruhi beberapa
lebih efektif mencegah kehamilan. faktor misalnya kurang pengetahuan suami
Rendahnya pemilihan Metode Kontrasepsi akan alat kontrasepsi dan pentingnya
Jangka Panjang dipengaruhi oleh umur pemberian dukungan dalam pemilihan alat
responden. kontrasepsi, kesibukan suami dalam
Sejalan dengan pendapat merealisasikan perannya sebagai kepala
Kusumaningrum (2009), umur dalam keluarga dalam mencari nafkah untuk
hubungannya dengan pemakaian kontrasepsi memenuhi keperluan keluarga. Hal ini sejalan
berperan sebagai faktor intrinsik. Umur dengan teori Friedman (2010), faktor yang

40
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

mempengaruhi adanya dukungan suami yaitu Pasarwajo,Kecamatan Pasarwajo,


tahap perkembangan, tingkat pengetahuan, Kabupaten Buton, Sulawesi
faktor emosi,faktor spiritual, praktik di Tenggara .Universitas Hasanudin.
keluarga, tingkat sosial ekonomi dan faktor 2013.
latar belakang budaya. Penelitian Isti(2007), BKKBN. 2008. Pedoman
menunjukkan faktor yang mempengaruhi Penanggulangan Efek samping/
dukungan suami salah satunya yairu tingkat komplikasi kontrasepsi. Jakarta :
pengetahuan, dimana semakin baik Direktorat pelaporan dan statistik
tingkat pengetahuan suami tentang alat ----------. 2010. Visi dan Misi Program
kontrasepsi maka semakin baik pula dukungan Keluarga Berencana. Jakarta :
yang diberikan suami dalam pemilihan alat Direktorat pelaporan dan statistic.
kontrasepsi. ----------,. 2011. Pedoman pelak sanan
Pelayanan KB Metode Kontrasepsi
5. KESIMPULAN DAN SARAN Jangka Panjang (MKJP ). Jakarta.
Simpulan -----------, 2011, Faktor-faktor yang
1. Ibu yang mendapatkan dukungan dari Mempengaruhi Penggunaan MKJP
suami dalam pemilihan metode kontrasepsi di Enam Wilayah Indonesia, Jakarta:
sebanyak 5 orang (12,5%) dan yang tidak BKKBN.
mendapatkan dukungan suami sebanyak ----------,(2013). Hasil Pelaksanaan Sub
35 orang (87,5%). Sistem Pencatatan dan Pelaporan
2. Jumlah pemakai IUD 2,5%, implant 7,5%, Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
MOP 0%. MOW 2,5% dan metode selain 2013.
MKJP 87,5%. Christiani,Charis,dkk. Faktor-faktor yang
3. Berdasarkan uji statistic menggunakan uji mempengaruhi Pemakaian Metode
Chi square didapatkan hasil bahwa p value Kontrasepsi Jangka Panjang
0,001. Karena nilai p value < 0,05 maka (MKJP) Provinsi Jawa Tengah .
berarti ada hubungan antara dukungan Serat Acitya. Jurnal Ilmiah UNTAG
suami dengan pemilihan metode Semarang. 2014.
kontrasepsi jangka panjang dengan nilai Hanafi Hartanto, 2004, Keluarga
keeratan hubungan sebesar 0,542. Berencana dan Kontrasepsi, Jakarta:
Saran Pusaka Sinar Harapan.
1. Bagi tenaga kesehatan khususnya bidan Irianto, K. (2014). Pelayanan keluarga
Diharapkan kepada bidan di wilayah desa berencana : Dua anak cukup.
Tumpang Krasak dapat meningkatkan Bandung: Alfabeta
penyuluhan baik secara kelompok maupun Isti, H. (2007). Studi deskriptif faktor-
individu tentang metode kontrasepsi jangka faktor yang mempengaruhi dukungan
panjang sehingga mampu menarik minat suami dalam pemilihan metode
dan memotivasi masyarakat untuk kontrasepsi jangka panjang (MKJP)
menggunakan MKJP. di Kelurahan Sekaran Kecamatan
2. Bagi peneliti lain Gunung Pati Kota Semarang.
Peneliti lain diharapkan melanjutkan Semarang :Universitas Diponegoro
penelitian ini dengan meneliti faktor-faktor Kusumaningrum, R. (2009). Faktor-
yang dapat mempengaruhi peningkatan faktor yang mempengaruhi
penggunaan MKJP oleh masyarakat. pemilihan jenis kontrasepsi yang
digunakan pada pasangan usia
6. DAFTAR PUSTAKA subur. Semarang : Universitas
Adhyani,Annisa Rahma, dkk.. Faktor- Diponegoro.
faktor yang berhubungan dengan Mahmudah,Laras, dan Indrawati,Fitri.
pemilihan kontrasepsi non IUD pada Analisis Faktor yang berhubungan
akseptor KB wanita usia 20-39 dengan Pemilihan Metode
tahun.Universitas Diponegoro. 2011. Kontrasepsi Jangka Panjang
Arliana, Wa Ode Dita,dkk. Faktor yang (MKJP) pada Akseptor KB wanita di
berhubungan dengan Penggunaan Kecamatan Banyubiru Kabupaten
Metode Kontrasepsi Hormonal pada Semarang . UNNES Journal of
Akseptor KB di Kelurahan Public Health (2)(2015)..

41
ISSN 2407-9189 The 4 th Univesity Research Coloquium 2016

Manuaba, IBG. (2010). Imu Kebidanan,


Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta : EGC.
Maryani, Sri,dkk. Dukungan suami dalam
Pemilihan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang. J.Kep vol 1.no 1 .
Nopember. 2013.
Nasution, S. L. 2011. Faktor-faktor yang
mempengaruhi Pemakaian Kontra
sepsi Jangka Panjang (MKJP).
Analisis Lanjut: 2011. Pusat
Penelitian dan Pengembangan KB
dan Keluarga Sejahtera BKKBN
Natalia,Lia. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) di wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Panyingkiran Kabupaten
Majalengka tahun 2014.
Notoatmodjo,S. 2010, Pengantar
Pendidikan Kesehatan dan Ilmu
Perilaku, Yogyakarta: Andi Jogja.
Nurcahyanti,Idam. Hubungan Dukungan
suami dalam pemilihan Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang pada
Ibu akseptor KB berusia lebih dari
35 tahun di Desa Sidomukti
Kecamatan Bandungan Kabupaten
Semarang. STIKES Ngudi Waluyo.
2014.
Pendit, B. U. 2006. Ragam Metode
Kontrasepsi. Jakarta : EGC
Saifudin, AB. 2010. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontraepsi.
Jakarta : YBPSP
Setiowati,Tri. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Penggunaan
alat kontrasepsi dalam rahim pada
akseptor KB golongan risiko tinggi
di Puskesmas wilayah Kecamatan
Cimahi Selatan Kota Cimahi Tahun
2008. Jurnal Kesehatan Kartika
STIKES. A. YANI. 2008.
Susanto,Bela Novita Amaris,dkk.
Hubungan antara Dukungan Suami
Terhadap Istri dengan Keputusan
Penggunaan Alat Kontrasepsi di
Wilayah Kerja Puskesmas Ngemplak
Boyolali. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. 2015.
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu kebidanan.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

42

S-ar putea să vă placă și